Satu Bulan Berlalu

Satu bulan kemudian

******

Di atas bangku panjang yang ada di taman rumah sakit. Terlihat pria muda yang sedang duduk sendirian dengan tatapan kosong di kedua matanya.

Pria itu tak lain adalah Angga, pasien korban kecelakaan tragis yang masih bisa diselamatkan walau dengan keadaan mata yang tidak sempurna.

Tidak terasa sudah satu bulan lebih Angga dirawat di rumah sakit. Angga yang merasa sakit hati pun semakin hancur kala mengetahui kenyataan pahit yang menimpa dirinya.

"Sampai kapan aku akan seperti ini terus? Apakah benar yang diucapkan oleh Cika. Bahwa aku adalah pria yang tidak mempunyai masa depan!" seru Angga merasa geram oleh dirinya sendiri.

"Sial! Ternyata hanya segini ketulusanmu kepadaku Cika. Sungguh aku tidak pernah menyangka, jika pengorbanan yang aku lakukan tidak berharga sedikitpun di matamu. Kau sungguh tega Cika!" umpat Angga menaruh dendam membara kepada wanita bernama Cika.

Angga benar benar hancur, kala ayahnya menceritakan semua yang dilakukan oleh Cika serta kedua orang tuanya.

Mereka bagaikan tidak punya rasa empati sedikitpun, jangankan menghargai pengorbanan Angga, kata terimakasih pun tidak sama sekali mereka ucapkan kepada nya.

Dan Angga yang merasa kesal, tanpa sadar terus memukul bangku panjang yang dia duduki menggunakan kedua tangannya.

Hingga tak lama, terdengar suara tawa seorang pria yang menertawakan dirinya.

"Hahaha.....! Apa yang kau lakukan anak muda? Apakah kau bodoh! Kenapa kau meluapkan kemarahan mu kepada bangku keras itu?" tanya pria asing yang baru saja tiba mendekati Angga.

Angga mendengar sindiran yang dilayangkan untuknya, tapi Angga tidak dapat melihat siapa orang yang saat ini sedang berbicara di dekatnya.

"Jangan ikut campur urusanku!" celetuk Angga dengan nada tidak suka.

"Memangnya kenapa? Apakah kau tidak suka? Kau dengar baik baik anak muda. Kau itu laki laki. Jadi jangan cengeng. Bisanya hanya memaki tanpa melakukan apa apa." ejek pria itu membuat Angga semakin meradang marah.

"Tutup mulutmu! Kau tidak berhak mengejekku. Pergi kau dari sini, aku tidak butuh hinaan darimu." Angga langsung berdiri dari duduknya sambil meraba kembali tongkat yang ada di hadapannya.

Sedangkan pria yang telah mengejek Angga kembali tertawa terbahak-bahak.

"Hahaha… ! Aku tahu kalau kau buta dan tidak bisa melihat. Tapi apakah kau kira setelah kau buta maka kehidupanmu akan berakhir sampai di sini? Ingat! Kau adalah laki-laki yang punya tanggung Jawab untuk kedua orang tuamu. Bayangkan jadinya, jika kau terpuruk, apa yang akan kedua orang tuamu rasakan? Apakah kau tidak kasihan melihat kedua orang tuamu yang sudah tua renta itu?" tanya pria asing yang semakin berani menyudutkan Angga.

Mendengar perkataan pria itu. Angga terdiam membisu. Bagaimana mungkin pria itu mengetahui tentang keluarganya?

"Siapa kau sebenarnya? Apakah kita saling mengenal?" tanya Angga merasa penasaran.

Pria itu tidak menjawab pertanyaan Angga, tapi dia malah melangkah mendekati Angga dan berdiri di samping Angga.

"Perkenalkan, namaku adalah Jackson. Aku salah satu pasien di rumah sakit ini." jawab pria itu sambil menarik pergelangan tangan Angga.

Angga yang merasa tangannya ditarik pun hanya diam menatap kosong ke arah pria itu.

"Oh, jadi kau adalah salah satu pasien di rumah sakit ini?"

"Iya, bisa dikatakan begitu."

"Memangnya apa yang menyebabkan kau menjadi pasien? Apakah kau sakit!"

"Tentu saja aku sakit. Kenapa kau malah bertanya lagi." Jackson langsung menghempaskan bokongnya di bangku panjang yang ada di dekat mereka.

Setelah itu dia menarik tangan Angga kembali agar duduk di bangku yang ada di samping nya.

"Duduklah Angga. Mari temani aku mengobrol." titah pria itu.

Angga menurut mengikuti perintah Jack. Lalu pria itu langsung kembali mengeluarkan suaranya.

