TCQ 20: Sejarah Empat Wilayah

“Ibu Suri?” tanya Li Fengran tidak yakin.

Seingatnya, tidak ada Ibu Suri dalam komik asli tersebut. Mengapa tiba-tiba datang seorang Ibu Suri?

Li Fengran juga tidak pernah melihat atau mendengar tentangnya sejak dia tinggal di sini. Ia tidak tahu jika Nangong Zirui masih mempunyai ibu dan Donghao memiliki seorang Ibu Suri.

“Jangan bicarakan itu sekarang. Aku akan memanggilmu jika aku membutuhkanmu.”

Tahu akan situasinya, Li Fengran kemudian keluar dari Istana Qihua dan kembali ke Istana Changsun. Hal pertama yang ia lakukan adalah memanggil Xiang Wan dan memintanya memberitahu perihal Ibu Suri yang dimaksud Nangong Zirui.

Xiang Wan yang baru saja selesai merapikan istana merasa heran, namun tetap menceritakannya dengan antusias.

“Ibu Suri adalah ibu kandung Yang Mulia Raja. Dia dulunya adalah Selir Mu, selir yang paling disukai mendiang raja. Setelah mendiang raja memahkotai Yang Mulia sebagai pewarisnya, konflik perebutan kekuasaan terjadi. Saudara-saudara seayah Yang Mulia berusaha mencuri takhta dan pengadilan cukup kacau saat itu.”

“Dongchuan, Nanchuan, Beichuan, dan Zichuan kemudian sepakat menenangkan pengadilan dan menstabilkan kekuasaan. Walau Empat Wilayah selalu memperebutkan kekuasaan, tetapi mereka patuh pada keputusan Raja. Di balik keberhasilan itu, Selir Mu mengerahkan banyak usaha untuk meyakinkan keempat tuan besar.”

Sejarah itu adalah sebuah catatan kelam di masa lalu, yang menjadi titik hitam di hati Nangong Zirui. Tidak mudah baginya untuk duduk di kursinya saat ini.

Dia berbakat dan menonjol sejak kecil dan disukai ayahnya. Pada saat pengadilan kacau akibat penunjukkannya sebagai pewaris, empat penguasa wilayah atas usaha ibu Nangong Zirui meletakkan ketegangan sesaat dan menyokong Nangong Zirui.

“Setelah Yang Mulia naik takhta, Selir Mu menjadi Ibu Suri. Tapi, bahaya tidak berhenti sampai di situ. Empat tuan besar seakan melupakan perjanjian dengan SeIbu Suri dan mulai memperkuat pengaruhnya lagi. Ibu Suri marah, tapi dia tidak bisa bepergian seperti usia muda.”

“Tunggu dulu!” Li Fengran menyela. “Perjanjian apa yang sebenarnya dibuat Ibu Suri dengan empat tuan besar?”

“Nona, Empat Wilayah sebelumnya hanyalah negara bagian yang berada di bawah otoritas kerajaan. Itu seperti sebuah provinsi, namun lebih besar. Demi menyokong takhta, Ibu Suri bersepakat dengan empat tuan besar. Sebagai gantinya, Ibu Suri sepakat memberikan otoritas khusus kepada Empat Wilayah untuk pengelolaan pemerintahan.”

“Siapa sangka setelah beberapa tahun, selain Dongchuan, wilayah Nanchuan, Beichuan dan Zichuan meluaskan pengaruh dan kekuasaan dan hampir menyetarai pengadilan. Karena itulah, sekarang situasinya menjadi agak khusus.”

Li Fengran berusaha mencerna. Dongchuan, Nanchuan, Beichuan, dan Zichuan adalah empat negara bagian yang tunduk di bawah kekuasaan pengadilan Kerajaan Donghao.

Untuk menstabilkan situasi, para penguasanya setuju mendukung Nangong Zirui, namun mereka meraup lebih banyak keuntungan setelah Nangong Zirui naik takhta.

“Demi mempertahankan sebuah kursi, Ibu Suri rela mengambil resiko memecah negara. Apakah Yang Mulia mengetahuinya?” tanya Li Fengran.

