Diam-diam Cahaya keluar dari rumah Jackson.
Dia merasa tidak nyaman saat ia sedang berjalan. Dia baru menyadari kalau yang membuatnya tidak nyaman berjalan itu karena ia masih memakai sepatu high heels dan lupa mengembalikannya.
Namun dia tidak ingin masuk ke dalam rumah itu lagi. Spontan saja, dia membuka high heels itu dan melemparnya dari balik pagar. Tiba-tiba seseorang berteriak dan menjerit kesakitan.
"Astaga, high heels itu pasti mengenai seseorang di dalam sana." Ucap Cahaya dalam hatinya.
Cahaya panik dan tiba-tiba seorang pengendara motor berhenti tepat di depannya. Pengendara motor itu lalu membuka helmnya.
"kakak Joshua?" Sapa Cahaya.
"kau lagi. Sedang apa kau dilingkungan ini? Mana sepatumu?" Tanya Joshua.
Cahaya tidak tahu harus menjawab apa.
Sekarang dia tidak memakai alas kaki.
Kemudian Joshua membawanya ke sebuah taman yang tidak jauh dari lingkungan itu.
"Apa kau akan pergi ke suatu tempat?" Tanya Joshua.
"Aku hanya ingin pulang." Jawab Cahaya.
"Pergi dengan kaki telanjang begitu?" Tanya Joshua.
"Huh, ini karena suatu masalah muncul tiba-tiba." Jawab Cahaya.
"Hahahaha... kapanpun aku melihatmu,
kau selalu terlihat menyedihkan." Ucap Joshua.
"Bolehkah aku bertanya sesuatu padamu? Apakah ada sesuatu yang tidak dapat dibeli dengan uang? Sesuatu yang bahkan tidak bisa kau beli, walaupun seberapa besar kau ingin menikmati dan memilikinya. Tidak mungkin ada sesuatu seperti itu, iya kan?" Tanya Cahaya.
"Udara, Nafas!" Jawab Joshua.
Kemudian mereka tertawa, "Kenapa aku tidak berpikir tentang itu?" Kata Cahaya sambil memukul kepalanya.
Melihat Cahaya tertawa lepas, Joshua lalu mengacak-acak rambut Cahaya yang panjang terurai itu.
"Kau ini lucu sekali." Kata Joshua.
Joshua lalu berdiri dari tempat duduknya, kemudian ia pergi mengambil sepasang sepatu miliknya di bagasi motornya dan diberikannya kepada Cahaya.
"Ambil ini dan pakailah!
Jika kau berjalan dengan keadaan seperti itu di lingkungan ini, kau akan dikelilingi oleh para polisi." Kata Joshua menakut-nakuti Cahaya.
"Astaga, benarkah?" tanya Cahaya.
"Aku bersungguh-sungguh. Jika kau ingin mencobanya, silakan saja." ucap Joshua.
"Tidak....tidak...!!! Aku akan memakainya. Terima kasih banyak sebelumnya. Aku akan mengembalikan sepatumu besok." kata Cahaya.
"Iya. Santai saja!" jawab Joshua.
Kemudian Joshua mengambil motornya, dan pergi.
"Aku pergi dulu dan jaga dirimu." Kata Joshua.
"Hati-hati dan sampai jumpa kakak Joshua." Jawab Cahaya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Setelah Joshua pergi, Cahaya memakai sepatu itu dan kembali kerumah.
Sampai di rumah, Cahaya melepas Sepatu yang di pakainya itu, lalu ia membersihkan sepatu itu agar besok bisa dia kembalikan pada Joshua.
Setelah itu, ia ke dapur dan membantu ibunya bekerja. Baru saja Cahaya selesai makan. Tiba-tiba notifikasi handphonenya berbunyi.
"Astaga, kenapa dia belum log out dari akunku?" Kata Cahaya.
"Kau dimana?" Kata Michael di akun Facebook Cahaya.
"Aku sedang makan." Balas Cahaya.
Michael segera turun ke lantai dasar dan segera menuju ke dapur. Dia membuka pintu dapur sedikit dan memperhatikan Cahaya dari balik pintu itu.
"Ada apa dengannya?" Ucap Cahaya sambil menatap handphonenya.
Setelah selesai makan, cahaya langsung mencuci piring. Sesudah itu ia mematikan lampu di dapur dan pergi ke kamarnya untuk tidur. Michael masih tidak bergerak sedikitpun di depan pintu dapur itu. Entah apa yang sedang ia pikirkan. Namun sangat jelas terlihat di wajah Michael betapa ia sangat sedih.
