kemarahan yang ada dalam diri Ibrahim membuat dirinya lepas kendali dan memukul pak Parnomo, kepala desa kawah gunung. Mereka yang mendengar keributan itu, berhenti untuk melihat padahal mereka ada yang harus ke kebun dan juga mengerjakan pekerjaan lainnya. Akan tetapi karena penasaran, mereka mendekat dan memperhatikan.
"sudah Baim...sudah" ibu Fatiyah mengehentikan Ibrahim yang sebenarnya masih ingin memberikan pukulan telak kepada pak Parnomo.
Sementara kepala desa itu, meringis menahan sakit saat istrinya memegang wajahnya.
"ayah tidak apa-apa...?" ibu Haniyah prihatin melihat bibir suaminya yang sobek.
pak Parnomo menepis tangan istrinya dan meludah mengeluarkan cairan merah dari mulutnya.
"anak kurang ajar, beraninya kamu memukul saya. Kamu tidak tau siapa saya...? Saya bisa membuatmu masuk ke rumah sakit untuk kedua kalinya" pak Parnomo geram menatap Ibrahim.
"jelas saya tau siapa Anda. Kepala desa yang suka menahan bantuan masyarakat miskin yang membutuhkan bantuan, memberikan pinjaman dengan bunga yang begitu tinggi. Anda itu kepala desa yang rakus dengan uang" Ibrahim menunjuk wajah pak Parnomo.
"Ibrahim" ibu Fatiyah membentak putranya karena ucapannya yang sudah melampaui batas.
"kamu pikir saya takut dengan Anda...? Baru juga kepala desa, sudah sok berkuasa. walaupun uang anda menumpuk sampai melebihi tingginya rumah anda, saya tidak takut dengan anda manusia koruptor"
Pak Parnomo mengepalkan tangannya, dirinya begitu malu bagai dilempar dengan kotoran oleh Ibrahim di wajahnya. Semua orang yang ada di sekitar itu menatapnya dengan dingin sambil berbisik-bisik, terdengar membenarkan ucapan Ibrahim kepadanya.
"awas saja kamu, perbuatan mu ini akan kamu terima akibatnya nanti" pak Parnomo mengambil meja yang menjadi tempat jualan ibu Fatiyah kemudian melempar meja itu cukup jauh.
melihat itu Ibrahim mulai kembali tersulut emosi. Dengan tangan mengepal ia melangkah mendekati pak Parnomo, akan tetapi ibu Fatiyah berlari menghadangnya dan memeluknya dari depan.
"cukup nak cukup, jangan membuat keadaan semakin rumit"
"BRENGSEK...CARI MATI MEMANG ANDA YA" Ibrahim bagai dirasuki setan, kedua matanya melotot dengan amarah yang menggebu-gebu. Ia berusaha melepaskan pelukan ibunya dari tubuhnya.
Ainun sampai ketakutan melihat Ibrahim seperti itu. Sementara pak Parnomo tersenyum mengejek dan mengambil motornya yang masih terbaring di pinggir jalan.
"DASAR MISKIN" hardik pak Parnomo dengan lantang.
"ayah" ibu Haniyah membentak suaminya yang sudah begitu keterlaluan.
Bukannya meminta maaf pak Parnomo pergi begitu saja menggunakan sepeda motornya sementara Ibrahim terus meneriaki kepala desa itu.
"LEPAS BU, AKAN KU BUNUH MANUSIA SETAN ITU" Ibrahim mendorong tubuh ibunya sehingga ibu Fatiyah tersungkur di tanah.
"astaghfirullah"
Tetangga mereka mendekati ibu Fatiyah dan membantunya untuk berdiri. Ibrahim membeku di tempatnya melihat perbuatannya kepada ibunya sendiri. Akibat ulahnya, tangan ibu Fatiyah terluka namun hanya luka kecil meskipun begitu tetap berdarah walau tidak parah.
