Episode 12

sudah menjelang malam, saat ini Malik sudah lama siuman dari obat bius yang diberikan dokter untuk mengoperasinya. Elang dan Rayan meninggalkan dirinya untuk ke mushola rumah sakit. Jikalau sholat di kamar itu, mereka tidak mempunyai apapun untuk dijadikan sajadah. Sebenarnya bisa saja walaupun menempelkan kening ke lantai yang penting niatnya tetap menyembah sang Khaliq. Namun keduanya memilih sholat di musholla sebab mereka sekalian mencari makanan untuk makan malam.

Selesai sholat magrib, Elang juga Rayan menuju lobi rumah sakit dan keluar lewat pintu masuk. Mereka berniat mencari makanan di warung makan terdekat.

"memangnya ada gitu warung makan di sekitar sini...?" tanya Elang ketika mereka masih berada di halaman rumah sakit.

"ada, agak jauh sih sekitar seratus meter. Di situ tempat aku membelikan kamu makanan tadi siang. Tunggu sebentar aku ambil mobil dulu" Rayan meninggalkan Elang.

Laki-laki itu berjalan ke arah pagar menunggu kedatangan Rayan. Dirinya berdiri di samping pagar sambil memperhatikan jalan yang ramai di lalui kendaraan.

Piiip

Klakson mobil membuat Elang terperanjat. Dirinya melongo ketika melihat Rayan lah yang mengemudi mobil itu. Mobil yang menurutnya mewah dan bukan lagi mobil pengangkut barang seperti kemarin.

"woi... bengong aja Lang. Ayo naik"

Elang tersadar dan masuk ke dalam mobil. Dirinya menelisik isi di dalam mobil itu, sementara Rayan kembali menjalankan mobilnya.

"kenapa wajahmu seperti itu Lang. Seperti tidak pernah melihat mobil saja" Rayan melirik sekilas ke arah Elang.

"kemarin kan mobil kamu bukan ini, kok sekarang beda" kening Elang mengkerut.

"jadi itu yang membuat kamu diam menelisik...?"

Elang mengangguk dan kemudian kepalanya memutar kembali ke depan.

"mobil kemarin itu mobil yang dipakai untuk mengangkut barang. Kalau ini yaaa mobil pribadi"

"mobil kamu...?" Elang bertanya lagi.

"ya iya... nggak mungkin mobil orang terus aku bawa lari" Rayan terkekeh.

"hebat ya kamu Ray, masih muda tapi sudah kaya saja. Jadi semangat ingin kaya aku, biar bisa mengajak ibu, mas Sulaiman dan mas Ibrahim jalan-jalan menggunakan mobil mewah seperti ini" ada harapan besar yang tertanam di hati Elang. Begitu besar sampai bersemangat dan tidak sabar untuk memulai hidup baru dengan bekerja.

"in shaa Allah...jika ada niat baik pasti Allah memberikan jalan" Rayan menyemangati.

Mereka tiba di warung makan yang dimaksud oleh Rayan. Mobil itu diparkir sedikit jauh sebab di depan sana tidak dapat lagi untuk memakirkan mobilnya. Ada tiga mobil dan beberapa motor yang terparkir di depan warung makan itu.

"Lang, di sana ada minimarket. Kamu beli minuman ya, biar aku membeli makanan, Ini uangnya" Rayan mengeluarkan dompetnya dan memberikan uang satu lembar warna merah kepada Elang.

"tidak usah, aku punya uang...biar aku yang beli" Elang menolak uang pemberian Rayan dan segera meninggalkan laki-laki itu.

Rayan bergegas ke warung makan sementara Elang berjalan ke arah minimarket yang tidak jauh dari tempat mereka memakirkan mobil.

Di dalam minimarket itu, Elang mencari apa yang ingin dibelinya. Ketika itu ia melihat buah-buahan yang terpajang di tempatnya masing-masing. Segera ia mengambil buah anggur, buah kesukaan sahabatnya yang ada di rumah sakit.

dirinya juga membeli tisu, roti dan beberapa snack lainnya sebagai cemilan mereka nanti.

