Andreea terdiam. Dia bingung harus menjawab apa. Tiba-tiba hatinya berdegup kencang.
“Apa ada laki-laki yang kau sukai Ree?” Anita bertanya dengan lembut. Setahunya , Andreea tidak punya pacar.
Andreea menggeleng pelan. “Tidak ada Bibi.”
“Apa kau tidak menyukai kak Gara? Kak Gara tidak tampan?” kali ini Thomas yang bertanya.
Andreea lebih terkejut lagi. Gadis mana yang berani mengatakan Anggara Stockholm tidak tampan. Wajah blasteran dengan rahang tegas dan alis tebal itu tidak perlu di pertanyakan. Ditambah lagi perawakannya yang tinggi tegap dengan tubuh atletis, siapa yang tidak meleleh melihatnya.
Andreea berdeham pelan. “Ehm. Tidak, paman.” Dari suaranya jelas terdengar ia sangat gugup.
“Tidak apa?” Thomas tersenyum jahil. “Tidak tampan?”
“Bukan. Maksudku, bukan seperti itu.” Andreea tidak tahu lagi harus menjawab bagaimana.
“Jadi kak Gara tampan?” Kali ini Anita yang bertanya sambil mengerlingkan matanya. Membuat Andreea salah tingkah.
Astaga, apa terlihat jelas kalau aku gugup?
Thomas terkekeh. “Sudah, kau malah menggodanya. Lihat wajahnya sudah seperti kepiting rebus.”
“Bukankah kak Gara cukup tampan? Meski usianya dua puluh tujuh tahun, tidak akan memalukan jika kau membawanya ke acara teman-temanmu.” Kali ini Anita menyenggol pelan lengan Andreea, masih terus menggodanya.
Thomas mengernyit. “Apa kau malu karena kak Gara sudah tua?”
Anita tertawa terbahak-bahak. Bagaimana mungkin suaminya memilih kata tua untuk menggambarkan usia anaknya yang masih dua puluh tujuh tahun. Jika orang lain mendengar , mungkin akan mengira jika mereka sedang memaksa Andreea menikah dengan lansia.
“Tidak, bukan begitu Paman.” Andreea semakin gugup, takut menyinggung perasaan Anita dan Thomas.
“Jadi kenapa kau ragu-ragu hum?” Anita kembali membelai kepala Andreea setelah meredakan tawanya.
“Aku.. takut.”
“Apa yang kau takutkan?”
“Kak Gara.” Jawabnya pelan, masih terus menunduk tidak berani menatap kedua orang di depannya.
Anita tertawa lebih keras.
“Kau takut dengan Kak Gara?” tanyanya masih di sela-sela tawanya.
Andreea mengangguk dengan cemas.
“Kenapa? Apa kak Gara pernah memarahimu?”
Andreea menggeleng cepat. Takut Anita salah paham dan tersinggung. “Tidak Bibi. Kak Gara tidak pernah memarahiku. Hanya saja dia tidak pernah bicara.”
Thomas menggelengkan kepalanya, sedangkan Anita masih terus saja tertawa hingga hampir menangis.
“Ree apa kau tidak ingin tahu kenapa Paman dan Bibi memintamu menikah dengan Kak Gara?” Kali ini Thomas berbicara dengan nada dan intonasi yang sedikit serius.
“Kenapa Paman?” Sesungguhnya ia penasaran juga, tapi tidak berani bertanya.
Thomas akhirnya menjelaskan semua , tentang perusahaan Ardhani yang memiliki konflik internal. Sebagian besar pemegang saham mulai keberatan dengan adanya Anggara dan Thomas yang mengambil alih kepemimpinan Dee Corporation. Meski sah secara hukum bahwa Ardhan menyerahkan sepenuhnya wewenang dan seluruh saham yang ia miliki kepada Thomas, tapi itu tidak bisa menyingkirkan fakta bahwa Ardhan melakukan itu di tengah kondisinya yang kritis. Terlebih lagi, Thomas dan Anggara tidak memiliki hubungan kekerabatan dengan Ardhani Dee. Thomas hanya kebetulan menikah dengan Anita, sahabat dari mendiang Miranda.
Banyak yang mulai menyimpulkan bahwa Ardhani Dee mungkin melakukan itu di bawah tekanan.
“Jika kau menikah dengan Kak Gara, orang lain tidak akan bisa menginterupsi apapun. Karena Anggara suamimu, tentu saja dia berhak mengelola perusahaan.” Thomas mengakhiri penjelasannya.
Andreea mengerjap. Usianya bahkan belum genap sembilan belas tahun, tapi apa yang baru saja ia dengar? Konflik internal perusahaan? Pemegang saham? Dan , pernikahan?
Seperti memahami kebingungan Andreea, Anita lekas menangkup punggung tangan gadis itu di pangkuannya.
“Dan yang terpenting Ree, kau akan menjadi anak kami selamanya.” Anita mulai berkaca-kaca. Wanita itu seperti tidak bosan terus membelai kepala Andreea. “Bibi tidak rela menyerahkanmu pada keluarga lain.”
“Ree jangan salah paham. Kami bukan ingin menguasai perusahaan. Kami hanya ingin melindungi apa yang menjadi milikmu. Kelak, kamu bisa mengelolanya sendiri.” Thomas takut Andreea mengira ia melamarnya karena ingin menguasai Dee Corporation.
“Tentu saja tidak Paman. Aku seperti tidak tahu diri jika mencurigai Paman dan Bibi.” Sanggahnya cepat.
Anita tersenyum. "Ah Miranda , putrimu sangat manis." kali ini ia mengusap lembut pipi Andreea. “Jadi, apa kau mau?” Anita bertanya lagi.
**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments