Setelah puas berkeliling dengan teman barunya, Cahaya kembali ke gedung sekolah. Dia berjalan ke arah lokernya, namun Cahaya merasa aneh karena orang-orang telah berkerumun sekitarnya.
Dia menoleh dan melihat kebelakang.
"Ada apa dengan mereka? Kenapa mereka terus melihat ke arahku?" Pikir Cahaya.
Cahaya mengabaikan mereka dan memilih untuk tidak peduli. Dia lalu membuka lokernya. Tepat di depan Cahaya sebuah Pesan Peringatan dengan lambang tanda bahaya telah di tempelkan di lokernya. Kemudian seseorang berteriak dengan suara keras.
"Itu dia! Disana! Cahaya kelas 2B telah mendapatkan Surat peringatan dari Jackson dan kawan-kawannya. Dia adalah target yang selanjutnya."
Cahaya mengambil kertas itu lalu membuangnya di tempat sampah.
...----------------...
Dengan santainya Cahaya masuk kedalam ruang kelasnya.
Semua murid dikelasnya sudah tidak sabar menunggu Cahaya datang. Mereka mulai merencanakan metode penyiksaan yang akan mereka lakukan untuk membuat Cahaya hingga berpikir untuk mati dan pergi dari sekolah SMA Kings Jaya.
Cahaya masuk ke ruang kelasnya...
"Lho, kemana semua peralatan sekolahku? Dan mejaku, siapa yang melakukan ini?" Tanya Cahaya kesal.
Satu per satu siswa dan siswi di kelas itu mendekatinya. Sekarang Cahaya adalah target bullying selanjutnya. Ada yang mulai mendorongnya, mengatakan segala macam bahasa yang menyakitkan, bahkan sampai ada pula yang memukulinya.
Seketika pandangan Cahaya menjadi gelap.
Cahaya dikelilingi oleh semua siswa dan siswi yang sepertinya telah siap menelannya hidup-hidup.
"siapa yang melakukan ini? Cepat keluar jika ingin mengatakan sesuatu. Siapa?!!!" Teriak Cahaya.
Ploookk...!
Seseorang melempar telur ke kepala Cahaya.
Kemudian semua murid di kelas itu tertawa terbahak-bahak menertawakan Cahaya.
kemudian mereka semua mulai melempari Cahaya dengan telur-telur.
"Lakukan lagi! Lakukan lagi!" Cahaya berteriak.
Kemudian mereka semua melakukannya lagi dengan sangat senang.
Lalu seseorang menuangkan tepung sampai seluruh tubuh cahaya dipenuhi oleh tepung.
"Harusnya kalian juga bawah minyak, kita harus menggorengnya juga." Kata seorang siswa di kelas itu sambil tertawa terbahak-bahak.
Kemudian semua murid di kelas itu, tertawa sejadi-jadinya.
"kenapa kalian berhenti? Lakukan lagi!" Teriak Cahaya.
Pretty terdiam diantara kerumunan siswa dan siswi didalam kelas itu.
Lalu, Cahaya melihat kearah pretty temannya. Pretty hanya diam dan tidak mengatakan apapun. Sebaliknya Pretty malah pergi dari kelas itu dan meninggalkan Cahaya disana.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Sementara itu di ruangan khusus dimana mereka nongkrong, Jackson dan teman-temannya melihat semua yang telah terjadi kepada Cahaya melalui layar monitor.
"Aku rasa itu sudah cukup." Ucap Willy.
"Siapa bilang itu sudah cukup, aku masih ingin dia datang dan bertekuk lutut di hadapan ku. Itu perlakuan yang pantas bagi orang yang berani mengganggu serigala yang sedang tidur." Jawab Jackson.
"Sepertinya dia tidak akan bertahan sampai seminggu." Ucap Ryan.
"Seminggu? Aku bertaruh dia tidak akan bertahan sampai tiga hari." Jawab Willy.
"Kalian berdua lebih baik diam saja. Seharusnya sekarang dia datang ke sini. Kemana gadis itu." Kata Jackson.
"Aku rasa dia akan melakukan bunuh diri seperti orang-orang yang sebelumnya." Ucap Willy.
Spontan Jackson langsung mengambil handphonenya dan menelepon seseorang.
"Apa yang kalian lakukan?Kalian lakukan semuanya dengan benar, kan? Kenapa gadis itu belum juga datang? Kemana perginya dia?" Ucap Jackson Marah-marah.
...--------------------...
Cahaya berlari dan pergi ke atap gedung Sekolah.
Di atas gedung sekolah
Cahaya menangis sejadi-jadinya.
"Menyerah? Apapun yang terjadi aku tidak akan menyerah begitu saja! Mungkin aku adalah Cahaya yang miskin, tapi bukan berarti kalian semua menginjak-injak aku seperti itu! Pernahkan kalian memakan mie satu bungkus yang makan satu keluarga? Kami rakyat jelata mungkin saja bisa mati. Jika tidak punya semangat juang dan kesabaran. Lihat ini, banyak sekali telur di tubuhku. Mereka tidak mengerti tepung sama berharganya dengan emas.
