Kini Angga sudah kembali duduk di kursi miliknya, sambil berhadapan dengan seorang wanita asing yang benar-benar sangat berani kepada dirinya.
Angga memasang wajah dingin, membuat Rebecca mendengus kecil, sepertinya pria yang akan dia ajak bekerjasama sama ini, bukanlah pria buta yang biasa, tapi pria itu benar-benar terlihat misterius dan juga mengerikan.
"Ehemm… .. !!"
Untuk mencairkan suasana yang tampak tegang, Rebecca pun berdehem keras, membuat Angga sedikit menyunggingkan senyumnya karena merasa aneh terhadap wanita yang ada dihadapannya saat ini.
"Sekarang jelaskan. Apa mau mu sebenarnya? Kenapa kau lancang sekali memelukku secara tiba-tiba?" tanya Angga sambil melepaskan kaca mata hitam yang bertengger indah di hidung mancungnya.
Melihat hal itu, Rebecca malah terdiam membisu, sungguh dia merasa sangat terpesona akan ketampanan yang Angga miliki.
"Tuan. Maafkan aku jika aku telah lancang memelukmu tadi. Tapi sebelum aku menjawab pertanyaan darimu? Bolehkah aku bertanya terlebih dahulu?"
"Bertanya? Memangnya apa yang ingin kau tanyakan nona?"
"Emmm… .! Aku sungguh sangat penasaran, maaf jika pertanyaanku ini sedikit menyinggung, sebenarnya aku hanya ingin mengetahui apakah Tuan benar-benar buta alias tidak bisa melihat?" tanya Rebecca membuat pak Tagor menatap tajam kearah dirinya.
"Nona! Apa maksud pertanyaanmu itu? Apakah kau mau mengejek Tuanku?" teriak Pak Tagor tidak terima sambil bangkit dari duduknya.
Melihat reaksi pak Tagor yang terlihat marah, Angga langsung meraba tangan pak Tagor dan menyuruhnya untuk kembali duduk di kursinya.
"Tenang pak Tagor. Biar aku yang berbicara kepada wanita ini."
"Baiklah, maafkan saya Tuan."
"Iya, tidak apa pak Tagor." jawab Angga tersenyum simpul.
Rebecca yang sedari tadi tidak melepaskan pandangan matanya dari wajah Angga, merasa sangat terpesona dengan senyuman yang disunggingkan oleh Angga, sungguh Rebecca menjadi terpanah dan merasakan jantungnya langsung berdetak kencang.
"Gila! Gila… ! Bagaimana mungkin aku bisa terpesona seperti ini ketika melihat senyuman yang ada diwajah tampannya itu, apa mungkin aku telah jatuh cinta pada pandangan pertama! Waw… ini benar-benar amazing, seorang Rebecca, wanita yang terkenal cantik dan kaya raya, telah jatuh hati kepada seorang pria buta yang tampak biasa biasa saja. Jika Monic sampai mengetahui hal ini, aku yakin dia pasti akan menertawakanku sampai terkencing kencing." batin Rebecca merutuki dirinya sendiri.
Sambil terus memukul mukul kepalanya menggunakan tangan sebelah kanannya. Pak Tagor yang melihat keanehan dari wanita di hadapan mereka berdua pun, langsung mendekatkan wajahnya dan berbisik kekuping Angga.
"Tuan! Aku rasa wanita yang ada dihadapan kita saat ini, adalah wanita yang kurang waras,"
"Apa yang kau katakan pak Tagor? Mengapa kau bisa mengambil kesimpulan seperti itu?" tanya Angga tidak percaya.
"Iya, Tuan mungkin tidak bisa melihat apa yang saat ini sedang wanita itu lakukan, dia telah memukul kepalanya sendiri menggunakan sebelah tangannya Tuan."
"Benarkah begitu? Aku rasa wanita ini mempunyai suatu masalah, makanya dia melakukan hal itu."
"Tapi Tuan."
"Sudahlah pak Tagor, biarkan aku dan wanita asing ini berbicara terlebih dahulu, aku penasaran akan alasan apa yang ingin dia jelaskan kepadaku."
Setelah selesai saling berbisik, kini Angga kembali duduk tegap sambil mengarahkan wajahnya kehadapan Rebecca.
"Hei Nona. Sekarang juga katakan apa yang kau inginkan, karena waktuku tidak banyak untuk meladenimu." panggil Angga membuat Rebecca sadar dari kelakuan konyolnya itu.
"Baiklah. Aku akan to the point saja kepadamu Tuan. Mungkin kau tidak mengenal siapa aku ini. Tapi yang harus kau tahu, aku ini adalah keturunan dari keluarga Harley dan pewaris dari harta kekayaan keluarga Harley,"
Deggghhhh… ..
Mendengar perkataan dari wanita itu, pak Tagor langsung membulatkan kedua bola matanya dan menatap tak percaya kearah Rebecca.
"Tunggu! Apakah kau sedang bercanda saat ini Nona?" tanya pak Tagor.
