“Tante Anita?”
Anita menoleh dan mengernyitkan keningnya.
“Saya Cleo, apa tante masih ingat?”
Ah, Cleopatra. Gadis yang sempat dipacari Anggara beberapa tahun lalu saat mereka masih mahasiswa baru hingga semester enam, mereka berpacaran hampir tiga tahun.
“Maaf. Siapa ya?” Anita pura-pura tidak mengenalnya. Ia ingat betul wanita ini meninggalkan Anggara untuk laki-laki yang menurut dia lebih kaya.
“Saya pacar Gara saat kuliah tante.” Ia sedikit kecewa karena Anita tidak mengingatnya, padahal dulu mereka beberapa kali bertemu di luar meski Anggara tidak pernah membawa Cleopatra kerumahnya.
“Ah, maaf tante tidak ingat.” Anita tetap konsisten memasang wajah datarnya.
Disana, Cleopatra mengoceh banyak hal. Tentang dia yang masih menyukai Anggara. Tentang dia yang sempat mampir ke kantor. Dan juga tentang masa lalu yang menurutnya adalah kesalahpahaman.
Anita hanya mengangguk tanpa menjawab apapun hingga wanita itu pamit pergi lebih dulu.
“Masih cinta Anggara katamu? Siapa yang coba kau bodohi?” gumam Anita kesal saat punggung wanita itu menjauh keluar dari butik.
**
Anggara sedang bersantai di ruang tengah bersama kedua orang tuanya. Jika tidak sedang lembur di kantor, Thomas dan Anggara akan membahas pekerjaan di rumah sambil bersantai.
“Shadiqa Furniture bagaimana?” Thomas mulai bertanya.
“Kontrak sudah selesai Yah, tinggal kita jalankan saja semua.”
Anita menatap anak dan suaminya jengah, bisa tidak jika dirumah mereka tidak perlu membahas pekerjaan.
“Jika ini berjalan lancar , kita bisa pertimbangkan nanti untuk hotel-hotel SG selanjutnya. Terlepas dari urusan pribadi kita dengan managernya.” Thomas meneguk tehnya yang ada di atas meja.
Anggara hanya mengangguk dan tatapan matanya bertemu dengan mata Anshara yang turun dari tangga melewati ruang tengah menuju dapur. Anggara mengernyit heran, pasalnya adiknya itu menatap tajam seolah ingin menghabisinya.
“Ambil apa?” Anita menegur Anshara yang hendak kembali melewati ruang tengah.
“Minum.” Anshara mengangkat teko dan gelas di tangan kanannya. Sambil terus melempar tatapan permusuhan kepada kakaknya.
“Kemana Andreea? Apa dia makan dengan baik?” Anita kembali bertanya, pasalnya tadi saat makan malam Anshara dan Andreea memilih makan di atas, di kamar Anshara dengan alasan sedang mengerjakan tugas.
“Tentu saja tidak. Dia terus menangis sampai mengeluarkan banyak ingus.” Ketus Anshara hendak berlalu begitu saja.
“Shara apa maksudmu? Kenapa Reea menangis?” pekik Anita.
Thomas dan Anggara juga mengalihkan tatapan pada Anshara, seperti meminta penjelasan.
“Tanyakan saja pada Kak Gara. Jika punya pacar jangan menikahi sahabatku!” Anshara tak tahan lagi, rasanya ingin menjambak kakaknya itu.
“Kenapa aku punya pacar?” Anggara membela diri, karena tatapan Ayah dan Ibunya seolah meminta jawaban.
“Cih. Kau bahkan berpelukan di kantor. Jahat sekali.” Anshara masih tidak ingin mengalah.
Anggara teringat kejadian tadi siang, saat Andreea melihatnya bersama Rachel di kantor. Dia pikir Andreea tidak peduli tapi apa kata Shara tadi? Andreea menangis?
“Kak Gara berpelukan dengan pacarnya di ruangan kak Gara. Andreea melihatnya tadi!” sahutnya lagi karena Anggara tidak kunjung menjawab.
“Aku akan—“
“Jangan bicara padaku! Aku sudah berjanji pada Bibi Miranda dan Paman Ardhan akan ada di pihak Andreea selamanya!” Anshara memotong ucapan Anggara saat pria itu bangkit hendak beranjak dari sofa.
Anggara menatap punggung adiknya yang berlalu menaiki tangga tanpa mendengar lagi penjelasannya.
“Anak itu benar-benar.” Anggara bergumam kesal.
“Siapa? Apa Cleopatra?” Anita mulai mengintrogasi. Tatapannya tak kalah tajam dengan Anshara tadi.
Anggara menghela nafas. “Bukan.” Ia kembali menjatuhkan bokongnya di sofa.
“Jadi benar kau berpelukan dengan wanita? Siapa ? Apa Raisa?” Thomas tidak kalah kesal.
Anggara mendengus. “Rachel.”
Ia lalu menjelaskan siapa Rachel, mantan kekasihnya setahun lalu yang tadi siang datang ke kantor sebagai perwakilan dari Shadiqa Furniture.
“Ibu tidak tahu kamu punya pacar setelah Cleopatra.” Anita mendengus kesal mendengar penjelasan putranya bahwa Andreea hanya salah paham.
“Hanya sebentar , kurang dari tiga bulan.” Anggara bangkit dari duduknya. “Aku akan bicara dengan Andreea.”
“Jangan berani menyakiti Andreea!” Anita menatap tajam putranya. “Jika kau tidak mencintainya, berusahalah. Jika tidak bisa juga, lepaskan dengan cara yang baik.”
“Aku tidak akan melepaskannya!” Anggara tak kalah sengit dan berlalu begitu saja.
Anita mulai terisak pelan.
“Tenanglah.” Thomas menarik istrinya ke dalam pelukan. “Semuanya akan baik-baik saja. Kau juga hanya salah paham."
“Aku takut.. keputusan kita menikahkan mereka malah akan menyakiti Andreea.”
"Tidak , jangan salah paham pada wanita bernama Rachel. Ada beberapa hal yang belum kami ceritakan padamu. Rachel bukan siapa-siapa, bagi kita , maupun Anggara. Tenang saja."
**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Reni Anjarwani
lanjut thor semanggat doubel up thor
2023-09-02
0