"Baim, kamu pikir dengan membunuh kepala desa akan membuat hidupmu tenang. Justru kamu akan menderita nantinya nak, lihatlah ibu mu ini. Apa kamu tidak kasihan padanya" tetangga mereka itu memberikan nasihat kepada Ibrahim.
Ainun menggigit bibir menahan air mata yang hampir tumpah. Dengan kedua matanya ia melihat ibu dari seorang laki-laki yang ia cintai, mengeluarkan air mata karena ulah ayahnya. Seandainya mereka tau kalau dirinya adalah kekasih Elang, apakah ibu Fatiyah juga kedua kakaknya akan menerimanya. Hati Ainun tiba-tiba takut jika itu terjadi nanti.
"Bu" suara Ibrahim bergetar.
Ibu Fatiyah langsung menggelengkan kepala dan memeluk Ibrahim. Merasa bersalah dengan apa yang sudah ia lakukan, Ibrahim sujud dan mencium kaki ibunya.
"maaf Bu, maaf" tangis Ibrahim mulai terdengar. sesak dalam hati telah melukai ibunya.
"tidak, ibu tidak apa-apa. bangunlah nak, ibu baik-baik saja" ibu Fatiyah memegang kedua bahu Ibrahim dan membantunya untuk berdiri.
Mereka berpelukan dengan air mata yang berlinang. Orang-orang di sekitar itu, merasa iba dan kasihan. Sementara ibu Haniyah menarik tangan Ainun untuk mendekati mereka.
"ibu tiyah"
Ibu Fatiyah melerai pelukan dengan putranya kemudian menoleh ke arah ibu Haniyah juga Ainun.
"maafkan suami saya. Saya benar-benar minta maaf" sesal dalam raut wajah ibu Haniyah begitu terlihat.
"sebaiknya ibu Hani pulang dan mohon maaf saya tidak bisa mengabulkan permintaan tolong ibu kepada saya" ibu Fatiyah menjawab dengan sopan.
tidak ada yang bisa ibu Haniyah lakukan. ia pun menarik tangan Ainun untuk pergi dari tempat itu. Berat hati Ainun meninggalkan rumah itu, sebab dirinya begitu merasa bersalah meskipun bukan ia yang melakukan kekacauan itu.
Semua orang bubar, ibu Fatiyah masuk ke dalam rumah sementara Ibrahim melangkah untuk mengambil meja yang dilempar oleh pak Parnomo tadi.
Ainun meminta ibunya untuk pulang lebih dulu dan dirinya beralasan kalau dia ada urusan dengan temannya. Ibu Haniyah kemudian pulang seorang diri sementara Ainun mendekati Ibrahim kala itu.
"mas Baim"
Panggilan Ainun membuat Ibrahim menoleh. Melihat wanita itu, Ibrahim menghela nafas dan kembali teringat dengan kejadian tadi.
"bukannya kamu sudah tidak punya urusan lagi di sini" Ibrahim menjawab dingin.
"aku...aku...hanya ingin meminta maaf atas perbuatan ayah tadi"
"ibumu sudah meminta maaf, tidak perlu lagi kamu yang meminta maaf. Sebaiknya sekarang kamu pulang"
Ibrahim meninggalkan Ainun yang berdiri masih menatap punggungnya. Ketika itu Ainun kembali bertanya dan karena itu Ibrahim berhenti dan balik badan menatap lekat wajah Ainun. pertanyaan Ainun adalah menyangkut tentang kabar Elang.
"kamu masih mengharapkan Elang setelah perbuatan bejad ayahmu kepada keluargaku...? Bahkan ayahmu sering menghina ibuku tanpa kamu tau itu. Apakah kamu pikir Elang masih akan mempertahankan hubungan kalian jika dia tau apa yang terjadi hari ini...?"
Jawaban yang diberikan Ibrahim bagi jarum yang menusuk hati Ainun. Tangannya gemetar dengan remasan yang kuat ia lakukan. Perasaan takut kehilangan mulai menyelimuti dirinya.