Mendapatkan apa yang diinginkan, ia hendak berjalan ke arah kasir untuk membayar. namun kemudian langkahnya terhenti dengan kedua mata yang melotot ketika melihat siapa sosok yang saat itu masuk ke dalam minimarket tersebut.

Deg....

Sosok laki-laki yang membuatnya bergidik ngeri dan dirinya harus segera bersembunyi dimana saja agar tidak terlihat oleh laki-laki itu.

"mampus aku..aduh bagaimana ini"

Elang balik badan dan berjalan lebih cepat bersembunyi di tempat buah-buahan yang ia ambil tadi. Kedua matanya tidak lepas dari laki-laki yang sedang memeriksa barang di salah satu rak sebrang sana.

"mbak, jual buah tidak...?" laki-laki itu bertanya kepada seorang karyawan yang ada di tempat itu.

"oh di sebelah mas" wanita itu menunjukkan tempat dimana Elang bersembunyi di situ.

Laki-laki itu segera melangkah ke tempat dimana buah-buahan berada. Sementara Elang dengan refleks berdiri dan memutar badan untuk kabur, akan tetapi sialnya ia malah menabrak seseorang yang membuat belanjaan yang dipegangnya berhamburan di lantai.

"astaga mas...maaf maaf, saya tidak sengaja" wanita itu langsung duduk dan memungut satu persatu barang-barang itu. baiknya dia, Elang yang menabraknya namun wanita itu yang meminta maaf.

Steven yang sudah berada di tempat

penjualan buah, melihat ke arah dimana Elang sedang membelakanginya sambil memungut belanjaannya dibantu oleh wanita yang ia tabrak.

"maaf ya mas" wanita itu memberikan keranjangnya dan menaruh barang-barang Elang. "Di sini saja supaya tidak jatuh berhamburan lagi" ucapnya dengan senyuman tulus.

"terimakasih" Elang menjawab kemudian mengambil keranjang itu.

Steven masih terus memperhatikan Elang, sementara Elang memegang tengkuknya dan juga ekor matanya melirik ke arah Steven berada. Dirinya segera meninggalkan tempat itu, menuju ke arah lain.

"seperti kenal" Steven bergumam, ia merasa dari arah belakang seperti itu rasanya punggung laki-laki tadi tidak asing baginya.

Namun itu bukanlah hal yang penting untuknya. Saat ini dia memilih buah untuk dibawakan kepada Akira. dirinya memang sedang dalam perjalanan ke rumah bosnya. Mendapatkan apa yang ia cari, Steven kembali ke kasir untuk membayar.

Elang sejak tadi mengintip dari jauh. Ketika melihat Steven keluar dari minimarket itu, dirinya bernafas lega. Rasanya jantungnya mau copot saja.

"hampir saja" ia mengambil udara sebanyak-banyaknya dan menghembuskan dengan kasar.

Dirinya melihat ke arah kiri, dilihatnya topi yang terpajang di tempatnya. Segera ia mengambil salah satunya, topi yang bewarna hitam dan memakainya. dengan begitu dirinya dapat menyembunyikan wajahnya.

"begini sepertinya aman" ucapnya.

Elang menuju ke arah kasir dan membayar, setelahnya ia keluar dan berjalan terburu-buru menuju ke mobil Rayan.

"kenapa Lang, buru-buru banget. Kebelet kah...?" Rayan juga ternyata baru saja keluar dari warung makan itu.

Rayan membuka pintu kabin tengah dan menyimpan semua yang mereka beli di tempat itu. Sementara Elang, kedua matanya masih menelisik sekitar, was-was jangan sampai Steven belum meninggalkan tempat itu.

"woi...kamu kenapa sih, dari tadi celingukan seperti mencari seseorang. Cari siapa...?" Rayan menepuk bahu Elang.

"tadi itu aku hampir berte...."

Grep

Bughhh

"aaw"

Rayan memekik tatkala tiba-tiba Elang menarik tubuhnya dan memeluknya, bahkan keduanya begitu intim. Kepalanya ia tenggelamkan di celuk leher Rayan.

"hiii Lang, kamu ngapain sih. Lepasin ih" Rayan risih, sungguh sangat risih.

