Episode 5

Malik yang mengipas wajahnya dengan sobekan gardus yang ia ambil di dekat tempat duduknya, celingukan menoleh ke arah depan, menunggu kedatangan Elang yang sudah hampir satu jam lamanya. Sementara pak Gugun masih mengurus uang hasil jualan mereka yang menitipkan hasil panen kepadanya.

Ternyata pak Gugun pergi untuk mencarikan makanan juga minuman segar dan akan diberikan kepada Elang juga Malik. Namun ternyata, Elang malah memutuskan untuk mencari minuman dan meminta Malik menunggunya.

"astaga kenapa dia lama sekali. Beli minum sampai di alam lain kah" Malik mulai cemas, pasalnya mereka berdua baik dirinya maupun Elang, keduanya untuk pertama kalinya mereka menginjakkan kaki di kota. Ia takut Elang ke sasar dan tidak menemukan jalan pulang sebab terlalu jauh mencari minuman.

"kemana sih tuh anak" Malik berdiri dari tempat duduknya.

Mau menghubungi sahabatnya itu, keduanya tidak memiliki ponsel.

Sungguh ketinggalan zaman bukan....?

Di era modern seperti ini, masih saja ada orang seperti mereka yang tidak memiliki ponsel.

Sebenarnya kalau keduanya terlahir di tempat yang bukan desa kawah gunung, tentu saja keduanya akan memiliki benda pipih yang canggih itu.

"Mal, Elang belum datang juga...?" pak Gugun menghampiri Malik.

"belum pak, malah sudah satu jam lebih. Apa jangan-jangan Elang kesasar lagi pak" Malik semakin risau.

"terus gimana...? bapak harus pulang sebelum malam di jalan. bapak juga harus belanja untuk kebutuhan kios" pak Gugun ikut cemas. Ia cemas meninggalkan Malik seorang diri.

"ya sudah, tidak apa-apa pak. bapak pulang saja, saya tetap akan menunggu Elang di sini. kan tidak mungkin saya pergi sendirian di rumah paman Hamid dan meninggalkan Elang.

"tapi alamatnya sahabat ayahmu itu kamu tau kan...?"

"tau pak, ibu menuliskan di kertas kecil"

"ya sudah, nih buat kamu sama Elang" pak Gugun memberikan beberapa uang merah kepada Malik. "untuk beli makanan selama belum mendapatkan pekerjaan. Hati-hati ya, bapak pulang dulu" pak Gugun menepuk pelan bahu Malik.

"terimakasih banyak pak, hati-hati di jalan"

Pak Gugun mengangguk kemudian masuk ke dalam mobil. Sebelum mobil itu bergerak, ia melambaikan tangan kepada Malik.

Malik sendirian tanpa seorangpun yang ia kenal. Makanannya juga minuman yang dibeli oleh pak Gugun tadi, ia masukkan ke dalam kantung plastik dan memasukkannya ke dalam tas.

"ya ampun Elang....kamu kemana sih. Heran aku, masa iya beli minuman sampai lama sekali. Di tindis minuman teh gelas kali nih anak" Malik mengomel kesal.

Mereka datang ke kota dan bertujuan untuk ke rumah alamat pak Hamid, sahabat dari ayahnya Malik yang sukses di kota. Keduanya ingin meminta bantuan untuk dicarikan pekerjaan kepada sahabat ayahnya Malik itu.

"tunggu di sini sajalah. Sampai dia tidak datang, aku tinggal beneran" Malik duduk di bangku tempat duduknya tadi.

_____

"mbak...jangan kencang-kencang juga meluknya. Aku sesak nafas nih"

Akira tersadar dan melepas pelukannya. dirinya mundur selangkah dan meminta maaf.

"maaf, soalnya aku senang banget mas ternyata masih hidup" Akira menghapus air matanya.

"lah... dari kemarin-kemarin juga aku masih hidup mbak. belum pernah mati ataupun mati suri" Elang menjawab polos.

"mas dari tadi kok manggilnya mbak sih, nggak mungkin lupa sama nama aku kan mas" Akira protes dan menatap lekat wajah Elang.

Elang menggaruk pelipis. Wanita cantik yang ada di depannya itu terlihat begitu asing dan belum pernah ia lihat sebelumnya. Bagaimana mungkin ia tau siapa nama wanita itu.