"Bercanda! Apa maksudmu pak Tua? Aku memang putri tunggal dari pemilik perusahaan Harley Grup, yang saat ini sedang di pimpin oleh pamanku William Harley, dan tujuanku mencari keberadaan Tuan buta ini karena aku ingin mengajak dirinya untuk menikah."
"Apa… ! Apa maksud perkataanmu itu Nona? Kita bahkan tidak saling mengenal, lalu kenapa tiba-tiba kau ingin mengajakku untuk menikah?" tanya Angga merasa terkejut.
Melihat situasi yang semakin tegang, dengan cepat pak Tagor memberikan perintah kepada para satpam yang berjaga di restoran itu untuk mengosongkan ruangan makan yang ada di dalam restoran.
Dia mengeluarkan kocek pribadinya untuk melakukan hal itu, bahkan seluruh pelayan dan karyawan yang bekerja di cafe itu juga ikut diperintahkan keluar oleh pak Tagor.
Setelah melihat kondisi aman, pak Tagor menutup pintu cafe dan kembali berjalan mendekati kedua orang yang sedang berbicara serius itu.
"Sekarang keadaan sudah aman. Nona bisa membicarakan apa yang ingin Nona katakan kepada Tuan Angga." ucap pak Tagor membuat Rebecca tersenyum senang.
Rebecca langsung melipat kedua tangannya di atas dada sambil menatap Angga dengan ekspresi ramah.
"Terimakasih pak tua, karena kau sudah berniat menjaga pembicaraan penting ini, sebenarnya aku ingin mengajak Tuan ini untuk menikah denganku karena sebelumnya aku pernah bertemu dengan dirinya." jelas Rebecca membuat Angga mengernyitkan keningnya.
"Bertemu! Memangnya kapan kita pernah bertemu Nona?"
"Wah, sepertinya Tuan sudah lupa ya, pada sore hari di depan hotel tempat anda menginap. Apakah kau lupa Tuan?" tanya Rebecca menatap lekat.
"Oh, iya aku mengingatnya. Kau adalah wanita yang saat itu sedang mengejar perampok bukan?"
"Kau benar Tuan. Tapi apakah kau tahu, kalau ternyata para perampok itu bukanlah perampok biasa, mereka adalah penjahat yang telah di kirim oleh pamanku sendiri untuk membunuhku dan merebut berkas penting yang saat itu sedang aku bawa."
"Apa...! Kenapa paman Nona ingin membunuh nona?" tanya Angga merasa penasaran.
"Tentu saja agar dia dapat menguasai harta seluruh peninggalan dari kedua orang tuaku. Makanya aku ingin mengajakmu menikah, karena aku yakin jika kau bisa membantuku untuk menguasai harta dari kedua orang tuaku. Dan itu adalah syarat utama dari pengacara yang memegang surat wasiat dari mendiang kedua orang tuaku." jelas Rebecca menatap wajah Angga dengan tatapan lirih.
Sedangkan Angga, dia hanya terdiam. Mengapa juga dia harus terlibat dalam permasalahan rumit dari wanita asing yang tidak dia kenal sama sekali, sedangkan masalahnya sendiri sebagai seorang Cyber benar-benar sangat menumpuk.
"Maaf Nona! Sepertinya saya menolak ajakan Nona, saya tidak bisa membantu Nona."
"Tidak! Kenapa kau begitu tega. Siapa sebenarnya namamu Tuan. Aku tidak bisa membiarkanmu berkata seperti ini."
"Namaku adalah Angga, dan saya harus segera pergi saat ini juga." izin Angga sambil bangkit dari duduknya dan berbalik arah menuju pintu.
Melihat hal itu, Rebecca langsung berkata keras, dia tidak akan membiarkan pria incarannya pergi begitu saja.
"Angga. Kalau begitu kau juga harus mengenali namaku, aku adalah Rebecca, dan aku tidak akan melepaskanmu Angga. Aku mohon bantulah aku, aku tidak ingin menikah dengan pria pilihan pamanku, dia adalah pria jahat, serta bajingan. Mereka semua sudah bersekongkol untuk menyingkirkanku dari dunia ini, Paman William dan David Becam, berencana ingin merebut harta dari peninggalan kedua orang tuaku Angga. Aku mohon bantulah aku." ucap Rebecca lirih sambil meneteskan air matanya.
Mendengar nama David Becam, Angga dan pak Tagor langsung menghentikan langkahnya, dan mereka berdua saling menatap antara satu sama lain.
"David Becam.....!" gumam Angga menyiratkan mata yang sangat tajam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Entis Sutisna
Kikqkiqkiq... saling pandang nie yeee...hayoooo Angga bantu tuh si Rebecca.biar Seruuuuu....lanjuuuutkan Thor....👍👍😍😍🔥🔥💪💪
2025-03-06
0
ibeth wati
ealah kok ya saling menatap to Angga Sama pak Tagor ini emang keliatan ngga situ kan buta 😉
2024-06-06
1
Yunerty Blessa
bantu lah Angga siapa tahu Rebecca adalah jodoh mu....
2024-04-18
1