Setelah beberapa saat merenung di depan pintu dapur itu, Michael kembali ke kamarnya.
...----------------...
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Cahaya sudah bersiap untuk pergi ke sekolah. Ia berlari-lari keluar dari dalam rumah yang mewah itu. Michael memperhatikan Cahaya dari jendela kamarnya di lantai atas. Melihat Cahaya yang berlari sambil terburu-buru dan hampir terjatuh, Michael tersenyum kecil dari kamarnya.
"Itu benar-benar kau, Cahaya." Kata Michael sambil melihat Cahaya pergi ke sekolah dari jendela kamarnya.
Sementara Cahaya tidak ada di rumah dan ibunya sedang bekerja Michael pergi ke kamar Cahaya dan ibunya.
Iya membuka pintu kamar itu dan melihat kondisi kamar yang mereka tempati. Melihat Cahaya dan ibunya tidur dengan banyak barang-barang di sekitar kamarnya Michael merasa terpukul dan tidak tega.
"Apa kau nyaman tidur di kamar seperti ini?" ucap Michael dalam hatinya.
Ia kemudian menutup pintu kamar itu lagi dan pergi ke dapur. Sementara ia berjalan-jalan di dapur, ibunya tiba-tiba membuka pintu dapur.
"Buatkan aku kopi." Ucap nyonya Melly.
Nyonya Melly melihat anaknya Michael sedang di dapur. Dia terkejut dan bertanya.
"Ya Tuhan. Apa yang kau lakukan di dapur?" Tanya nyonya Melly.
"Aku haus. Jadi kau turun untuk minum. Sepertinya pelayan itu pergi ke supermarket. Dia meninggalkan pesan di lemari itu." Ucap Michael sambil menunjukkan catatan kecil yang di tempelkan di dapur.
"Apakah dia harus pergi sepagi ini?" Kata nyonya Melly.
"Ibu, kenapa kakak James tidak kembali sejak aku pulang sampai sekarang?" Tanya Michael.
"Perjalanan bisnis. Dia sering sekali ke luar negeri." Jawab nyonya Melly.
"Aku pikir aku bisa melihatnya setiap hari jika aku telah kembali ke rumah. Lalu dimana Jackson? Apa dia tidak tinggal disini?" Tanya Michael.
"Astaga kau baik sekali. Jackson ada dirumah nyonya Gebby. Tidak usah kau pikirkan mereka. Kakakmu itu sangat membenci dirimu." Kata nyonya Melly.
"Tapi aku menyukai kakak James dan juga Jackson. Aku mau mandi dulu." Ucap Michael.
"Apa yang akan kau lakukan hari ini? Apa kau mau pergi shopping denganku?" Tanya nyonya Melly.
"Aku ingin pergi ke suatu tempat." Jawab Michael sambil berjalan ke arah kamarnya meninggalkan ibunya di dapur yang sedang berbicara.
"Anak itu, selalu saja mengabaikan aku." Ucap nyonya Melly kesal.
...----------------...
Setelah selesai mandi, Michael bersiap-siap dan pergi ke perusahaan menemui nyonya Gebby yang secara hukum adalah ibunya.
"Aku akan menempatkan mu disini. Kau tidak akan bisa melakukan apa yang perna kau lakukan waktu SMP dulu disini. Aku tidak akan memberimu pengecualian." Kata nyonya Gebby.
"Baik." Jawab Michael.
"Siapa yang memintamu kembali ke Jepang? Apakah ayahmu atau ibumu?" Tanya nyonya Gebby.
"Ini adalah kemauanku sendiri." Jawab Michael.
"Oh benarkah? Kau sudah dewasa. Kau belajar untuk menendang kakakmu keluar setelah kau tiba disini. Aku dengar dia tidak lagi mau tinggal di rumah." Ucap nyonya Gebby.
Michael hanya terdiam mendengar perkataan nyonya Gebby.
...----------------...
Sementara itu, Cahaya langsung naik ke atas gedung sekolah dengan membawah sebuah taperback berisi sepatu milik Joshua. Cahaya berencana ingin mengembalikannya kepada Joshua.
Tapi Cahaya tidak menemukan Joshua di atas gedung sekolah . Dia lalu pergi ke taman belakang sekolah mencari Joshua, Namun dia juga tidak menemukannya Joshua disana.
Bersambung...👉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Elisabeth Ratna Susanti
suka 😍
2023-12-27
0