"Sebenarnya aku sudah lama memperhatikanmu. Bahkan bisa di bilang aku sering kali menjengukmu di dalam ruangan perawatan."

"Benarkah! Tapi kenapa aku tidak mengetahui kedatangan mu? tanya Angga terkejut.

"Ya, karena aku tidak mau jika kau sampai mengetahuinya. Kecelakaan yang menimpa dirimu benar benar membuat satu rumah sakit menjadi heboh, bahkan semua pasien selalu memantau keadaanmu yang nyatanya masih bisa diselamatkan. Tapi sayangnya kau mengalami kebutaan. Dari kejauhan aku sering sekali memperhatikanmu teman. Tapi aku belum mempunyai waktu untuk menemui dirimu."

"Memangnya apa yang sedang kau kerjakan sehingga kau tidak mempunyai waktu?" tanya Angga lagi.

"Tentu saja berobat. Aku sedang melakukan pengobatan serius untuk menyembuhkan penyakit yang aku derita. Kebetulan saat berada di kota ini, penyakit sialan ku ini malah kambuh."

"Penyakit sialan! Memangnya kau sakit apa?"

"Hahaa… !! Kau tidak perlu mengetahuinya Angga. Oya! Aku juga sudah tahu jika kau telah dikhianati oleh wanita yang sangat kau cintai. Saranku lebih baik kau lupakan dia, dan fokuslah untuk menyembuhkan kedua matamu lagi."

"Dasar penguntit. Bagaimana mungkin kau mengetahui semua yang aku alami. Apakah selama ini kau mempunyai rasa kepadaku?" canda Angga kepada Jackson.

"Haha..! Ya mungkin bisa di bilang seperti itu. Lagian kau saja yang bodoh. Mau maunya berkorban demi wanita tidak tahu diri seperti mantan pacarmu itu, andai Tuhan tidak baik kepadamu, mungkin saja saat ini jasadmu sudah dikuburkan di dalam tanah."

"Sial! Tutup mulutmu Jackson. Kau benar benar sangat menyebalkan."

"Iya, beginilah aku Angga." jawab Jackson tersenyum lucu.

"Lagian, mataku ini sudah tidak dapat disembuhkan lagi. Jadi aku tidak mau berharap Jackson. Aku sudah pasrah, asal tidak menyusahkan kedua orang tuaku." jelas Angga dengan nada lirih.

Jackson mengerti apa yang dirasakan oleh temannya saat ini. Di dalam hatinya, dia bersumpah akan membantu pria malang itu.

Dan setelah berbincang bincang sejenak, Jackson pun memutuskan untuk kembali keruangan miliknya. Mengetahui hal itu Angga tersenyum senang karena dirinya memiliki telah memiliki seorang teman yang sangat baik seperti Jackson.

Dan ketika punggung Jackson telah hilang dari hadapan Angga. Angga langsung mengingat kembali perkataan Jackson yang terngiang ngiang di dalam pikirannya

"Ingat Angga. Kau harus siap menjalani kerasnya kehidupan. Menjadi buta bukanlah sesuatu hina. Yang terpenting semua keluargamu menyayangi mu dan kau harus membuktikan kepada dunia, terutama kepada para pengkhianat yang sudah mengkhianatimu jika kau bisa berhasil dan menjadi orang yang sukses." ucap Jackson sebelum pergi.

Di dalam hatinya, Angga setuju dengan perkataan yang disampaikan oleh Jackson. Dia bersumpah akan berusaha keras menjadi pria sukses meski dengan keadaan buta.

Setelah itu Angga pun berjalan masuk kedalam ruangan miliknya, bersama ibu Lastri yang baru saja keluar dari kamar mandi.

Besok Angga sudah diperbolehkan untuk pulang, dan sebelum kembali pulang, Angga ingin sekali menjenguk pria bernama Jackson itu terlebih dahulu.

"Ibu. Apakah ibu mengenal pasien bernama Jackson? Katanya dia sering menjengukku Bu?" tanya Angga setelah sampai di dalam ruangan.

Ibu Lastri mengernyit heran. Seingatnya tidak ada pasien bernama Jackson yang pernah menjenguk dirinya.

"Siapa Jackson itu Angga? Ibu rasa kau telah berkhayal." ujar ibu Lastri.

"Bu. Tidak mungkin aku berkhayal, karena aku baru saja bertemu dengan pria itu tadi di taman. Dia mengatakan jika dia sering menjengukku diam diam ketika keadaanku masih kritis!" seru Angga membuat Ibu Lastri terdiam membisu.