“Yang Mulia tahu, tapi saat itu tidak berdaya. Setelah perlahan menjadi kuat, Yang Mulia kemudian menekan kekuatan Beichuan, Nanchuan, dan Zichuan sedikit demi sedikit. Pernikahan dan pemilihan ratu ini, adalah satu dari banyak langkah yang diatur Yang Mulia Raja. Beruntungnya Yang Mulia Ratu tahu dan bekerja sama membantunya.”

Walau Xiang Wan bodoh, tapi otaknya masih dapat digunakan untuk mengorek informasi dan sejarah di Kerajaan Donghao. Usianya lebih muda dari Li Fengran, namun dia memiliki pengetahuan yang lebih.

Itu karena Li Fengran adalah orang baru dan tidak mewarisi ingatan tubuh ini sebelumnya. Kisah fiktif dari sebuah komik, pada akhirnya menjadi sebuah kenyataan yang mulai mengganggu pikirannya.

“Tapi, mengapa Ibu Suri tidak terlihat sebelumnya?” tanya Li Fengran penasaran.

“Orang di sini bilang, Ibu Suri terlalu lelah memikirkan situasi istana dan pergi ke kuil untuk berdoa selama beberapa bulan. Mungkin, dia akan kembali dalam waktu dekat.”

“Apakah kita masih dapat hidup jika dia kembali?”

“Mengapa tidak? Bukankah kita tidak melakukan kesalahan?”

“Entahlah, aku hanya tahu perasaanku tidak enak tentang ini.”

Keberadaan Ibu Suri ini di luar prediksi Li Fengran. Berdasarkan cerita Xiang Wan, Li Fengran samar-samar dapat memahami seperti apa sifat Ibu Suri ini.

Dia melakukan segala cara untuk putranya. Jika tahu putranya mengangkat seorang Pemangku Pedang tanpa berdiskusi dengannya, Ibu Suri pasti marah besar.

Kematian Ling Sui pasti memicu keinginan orang-orang yang ingin meraup keuntungan. Calon ratu penerus, Shen Lihua dari Zichuan, adalah kandidat terpilih yang latar belakangnya sangat bagus.

Zichuan secara bertahap menjadi wilayah negara bagian nomor satu di antara empat wilayah lain. Jika mereka mendukungnya dan mempromosikannya sesegera mungkin, mereka akan dapat imbalan.

Menteri istana mungkin masih dapat diatas oleh Nangong Zirui, tetapi jika berhadapan dengan ibunya, itu belum tentu. Li Fengran dapat melihat keraguan dan rasa waswas pada wajah Nangong Zirui tadi. Itu artinya, Ibu Suri ini bukan orang yang mudah dihadapi.

Tiba-tiba, Li Fengran merasa dirinya akan segera mati lagi.

***

Keesokan harinya, kasim bawahan Wang Bi datang ke Istana Changsun di pagi buta untuk menyampaikan pesan.

Raja berpesan bahwa Pemangku Pedang harus segera pergi ke Istana Qihua dan mendampingi raja, karena pengadilan istana akan diadakan pukul tujuh pagi. Walau masih berduka, pemerintahan harus tetap berjalan.

Li Fengran masih bergelung di  bawah selimutnya. Sepanjang malam tadi, dia tidak bisa tidur memikirkan Ibu Suri. Hatinya merasa khawatir.

Jika Nangong Zirui kesulitan menghadapinya, bagaimana dengan dia? Li Fengran tidak banyak tahu tentang dunia ini, dia takut menyinggung orang itu.

“Nona, ayo bangun! Jika kamu terus tidur, para pelayan itu akan menceburkanmu ke dalam bak mandi lagi!”

Xiang Wan menggoyangkan tubuh majikannya beberapa kali. Mendengar kata ‘bak mandi’, Li Fengran bernostalgia pada musim dingin hari itu. Dia terperanjat dan segera bergegas.

Dengan identitasnya saat ini, sangat normal baginya memasuki aula pengadilan. Pemangku Pedang adalah penamping raja, penasihat, kaki tangan dan pengwal pribadinya.

Statusnya menyetarai menteri dan merupakan pejabat wanita paling tinggi. Namun, Li Fengran tidak berharap itu akan sangat menyusahkannya.

“Kain putih masih menggantung, tanah pemakaman Ling Sui masih basah. Kalian benar-benar panutan!”

