"Sekarang aku mengerti, bahwa kesehatan yang paling penting. Pastikan kau jangan sakit dan makan makanan sehat." Kata tuan Alexander pada istri sahnya nyonya Gebby di ruang keluarga.
"Jangan perhatian begitu, itu tidak akan membuat aku menceraikan dirimu." Jawab nyonya Gebby.
"Aku tidak perna meminta kau untuk melakukan hal-hal itu, kaulah yang mengijinkan ibunya Michael untuk masuk kerumah ini." Jawab Suaminya.
"Apalagi yang bisa aku lakukan? Kau terus memperlihatkan pakaian kotor mu di depan umum, jadi aku harus menyembunyikannya." Ucap nyonya Gebby.
"Aku tahu ini semua adalah salahku." Kata suaminya menyesali perbuatannya.
"Bagus jika kau menyadarinya, tapi aku tidak akan pernah menceraikan mu. Itulah kenapa aku membiarkan wanita itu masuk ke rumah ini." Ucap nyonya Gebby.
Setelah beberapa saat, nyonya Gebby pergi meninggalkan ruangan keluarga itu, kemudian datanglah James menemui ayahnya untuk membahas masalah bisnis mereka.
Saat nyonya Gebby keluar dari ruangan itu, nyonya Melly segera mengejarnya dan menghentikan nyonya Gebby pergi.
"Apa yang kau lakukan? Sudah ku bilang, aku sedang sibuk!!" Ucap nyonya Gebby kesal pada istri ke tiga suaminya itu.
"Hanya sebentar saja! Ini tidak akan memakan waktu yang lama." Ucap nyonya Melly merendah.
"Apa kau melupakan statusmu di sini?" Ucap nyonya Gebby geram.
"Aku akan membuatnya singkat, karena kau sangat sibuk. Aku dengar kau akan saja bertemu dengan keluarga Rahel. Apakah mereka ingin melihatmu? Kenapa?" Tanya nyonya Melly.
"Apa peduli mu?" Tanya nyonya Gebby kembali.
"Apa kau akan pergi menemui mereka?" Kembali nyonya Melly bertanya.
"Aku harus tau apa yang terjadi, Karena aku adalah calon ibu mertua Rahel." Ucap nyonya Melly.
"Siapa yang mertua? Apa kau lupa Michael adalah anakku?" Ucap nyonya Gebby sambil tertawa kecil mengejek istri kedua suaminya itu.
"Berhentilah haus akan kekuasaan! Kau hanya akan menyesal nantinya. Bagaimana bisa seorang yang tidak bisa melahirkan bisa punya anak!" Ucap nyonya Melly santai.
"Menyesal katamu?" Ucap nyonya Gebby.
"Dengar! Michael tidak akan senang, jika ia tahu ibunya telah di aniaya seperti ini." Ucap nyonya Melly.
"Apa kau baru saja mengancam aku?" Tanya nyonya Gebby.
"Ya, mungkin!" Jawab nyonya Melly.
"Omong kosong! Apa kau pikir kau adalah nyonya rumah ini hanya karena mereka semua memanggilmu dengan sebutan nyonya Melly? Selama aku ada disini, kau tidak akan pernah menjadi istri dari suamiku dan aku tidak akan pernah biarkan hal itu terjadi! Apa kau mengerti?" Ucap nyonya Gebby tegas.
Nyonya Melly kehabisan kata-kata setelah mendengar ucapan dari nyonya Melly. Nyonya Gebby lalu pergi meninggalkan nyonya Melly yang hampir menangis itu di ruang tamu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Malam harinya, Nyonya Gebby kembali ke rumah itu.
Sementara nyonya Melly dan ibunya Cahaya bercakap-cakap salah satu pembantu datang dan memberitahu mereka kalau nyonya Gebby datang.
"Maaf, nyonya Melly, baru saja nyonya Gebby tiba di rumah ini." Ucap pembantu itu.
"Apa? Kenapa tiba-tiba begini?" Ucap nyonya Melly.
