Episode 13

Steven masuk ke dalam rumah besar berlantai dua. Laki-laki itu melihat Akira sedang berada di kolam renang di samping rumah. dari kaca transparan yang menjadi penghalang, dirinya dapat melihat Akira bermain air di sana.

Sebelum menghampiri wanita itu, Steven menuju dapur mengambil piring kemudian menyimpan makanan yang dibelinya tadi dalam piring itu. Air putih pun ia tuang di gelas putih, setelahnya barulah ia kembali untuk menghampiri Akira.

ketika sudah berada di belakang gadis itu, Steven dapat melihat pergelangan tangan Akira di perban. Wanita itu memang sempat lagi melakukan bunuh diri dan untungnya digagalkan olehnya. Akan tetapi tetap saja tangan Akira pergelangan tangan wanita itu terluka lumayan dalam.

"terima saja perjodohan itu, bukankah sekarang Arjuna tidak lagi menginginkan mu dan lagi dia bukan Arjuna" Steven ikut duduk di samping Akira kemudian menyimpan piring juga gelasnya di samping wanita itu. "makanlah, menyiksa diri juga butuh tenaga" ucapnya lagi.

Akira menunduk melihat makanan yang dibawakan oleh Steven. bukan menyentuhnya malah Akira kembali bermain air dan sesekali bernyanyi kecil.

"mau sampai kapan kamu seperti ini non"

"sampai Arjuna menjadi milikku dan harus menjadi milikku" Akira menekan perkataannya.

"sadarlah nona, Arjuna sudah meninggal"

Akira langsung melihat Steven dengan tatapan tajam. Dan detik berikutnya wanita itu menyiram wajah Steven dengan air minum yang dibawa laki-laki itu.

"jaga mulutmu mas, Arjuna masih hidup dan aku harus mendapatkannya...harus. Aku tidak mau dia kembali lagi ke pelukan Selena, tidak akan aku biarkan itu" pekiknya keras.

Praaaaang

Gelas itu dilempar oleh Akira hingga mengenai dinding kaca dan pecah. Sementara Steven, mengusap wajahnya dan menghela nafas panjang.

"papa mu sudah menjodohkanmu dengan anak temannya. Terima saja dia, dia bahkan setara tampannya dengan Arjuna"

"tapi dia bukan Arjuna" Akira menjawab cepat. "dan lagi aku tidak mencintainya, aku tidak mau di jodohkan"

Drrrttt.... Drrrttt

Ponsel di saku jas Steven bergetar, Danuela menghubunginya. Laki-laki itu menjauh dari Akira agar percakapan mereka tidak di dengar.

[halo bos]

[dimana Akira Stev...?]

[dia bersamaku]

[keadaannya bagaimana...?]

[sudah lebih baik seperti kemarin. tapi dia tetap tidak ingin bertemu dengan laki-laki yang ingin bos jodohkan dengannya]

[biarkan saja dulu. Carikan wanita terbaik untuk tamu spesial kita besok malam. Harus yang lebih cantik dari sebelumnya]

[berapa orang...?]

[dua saja]

[baiklah]

[oh ya... bagaimana perkembangan pencarian laki-laki yang mirip dengan Arjuna itu. Apakah sudah di temukan...?]

[anak buah kita masih mencari di setiap rumah sakit yang ada. Kemarin aku berhasil menembak punggung temannya dan aku yakin pasti mereka akan ke rumah sakit]

[bagus, temukan dia dan bawa kepadaku]

[baik bos]

panggilan terputus, saat itu Steven kembali kepada Akira yang ternyata sudah memakan makanan yang dibelinya itu. Senyuman Steven terbit di bibirnya meskipun begitu tipis.

"aku pamit nona, setelah makan tidurlah dengan nyenyak"

"kamu tidak menginap di sini...?" Akira mendongakkan kepala.

"tidak...ada yang harus aku urus" Steven mendekat dan mengusap bibir Akira yang belepotan karena makanannya. "pelan-pelan saja, tidak akan ada yang merebut makanan mu"

"mas Steven...mas akan mencari keberadaan mas Arjuna ku kan...?" Akira refleks memegang tangan Steven.