Dan Ibrahim...?
Sebenarnya jawaban itu bukan lantaran dirinya merasa cemburu Ainun menyukai Elang, dan bahkan dapat ia lihat kalau Elang pun menyukai Ainun. Ia bahkan tidak tau apakah Elang benar-benar mempunyai hubungan spesial dengan Ainun atau tidak. Hanya saja, Ibrahim mengingatkan Ainun agar wanita itu tidak berharap kepada Elang karena sudah pasti pak Parnomo tidak akan merestui hubungan mereka.
Ibrahim balik badan meninggalkan Ainun yang sudah berkaca-kaca menahan tangis. dirinya benar-benar takut Elang akan memutuskan hubungan mereka setelah tau apa yang diperbuat oleh ayahnya.
Ainun meninggalkan rumah Elang untuk kembali ke rumahnya sebab dirinya harus menunggu kedatangan sahabat masa kecilnya. dalam hati ia berkata bagaimanapun nanti, dirinya akan tetap memilih Elang meskipun ayahnya menentang hubungan keduanya.
_____
Pagi itu Elang benar-benar melarikan diri dari rumah Marco. keberuntungan berpihak padanya ketika Malik sadar setelah menjelang pagi buta. Tanpa penjelasan apapun, Malik sudah tau mengapa mereka harus pergi dari rumah itu, dan kini keduanya sedang mencari tumpangan untuk membawa mereka ke suatu tempat.
Di rumah Marco, Bram mengumpat kesal sebab kamar yang menjadi teman tidur Elang dan Malik rupanya sudah kosong. Keduanya telah pergi tanpa mereka sadari.
"kamu kan berjaga di depan ini Marvel, kenapa kamu tidak tau kalau mereka kabur" Bram menatap kesal Marvel yang memasang wajah tanpa bersalah.
"bagaimana aku mau tau, mataku kan tertutup dan aku sedang bermimpi indah. Nggak mungkin kan aku tidur tapi mataku terbuka lebar, itu sih bukan tidur tapi melotot"
Buuukk
Bram melempar Marvel dengan bantal sofa, ingin sekali dirinya menelan laki-laki itu jika saja Marvel adalah makanan.
Marco memijit pelipisnya dengan hembusan nafas panjang. Marvel mendekati Marco dan berbisik pelan agar tidak di dengar oleh Bram.
"kamu pusing...? Sama aku juga pusing. Bagaimana kalau kita gebukin Bram sampai pingsan dengan begitu kita bisa tidur nyenyak"
Marco yang menutup mata seketika membuka matanya dan melirik Bram yang duduk bersandar di sofa. Bagai punya ilmu kebatinan, Bram seketika melihat ke arah keduanya dan menatap tajam mereka.
"apa liat-liat...?"
Keduanya menggeleng kepala cepat dan menelan ludah jika melihat tatapan maut Bram.
"rencana dibatalkan, sepertinya bukan dia yang akan pingsan tapi kita berdua yang akan kencing di celana" Marvel kembali berbisik di telinga Marco.
"AAAGGGHH SIALAN"
Teriakan Bram yang tiba-tiba membuat Marco dan Marvel terperanjat. bahkan dengan refleks Marvel melompat ke pangkuan Marco sambil memeluk leher dokter tampan itu. Sementara tanpa Marco sadari, ia pun malah memeluk pinggang Marvel.
Bram begitu kesal lagi-lagi harus kehilangan keberadaan Elang. ia pun melihat ke arah dua temannya. Dirinya yang awalnya emosi kini malah tersenyum jahil dan menaik turunkan alisnya.
"heh ada apa dengan ekspresi mu seperti itu, genit sekali" Marvel mulai merasakan sesuatu yang aneh.
"kalian berdua romantis sekali. Perlu aku panggil tukang foto untuk mengabadikan momen indah kalian hari ini...?" Bram menunjuk keduanya.