Sepanjang jalan menuju aula pengadilan, Li Fengran tidak berhenti menggerutu di belakang punggung Nangong Zirui. Raja di depannya memiliki tubuh jangkung dan kekar, kakinya panjang hingga langkahnya lebar.

Kaki Li Fengran pendek, dia tertinggal dan harus berjalan cepat untuk menyusulnya.

Menyadari wanita di belakangnya tertinggal dan menggerutu, Nangong Zirui berhenti melangkah. “Wang Bi, bukankah hari ini terlalu pagi?”

“Yang Mulia, ini sudah siang,” Wang Bi kebingungan.

Jelas-jelas hari sudah siang, bahkan terlambat untuk pergi ke pengadilan. Dia membayangkan wajah para menteri yang biasa ditemuinya berubah kesal dan bicara satu sama lain di dalam aula.

Nangong Zirui berdecak.

“Aku berkata bahwa ini masih terlalu pagi,” ulangnya. Wang Bi akhirnya mengerti setelah sudut mata Nangong Zirui melirik Li Fengran di belakangnya.

“Jika Yang Mulia mengatakan ini masih pagi, maka masih pagi.”

“Kalau begitu, tidak perlu terburu-buru ke pengadilan.”

Nangong Zirui memperpendek langkah kakinya, mengurangi temponya dan berjalan pelan. Barulah Li Fengran dapat mengejarnya dengan santai. Nangong Zirui sempat meliriknya dan melihat raut wajah Li Fengran berangsur-angsur membaik.

Wanita ini temperamennya tidak baik, tapi Nangong Zirui merasa itu cukup lucu. Setidaknya di pagi hari sebelum pertemuan, dia mendapat suasana hati yang baik dari melihat Pemangku Pedangnya.

Tidak lama kemudian, mereka memasuki aula pengadilan yang megah. Para menteri sudah menunggu dengan jubah pejabat negara dan sebuah papan pegangan kecil panjang di tangan. Semuanya berlutut memberi hormat dan mengucapkan salam berisi doa kepada Nangong Zirui.

Keagungan Nangong Zirui terpancar begitu dia memasuki ruangan megah ini. Dalam sekejap, segala temperamen aneh yang dilihat Li Fengran lenyap.

Setelah Nangong Zirui duduk di takhtanya, dia berubah menjadi sosok raja yang ditakuti. Auranya memancar begitu kuat, seolah-olah ada cahaya yang keluar dari tubuhnya. Untuk beberapa saat, Li Fengran terkesima.

Tatapan para menteri itu tertuju pada sosok Li Fengran yang berdiri tak jauh dari Wang Bi. Dekret pengangkatan Pemangku Pedang sudah berlalu dua minggu lalu, dan ini kali pertama mereka melihat Li Fengran memasuki aula pengadilan secara resmi. Sesuai dengan pengaturan, dia memiliki hak istimewa untuk menyaksikan rapat istana.

Situasi baik pada awalnya, namun perlahan memanas setelah beberapa menteri menyinggung soal pengangkatan ratu baru.

Mereka begitu bersemangat mengutarakan pendapat dan menekan Nangong Zirui. Saat Li Fengran melihatnya, Nangong Zirui menatap dingin dan enggan. Pria itu sesekali memijat pelipisnya sambil mendengarkan ocehan para menterinya.

“Kasim Wang, menteri-menteri rajamu pandai sekali bicara. Mengapa mereka tidak menjadi pendongeng saja?” bisik Li Fengran.

“Tuan Pemangku Pedang, menteri adalah pilar negara. Mereka terbiasa berdebat dengan Yang Mulia untuk urusan kenegaraan.”

“Tapi mereka sangat berisik.”

“Kamu harus membiasakan diri.”

Li Fengran masih memperhatikan. Perdebatan memuncak dan emosi Nangong Zirui perlahan tersulut. Seorang menteri yang entah siapa namanya mengatakan topik mengenai keturunan kerajaan dan mengaitkannya dengan masa depan, juga menyinggung soal tanggapan empat tuan wilayah jika upacara pengangkatan ratu baru tidak segera dilaksanakan.

“Kasim Wang, lihat, rajamu mulai marah. Cepat tenangkan dia!” ucap Li Fengran.

“Pada saat ini, kamu bertanggungjawab untuk menenangkannya,” sergah Wang Bi.

