"dorong Cok" pinta Niko
"kamu mau kemana...?" Ciko bertanya karena Niko malah terlihat kembali lagi ke kamar rawat Selena.
"pistolku ketinggalan" Niko berlari menuju ke arah ruangan rawat itu.
Ciko mendorong brankar dimana ada Selena yang terbaring tidak sadarkan diri. Wanita itu sebenarnya koma dan tentu saja dirinya tidak bisa melarikan diri kalau tidak dibantu dua laki-laki itu.
Di depan pintu lift, Ciko menunggu kedatangan Niko. Laki-laki itu terlihat berlari ke arahnya dan keduanya masuk ke dalam lift. Tepat saat mereka masuk, beberapa orang laki-laki yang berbadan besar keluar dari lift satunya. Ketika melihat target yang diculik telah dibawa kabur. Orang-orang itu menembaki Niko dan Ciko namun sayangnya pintu lift telah tertutup.
"kejar"
Kembali mereka menekan tombol lift itu, sayangnya tidak terbuka. Maka mereka menggunakan tangga darurat sebagai jalan untuk turun ke lantai satu. Padahal saat ini mereka berada di lantai lima rumah sakit.
"minggir"
Seseorang yang membawa barang melalui tangga darurat, di dorong oleh salah satunya sehingga hampir saja laki-laki itu jatuh terguling di tangga. Untungnya ia masih bisa menjaga keseimbangan tubuhnya.
Kening laki-laki itu mengernyit heran, bertanya-tanya kenapa sampai banyak orang-orang yang memilih lewat tangga tersebut.
Tiba di lantai satu, segera Niko dan Ciko mendorong brankar menuju ke arah pintu keluar. Belum juga mereka sampai di pertengahan lobi, suara tembakan hampir mengenai mereka.
Semua orang panik dan menunduk. Gemetaran dan bahkan bersembunyi di bawah meja dan juga dibalik sofa.
Dor
Dor
"kiri Nik....kiri" ucap Ciko.
Mereka tidak bisa keluar lewat pintu depan, maka jalan kedua adalah melewati pintu samping rumah sakit.
"duluan, biar aku halau mereka" tegas Niko.
Ciko tidak perlu menjawab karena situasi saat ini, sebagai jawaban maka dirinya hanya perlu menuruti perkataan temannya itu.
Ciko membawa Selena ke pintu samping sementara Niko bersembunyi di balik dinding bersiap menembak orang-orang yang mengejar mereka.
Dor
Dor
orang-orang itu bersembunyi. Saling tembak menembak tidak dapat dielakkan. suara riuh teriakan semua orang di rumah sakit itu, menambah kesan bagai sedang syuting film action.
Ciko mendorong terus brankar itu menuju ke arah mobil. Semua orang heran melihatnya akan tetapi tidak ia pedulikan tatapan penuh tanda tanya dari semua orang yang berada di luar rumah sakit.
Ia angkat tubuh Selena yang masih di infus dan juga masih memakai selang oksigen di hidungnya. Tubuh kaku wanita itu ia simpan di kabin tengah, kemudian dirinya segera masuk ke dalam mobil. Mobil itu bergerak dan berhenti tepat di depan pintu samping rumah sakit.
"NIKO... AYO" teriaknya dengan lantang.
Dor
Dor
Niko terus menembak kemudian dirinya berlari ke arah luar dan langsung masuk ke dalam mobil. segera Ciko meninggalkan rumah sakit, sementara orang-orang itu mengejar dan terus menembak.
[mereka kabur, plat mobilnya xxxx...hadang mereka sampai tidak bisa kemana-mana. Mereka ke arah selatan] laki-laki yang menjadi tangan kanan bosnya, menghubungi seseorang.
[baik]
Niko melihat ke arah kaca spion, tidak ada mobil yang mengejar mereka. itu berarti mereka aman.
Ketika itu ponselnya bergetar, Bram sedang menghubunginya.
[halo Bram]
[bagaimana Selena...?]