Saat itu Marco dan Marvel saling pandang, ekspresi mereka langsung berubah dan tanpa sadar Marco melempar Marvel ke lantai sehingga pantat laki-laki itu mendarat di keramik putih itu.
"hiiiiiii amit-amit" Marco mengelus seluruh tubuhnya.
"ya ampun Marconah....SAKIT TAU" Marvel benar-benar kesal sebab Marco melemparnya bagai karung beras.
"hahaha" Bram tertawa lepas sampai memegang perutnya. Perasaan kesalnya seketika hilang karena ulah kedua temannya itu.
tidak lama ponsel Marco bergetar begitu juga dengan ponsel Bram. Keduanya mengangkat panggilan yang tentu saja dari seseorang yang berbeda. akan tetapi Bram seketika berdiri tatkala mendengar informasi yang ia dapatkan dari anak buahnya.
[sudah kamu selidiki dengan benar...?]
[sudah bos, aku mendapatkan beberapa rekaman cctv yang berhasil menangkap gambar mereka]
[kamu melihat siapa yang Arjuna temui saat itu...?]
[untuk lebih jelasnya, sebaiknya bos sendiri melihat video yang saya kirim ke nomor bos. Setelah itu, datanglah ke sini dan akan aku pertemukan bos dengan seseorang]
[baiklah, kirimkan sekarang juga]
"siapa Bram...?" Marco bertanya.
"seseorang"
"Wanita kah...? Apakah kamu akan kencan...?" Marvel tersenyum manis setelah mengeluarkan pernyataan itu sebab Bram sudah mulai melotot kepadanya. "hehehe...itu mata tajam amat pak, minta dicolok ya"
"ck" Bram berdecak.
beberapa pesan masuk ke dalam ponselnya, ketika itu Marco melirik namun Bram malah memasukkan benda itu ke dalam kantung jasnya.
"aku harus pergi" ucapnya memberitahu.
"aku pun harus pergi ke villa. Niko menghubungi ku kalau tangan Selena tadi bergerak bahkan sempat menggenggam tangan Ciko namun setelah itu tidak ada pergerakan lagi. Aku harus mengecek keadaan Selena" ujar Marco.
"kalau begitu pergilah lebih dulu, aku harus mandi terlebih dahulu" ucap Bram.
"aku akan pergi tapi jangan macam-macam dengan rumahku ya, awas saja kalau kalian buat ulah. Ini rumah belum lama aku beli, masih perawan"
"dih, siapa juga yang mau macam-macam. Memangnya aku laki-laki apaan main rumah-rumahan" jawaban Marvel membuat Bram terkekeh dan menendang kaki laki-laki itu. Marvel selalu saja menjawab random.
Saat itu Marco kembali dihubungi oleh Niko, dokter itu segera berlalu pergi ke kamarnya untuk mengambil kunci mobilnya kemudian ia meninggalkan rumahnya. Setelah kepergian Marco, Bram mengajak Marvel untuk ikut dengannya.
"bukannya tadi kamu bilang mau mandi terlebih dahulu...?"
"tidak perlu, aku masih wangi dan juga tampan"
"idih...pd sekali" Marvel berdecak. memangnya kita mau kemana...?" Marvel mensejajarkan langkahnya dengan Bram.
"ke suatu tempat. Ingat Marvel aku mengajakmu karena aku percaya padamu dan aku harap kamu tidak membocorkan apa yang kita lakukan ini kepada siapapun" Bram melirik sekilas ke arah Marvel. Keduanya menggunakan helikopter untuk berangkat.
di dalam besi berupa capung itu, Bram melihat video yang dikirimkan oleh seseorang tadi. Karena penasaran, Marvel memajukan kepalanya untuk melihat.
"kamu mau kita menggelantung di pohon kelapa...?" Bram mendorong kepala Marvel untuk menjauh darinya.
"aku penasaran apa sedang kamu lihat"
"nih" Bram mendekatkan ponselnya agar Marvel dapat melihat video itu.
