Pernyataannya seperti sambaran petir di pagi hari. Salju yang turun di luar seakan berhenti, waktu seperti mengalami deviasi. Xiang Wan, yang ada di belakang jajaran para tuan membelalakkan mata dan mulutnya menganga. Para menteri bereaksi lebih cepat, mengerutkan kening dan saling melempar pertanyaan pada orang yang ada di dekatnya.
“Nona, apakah kamu bercanda?”
“Aku tidak bercanda.”
“Ini… Yang Mulia, bagaimana ini?”
Ling Sui juga sedikit terkejut atas pernyataan itu. Utusan dari Dongchuan ini sangat sembrono, tapi dia juga bisa merasakan adanya suatu keistimewaan yang tidak ditemukan pada tiga wanita sebelumnya.
Ling Sui berasal dari keluarga bangsawan yang luar biasa, hidupnya dihabiskan dengan melihat banyak orang dengan beragam karakter. Li Fengran dari Dongchuan, termasuk salah satu orang yang jarang dijumpai.
“Nona Li, aku memberimu kebebasan untuk memilih alat musikmu sendiri. Tidak masalah apakah itu yang dipukul, dipetik, atau digesek,” ucap Ling Sui. Li Fengran mencoba mempertimbangkannya beberapa detik.
“Oke. Kalau Yang Mulia Raja dan Yang Mulia Ratu tetap memaksa, apa boleh buat.”
Li Fengran menyuruh pelayan membawakan baskom tembaga, pot porselen, pemberat kertas, sebuah lonceng, dan satu buah kuali. Selain itu, dia juga meminta sebuah kayu pemukul ukuran kecil. Benda-benda itu disusun dengan rapi di tengah aula.
Orang di zaman kuno, baik yang nyata atau tidak, kebanyakan menyukai musik klasik yang menenangkan. Li Fengran berasumsi jika ia membuat mereka mendengar musik yang gaduh dengan nada yang tidak beraturan, itu akan merusak penampilannya dan membuatnya gagal.
Orang-orang ini pasti tidak akan meloloskan seseorang yang membuat telinga mereka sakit, kan?
“Apa yang hendak dilakukan wanita kurang ajar itu?”
Ling Sui menatap suaminya sesaat, lalu tersenyum.
“Yang Mulia, bagaimana jika Yang Mulia menyaksikannya?”
“Kalau begitu, biarkan dia bermain.”
Li Fengran mulai bermain dengan memukul benda-benda itu secara bergantian. Suara benda-benda yang dipukul membentuk sebuah harmoni baru yang belum pernah terdengar sebelumnya.
Semua orang tertegun, mendengarkan dengan saksama alunan musik aneh tapi sangat menarik. Sepanjang hidup mereka, tidak ada musisi yang bisa menciptakan melodi seperti ini.
Tangan Li Fengran bermain dengan lincah. Benda-benda itu diperlakukan seperti sebuah band, dipukul berurutan dengan melodi yang ia tahu. Li Fengran senang, ia menduga saat ini orang-orang pasti sedang menutup telinganya karena berisik.
Tapi, dia salah. Setelah permainan musiknya selesai, suara tepukan tangan yang lebih riuh dari tepukan tangan setelah permainan Shen Lihua bergema.
Ling Sui, bersama para menteri mengapresiasi permainan musik Li Fengran yang aneh tapi unik. Ekspresi Nangong Zirui sedikit berubah. Ada semacam minat yang ia simpan pada wajahnya itu.
“Wanita ini boleh juga,” gumamnya.
“Baru kali ini aku mendengar melodi yang unik seperti ini. Nona Li, dari mana kamu mempelajarinya?” tanya Ling Sui.
“Ada sebuah sanggar musik di tempatku. Aku mempelajarinya di sana, Yang Mulia.”
“Sanggar? Tempat apa itu?”
“Ah, itu seperti sebuah tempat les musik.”
Dikatakan begitu pun, Ling Sui belum mengerti. Li Fengran juga tidak mungkin mengatakan dengan jujur, jika itu dipelajari dari seorang teman yang menjadi anggota boyband di negeri aslinya.
Reaksi Ratu Donghao ini agak tidak biasa, tapi Li Fengran menganggapnya sebagai basa-basi yang digunakan untuk melapangkan hatinya. Sudah bagus Ratu Donghao tidak mengejek permainan musiknya.
Setelah Li Fengran kembali ke tempat duduknya, Menteri Urusan Wilayah menerima daftar nilai yang didapat para peserta utusan atas penampilannya. Angka-angka itu ditulis dalam huruf tradisional. Keraguan tampak di wajahnya. Keempat wanita dari Empat Wilayah dipandanginya satu persatu.
“Babak pertama sudah selesai. Fei Jia, mendapat peringkat tiga. Shen Lihua, peringkat dua.”