Nyonya Melly segera pergi menemui nyonya Gebby dan berpura-pura seperti tidak terjadi apapun
Cahaya baru saja kembali dari bekerja paruh waktu, ibunya melihatnya dan segera pergi menemuinya.
"Pakai pakaian bersih dan rapi, kau ganti kaos kakimu pakai kaos kaki baru sekarang." Ucap ibunya.
"Apa yang ibu lakukan?" Tanya Cahaya bingung.
"Rumah ini akan menjadi rumah kita juga mulai sekarang." Jawab ibunya.
"Apa? Yang benar saja?" Ucap Cahaya tidak percaya.
Ibunya membawah Cahaya masuk ke dalam rumah besar itu. Saat mereka masuk kedalam, mereka mendapati nyonya Gebby sedang berdebat dengan nyonya Melly.
"Apa lagi yang kau inginkan selain makan tiga kali sehari? Kenapa kau tidak beritahu aku kalau dia sakit?" Kata nyonya Gebby marah-marah.
"Dia sakit setiap hari! Aku tidak bisa memberi tahu padamu setiap kali dia sakit. Apakah kau ingin dia mati atau hidup?" Kata nyonya Melly.
"Apa kau bilang?" Ucap nyonya Gebby.
"Tidak bagus menerobos rumah orang. Kau sangat berani." Ucap nyonya Melly.
"Apa? Rumah orang? Kau bukan bagian dari keluarga ini. Kau bahkan tidak ada di kartu keluarga!" Ucap nyonya Gebby.
"Hah! Itu hanyalah kartu keluarga. Kau bahkan tidak memiliki anak!" Kata nyonya Melly tegas.
"Kau tidak pernah mengecewakan aku hanya karena kartu keluarga. Apakah karena itu anakmu tidak secara hukum menjadi milikmu?" Ucap nyonya Gebby marah.
"Apa?" Nyonya Melly terpancing emosi.
"Itulah gunanya kartu keluarga. Itu sebabnya kita berdua tidak punya anak." Kata nyonya Gebby.
"Hidup ini panjang! Hanya karena dia bukan anakku hari ini, tidak berarti dia tidak akan menjadi milikku besok! Dara lebih kental daripada air." Jawab nyonya Melly.
"Kau!!!" Nyonya Gebby terpancing emosi.
"Jadi, kau harus menjaga kesehatanmu. Jangan membuatku menyuruhmu keluar dari kartu keluarga. Buat dirimu sendiri keluar!!" Kata nyonya Melly sambil melototi nyonya Gebby.
Nyonya Gebby tidak tahan lagi. Dia kemudian menampar keras wajah nyonya Melly. Cahaya dan ibunya terkejut bukan main melihat kedua nyonya besar itu bertengkar masalah anak dan suami.
"Berani-beraninya kau! Lanjutkan bicaramu jika kau berani." Ucap nyonya Gebby.
"Kau menampar aku? Apa kau baru saja menamparku?" Kata nyonya Melly.
"Kenapa? Apa kau tidak sadar? Kau ingin aku menamparmu lagi?!!!" Teriak nyonya Gebby sambil melayangkan tangannya hendak menampar wajah nyonya Melly lagi.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Sementara mereka bertengkar, salah satu pelayan datang dan berteriak membuat mereka berhenti bertengkar. Mereka lalu bertingkah normal seperti tidak terjadi apapun.
Cahaya berdiri di belakang ibunya dan mengintip.
"Tuan James baru saja tiba." Kata pelayan Ica.
"James, kau harus menemui ayah." Ucap nyonya Melly.
"Bagaimana dengan Amerika?" Tanya nyonya Gebby.
"Kau pergi ke Amerika?" Tanya nyonya Melly.
"Aku pulang! Silakan lanjutkan lagi apa yang kalian lakukan tadi." Jawab James.
James kemudian pergi ke lantai atas. Melihat Cahaya, James terhenti sebentar dan menatap Cahaya. Kemudian dia pergi ke lantai atas.