"untuk apa mencari dia...dia bahkan tidak ingin bersamamu bukan. Lihatlah, kemarin saja dia sama sekali tidak peduli padamu"

"aku tidak peduli entah dia bersikap seperti apa, yang aku mau dia harus menjadi milikku. Janji ya mas...mas Steven harus mencari mas Arjuna" tatapan Akira begitu penuh harap.

"makanlah, aku pergi dulu"

Steven mengusap lembut kepala Akira, tanpa menjawab dirinya pergi begitu saja meninggalkan rumah besar itu. Di dalam mobil, ia menghubungi seseorang untuk mencarikan dua wanita yang dibutuhkan oleh bosnya.

Danuela memiliki bisnis yang bisa dibilang membeli para wanita dengan harga lumayan mahal. Dia mempunyai tempat dimana banyak dari kalangan atas datang untuk menghibur diri di tempat itu. Bukan hanya minuman haram, para wanita cantik nan seksi disediakan di tempat itu. Dan kali ini, mereka membutuhkan dua wanita cantik untuk melayani tamu mereka nanti.

Bisnis itu sebenarnya akan dihancurkan oleh Arjuna, sebab Danuela terkadang bukan hanya memiliki usaha club malam...namun juga terkadang laki-laki itu menjual para wanita ke negara luar untuk dijadikan wanita malam di negara asing. Biasanya wanita-wanita lugu menjadi incaran mereka.

Sayangnya Arjuna dinyatakan meninggal dan setelah kematian Arjuna maka Danuela semakin merajalela. Dirinya semakin berkuasa tanpa ada lagi yang menghalangi bisnisnya.

Meskipun begitu Bram juga Pras tetap mencari bukti terkuat untuk melaporkan Danuela. Sebab bukti yang didapatkan oleh Arjuna, hilang bersama tubuhnya di lautan bebas.

Selain Danuela, ada juga laki-laki yang bernama Manuela. Laki-laki itu, yang begitu berambisi untuk merebut kekuasaan Arjuna. Untungnya sampai sekarang dia belum bisa mewujudkan mimpinya itu, sebab Bram juga Pras tidak akan pernah membiarkan hasil keringat mereka jatuh ke tangan orang yang licik.

_____

"tidakkah kita membawa Selena ke rumah sakit kembali...?" tanya Pras.

"kamu kan tau dia sedang diincar Pras, bagaimana mungkin kita membawanya ke tempat yang bisa membuat mereka menemukannya" Bram menjawab.

Bram dan Pras tidak lagi berada di villa akan tetapi mereka memerintah Niko dan Ciko untuk menjaga Selena. juga banyak anak buah mereka yang berjaga di sana.

Keduanya saat ini berada di rumah Arjuna, rumah besar yang sepi setelah pemiliknya tidak ada lagi. Bram dan Pras memutuskan untuk tinggal di rumah itu.

"tapi kalau tidak di rumah sakit, pengobatan yang dilakukan tidak akan efektif Bram. Bisa-bisa Selena akan lama untuk sadar dari komanya"

"akan kita pikirkan itu. Bukankah kamu mengatakan sebaiknya kita membawa dia ke luar negeri. aku rasa itu bukan ide yang buruk"

"ya... memang sebaiknya seperti itu. Ya sudah aku mau mandi dulu, gerah sekali rasanya" Pras beranjak dari duduknya.

"kalau begitu aku mau mencari makan, kamu ingin aku belikan makanan apa...?"

Pras menghentikan langkahnya dan berbalik ke arah Bram. "memangnya bibi tidak memasak...?"

"bibi ke rumah sakit, anaknya yang bungsu masuk rumah sakit karena harus dioperasi. Setelah ini mungkin aku akan ke sana untuk menjenguk. Bibi sudah tidak mempunyai siapapun selain kita di kota ini. Dirinya hanya bertiga saja dengan anaknya. Kalau masih ada Arjuna, dirinya pasti sudah berada di sana seharian" Bram menghela nafas.

"bibi kan sudah seperti ibu bagi Arjuna juga bagi kita berdua. ya sudah, kamu pergi ke rumah sakit saja. Aku sepertinya harus keluar"

"mau kemana...?"

"ada deh" Pras mengerlingkan mata kemudian berbalik meninggalkan Bram.

