Setibanya di rumah, Angga langsung masuk ke dalam kamar miliknya, dia berjalan menggunakan tongkat tanpa di tuntun oleh kedua orang tuanya.
Angga ingin belajar mandiri, agar tidak menyusahkan orang lain, karena dirinya harus terbiasa menjalani kehidupannya menjadi seorang pria buta.
"Aku sangat mengingat rumahku sendiri, jadi aku bisa berjalan menggunakan ingatan milikku," gumam Angga yang sudah duduk di tepi ranjang.
Hingga detik kemudian, Angga teringat akan barang barang yang bersangkutan dengan Cika, dengan cepat dia pun bangkit dari duduknya menuju ke lemari kayu yang sudah usang.
"Sekarang saatnya membuang semua foto dan juga barang barang milik wanita pengkhianat itu, aku tidak sudi jika harus menyimpannya lagi." celetuk Angga merasa geram.
Angga ingat betul, tempat penyimpanan khusus milik Cika, dia mengeluarkan semua foto yang sudah lama tersimpan indah di galeri foto miliknya.
Setelah itu, Angga juga mengambil jumper yang tergantung indah di dalam kamarnya, dia memasukkan barang tersebut ke dalam kotak Aqua gelas yang memang ada di dalam kamar.
"Semua milikmu yang pernah kau berikan kepadaku, akan aku lenyapkan dari hadapanku Cika. Begitu juga dengan rasa cintaku ini. Aku janji akan membuang serta menguburnya untuk selamanya." sarkas Angga memasang wajah memerah.
Beberapa menit kemudian, Angga pun telah selesai mengemas barang milik Cika yang pernah di berikan untuknya.
Hingga beberapa jam kemudian, rasa lelah mulai merasuki tubuh Angga, membuat Angga memutuskan beristirahat sejenak sambil berbaring di atas ranjang berbahan kapuk itu.
"Huff… .! Kapan aku bisa melihat lagi. Untung saja ingatan yang aku miliki sangat tajam, sehinggahi aku dapat membayangkan tempat tempat yang pernah aku singgahi sebelumnya m Sepertinya mulai saat ini aku harus lebih mengasah kemampuanku, aku yakin, tanpa kedua mata, aku masih bisa bergerak dengan menggunakan otak dan juga mata hatiku." ucap Angga penuh semangat.
Angga memang terlahir dengan IQU yang sangat genius, bahkan dia bisa mengingat semua yang dia lihat dan dia ketahui di memori otaknya.
Begitu juga dengan otak cerdas Angga, dia yang menguasai ilmu di bidang Teknologi serta dunia Cyber akan terus semakin mengasah kemampuan otaknya tanpa harus melihat.
Memikirkan hal itu, Angga pun tidak jadi berbaring lagi, dia memilih duduk di depan komputer zaman milik bapaknya yang diwariskan untuknya. Angga ingin mengetes, apakah dia mampu mengingat tata letak setiap bacaan yang ada di dalam program komputer tanpa melihat.
Untuk menguji kemampuannya itu, Angga langsung memegang most dan menggerakkannya sesuai dengan ingatan yang dia miliki.
Angga membayangkan kalau saat ini dia sedang melihat menggunakan kedua matanya,, untuk menguji kemampuannya yang pertama, Angga mencari progam lagu yang ada di komputer tersebut.
Dan setelah mengkliknya, Tiba-tiba terdengarlah suara lagu yang mengalun dengan merdu.
Angga tersenyum senang, ternyata apa yang ada dia ingat sama halnya dengan apa yang ada.
"Hebat. Ternyata kemampuan ingatanku benar-benar sempurna. Aku bisa mengotak atik komputer ini menggunakan imaginasi yang ada di dalam pikiranku, sungguh luar biasa, setelah ini aku akan mengetes di handphone milikku, aku akan memblokir nomor Cika agar dia tidak bisa menghubungiku lagi." ucap Angga tampak bersemangat.
Dan ketika Angga masih asik dengan kegiatannya, tiba-tiba saja pintu kamarnya terbuka dari luar.
Ibu Lastri langsung masuk ke kamar, sambil melihat kegiatan yang dilakukan oleh putranya.
"Nak! Apakah kau masih bisa mempergunakan komputer ini?" tanya ibu Lastri berbicara hati hati.
Jangan sampai perkataannya malah akan menyinggung perasaan sang putra.