[aman...kami berhasil lolos]
[bawa ke villa Arjuna, aku sudah menghubungi si Marco untuk ke sana]
[baiklah]
"kita kemana...?" Ciko melirik sekilas ke arah Niko.
"ke villa, itu perintah Bram"
Ciko paham dan mengambil jalan kanan. Sayangnya sebuah mobil yang dari arah samping menghantam mereka sehingga mobil itu berputar-putar dan bagian depan hampir masuk ke dalam selokan jika saja Ciko tidak menginjak rem.
"sial" umpat Niko.
Karena begitu kesal, Ciko dengan cepat menjalankan mobilnya secara mundur.
Braaaakkk
sengaja Ciko membalas menabrak mobil yang telah sengaja menabrak mereka. Mobil itu bergeser ke tengah jalan dan menabrak mobil lainnya. Setelahnya, Ciko menjalankan mobilnya begitu cepat kencang. Dua mobil yang baru saja datang mengejar mereka.
"kita di kejar Cik"
"tenanglah, jangan ragukan kemampuan menyetirku" Ciko bersikap tenang sambil sesekali melihat ke arah spion mobil.
Aksi kejar-kejaran kendaraan roda empat itu, bagai mereka yang melakukan balap liar. Dua mobil mengejar satu mobil yang selalu berada jauh di depan mereka namun dengan menaikkan gas mobil, mereka mengejar.
"buka atapnya" perintah Niko.
Ciko memencet satu tombol sehingga atap bagian kabin tengah terbuka namun tidak seluruhnya. Niko membuka sabuk pengamannya dan berpindah tempat ke kabin tengah dimana Selena terbaring di sana. Akan tetapi wanita itu terbaring di satu kursi yang dijadikan seperti ranjang, sehingga Niko tidak menginjak ataupun mengenai wanita itu.
Niko berdiri dan mengarahkan pistolnya ke depan.
Dor
Dor
Pppssstttt....
Satu ban mobil berhasil ia kempeskan.
Dor
Dor
Pppssstttt...
satu lagi ban mobil berhasil ia tembak sehingga mobil itu oleng dan terpaksa harus berhenti.
Tidak tinggal diam, satu mobil lagi yang masih mengejar membalas menembaki Niko. Laki-laki itu masuk kembali ke dalam mobil untuk berlindung.
Dan ternyata bukan hanya satu mobil yang masih mengejar mereka, dari arah jalan lain tiga mobil kini sedang mengejar mereka.
[Bram...kami butuh bantuan] Niko rupanya sedang menghubungi Bram.
[aku dan Pras di belakang mereka. Belok kanan agar orang-orang kita mengawal kamu sampai di villa. Mereka biar menjadi urusanku dan Pras]
[oke]
"Cik, ambil jalur kanan"
Ciko mengangguk dan dengan cepat membelokkan mobil itu sehingga orang-orang yang mengejar mereka malah melewati jalan itu. Keduanya selamat dari kejaran musuh, kini Bram dan Pras yang mengambil alih.
empat mobil itu berhenti dan kembali memutar untuk mengambil jalur kanan yang diambil oleh Ciko. sementara Bram dan Pras sudah berhenti di tengah jalan dengan masih-masing pistol di tangan mereka.
"tabrak saja mereka" ucap salah seorang.
Empat mobil itu melaju kencang akan menabrak dua laki-laki itu.
Dor
Satu tembakan Pras mengenai kepala yang sedang menyetir sehingga mobil itu oleng dan menabrak pembatas jalan sehingga mobil itu terangkat dan terbalik.
Bram memegang senjata yang lebih canggih lagi. satu tembakan membuat mobil itu meledak dan terbakar. Dua mobil berhenti dan segera memutar arah untuk menyelamatkan diri. Sayang sekali, Bram sudah melesatkan tembakan sehingga dua mobil itu berakhir tragis.