Terpopuler

Comments

Debbie Teguh

Debbie Teguh

om mike

2024-04-24

0

Firman Firman

Firman Firman

aku ...aku... aku... penasaran athour siapa Jakson sebnrnya

2024-04-04

2

Edy Sulaiman

Edy Sulaiman

JACKSON MUNGKIN DARI DUNIA LAIN

2024-03-05

3

lihat semua
Episodes
1 Awal Mula
2 Kecelakaan Tragis
3 Niat Jelek Cika Dan Keluarganya
4 Angga Mengalami Kebutaan
5 Satu Bulan Berlalu
6 Mengunjungi Teman Baru
7 Janji Seorang Angga Perwira
8 Kepintaran Yang Angga Miliki
9 Keahlian Yang Angga Miliki
10 Impian Angga
11 Empat Tahun Kemudian
12 Angga Tiba Di kota
13 Perjalanan Angga Di mulai
14 Rebecca Harley
15 Angga Mulai Bergerak
16 Rebecca Mencari Keberadaan Angga
17 Akhirnya Bertemu Kembali
18 Pembicaraan Angga Dan Rebecca
19 Kepanikan David Becam
20 Rencana Paman William dan David
21 Rebecca Dijebak
22 Niat Jahat David
23 Menyelamatkan Rebecca
24 David Kalah Telak
25 Keterkejutan Rebecca
26 Ular Piton Berwarna Coklat
27 Perbincangan Angga dan Rebecca
28 Rencana Angga dan Rebecca
29 Menjalankan Rencana
30 Pertemuan Tak Terduga
31 Keadaan Yang Menegangkan
32 Kekalahan David Becam
33 Pertemuan Cika Dan Angga
34 Cika Yang Licik
35 Pertemuan Angga dan Paman William
36 Keadaan Yang Memanas
37 Permintaan Rebecca
38 Menginap Di Rumah Angga
39 Ternyata Cuma Mengkhayal
40 Angga Diserang
41 Kemarahan David
42 Cika Kembali Mengejar Angga
43 Menjadi Anak Angkat
44 Mengantar Pulang Rebecca
45 Perubahan Sikap Paman Wiliam
46 Pria Misterius
47 Menjabat Sebagai Direktur
48 Cika Pembuat Onar
49 Angga Kembali Di Hina
50 Berkunjung Ke rumah Orang Tua Angkat
51 Keterkejutan Rebecca
52 Angga Menjalani Operasi
53 Angga Kembali Bisa Melihat
54 Kedatangan Kedua Orang Tua Angga
55 Keterkejutan Pak Burhan
56 Cerita Masa Lalu Jackson
57 Rebecca Diserang
58 Rebecca Selamat Dari Serangan
59 Hari Pernikahan Angga dan Rebecca
60 Sah Menjadi Suami Istri
61 Keributan Yang Terjadi
62 Kedatangan Tuan Roberto
63 Tiba Di Rumah Tuan Roberto
64 Malam Pertama Yang Menegangkan
65 Malam Yang Panas
66 Rencana Paman Wiliam
67 Pagi Pagi Olahraga
68 Menyusun Strategi Penyerangan
69 Angga Menjadi Bos Mafia
70 Mulai Terkuak
71 Penyerangan Di Mulai
72 Penyerangan Berjalan Lancar
73 Ketegangan Di Dalam Kamar
74 Kejadian Panas Di Dalam Kamar Mandi
75 Ada Yang Ngintip
76 Pak Tagor Jadi Saksi Bisu
77 Kemarahan David Dan Sharon
78 Kecurigaan Sharon
79 Masuk Jebakan Angga
80 Rebecca Mengantarkan Bekal
81 Kedatangan Wanita Tidak Tahu Malu
82 Kedatangan Rebecca
83 Rasa Masakan Rebecca
84 David Menceritakan Masa Lalunya
85 David Memberondong Perusahaan tuan Roberto
86 David Terjebak Permainannya Sendiri
87 David Dibuat Sekarat
88 Ketakutan Paman Wiliam
89 Tantangan Sharon Untuk Angga
90 Menanti Kepulangan Sang Suami
91 Kekalahan Sharon
92 Kemenangan Angga Dan Jackson
93 Kepulangan Angga Dan Jackson
94 Keterkejutan Rebecca
95 Melepas Rasa Rindu
96 Siap Melakukan Misi
97 Kekalahan Paman Wiliam
98 Rebecca Mendapatkan Kembali Hak Nya
99 Amira Sang Detektif
100 Menjebak Para Pejabat
101 Rencana Berhasil Dilakukan
102 Berhasil Menjebak Mangsa
103 Menyeret Keempat Pejabat Ke Kantor Polisi
104 Kemenangan Angga Dan Jackson
