“Siang tadi berbelanja?” tanya Anggara tiba-tiba.
Andreea melirik tumpukan paperbag yang masih teronggok di sofa kamar mereka, belum sempat ia bereskan.
Andreea lalu mengangguk pelan saat menyadari Anggara sedang menatapnya.
“Dengan Shara?”
Andreea mengangguk lagi.
“Apa Ayah memberi uang?”
“Tidak, aku memakai uang di rekeningku. Ada uang saku yang selama ini aku tabung, dan sejak Ayah Ibu meninggal, Ayah Thomas selalu mengirim uang ke rekeningku setiap bulan, katanya untuk kebutuhanku.” Andreea menjawab gugup karena takut Anggara mengira ia menghambur-hamburkan uang Ayah Thomas.
Anggara yang menyadari kegugupan Andreea lantas menahan senyumnya. Ia melangkah mendekat kepada Andreea yang sedang duduk di karpet membereskan koper milik Anggara yang akan dibawa ke Australia besok.
Andreea berdegup kencang. Ia takut setengah mati.
“Berapa nomor rekeningmu?” tanyanya setelah ia duduk di hadapan Andreea.
“Hah?” Andreea berkedip sesaat lalu setelah sadar mencari ponselnya untuk menyebutkan nomor rekening yang tidak dia hafal.
Anggara lagi-lagi menahan tawanya lalu segera mentransfer sejumlah uang ke rekening Andreea.
“Aku sudah transfer uang untuk kebutuhanmu bulan ini, pakailah untuk membeli apapun yang kau mau.” Ucapnya sambil menatap istrinya. “Maaf tadi aku tidak tahu jika kau akan pergi berbelanja.” Lanjutnya seraya berdiri beranjak menuju walk in closet.
Andreea mengangguk pelan. "Kak Gara.." panggilnya sebelum Anggara benar-benar melangkah.
Anggara menoleh , lalu kembali duduk di hadapan Andreea. "Ada apa?"
Andreea berdehem pelan. Matanya bergerak kesana kemari karena gelisah. "Apa Kak Gara tadi datang ke makam Ayah dan Ibu?"
Anggara mengangguk. "Hum! Aku mampir sebelum ke kantor. Kenapa?"
Andreea menggeleng cepat. "Tidak apa-apa. Hanya.. terima kasih, Anggrek Jingga adalah bunga favorit Ibuku." kali ini ia memberanikan diri menatap mata Anggara.
Anggara hanya tersenyum , lalu mengacak pelan rambut istrinya sebelum kembali berdiri menuju walk in closet.
Andreea terperangah. Apa tadi? Kak Gara tersenyum? Kenapa tampan sekali?"
Ia mengerjapkan matanya dan menggeleng berkali-kali, lantas membuka aplikasi mobile banking miliknya.
Andreea mendelik menatap ponselnya. “KAK GARAAAA!” pekiknya.
Dua hari ini Andreea terlihat pendiam dan terkesan menghindari pembicaraan dengan Anggara, sekarang tiba-tiba berteriak membuat Anggara terkejut. Terlebih ketika tiba-tiba gadis itu sudah berada dihadapannya, menyusul ke dalam walk in closet.
“Kak Gara apa tidak salah mengirim uang? Ini banyak sekali astagaaaa… seperti uang jajanku satu tahun. Tidak , bahkan dua tahun.” Andreea melirik lagi ponselnya lalu kembali berteriak. “INI UANG JAJANKU TIGA TAHUN.” Tangan kanannya mengangkat ponsel tepat di depan wajah Anggara.
Anggara mendekat. Sedikit membungkuk dan wajahnya semakin mendekati leher Andreea, membuat gadis itu menegang dan berhenti bernafas.
“Cepatlah lulus kuliah, maka aku akan memberimu black card.” Bisiknya pelan tepat di telinga kiri Andreea, setelahnya berlalu begitu saja sambil terus menahan senyumnya.
Hah. Andreea menghembuskan nafas yang tadi ia tahan. Ia melirik Anggara yang masuk ke dalam kamar mandi, lalu memegang dadanya sendiri.
Lagi-lagi jantungnya seperti ingin meledak.
**
Andreea menghambur masuk ke dalam kamar Anshara. Dan melompat begitu saja ke atas ranjang.
“AAAAKKK, menikah sangat menyenangkan.” Pekiknya riang.
“Cih. Apa bagusnya menikah.” Anshara menatap heran pada kakak iparnya. Lalu menyusul merebahkan diri di samping Andreea.
Andreea menunjukkan aplikasi mobile bankingnya yang terbuka memperlihatkan mutasi rekening hari ini.
“Ah ternyata ini yang disebut nafkah suami kepada istri.” Andreea masih terus tersenyum cerah sambil menendang-nendangkan kedua kakinya ke udara.
Anshara mendelik. “SERATUS JUTAAAAAA?” Ia memekik tak kalah kencang dan langsung terduduk. “Kak Gara memberimu seratus juta sungguh?”
Andreea ikut duduk dan mengangguk. “Hem, katanya ini untuk kebutuhanku selama sebulan, aku boleh membeli apapun.” Ucapnya riang sambil menggoyang-goyang kedua lengan Anshara.
Aaaakkk Anshara tak kalah heboh. “Ini banyak sekaliiii.. untuk satu bulan? Aku tidak tahu gaji Kak Gara sangat besar.” Ocehnya sambil terus tersenyum lebar dan memeluk ponsel Andreea.
“Mulai sekarang aku akan menanggung hidupmu!" Ucap Andreea menyenggol pelan lengan Anshara.
“Kau sudah berjanji!”
Mereka berdua tertawa riang. Sebelum akhirnya Andreea kembali ke kamarnya karena pasti Anggara sudah selesai mandi. Ia harus melanjutkan membantu suaminya itu untuk menyiapkan barang-barang yang akan dibawa besok.
Anshara berkali-kali mengingatkan Andreea akan janjinya. Entah kenapa dia senang sekali padahal yang di poroti adalah kakaknya sendiri.
Ah untung saja Andreea yang jadi kakak iparku.
**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Reni Anjarwani
lanjut thor semanggat doubel up thor
2023-08-27
0