Mereka pantas Mati. Sia-sia sekali! Aku bisa membuat beberapa kue dengan bahan-bahan ini." Kata Cahaya sambil menangis bicara sendiri di atap gedung sekolah.
Tak....Tak ...Tak...
Terdengar Seseorang sedang menaiki tangga.
"siapa disana?" Tanya Cahaya.
"Ya ampun, kau lagi! kau selalu saja berisik." Kata Joshua.
Kemudian Joshua mendekat arah Cahaya dan memperhatikan Cahaya.
"Kau sangat berantakan." Ucap Joshua.
Kemudian dia mengambil sapu tangan miliknya dan membersihkan wajah dan pakaian Cahaya yang penuh dengan telur dan tepung itu.
Melihat apa yang dilakukan oleh Joshua,
Cahaya hanya terdiam.
Kemudian Joshua memberikan sapu tangan miliknya kepada Cahaya untuk ia melanjutkan apa yang dia lakukan. Lalu Joshua pergi.
"Tunggu, sapu tanganmu." Panggil Cahaya.
"Buang saja kalau sudah tidak kau gunakan lagi. Aku tidak membutuhkannya." Jawab Joshua.
"Aku akan mengembalikannya di lain waktu." Kata Cahaya.
"Aku tak akan datang ke sini lagi. Disini sudah tidak sepi lagi." Jawab Joshua.
...--------------------...
Hari sudah sore, Cahaya pun kembali ke kelasnya, dan kelas itu sudah kosong karena semua murid telah kembali ke rumahnya masing-masing.
Cahaya melihat pakaian ganti di meja miliknya, juga sebuah pesan tertulis dari temannya Pretty.
"Maafkan aku Cahaya." Pretty.
Membaca pesan itu Cahaya tersenyum dan tertawa kecil.
Setelah itu Cahaya pulang.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Sampai dirumah ia melihat ibunya sedang bekerja. Hati Cahaya rasanya seperti di iris-iris melihat ibunya yang tidak mengenal kata lelah itu. Cahaya Segera masuk ke kamar dan Menganti seragam sekolahnya. Kemudian ia menghampiri ibunya.
"Ibu, biar aku saja yang menggantikan ibu mencuci piring, ibu Pergilah tidur." Ucap Cahaya.
...----------------...
keesokan harinya, Cahaya pergi kesekolah pagi-pagi sekali.
Saat Cahaya tiba di sekolah, ia langsung menuju kolam renang, karena di kolam renang itu ia merasa tenang.
Betapa sangat terkejutnya Cahaya melihat kondisi kolam renang tersebut saat ia sampai.
Kolam renang itu telah dipenuhi oleh sampah-sampah plastik.
"Apa ini? Ada apa lagi ini! Kenapa semua sampah ini di buang di kolam renang. Ini pasti perbuatan Jackson. Brengsek kau Jackson." Kata Cahaya kesal.
Sementara, Jackson di ruangan prince Kings, melihat semua yang terjadi .
Melihat Cahaya yang sangat kesal itu, membuat Jackson tertawa terbahak-bahak.
"Hey, kenapa kau terus menerus tertawa sendirian?" Tanya Ryan.
"Sekarang dia pasti sedang meledak-ledak." Jawab Jackson.
"Siapa?" Tanya Willy.
"Apakah gadis itu? Kau masih saja bermain-main dengannya?" Kata Ryan.
"Tidak disangka gadis itu begitu kuat" kata Willy.
"Dia adalah gadis pertama yang berhasil melawan dan menantang Jackson." Kata Ryan.
Mendengar kata-kata Willy dan Ryan
Jackson menjadi kesal.
"gadis kuat kata kalian? Itu karena aku terlalu lunak dengan dia. Joshua, dia dimana lagi?" Tanya Jackson.
"Joshua pasti tidur di suatu tempat lagi." Jawab Willy.
Cahaya sibuk membersihkan semua sampah plastik yang ada di kolam renang itu.
Sesudah Cahaya berpikir kalau kolam renang itu sudah benar-benar bersih Cahaya hendak keluar dari kolam renang itu. Siapa sangka tiga orang siswa mengikuti Cahaya dan menghalangi jalan keluar. Seketika tiga siswa itu menangkap Cahaya. Mereka sedang mencoba untuk melecehkan Cahaya.
"Lepaskan aku!!!" Teriak Cahaya.
Cahaya berteriak sekencang mungkin.
Ia meronta-ronta sambil berteriak terus menerus mengharapkan seseorang mendengar teriakannya dan datang untuk menolongnya.
"DIAM KAU"! Kata salah seorang siswa sambil memegang kakinya.
Bersambung...👉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Elisabeth Ratna Susanti
like plus iklan 👍
2023-12-18
0