"mas kok diam...?" Akira maju selangkah sementara Elang malah mundur selangkah.

"bukannya saya tidak mau memanggil nama mbak, tapi kan memang saya tidak tau nama mbak siapa"

"mas Arjun lupa sama aku...?" Akira kaget, kedua matanya mulai berembun. "aku Akira mas, Akira Danuela...anak papa Danu, calon tunangan mas Arjun"

"hah...?"

Kedua mata Elang berkedip-kedip bagai lampu disko, otaknya masih mencerna setiap perkataan wanita itu. Siapa Arjun, siapa papa Danu, dirinya sama sekali tidak mengenal keduanya.

"mas" Akira maju lagi dan kali ini ia memegang jemari Elang. "aku Akira, calon tunangan mas Arjun. Apa separah itu benturan di kepala mas Arjun, sampai mas lupa dengan aku" Akira menatap sendu Elang.

"aduh nih cewek siapa sih. Boro-boro tunangan, nah mau lamar pujaan hati saja harus nelan pil pahit" Elang membatin.

"maaf sekali mbak, tapi semua nama yang mbak sebutkan tadi tidak ada satu nama pun yang saya kenal. Mbak saja baru pertama kali ini saya bertemu dengan mbak. Dan satu lagi, nama saya bukan Arjun tapi Elang" Elang melepaskan tangan Akira dan mundur beberapa langkah.

"nggak... nggak mungkin" Akira menggelengkan kepala. Ia dengan cepat mendekati Elang dan memeluknya. "jangan bercanda mas, itu nggak lucu. Aku tau kalau kamu adalah mas Arjun, jangan seperti ini mas. Aku tersiksa setiap hari terus memikirkan mas Arjun" Akira memeluk Elang dengan eratnya.

"mbak...tapi saya bukan Arjun" Elang mencoba melepaskan pelukan Akira.

"aku nggak percaya. Aku tau mas perlu waktu untuk belajar menerima aku. Bukankah waktu itu mas bilang akan belajar melupakan Selena dan menerima aku. Aku akan menunggu sampai mas bisa menerima aku. Kita akan bertunangan, aku nggak mau kamu selalu memikirkan Selena. Ayo kita ke pap Danu, papa pasti senang melihat mas Arjun masih hidup. Ayo mas"

Akira begitu saja menarik tangan Elang yang masih terus menjelaskan kalau dirinya bukanlah Arjuna. Elang semakin dibuat pusing saat Akira begitu erat menggenggam tangannya.

"astaga ini cewek, sakit jiwa kali ya. aduh bagaimana aku bisa kabur kalau begini" Elang frustasi, Akira sama sekali tidak ingin mendengarkannya.

"oke baiklah, aku akan mengikutimu. tapi bisakah kita menjemput temanku dulu, dia pasti sejak tadi begitu cemas karena aku meninggalkannya terlalu lama" Elang berhenti dan tentu saja Akira pun ikut berhenti.

"dimana kita menjemput temanmu itu. Apakah dia adalah Bram...?

"siapa lagi itu Bram" Elang berdecak kesal dalam hati.

"bukan, dia sahabat aku. Kalau kamu mau saya ikut, maka kita jemput dia di pasar tradisional xxx"

"pasar...?" kening Akira mengkerut memandangi wajah Elang dengan tatapan heran. "sejak kapan mas Arjun turun ke pasar...?" lanjutnya dengan ekspresi penuh tanda tanya di keningnya.

"memangnya apa yang salah dengan pasar...?" Elang menjawab datar. "mau jemput atau tidak...?"

"tentu saja, ayo kita jemput dia. Mobilku di sebelah sana" Akira membawa Elang berjalan kaki sedikit jauh untuk sampai di mobilnya.

_____

ketika turun dari mobil mewah itu, Elang segera mencari keberadaan Malik. Untung bisa menemukannya dan ia memanggil nama Malik sambil berlari ke arahnya. Akira ikut bersamanya, menyusulnya di belakang.

"ya ampun El, kamu darimana saja sih. Sampai kering aku nungguin kamu. Beli minum sampai ke planet mars kah" Malik bersungut-sungut dengan wajah penuh kekesalan.

"maaf Mal, tadi ada insiden sedikit" Elang meringis ketika tinju Malik mendarat di lengannya.