Setelah James naik ke lantai atas, nyonya Gebby dan nyonya Melly melanjutkan kembali perdebatan dan pertengkaran mereka.
"Kau bilang, darah lebih kental daripada air, kau pikir James dan ayahnya terhubung oleh air? Ayo kita lihat, seberapa kuat Michael melindungi ibunya dari saudara-saudaranya." Kata nyonya Gebby.
Setelah mengatakan itu, nyonya Gebby pergi dari rumah itu.
Nyonya Melly kemudian menyuruh ibunya Cahaya untuk membawa es batu ke kamarnya.
"Ikut aku, bawah obat-obatan ini kekamar ketua." Suruh ibunya.
"Aku?" Ucap Cahaya.
Karena tidak ada pilihan lain, Cahaya pergi ke kamar ketua untuk membawa obat-obatan itu. Cahaya berjalan perlahan-lahan. Di kamar itu, ia melihat ketua dan James sedang membahas sesuatu.
"Halo, aku Cahaya. Ibuku di panggil oleh nyonya Melly." Kata Cahaya menunjukkan kepalanya di depan ketua Kings Group.
"Apa kau anaknya Anna?" Tanya ketua.
"Ya, benar. Aku permisi dulu." Jawab Cahaya dan meninggalkan ruangan ketua Kings Group.
"Kenapa kau terus berdiri. Duduklah!" Suruh ayahnya.
"Aku harus pergi ke kantor." Jawab James.
"Itu alasan yang buruk." Ucap ayahnya.
"Aku sudah bertemu dengan Michael." Kata James.
"Aku lebih dekat dengan orang-orang yang kau temui di Amerika. Tapi tidak satupun dari mereka yang berbicara tentang Michael. Suruh adikmu kembali. Jika kau tidak mau melakukannya, aku sendiri yang akan melakukannya. Aku tahu kau terluka. Itulah sebabnya aku membiarkanmu menyakiti Michael. Tapi kau menyakitinya lebih dari yang aku kira. Ini sangat tidak adil untuknya." Kata ayahnya.
"Keadilan mu membuat kami berdua sama-sama terluka, tidak terkecuali Jackson, aku benar bukan?" Kata James.
"Aku tidak ingat pernah memeluk Michael dan Jackson karena aku tidak ingin menyakitimu. Aku takut, aku akan menyesal nanti." Ucap ayahnya.
"Kau terdengar seperti kau telah membesarkan kami dengan cinta dan kasih sayang. Apa kau yakin kau tidak memiliki penyesalan terhadap aku?" Tanya James.
"Apakah aku terlihat seperti aku sedang meminta pendapatmu?" Kata ayahnya.
"Aku akan pergi." Jawab James dan pergi dari ruangan ayahnya.
...----------------...
Sementara itu nyonya Melly sedang mengomel-ngomel di kamarnya sambil mengompres wajahnya dengan es batu.
"Ini konyol. Dia juga bukan istri pertamanya. Wanita itu tidak memilik anak! Wanita mandul itu, James dan Jackson adalah anak istri pertama ketua. Hanya karena istri ketua meninggal dia lalu mengambil hak asuh itu, dan sekarang dia merampas Michael juga dariku." Ucap nyonya Melly kesal.
"Anda benar." Jawab ibu Cahaya.
"Keluarga ini benar-benar konyol. Kau harusnya senang karena kau miskin, kau tidak perlu harus mengalami ini." Kata nyonya Melly pada ibu Cahaya.
"Nyonya tidak sepenuhnya benar." Jawab ibunya Cahaya.
"Tunggu dulu, jika James pergi ke Amerika, itu berarti dia bertemu dengan Michael. Aku harus ke kamarnya." Kata nyonya Melly.
Segera ia pergi ke kamar James untuk menanyakan tentang Michael.
Bersambung...👉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Elisabeth Ratna Susanti
suka 😍
2023-12-06
0