"Siapa kau! Apa yang kau lakukan kepadaku?" tanya Angga berpura-pura tidak tahu.
Angga sengaja, bersikap sok bodoh di depan ibu Ratih, karena Angga ingin melihat seperti apa wanita itu ketika menghina dirinya.
"Cih, dasar manusia sampah. Sudah buta, tapi sok berlagu, berjalan kesana kemari sendiri, apakah kau kira kau tidak akan membahayakan orang lain hah!" ibu Ratih berkata nyalang membuat Angga langsung bangkit dari terjatuhnya.
Dia mencoba berdiri menggunakan tongkat yang masih dia pegang kuat, sedangkan ibu Ratih yang melihat hal itupun tersenyum mengejek.
"Dasar pria buta. Sangat benar keputusanku dan juga suamiku menjauhkan Cika dari pria bodoh sepertimu, kau itu tidak pantas bersama putriku yang cantik jelita, kau tak tahu bukan! Kalau saat ini Cika sudah berhasil dan sukses! Tidak sepertimu yang menjadi gembel dan pria buta."
"Tutup mulutmu ibu Ratih!" teriak Angga marah sambil mengarahkan tongkatnya ke arah ibu Ratih.
Buukkkk… .
"Akhhh… . Apa yang kau lakukan sialan!" pekik ibu Ratih ketika tongkat sakti milik Angga terbang mengenai kepalanya.
Angga yang merasa geram terus memukul kepala ibu Ratih. Jujur saja jika Angga sangat dendam kepada wanita berhati iblis itu.
"Itu balasan yang tepat untuk orang licik dan tidak tahu terimakasih sepertimu, seharusnya aku tidak perlu mengorbankan diriku sendiri hanya untuk putrimu yang sangat licik itu, kalian bertiga, benar benar keluarga berhati iblis." maki Angga sambil menghentikan pukulannya di kepala ibu Ratih.
Melihat kelancangan Angga, ibu Ratih menjadi geram, dia langsung mengambil tempat sampah yang ada di samping pagar dengan niat hendak melemparkan sampah sampah itu ke arah Angga.
Namun siapa sangka, jika ternyata Angga mengetahui niat busuk dari wanita itu, hingga dengan cepat Angga langsung mengarahkan tongkat saktinya ke kaki ibu Ratih.
Brukkkk… .
"Angga… .! !!!!"
Teriakan ibu Ratih menggema di depan jalan besar itu, sedangkan Angga yang melihat hal tersebut langsung berlari sambil tersenyum kecut.
Cacian dan makian keluar dari mulut ibu Ratih, bahkan sumpah serapah pun dia ajukan untuk Angga, ketika merasakan sampah berbau busuk itu mengenai wajahnya yang putih menor.
"Dasar anak kurang ajar, buta tidak buta kau sama saja menjengkelkannya, lihat saja aku tidak akan memafkanmu Angga."
Ibu Ratih mencoba bangkit dari tersungkurnya, dia mengelap wajahnya menggunakan baju yang dia kenakan, rasanya ibu Ratih ingin muntah ketika mencium bau busuk yang mengenai hidung peseknya, tapi dia coba untuk menahannya, ketika dirinya merasa heran kalau mengingat apa yang Angga lakukan barusan.
"Tunggu! Bagaimana mungkin anak buta itu bisa berlari kencang? Bukankah dia tidak bisa melihat? Lalu bagaimana bisa dia berlari tanpa menabrak apapun di depannya, mustahil, ini benar-benar mustahil." sangkal bu Ratih mencoba untuk menepis pemikirannya kepada Angga.
Sedangkan Angga, dia mulai menghentikan langkah kakinya yang sedang berlari, dia tidak mau jika orang orang sampai melihat dan mengetahui kelebihan yang dia miliki saat ini.
Biarkanlah orang orang menghina dirinya untuk sekarang, namun tidak untuk kedepannya, karena Angga akan membuktikan kepada semua orang jika dia bisa menjadi sukses dan berhasil.
"Lihat saja, akan aku bungkam mulut kalian semua. Saat ini aku Terima penghinaan kalian untuk diriku yang buta dan miskin ini tapi tidak untuk kedepannya." batin Angga di dalam hati sambil melangkah masuk ke dalam toko milik pak Burhan.