105 Keharmonisan Keluarga, (end)
106 Kebahagiaan Yang Hakiki
107 Akhir Cerita Tamat
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Awal Mula
2
Kecelakaan Tragis
3
Niat Jelek Cika Dan Keluarganya
4
Angga Mengalami Kebutaan
5
Satu Bulan Berlalu
6
Mengunjungi Teman Baru
7
Janji Seorang Angga Perwira
8
Kepintaran Yang Angga Miliki
9
Keahlian Yang Angga Miliki
10
Impian Angga
11
Empat Tahun Kemudian
12
Angga Tiba Di kota
13
Perjalanan Angga Di mulai
14
Rebecca Harley
15
Angga Mulai Bergerak
16
Rebecca Mencari Keberadaan Angga
17
Akhirnya Bertemu Kembali
18
Pembicaraan Angga Dan Rebecca
19
Kepanikan David Becam
20
Rencana Paman William dan David
21
Rebecca Dijebak
22
Niat Jahat David
23
Menyelamatkan Rebecca
24
David Kalah Telak
25
Keterkejutan Rebecca
26
Ular Piton Berwarna Coklat
27
Perbincangan Angga dan Rebecca
28
Rencana Angga dan Rebecca
29
Menjalankan Rencana
30
Pertemuan Tak Terduga
31
Keadaan Yang Menegangkan
32
Kekalahan David Becam
33
Pertemuan Cika Dan Angga
34
Cika Yang Licik
35
Pertemuan Angga dan Paman William
36
Keadaan Yang Memanas
37
Permintaan Rebecca
38
Menginap Di Rumah Angga
39
Ternyata Cuma Mengkhayal
40
Angga Diserang
41
Kemarahan David
42
Cika Kembali Mengejar Angga
43
Menjadi Anak Angkat
44
Mengantar Pulang Rebecca
45
Perubahan Sikap Paman Wiliam
46
Pria Misterius
47
Menjabat Sebagai Direktur
48
Cika Pembuat Onar
49
Angga Kembali Di Hina
50
Berkunjung Ke rumah Orang Tua Angkat
51
Keterkejutan Rebecca
52
Angga Menjalani Operasi
53
Angga Kembali Bisa Melihat
54
Kedatangan Kedua Orang Tua Angga
55
Keterkejutan Pak Burhan
56
Cerita Masa Lalu Jackson
57
Rebecca Diserang
58
Rebecca Selamat Dari Serangan
59
Hari Pernikahan Angga dan Rebecca
60
Sah Menjadi Suami Istri
61
Keributan Yang Terjadi
62
Kedatangan Tuan Roberto
63
Tiba Di Rumah Tuan Roberto
64
Malam Pertama Yang Menegangkan
65
Malam Yang Panas
66
Rencana Paman Wiliam
67
Pagi Pagi Olahraga
68
Menyusun Strategi Penyerangan
69
Angga Menjadi Bos Mafia
70
Mulai Terkuak
71
Penyerangan Di Mulai
72
Penyerangan Berjalan Lancar
73
Ketegangan Di Dalam Kamar
74
Kejadian Panas Di Dalam Kamar Mandi
75
Ada Yang Ngintip
76
Pak Tagor Jadi Saksi Bisu
77
Kemarahan David Dan Sharon
78
Kecurigaan Sharon
79
Masuk Jebakan Angga
80
Rebecca Mengantarkan Bekal
81
Kedatangan Wanita Tidak Tahu Malu
82
Kedatangan Rebecca
83
Rasa Masakan Rebecca
84
David Menceritakan Masa Lalunya
85
David Memberondong Perusahaan tuan Roberto
86
David Terjebak Permainannya Sendiri
87
David Dibuat Sekarat
88
Ketakutan Paman Wiliam
89
Tantangan Sharon Untuk Angga
90
Menanti Kepulangan Sang Suami
91
Kekalahan Sharon
92
Kemenangan Angga Dan Jackson
93
Kepulangan Angga Dan Jackson
94
Keterkejutan Rebecca
95
Melepas Rasa Rindu
96
Siap Melakukan Misi
97
Kekalahan Paman Wiliam
98
Rebecca Mendapatkan Kembali Hak Nya
99
Amira Sang Detektif
100
Menjebak Para Pejabat
101
Rencana Berhasil Dilakukan
102
Berhasil Menjebak Mangsa
103
Menyeret Keempat Pejabat Ke Kantor Polisi
104
Kemenangan Angga Dan Jackson
105
Keharmonisan Keluarga, (end)
106
Kebahagiaan Yang Hakiki
107
Akhir Cerita Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!