Cahaya pergi ke ruangan khusus dimana Jackson dan kawan-kawannya nongkrong dan berharap disana ia bertemu dengan Joshua. Namun tidak ada seorangpun di ruangan itu. Hingga akhirnya Willy dan Ryan datang.
"Siapa ini? Bukankah kau Nona Cahaya yang merupakan musuh murni dari Jackson?" Tanya Willy pada Cahaya.
"Apa yang membawamu kemari? Jackson tidak ada disini sekarang." Ucap Ryan.
"Siapa yang mengatakan aku ingin bertemu dengan si brengsek itu!" Jawab Cahaya.
"Bukankah itu sepatu milik Joshua?" Tanya Willy sambil melihat taperback yang di pegang oleh Cahaya.
"Tolong berikan ini kepada Joshua." Kata Cahaya sambil menyerahkan taperback.
Kemudian Melody hendak pergi, tapi di hentikan oleh Willy.
"Tunggu sebentar, bagaimana kalau kita minum teh sebelum kau pergi?" Kata Willy mengajak Cahaya.
"Baiklah." Jawab Cahaya setuju.
...----------------...
Lalu merekapun duduk bertiga dan datanglah seorang pelayan menuangkan teh ke gelas mereka.
"Apakah benar itu yang telah kau katakan kepada Jackson?" Tanya Willy.
Cahaya hanya menganggukkan kepalanya sambil minum teh tanda semuanya benar.
"Wah, kau memang sesuatu dan berbeda! Tidak ada seorangpun yang bisa membuatnya marah sebegitu lamanya." Kata Willy.
"Hmmm... Ngomong-ngomong, apakah kalian saling mengenal?" Tanya Cahaya.
"Ya, kami sudah saling kenal sejak masih taman kanak-kanak." Jawab Ryan.
"Kau kelihatannya seperti sedang penasaran tentang sesuatu, bertanyalah. Sepanjang kami tahu jawabannya , kami akan memberitahumu." Ucap Willy.
"Benarkah?" Ucap Cahaya.
"Tentu saja. Kami lumayan terhibur beberapa hari ini
Semua itu karena dirimu. Terima kasih kepadamu." Kata Willy.
Cahaya lalu mulai menanyakan beberapa hal dan Cahaya juga bertanya tentang Joshua.
"Boleh aku tahu tentang kak Joshua itu?" Tanya Cahaya.
"Joshua mengalami kecelakaan waktu dia berumur 5 tahun. Orang tuanya meninggal di tempat kejadian dan hanya dia yang selamat. Setelah itu dia mengalami gejala Autistik dan tidak dapat berhubungan baik dengan siapapun." Kata Willy.
Setelah mendengar masa lalu Joshua yang kelam Cahaya Pamit untuk pergi.
"Terima kasih buat tehnya, aku pergi dulu." Cahaya pamit pergi.
"Oke sampai jumpa." Jawab Ryan dan Willy.
Cahaya kembali ke kelasnya. Selang beberapa waktu kemudian, bel berbunyi tanda jam olahraga akan berlangsung di luar gedung sekolah. Semua murid keluar dari kelas dan ke lapangan sekolah.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Saat jam olahraga sedang berlangsung,
Semua murid sudah berada di luar ruangan untuk berolahraga.
Cahaya dan teman-teman sekelasnya bermain bola kasti di lapangan yang bersebelahan dengan lapangan basket.
Jackson dan kawan-kawannya sedang bermain basket.
Selama jam olahraga berlangsung Cahaya hanya melamun saja. Dia tidak fokus dengan olahraga yang sedang dilakukan. Karena Cahaya hanya fokus di tempat lain sambil menghayal...
"HEY, CAHAYA....!!!" Teriak putri sambil melempar bola dengan keras ke arah Cahaya.
Cahaya terkejut lalu kehilangan keseimbangannya.
Bola terbang tepat mengenai wajah Cahaya.
Cahaya terjatuh dan Hidungnya berdarah.
Melihat keadaan Cahaya, semua murid perempuan merasa sangat puas dan senang. Mereka lalu menertawakan Cahaya dan mengejeknya.
"Itulah akibat karena telah berani merebut Jackson dari kami. Rasakan itu."
Teriak seorang siswi kepadanya.
"Bergaul dengan Jackson dan kawan-kawannya? Sangat tidak sepadan!" Kata Sunny.
Mereka semua merasa sangat senang melihat Cahaya yang kedua Hidungnya sedang berdarah itu.
Karena mendengar keributan, Jackson dan kawan-kawannya berhenti bermain basket.
Pandangan mereka semua tertuju kepada Cahaya.
Cahaya segera meninggalkan lapangan olahraga.
Cahaya membersihkan wajahnya dan membersihkan hidungnya.
Dia mencoba membuat Hidungnya agar berhenti mengeluarkan darah.
Jackson dengan senjata mengikuti Cahaya dari belakang. Dia mengeluarkan saputangan miliknya dan menutupi hidung Cahaya.