Melihat kedatangan putranya, Pak Burhan pun merasa sangat terkejut, dia langsung bangkit dari duduknya dan melepaskan kaca mata yang sedang dia kenakan itu.
"Nak! Kau sudah tiba? Apakah kau baik baik saja? Apakah kau merasa susah ketika berjalan di samping jalan aspal?" tanya Pak Burhan merasa khawatir.
"Iya aku baik baik saja pak, lihatlah keadaan Angga, yang tetap sehat dan tidak terluka sedikitpun." jawab Angga kepada bapaknya.
Pak Burhan meneliti tubuh putra kesayangannya itu, dia melihatnya dari atas sampai bawah, memutar tubuh Angga hingga berkali kali, pak Burhan merasa takut jika Angga mengalami kecelakaan yang dapat melukai tubuh pria malang tersebut.
"Alhamdulillah, kau baik baik saja nak. Bapak benar benar tidak percaya, jika kau bisa berjalan tanpa celaka sedikitpun." puji Pak Burhan membuat Angga tersenyum.
"Pak, sudah dua tahun aku mengalami buta, tapi bapak masih juga tidak mau percaya akan kelebihan yang aku miliki."
"Bukan tidak percaya nak, bapak hanya ingin menjagamu dengan baik, karena kekurangan yang kau alami ini benar-benar sangat menyusahkan kehidupanmu Angga."
"Tapi aku sudah membuktikan kepada bapak dan ibu jika aku mampu berhasil walaupun dengan keadaan yang buta, oya, aku sudah memutuskan pak, jika dua tahun lagi aku akan pergi merantau ke Jakarta."
"Apa! Untuk apa kau pergi ke sana Angga! Bapak tidak bisa mempercayaimu nak."
"Tenanglah pak, aku mempunyai kepintaran yang tidak banyak di miliki oleh orang lain, dan aku juga memiliki indra penglihatan menggunakan mata hatiku, jadi bapak tidak usah panik, tugas bapak saat ini hanya mengasah ilmu yang aku miliki agar lebih hebat dan lebih menguasainya, aku ingin menjadi seorang Cyber rahasia yang dapat membantu orang-orang terkhianati pak."
"Tapi, itu semua sangat beresiko Angga! Kau tidak tahu bagaimana kejamnya dunia Cyber itu nak!"
"Aku tahu pak, dan aku sudah siap akan semua konsekuensi yang akan aku tanggung, aku ingin membuktikan kepada orang orang yang sudah menghinaku jika aku bisa sukses melebihi mereka semua." ucap Angga dengan mata memancarkan dendam yang membara.
Apalagi setelah kejadian tadi pagi, Angga benar-benar merasa terhina oleh perkataan dari wanita tak berhati itu.
Pak Burhan yang melihat perubahan pada raut wajah putranya itupun, langsung memegang lengan tangan Angga dengan erat.
"Baiklah, bapak akan mengajarkan semua ilmu yang bapak miliki, bapak akan menjadikanmu seorang Cyber yang di takuti di negara ini, jika perlu kau akan menjadi raja Cyber di seluruh dunia."
"Benarkah pak! Bapak tidak bercandakan?" tanya Angga memastikan.
"Tentu saja tidak, walaupun bapak tidak bisa menceritakan masa lalu bapak, tapi bapak akan tetap memberikan ilmu yang bapak miliki kepadamu putraku, sekarang juga, ayo kita berlatih kembali." ajak pak Burhan menuntun putranya masuk kedalam ruangan khusus yang ada di dalam toko kecil miliknya.
Angga tersenyum senang, dia berjanji di dalam hatinya, jika suatu saat nanti dia pasti akan mengetahui apa yang sebenarnya telah di sembunyikan oleh bapaknya itu.
"Maaf pak, bukannya aku tidak percaya kepada bapak, tapi rasa penasaranku ini sudah mendarah daging dan ingin segera di tuntaskan, aku curiga jika bapak adalah seorang Cyber rahasia
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Muj Ran
mantap... senjata makan tuan itu namanya /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
2024-04-17
0
Firman Firman
benar kyaknya Jakson mngenal pak Burhan dan aku yakin pasti Angga bisa mengetahui identitas bpknya 💪
2024-04-04
2
Edy Sulaiman
CURIGA NIH THOR NAMPAKNYA IDENTITAS PAK BURHAN TIDAK SEDERHANA..
2024-03-05
0