Mendengar pertanyaan ibunya, Angga pun langsung menghadap kearah sang ibu.
"Iya, aku bisa menggunakannya buk. Bahkan semua program yang ada di dalam komputer milikku aku bisa menggunakannya, itu artinya aku masih mempunyai kesempatan untuk menjadi seorang Cyber, seperti cita cita yang aku impikan selama ini." jelas Angga tersenyum.
"Ya Tuhan! Ibu sangat bahagia mendengarnya nak, ibu tahu jika kau adalah pria yang genius, kau sangat pintar dan cerdik Angga, pasti di masa depan kau akan sukses nak."
"Amiin! Terimakasih untuk doanya ibu, lagian ini semua berkat kalian berdua. Terutama bapak, yang sudah menurunkan kepintarannya kepadaku. Bahkan aku sampai heran melihat bapak, kenapa bapak bisa sangat menguasai dunia Cyber buk? Apakah sebenarnya bapak adalah seorang Cyber?" tanya Angga kepada ibu Lastri.
Mendengar pertanyaan dari putranya, ibu Lastri langsung terdiam membisu.
Sejak dulu Angga memang sering sekali bertanya tentang hal seperti ini, tapi ibu Lastri tak pernah mau menjawab dan selalu mengalihkan pembicaraan.
"Buk! Kenapa diam? Apakah benar jika bapak adalah seorang Cyber?" tanya Angga lagi menampilkan wajah serius.
"Angga sebenarnya....,!
Belum sempat ibu Lastri berkata, mereka berdua di kejutkan oleh kehadiran bapak Burhan yang menyelonong masuk ke dalam kamar.
"Buk! Ayo kita makan siang, bapak sudah sangat lapar, ayo Angga." ajak pak Burhan sambil memegang perutnya.
"Tapi pak! Aku belum mendengar Jawaban dari ibu."
"Jawaban apa nak? Ingat! Jangan suka menunda nunda makan, nanti kau bisa sakit magh, lebih baik hidup sehat dan menjaga kesehatan kita Angga."
"Benar yang dikatakan oleh bapakmu nak, sekarang ayo kita makan siang terlebih dahulu." timpal ibu Lastri kepada Angga.
Angga menghembuskan nafas kasar, entah apa yang sebenarnya telah disembunyikan oleh mereka berdua, karena sedari dulu Angga sudah merasa curiga, akan kehebatan yang di miliki oleh bapaknya, tapi Angga tidak pernah mendapatkan jawaban apapun dari bapaknya ataupun ibunya.
"Baiklah, ayo kita makan siang Pak, buk." jawab Angga langsung bangkit dari duduknya.
Dan ketika pak Burhan ingin memegang lengan tangga Angga, Angga pun langsung menggeser tubuhnya dan berkata kepada sang bapak.
"Pak! Jangan manjakan Angga. Aku ingin belajar dengan keadaan ku saat ini, biarkan aku mandiri pak, karena aku yakin dengan kemampuan yang aku miliki."
"Bagus nak. Kau benar-benar keturunanku, yang sangat kuat dan juga cerdas, sekarang berjalanlah menggunakan kata hati mu. kau pasti bisa menuju ke meja makan tanpa menabrak apapun."
"Baik, aku akan membuktikannya kepada bapak dan juga ibu." jawab Angga langsung melangkahkan kakinya dengan bersemangat.
Melihat putra mereka yang sudah berjalan duluan, pak Burhan dan bu Lastri pun menyusul di belakang Angga, mereka tersenyum bahagia kala melihat Angga yang berhasil tiba di meja makan.
"Pak! Ibu merasa bersyukur, karena Angga dapat menutupi kekurangannya menggunakan kecerdasan yang dia miliki,"
"Iya, bapak juga buk. Angga benar-benar anak yang hebat, andai saja dia tidak buta, pasti dia sudah berhasil menjadi pria paling jenius di kota ini." puji bapak Burhan sambil memegang tangan istrinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Entis Sutisna
Mantaaaap lanjjuuutkan Thor...👍👍😍😍💪💪
2025-03-05
0
Sulaiman Efendy
JADI PENASARAN DGN MASA LALU PAK BURHAN, APA DIA MNTAN HACKER..
2024-06-16
1
Rikko Nur Bakti
gak mungkin lah bisa pakai mouse....pakai keyboard masih masuk nalar....
2024-05-26
1