Li Fengran tidak mengerti, tapi tubuhnya tiba-tiba didorong ke depan oleh kasim muda tersebut.  Seketika, ruangan menjadi hening.

Semua pandangan tertuju padanya, termasuk Nangong Zirui. “Pemangku Pedang, apa kamu punya pendapat?” tanya Nangong Zirui.

Li Fengran menatap semua orang bergantian. Sungguh, dia kesulitan mengatasi situasi canggung semacam ini. Mata orang-orang itu seperti anak panah yang menusuknya bersamaan, membuat tubuhnya menggigil kedinginan tanpa sebab.

Li Fengran melihat arogansi Nangong Zirui mengintimidasinya secara perlahan dan tidak disadari.

Terpopuler

Comments

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

tryssehar

2024-01-22

1

shirayuki_meong

shirayuki_meong

/Facepalm/

2023-12-09

0

Ayu Riri

Ayu Riri

Kasim g ad akhlak,...

2023-11-19

0

lihat semua
Episodes
1 TCQ 1: Dongeng Baru
2 TCQ 2: Gadis Utusan
3 TCQ 3: Memecahkan Kolam
4 TCQ 4: Memukul Wajah Tampan Raja Donghao
5 TCQ 5: Tidak Mau Ikut Pemilihan
6 TCQ 6: Babak Pertama
7 TCQ 7: Peringkat Pembawa Bencana
8 TCQ 8: Eliminasi yang Gagal
9 TCQ 9: Menghindari Yang Mulia
10 TCQ 10: Babak Ketiga
11 TCQ 11: Putaran Final
12 TCQ 12: Penentuan Nasib
13 TCQ 13: Bencana Hidup Baru
14 TCQ 14: Pekerjaan Pertama
15 TCQ 15: Permintaan Ratu
16 TCQ 16: Penyakit Sang Ratu
17 TCQ 17: Orang Milik Raja
18 TCQ 18: Kematian Ratu
19 TCQ 19: Sutra Putih Pengantar Duka
20 TCQ 20: Sejarah Empat Wilayah
21 TCQ 21: Ibu Suri Galak
22 TCQ 22: Racun Lama
23 TCQ 23: Sebuah Peringatan
24 TCQ 24: Dimarahi Raja
25 TCQ 25: Pembunuh Bertangan Dingin
26 TCQ 26: Pemikiran Misterius
27 TCQ 27: Hukuman dari Raja
28 TCQ 28: Hati-Hati terhadap Ketampanan
29 TCQ 29: Kalah Satu Langkah
30 TCQ 30: Menyembunyikan Niat
31 TCQ 31: Balasan dari Langit
32 TCQ 32: Putus Asa
33 TCQ 33: Tidak Ada Kesempatan
34 TCQ 34: Tidak Akan Menyentuh
35 TCQ 35: Ketidakyakinan Hati
36 TCQ 36: Perjalanan Dinas
37 TCQ 37: Desa di Atas Gunung
38 TCQ 38: Api Unggun
39 TCQ 39: Kedatangan Raja
40 TCQ 40: Tanah Beichuan dan Kenangannya
41 TCQ 41: Cara Mendapat Uang
42 TCQ 42: Rumah Bordil Xiaoqin