"ini bos Arjuna, tapi siapa wanita yang sedang bersamanya...? Jelas-jelas itu bukanlah Selena"
"video ini terekam beberapa jam sebelum Arjuna meninggal. Kamu tau kan kalau Akira mengancam Arjuna untuk membongkar identitas Selena sebagai istri Arjuna jika Arjuna tidak mau bertunangan dengan wanita itu"
"iya aku tau, dia kan wanita ngebet nikah" Marvel menjawab asal.
"hari itu sebenarnya Arjuna ingin mengajak Selena ke suatu tempat. Lebih tepatnya menyembunyikan Selena dari semua orang. Dengan begitu dia mempunyai alasan untuk menolak Akira karena Selena telah ia sembunyikan. dan kepergian keduanya hanya beberapa orang yang tau termasuk Gania. Akan tetapi entah siapa yang membocorkan rencana itu sehingga kepergian Arjuna juga Selena diketahui oleh musuh. Bahkan ternyata Gania dihabisi saat dirinya akan menghubungiku kalau Arjuna juga Selena dalam keadaan bahaya. Untungnya dia masih sempat menghubungiku dalam keadaan sekarat. detik-detik sebelum Gania meninggal, dia sempat memberitahu kalau ada yang membocorkan kepergian Arjuna juga Selena"
"lalu menurutmu siapa yang membocorkan rahasia itu...? Aku tau hal itu setelah baru pulang menyelesaikan misi menangkap Maik yang melarikan uang perusahaan ratusan milyar"
Bram menghela nafas panjang, dirinya sedang memikirkan jawaban dari pertanyaan Marvel. Ia pun penasaran siapa yang membocorkan hal itu.
"tapi ya Bram, di situ terlihat kalau bos Arjuna tidak dipaksa atau semacam terpaksa berjalan dengan wanita itu. Bahkan bos Arjuna tersenyum dan mereka berjabat tangan dan makan siang juga. Lalu Selena dimana kalau memang bos Arjuna pergi bersamanya"
"itu dia yang aku pikirkan. Bahkan kita mendapatkan Selena sudah kecelakaan saat itu tepat setelah kematian Arjuna kita ketahui"
Drrrttt....Drrrttt
Perwira kembali menghubunginya, Bram tentu saja langsung mengangkatnya.
[halo]
[aku berhasil menemukan identitas yang bersama dengan bos Arjuna waktu itu. dia adalah Valencia, seorang model yang sekarang berada di Bali]
[bagus, temukan wanita itu dan pastikan dia ikut bersama kamu dengan selamat. Aku yakin dia tau sesuatu tentang Arjuna waktu itu]
[lalu kamu tidak akan datang...?]
[aku dalam perjalanan]
[baiklah, aku tunggu dan cepatlah sebab aku harus ke Bali lagi bukan]
[oke, sebentar lagi sampai]
"aku penasaran Bram, apa sebenarnya yang Selena punya sehingga bos Arjuna harus menyembunyikan identitas istrinya"
"entahlah...aku pun sebenarnya penasaran. Dan aku harap Selena cepat siuman dari komanya"
Bram melihat ke bawah, mereka telah sampai di pantai yang di tuju. Marvel mencari tempat untuk mendarat. Pantai itu begitu sepi dan hanya ada rumah-rumah penduduk yang tinggal di daerah itu.
_____
catatan :
Pusing dengan jalan ceritanya...?
Ikuti terus tiap update terbarunya ya...
Terimakasih untuk kalian yang selalu membaca Elang Al-Fatih 🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
LANANG MBELING
up 1×24 jam dong thor, kalo kelamaan sampe lupa jalan ceritanya.... hihiih
2023-09-24
1
LANANG MBELING
mas baim kalo ngamuk, nakutin juga ya???
2023-09-24
1
V3
nggu up nya sllu lama bgtt ,, mpe capek nggu nya
2023-09-22
1