"jangan gerak dulu Ray. Kamu lihat laki-laki yang sedang berdiri di depan warung makan. Dia laki-laki yang mengejar kami kemarin, dia yang menembak Malik sampai masuk rumah sakit" Elang memberitahu.

Kedua mata Rayan ia arahkan ke depan sana. Memang benar ada seorang laki-laki yang berpakaian layaknya bos kantoran, sedang berbicara dengan seseorang lewat panggilan telepon.

Ketika itu Steven mengubah posisinya ke arah kanan sehingga dirinya bertemu tatap dengan Rayan yang saat itu sedang juga menatap ke arahnya. Steven mulai memperhatikan mereka.

"akting Lang...akting. Seakan-akan kamu tidak mau aku tinggalkan" Rayan berbisik.

"hah...?" Elang melongo dan hendak menarik kepalanya, namun Rayan menahannya.

"sudahlah Lang, kita memang nggak bisa bersama. kamu tau kan kalau ini semua salah" Rayan sengaja mengeraskan suaranya agar Steven mendengar.

Kini otak Elang mulai bisa menebak. Dirinya pun dengan manja memukul dada Rayan dan seakan menangis terisak-isak.

"kamu jahat banget sih yang, aku kan maunya sama kamu. Jangan tinggalin aku...pliiiiis"

"hueeeeek" Elang ingin muntah dengan sikapnya saat itu. Dalam hati ia mengutuk keadaan sekarang. Sementara Rayan, dirinya meringis sebab bukan hanya Steven yang memperhatikan mereka. Orang-orang di sekitar mereka, nampak geli seakan memikirkan kalau keduanya adalah sepasang pelangi.

Steven yang melihat itu, mengerutkan kening dan geleng kepala.

"dunia memang sudah gila" gumamnya. Ia kembali mengalihkan pandangan ke arah lain namun masih terus berbicara dengan seseorang.

"ya udah... sekarang jangan nangis lagi ya. aku antar pulang ya. Nanti nggak manis loh kalau cengeng" Rayan menarik tangan Elang untuk lepas dari lehernya.

"kasih gula mas biar manis lagi" seorang wanita yang lewat di jalan itu, menyahut dengan senyuman kecil. Hal itu membuat Rayan memasang senyuman paksa dan menggaruk kepala.

Tiba-tiba Steven mengakhiri panggilan dan ia pun melangkah ke arah mereka. Elang yang saat itu sudah hendak mundur menjauh dari Rayan, kembali di tarik oleh Rayan dan memeluknya lagi.

"dia datang...tetap memeluk seperti ini" bisik Rayan.

Elang pun kembali memeluk namun bukan lagi di leher Rayan melainkan ia melingkarkan tangannya di pinggang Rayan. Steven melewati mereka, dirinya memang akan kembali ke mobilnya yang ada di depan minimarket.

Ketika itu dirinya yang hendak melewati keduanya, melirik ke arah keduanya namun itu hanya sebentar.

"dia kembali ke mobilnya. Ayo pergi" ajak Rayan.

"hei...kamu nyaman ya meluk aku terus. Aku masih normal ya Lang" Rayan berbisik sebab Elang belum melepaskan pelukannya.

Elang memundurkan tubuhnya dan menatap Rayan yang masih memperhatikan Steven.

"ayo... sebelum dia sadar kalau kamu adalah orang yang ia kejar kemarin" Rayan menarik tangan Elang dan memutar untuk membawa Elang masuk ke dalam mobil.

Elang menutupi wajahnya dengan topinya. Steven sempat melirik, dan mengingat kalau Elang adalah laki-laki yang ada di minimarket tadi.

Setelah Elang masuk, Rayan buru-buru masuk dan meninggalkan tempat itu. Keduanya bernafas lega setelah mereka menjauh.

Terpopuler

Comments

LANANG MBELING

LANANG MBELING

steven pov: aku dukung kalian berdua jadian wkwkwkwk

2023-09-06

0

V3

V3

hhahhaha .... terong makan terong donk 🤣🤣🤣🤣
smg Steven gak ingat dg Elang

2023-09-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!