43 TCQ 43: Sumbangan Besar
44 TCQ 44: Motif yang Terbongkar
45 TCQ 45: Dikerjai Raja
46 TCQ 46: Maaf, Tidak Sengaja
47 TCQ 47: Disergap
48 TCQ 48: Kegilaan
49 TCQ 49: Menahan Diri
50 TCQ 50: Mencoba Keberuntungan
51 TCQ 51: Jatuh dalam Pelukan Raja
52 TCQ 52: Tidak Beruntung
53 TCQ 53: Kecurigaan
54 TCQ 54: Hadiah untuk Raja
55 TCQ 55: Tidak Boleh Berjalan di Depan
56 TCQ 56: Menangkap Hasil Perburuan
57 TCQ 57: Racun Mendiang Ratu
58 TCQ 58: Tuan Besar Su dan Kejahatannya
59 TCQ 59: Hampir Celaka
60 TCQ 60: Obat Sakit
61 TCQ 61: Mengikuti Arus
62 TCQ 62: Istri yang Belum Dinikahi
63 TCQ 63: Singa Betina
64 TCQ 64: Tangan Dingin
65 TCQ 65: Petunjuk
66 TCQ 66: Cuka Siapa yang Tumpah?
67 TCQ 67: Menahan Tekanan Besar
68 TCQ 68: Mempertanyakan Kesetiaan
69 TCQ 69: Puncak Musim Semi Pertama
70 TCQ 70: Hilang
71 TCQ 71: Perdagangan Manusia
72 TCQ 72: Hidup untuk Diri Sendiri
73 TCQ 73: Pulang
74 TCQ 74: Merasa Tidak Adil
75 TCQ 75: Melarikan Diri
76 TCQ 76: Bertingkah Aneh
77 TCQ 77: Saling Menghindar
78 TCQ 78: Marah Tanpa Daya
79 TCQ 79: Penegasan
80 TCQ 80: Hanya Kamu Satu-Satunya
81 TCQ 81: Perasaan Shen Jinglang
82 TCQ 82: Celah Menuju Nanchuan
83 TCQ 83: Perjalanan Membosankan
84 TCQ 84: Tugas Penyerta
85 TCQ 85: Kematian Tuan Besar Nanchuan
86 TCQ 86: Mengembalikan Kekuasaan
87 TCQ 87: Serangan Orang Tidak Dikenal
88 TCQ 88: Wanita Bodoh
89 TCQ 89: Tentang Penyerahan Kekuasaan
90 TCQ 90: Belas Kasih Raja
91 TCQ 91: Badai Gelisah
92 TCQ 92: Bukan Sebuah Berkah
93 TCQ 93: Siasat
94 TCQ 94: Sandiwara Tanpa Naskah
95 TCQ 95: Menusuk dari Belakang
96 TCQ 96: Bertaruh Satu Kali
97 TCQ 97: Rencana Tahap Lanjut
98 TCQ 98: Babak Baru
99 TCQ 99: Muslihat demi Muslihat
100 TCQ 100: Kelahiran
101 TCQ 101: Atas Sebuah Sumpah
102 TCQ 102: Undangan Perjamuan
103 TCQ 103: Perjamuan Akhir
104 TCQ 104: Puncak Segala Sandiwara
105 TCQ 105: Taruhan yang Berbeda
106 TCQ 106: Babak Terakhir
107 TCQ 107: Restu Ibu
108 TCQ 108: Dekret dan Pernikahan
109 TCQ 109: Tugas Malam Pertama
110 TCQ 110: Catatan Akhir Raja dan Ratu
111 PEMBERITAHUAN KARYA BARU!!!
Episodes