Mobil yang dikendarai oleh Niko dan Ciko telah sampai di sebuah villa yang ada di pinggir pantai. Mereka dikawal oleh anak buah Bram sehingga keduanya tiba dengan selamat. Saat mereka tiba, sebuah mobil pun baru saja datang. Pemiliknya segera keluar dan menghampiri Niko yang sudah turun dari mobil.
"dimana Selena...?" tanya Marco.
"di dalam mobil" jawab Niko.
Pintu mobil kabin tengah dibuka. Tubuh Selena di gendong oleh Niko dan dibawa masuk ke dalam villa. Di ranjang yang luas, wanita itu dibaringkan. Marco segera memeriksa keadaan Selena dan memasangkan alat-alat medis yang diperlukan wanita itu. sementara Niko dan Ciko menunggu di luar.
Tidak lama Bram dan Pras datang, keduanya masuk bergabung dengan dua laki-laki itu di ruang tengah.
"bagaimana Co...?" tanya Bram setelah Marco keluar dan menghampiri mereka.
"masih sama seperti sebelumnya" Marco ikut duduk dan merenggangkan ototnya.
"apa belum-belum ada tanda-tanda dia akan bangun...?" tanya Pras.
"orang yang koma akan sadar sendirinya tanpa memberikan tanda apapun. ajaklah dia terus berbicara meskipun mustahil untuk ia menjawab. tapi setidaknya dengan begitu, alam bawah sadarnya akan mendengar dan berusaha untuk merespon" Marco menggulung lengan kemejanya. "ngomong-ngomong kenapa dia dipindahkan ke sini. Bukannya lebih bagus di rumah sakit" Marco memindai wajah semua orang.
"Selena di incar" jawab Bram.
"di incar...? oleh siapa...?" Marco terkejut.
"entahlah, itu juga yang akan dicari tau"
"apa mungkin yang mengincar Selena adalah mereka yang membunuh Arjuna. tapi kan selama ini Selena tidak pernah diincar oleh siapapun. Arjuna begitu melindungi dan menyembunyikannya dari semua orang" timpal Niko.
"kamu lupa kalau Akira mengetahui siapa Selena. Dia tau kalau Selena adalah istri Arjuna. Dan karena ancaman dari Akira, maka Arjuna terpaksa menerima untuk bertunangan dengan wanita gila itu" Ciko menjawab.
"berarti Akira yang memberitahu Danuela tenang Selena" ucap Marco.
"tapi yang menjadi pertanyaannya...apa yang mereka inginkan dari Selena. Dia kan sudah kehilangan suaminya juga anaknya yang ada di dalam kandungannya. Selena sudah tidak mempunyai apapun" ujar Pras.
"haaaah...aku pusing memikirkan semua ini" Bram menyandarkan tubuhnya di sofa. "kematian Arjuna pun belum diketahui siapa dalangnya. Entahkah Danuela ataukah Manuela"
"keduanya sama-sama musuh kita bukan. Meskipun begitu Danuela menerima Arjuna sebagai calon tunangan putrinya. Kalau aku pikir-pikir, sepertinya kematian Arjuna adalah ulah dari Danuela, si laki-laki yang suka gonta-ganti pasangan itu" ucap Ciko.
"siapapun dalangnya, nyawa harus dibayar nyawa" tangan Pras mengepal erat
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
V3
lg cerita ttg Malik dan Elang yg ke Kota tp mlh jd bgni cerita nya , jd gak paham deh
2023-09-03
0
V3
aku msh masih bingung dach , cerita awal ny gmn ttg Arjuna ❓🤔❓
lagi cerita ttg Malik tp tiba-tiba mlh jd ke Arjuna , Akira , Danuela dan Manuela , bingung sndri jadi nya 🤔🤔🤔🤔
2023-09-03
1
V3
aku msh masih bingung dach , cerita awal ny gmn ttg Arjuna ❓🤔❓
lagi cerita ttg Malik tp tiba-tiba mlh jd ke Arjuna , Akira , Danuela dan Manuela , bingung sndri jadi nya 🤔🤔🤔🤔
2023-09-03
0