Tapi saat Cahaya Melihat kalau itu adalah Jackson,
dia menolak dan memukul tangan Jackson.
"Bagaimana kau bisa begitu buruk menjaga jarak hingga kau begitu bodoh mendapatkan bola itu mengenai wajah mu?" Kata Jackson.
Cahaya hanya menangis....
"Hentikan! Berhenti menangis.
Itu tidak cocok dengan mu." Kata Jackson.
"Urusi urusanmu sendiri. Apakah sekarang aku harus mendapatkan ijin mu untuk menangis? Dan bukannya kau adalah orang yang paling bahagia jika aku menangis atau pun sedih?" Jawab Cahaya.
"Apakah itu yang bisa kau katakan untuk seseorang yang datang ke sini untuk menolong mu?" Ujar Jackson.
"Siapa yang memintamu untuk datang menolongku? Bahkan jika kau orang terakhir di bumi ini, aku tidak akan meminta bantuan darimu! Lebih baik aku mati karena mimisan dibanding harus meminta bantuanmu." Jawab Cahaya.
"Hey, apa yang kau tidak suka dariku? Aku tampan, tinggi, pintar,kaya, apa yang tidak di sukai dari seorang Jackson? Apakah kau benar-benar idiot?" Kata Jackson.
"Kau pasti tidak menyadarinya. Tapi seluruh diri dan kepribadianmu sangatlah tidak menarik. Mulut kotor itu, gaya berjalan mu yang angkuh, rambut keriting mu, dan semuanya sangat menyebalkan." Jawab Cahaya.
"Apa kau sudah selesai marah-marahnya?" Tanya Jackson.
"BELUM!!! Itu sangat menggangguku, bahwa hanya kalian yang boleh untuk tidak mengenakan seragam sekolah.
Kartu peringatan dimana kau mengganggu orang yang lemah dan hanya tertawa seakan itu bukan apa-apa. Itu adalah yang paling terburuk darimu. Aku bilang aku benci segala sesuatu tentang dirimu! AKU BENCI SEMUANYA!!" Teriak Cahaya.
Cahaya pergi meninggalkan Jackson yang terdiam tak mengatakan apapun.
Jackson tidak menyadari kalau dia sudah jatuh hati kepada Cahaya.
Melihat Cahaya yang sangat membencinya itu, telah membuatnya seperti ingin menangis.
Melihat Cahaya yang terluka, membuat hatinya sakit. Entah apa yang terjadi tapi kenyataannya Jackson sudah menyukai Cahaya.
Sedangkan Michael pergi menemui kakaknya di hotel dimana kakaknya menginap. Namun, beberapa jam menunggu, kakaknya James tak kunjung datang. Mengetahui bahwa kakaknya James tidak mau bertemu dengannya, Michael lalu kembali ke rumahnya.
Sampai dirumahnya, ibunya sudah menunggu kedatangannya. Karena sudah waktunya Untuk makan, Michael langsung duduk dimeja makan bersama dengan ibunya.
"Kau darimana saja seharian ini. Kau bahkan belum makan malam." Kata nyonya Melly sambil mengisi piring Michael dengan makanan.
"Wah, ini enak. Apakah ibu yang memasak semua ini?" Ucap Michael mengabaikan pertanyaan ibunya.
"Aku memasak semua ini dengan beberapa bantuan." Jawab nyonya Melly sambil menghela nafas panjang.
"Ibu sangat pintar memasak jika melakukan itu." Ucap Michael.
"Benarkah? Ibu akan meminta bantuan mereka setiap hari." Jawab nyonya Melly tersenyum.
Sementara mereka sedang bercakap-cakap di meja makan, ibunya Cahaya masuk membawah sup dan meletakkannya di meja makan.
Setelah itu ibunya Cahaya pergi.
"Apakah gadis yang tinggal disini putrinya?" Tanya Michael.
"Cahaya? Ya, aku sangat kasihan padanya. Itulah sebabnya aku baik padanya." Jawab nyonya Melly.
"Sudah berapa lama dia tinggal disini?" Tanya Michael pada ibunya.
"Ibunya telah bekerja disini selama 6 tahun. Putrinya baru saja pindah ke sini. Untungnya, putrinya bisa berbicara dengan baik. Aku ingin tahu, apakah Cahaya sudah ada di rumah atau belum." ucap nyonya Melly.
nyonya Melly kemudian memanggil Cahaya.
"Cahaya...??" nyonya Melly memanggil.
"Iya?" Jawab Cahaya.
"Aku ingin anggur lagi. Dimana kau? Kesini." panggil nyonya Melly.
"Astaga! Cahaya tidak boleh melihatku. Dia tidak boleh tau kalau aku putra rumah ini." Kata Michael dalam hatinya.
Michael panik melihat Cahaya berjalan ke ruang makan karena di panggil oleh ibunya.
Bersambung....👉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Elisabeth Ratna Susanti
keren 😍
2023-12-31
0
Yunia Afida
dia lagi nunggu cahaya kan
2023-08-31
1