Bram geleng kepala, ia pun menuju ke kamarnya untuk membersihkan diri. Setelah itu dirinya berniat ke rumah sakit. Karena Pras akan keluar, maka dirinya akan membeli makanan dan membawanya ke rumah sakit.

di gedung tinggi yang bercorak khas rumah sakit, Bram tiba di tempat parkir. ia keluar dengan kantung plastik di tangannya. Sebelum itu dirinya menghubungi bi Muniarti yang bekerja di rumah Arjuna.

[kamar apa bi...?]

[kamar Mawar den]

[ya sudah, aku ke sana sekarang]

Bram menutup panggilan dan bergegas berjalan masuk ke lobi rumah sakit. Di lantai tiga ia naik menggunakan lift dan kini sampailah ia di depan kamar mawar, tempat dimana anak bi Muniarti di rawat.

"assalamualaikum"

"wa alaikumsalam"

Bi Muniarti menjawab. Bram segera masuk dan menghampiri wanita yang sudah tidak muda itu.

"kenapa repot-repot datang ke mari den"

"tidak repot kok bi" Bram menyimpan semua belanjanya di atas meja. "aku membeli makanan, dimakan ya bi. Pasti bibi sama Danu belum makan" Bram menatap keduanya bergantian.

"terimakasih mas Bram" Danu yang terbaring di ranjang rumah sakit, tersenyum kepada Bram.

"sama-sama" Bram membalas senyuman Danu.

Danu adalah remaja yang masih sekolah dan masih duduk di bangku kelas XII. Sementara kakaknya bernama Arya. Laki-laki itu bekerja di perusahaan Arjuna.

"Arya kenapa tidak datang...?" tanya Bram.

"masih di jalan katanya. Mungkin sebentar lagi sampai" ibu Muniarti menjawab.

Bram manggut-manggut dan kemudian menyiapkan makanan untuk mereka. Tidak lama Arya baru saja datang. Laki-laki itu ternyata membeli juga makanan untuk adik dan ibunya. Maka malam itu mereka memakan dua jenis makanan yang dibeli oleh Bram dan Arya.

pukul sembilan malam, Bram memutuskan untuk pulang. Setelah pamit dirinya melangkah keluar akan menuju ke lift. Namun ketika itu, dirinya melihat seseorang yang pernah ia lihat satu hari yang lalu.

"Arjuna" gumamnya.

Bram melihat Elang berada di depan kamar rawat Malik.

"nggak apa-apa kan aku tinggal...?" Rayan memastikan.

"tidak apa, lagi pula kan kami bukan anak kecil Ray"

"bukan gitu Lang, aku takutnya laki-laki tadi menemukan kalian. Pokoknya kalau ada apa-apa langsung panggil dokter atau siapa saja dan juga jangan lupa untuk menghubuingku"

"kamu lupa ya, aku kan tidak punya ponsel Ray"

"oh astaga" Rayan menepuk keningnya. "aku lupa. Ya sudah, besok kita cari ponsel untuk kamu dan juga Malik"

"eh jangan, tidak usah" Elang menggerakkan kedua tangannya di depan dada. "tidak perlu, nanti saja aku beli sendiri"

"udah pokoknya kamu harus terima dan aku tidak terima penolakan. aku pergi ya" Rayan meninggalkan Elang sebelum laki-laki itu menjawab lagi dan menolak kebaikannya.

Elang hanya geleng kepala kemudian ia kembali masuk ke dalam ruangan rawat Malik. Sementara Rayan, laki-laki itu melewati Bram begitu saja karena memang dia tidak mengenalnya.

Kepergian Rayan membuat kedua kaki Bram menuntut untuk mendekati kamar rawat Malik. Di balik kaca kecil yang ada di pintu, Bram dapat melihat Elang sedang memperbaiki selimut yang digunakan oleh Malik.

begitu penasaran dirinya sampai kemudian tangannya memegang gagang pintu dan menariknya. Pintu terbuka lebar, saat itu Elang langsung menoleh untuk melihat siapa yang masuk. Ketika melihat laki-laki yang asing baginya, keningnya mengkerut dengan tatapan penuh tanda tanya.

Terpopuler

Comments

LANANG MBELING

LANANG MBELING

Elang dan Arjuna ini siapa sih? apakah arjuna masih hidup?

2023-09-14

0

V3

V3

msh penasaran dg jati diri Elang yg sebenarnya ,, kira-kira apakah Elang dan Arjuna adalah 1 orang yg sama ❓❓🤔🤔🤔

2023-09-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!