Updated 111 Episodes

1
TCQ 1: Dongeng Baru
2
TCQ 2: Gadis Utusan
3
TCQ 3: Memecahkan Kolam
4
TCQ 4: Memukul Wajah Tampan Raja Donghao
5
TCQ 5: Tidak Mau Ikut Pemilihan
6
TCQ 6: Babak Pertama
7
TCQ 7: Peringkat Pembawa Bencana
8
TCQ 8: Eliminasi yang Gagal
9
TCQ 9: Menghindari Yang Mulia
10
TCQ 10: Babak Ketiga
11
TCQ 11: Putaran Final
12
TCQ 12: Penentuan Nasib
13
TCQ 13: Bencana Hidup Baru
14
TCQ 14: Pekerjaan Pertama
15
TCQ 15: Permintaan Ratu
16
TCQ 16: Penyakit Sang Ratu
17
TCQ 17: Orang Milik Raja
18
TCQ 18: Kematian Ratu
19
TCQ 19: Sutra Putih Pengantar Duka
20
TCQ 20: Sejarah Empat Wilayah
21
TCQ 21: Ibu Suri Galak
22
TCQ 22: Racun Lama
23
TCQ 23: Sebuah Peringatan
24
TCQ 24: Dimarahi Raja
25
TCQ 25: Pembunuh Bertangan Dingin
26
TCQ 26: Pemikiran Misterius
27
TCQ 27: Hukuman dari Raja
28
TCQ 28: Hati-Hati terhadap Ketampanan
29
TCQ 29: Kalah Satu Langkah
30
TCQ 30: Menyembunyikan Niat
31
TCQ 31: Balasan dari Langit
32
TCQ 32: Putus Asa
33
TCQ 33: Tidak Ada Kesempatan
34
TCQ 34: Tidak Akan Menyentuh
35
TCQ 35: Ketidakyakinan Hati
36
TCQ 36: Perjalanan Dinas
37
TCQ 37: Desa di Atas Gunung
38
TCQ 38: Api Unggun
39
TCQ 39: Kedatangan Raja
40
TCQ 40: Tanah Beichuan dan Kenangannya
41
TCQ 41: Cara Mendapat Uang
42
TCQ 42: Rumah Bordil Xiaoqin
43
TCQ 43: Sumbangan Besar
44
TCQ 44: Motif yang Terbongkar
45
TCQ 45: Dikerjai Raja
46
TCQ 46: Maaf, Tidak Sengaja
47
TCQ 47: Disergap
48
TCQ 48: Kegilaan
49
TCQ 49: Menahan Diri
50
TCQ 50: Mencoba Keberuntungan
51
TCQ 51: Jatuh dalam Pelukan Raja
52
TCQ 52: Tidak Beruntung
53
TCQ 53: Kecurigaan
54
TCQ 54: Hadiah untuk Raja
55
TCQ 55: Tidak Boleh Berjalan di Depan
56
TCQ 56: Menangkap Hasil Perburuan
57
TCQ 57: Racun Mendiang Ratu
58
TCQ 58: Tuan Besar Su dan Kejahatannya
59
TCQ 59: Hampir Celaka
60
TCQ 60: Obat Sakit
61
TCQ 61: Mengikuti Arus
62
TCQ 62: Istri yang Belum Dinikahi
63
TCQ 63: Singa Betina
64
TCQ 64: Tangan Dingin
65
TCQ 65: Petunjuk
66
TCQ 66: Cuka Siapa yang Tumpah?
67
TCQ 67: Menahan Tekanan Besar
68
TCQ 68: Mempertanyakan Kesetiaan
69
TCQ 69: Puncak Musim Semi Pertama
70
TCQ 70: Hilang
71
TCQ 71: Perdagangan Manusia
72
TCQ 72: Hidup untuk Diri Sendiri
73
TCQ 73: Pulang
74
TCQ 74: Merasa Tidak Adil
75
TCQ 75: Melarikan Diri
76
TCQ 76: Bertingkah Aneh
77
TCQ 77: Saling Menghindar
78
TCQ 78: Marah Tanpa Daya
79
TCQ 79: Penegasan
80
TCQ 80: Hanya Kamu Satu-Satunya
81
TCQ 81: Perasaan Shen Jinglang
82
TCQ 82: Celah Menuju Nanchuan
83
TCQ 83: Perjalanan Membosankan
84
TCQ 84: Tugas Penyerta
85
TCQ 85: Kematian Tuan Besar Nanchuan
86
TCQ 86: Mengembalikan Kekuasaan
87
TCQ 87: Serangan Orang Tidak Dikenal
88
TCQ 88: Wanita Bodoh
89
TCQ 89: Tentang Penyerahan Kekuasaan
90
TCQ 90: Belas Kasih Raja
91
TCQ 91: Badai Gelisah
92
TCQ 92: Bukan Sebuah Berkah
93
TCQ 93: Siasat
94
TCQ 94: Sandiwara Tanpa Naskah
95
TCQ 95: Menusuk dari Belakang
96
TCQ 96: Bertaruh Satu Kali
97
TCQ 97: Rencana Tahap Lanjut
98
TCQ 98: Babak Baru
99
TCQ 99: Muslihat demi Muslihat
100
TCQ 100: Kelahiran
101
TCQ 101: Atas Sebuah Sumpah
102
TCQ 102: Undangan Perjamuan
103
TCQ 103: Perjamuan Akhir
104
TCQ 104: Puncak Segala Sandiwara
105
TCQ 105: Taruhan yang Berbeda
106
TCQ 106: Babak Terakhir
107
TCQ 107: Restu Ibu
108
TCQ 108: Dekret dan Pernikahan
109
TCQ 109: Tugas Malam Pertama
110
TCQ 110: Catatan Akhir Raja dan Ratu
111
PEMBERITAHUAN KARYA BARU!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!