Malik menatap bingung ke arah Akira yang berdiri di dekat keduanya dan mengeluarkan senyuman manisnya. Wanita cantik itu membuat Malik melongo dan menarik Elang sedikit menjauh.

"kok kamu datang-datang bawa cewek. Kamu tidak melarikan anak orang kan El...?"

"his sembarangan. Ya tidak lah, macam mau kawin lari saja. Ainun saja sudah mentok di hati aku, tidak mungkin nambah lagi"

"ya terus, cewek itu siapa...?"

Elang melirik Akira yang menatap heran ke arah mereka. Wanita itu tersenyum saat bersitatap dengan Elang. Sebenarnya Elang akui, Akira memang begitu cantik namun masih ia akui kalau Ainun lebih manis dan juga kembang desa kawah gunung itu, sebenarnya tidak kalah cantik dari wanita yang menganggap dirinya sebagai Arjuna. wajah Ainun melekat wajah wanita Indonesia asli, sementara Akira berwajah bule.

"heh...jawab bego, ngapain saling tatap-tatapan. baru juga bilang Ainun mentok di hati, udah geser aja tuh otak" Malik menggeplak kepala Elang.

Elang menarik tangan Malik agar semakin dekat dengannya. Ia pun membisikkan hal yang ia alami, sementara Malik manggut-manggut dan kemudian terkejut.

"yang benar...?" Malik menjauhkan wajahnya.

"buktinya dia bersama kita, berarti benarlah"

"lah terus bagaimana...? jelaskan saja sih sama dia kalau kamu bukan calon tunangannya itu"

"dia tidak percaya"

"mas"

Akira memanggil Elang, alhasil Elang menarik Malik untuk kembali ke dekat wanita itu.

"jadikan ketemu papa Danu...?" tanya Akira.

"baiklah. Ayo kita temui papamu dan saya akan menjelaskan kalau sebenarnya saya bukanlah orang yang kamu maksud" Elang akhirnya bertekad untuk ikut.

"kamu yakin El...?" bisik Malik.

"biar semuanya beres terus kita tinggal pergi ke rumah paman Hamid" Elang ikut berbisik.

"oh oke" Malik mengangguk pelan.

Akira tersenyum senang, ia begitu yakin kalau Elang adalah Arjuna Wiguna, laki-laki yang ia cintai dan akan bertunangan dengannya.

Dengan senyuman lebar, Akira meraih tangan Elang dan mengajaknya untuk ke mobil. Sementara Malik menggaruk-garuk kepala sebelum akhirnya ia mengikuti sahabatnya juga wanita itu.

Di SPBU Akira menghentikan mobilnya. Elang yang sudah kebelet ingin buang air kecil, memutuskan untuk turun dan ke toilet.

Berlari kecil dirinya bertanya kepada seseorang yang bertugas di tempat itu, laki-laki itu menunjukkan dimana letak toilet berada.

"terimakasih mas" Elang berjalan cepat karena rasanya sudah tidak bisa menahannya sejak tadi.

Rupa-rupanya, seseorang baru saja keluar dari tempat itu dan karena kaki Elang yang tidak mempunyai rem, alhasil ia tanpa tidak sengaja menubruk laki-laki itu.

"eh maaf mas...maaf, mas tidak apa-apa kan...?" Elang merasa bersalah dan meminta maaf.

ponsel laki-laki itu terjatuh. Elang menunduk dan memungutnya kemudian ia berdiri tegak dan memberikan ponsel itu kepada pemiliknya.

"maaf ya mas ya"

Laki-laki itu bukannya mengambil ponselnya, ia malah terdiam dan membeku di tempatnya. Sementara tangan Elang masih di udara memegang ponsel hitam milik laki-laki itu.

"ponselnya mas, sekali lagi maaf" Elang meraih tangan laki-laki itu dan menyimpan ponsel itu di telapak tangan laki-laki itu. Sementara Elang, buru-buru masuk ke dalam toilet untuk menuntaskan hal yang membuatnya sejak tadi tidak nyaman.

"Arjuna" laki-laki itu baru tersadar ketika Elang telah masuk ke dalam toilet.

Terpopuler

Comments

V3

V3

Arjuna itu siapa Thor ,, tolong di perjelas lagi Donk ❓❓
lalu knp wajah Elang harus mirip dg Arjuna ❓
Apakah Elang dan Arjuna anak kembar ❓❓

2023-08-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!