Shen Lihua yang paling cantik sedikit tidak puas, tapi dia tidak bisa mengubahnya. Sebagian menteri menyayangkan mengapa Shen Lihua hanya mendapat peringkat kedua.
Lantas, siapakah yang akan mendapat peringkat satu dan empat? Mungkinkah Su Min akan mendapat peringkat satu?
Tapi, ekspektasi mereka dipatahkan saat Menteri Urusan Wilayah membacakan sisa penilaian dan sisa nama yang menempati posisi pertama dan keempat.
“Peringkat keempat, Su Min, peringkat pertama, Li Fengran.”
Wajah sumringah Li Fengran yang mengira mendapat peringkat akhir seketika menghilang seperti kabut. Ekspresinya berubah menjadi sulit diartikan, dengan bahu melotor dan matanya menatap kosong Menteri Urusan Wilayah. Apakah dia salah dengar?
“Tunggu, Tuan Menteri, apakah mungkin kamu keliru?”
“Tidak, Nona. Kamu mendapat peringkat satu pada babak uji bakat seni.”
Otak Li Fengran masih mengalami bug. Syaraf-syarafnya seperti putus. Dia masih menatap Menteri Urusan Wilayah tanpa rasa percaya.
Matanya tak sengaja teralih setelah beberapa saat ke singgasana raja. Di sana, Nangong Zirui menyeringai licik.
Nilai yang didapat Li Fengran adalah nilai yang murni tanpa adanya hasutan. Itu didapat secara objektif atas penampilannya.
Meskipun alat yang digunakan dan melodinya tidak biasa, tapi selera dewan juri penilai tidaklah sesederhana yang Li Fengran pikirkan. Mereka adalah penikmat seni yang terbuka. Mereka tidak akan memberikan nilai subjektif yang kecil hanya karena ada seseorang yang berbeda.
Nangong Zirui memberikan nilai tinggi justru karena ia penasaran. Selain kuat, dia sebenarnya sangat pendendam. Li Fengran sudah memukulnya sampai hidungnya berdarah, tentu tidak akan melepaskannya dengan mudah.
Terlebih, permainan musiknya memang unik dan punya nilai tersendiri. Nangong Zirui ingin mempermainkan Li Fengran pada babak berikutnya.
***
Salju di luar mulai mencair. Matahari bersinar tinggi, suhu udara tak lagi sedingin pagi tadi. Semua orang di Aula Linglong sedang menikmati jamuan makan.
Babak kedua kompetisi pemilihan ratu akan dimulai setelah tengah hari. Untuk saat ini, mereka semua dipersilakan untuk beristirahat.
Li Fengran seperti kehilangan setengah jiwanya. Ia berjalan keluar dari aula, melipir ke bagian samping istana. Langkahnya tidak tegap. Tangannya memegang pagar istana, memandangi angkasa yang jernih. Salju putih yang semula menggunung mulai menghilang.
Xiang Wan menyusulnya, menyampirkan mantel bulu untuk menghangatkan tubuh. Meskipun salju sudah mencair dan musim semi segera tiba, suhu dingin masih mendominasi. Tubuh majikannya baru sembuh setelah hampir mati semalam. Itu memang ajaib, tapi bukan berarti tubuh majikannya benar-benar kebal.
“Sepertinya Nona tidak punya jalan mundur lagi,” ucap Xiang Wan.
“Aku sepertinya akan benar-benar bertemu dengan malaikat maut. Setelah kembali dari kematian, sekarang aku berjalan menuju tempat pemenggalan.”
“Pria yang dipukul Nona semalam, ternyata adalah Yang Mulia Raja.”
Li Fengran menatap Xiang Wan tanpa minat atau semangat.
“Karena itulah aku harus gagal!”
“Bagaimana caranya?”
“Tapi, Raja Donghao sepertinya tidak berniat melepaskan Nona.”
Itu benar. Li Fengran sudah memecahkan kolam bekunya, dia juga tanpa sadar telah memberitahu Nangong Zirui jika dialah pelakunya.
Li Fengran kemudian meninju wajahnya sampai hidungnya berdarah. Ganjaran atas dua kekurang ajaran ini, bukankah sudah setara dengan kematian?
Dari semua cerita yang ia dengar, dari semua komik yang ia baca, dan dari semua drama kolosal yang ia tonton, mengapa ia justru mendapat nasib yang buruk?
Tokoh-tokoh dalam cerita itu menempati tubuh berharga, dari putri hingga pengusaha, meskipun sempat tertindas, tapi segera bangkit dan melejit ke posisi yang tinggi. Li Fengran hanya ingin melarikan diri, tapi kakinya justru diikat oleh Nangong Zirui karena kesalahannya sendiri.
“Nona, sepertinya Nona Shen Lihua dari Zichuan tidak terlalu menyukaimu. Ekspresinya sangat tidak puas saat Menteri Urusan Wilayah memberitahu kamulah yang mendapatkan peringkat pertama,” ucap Xiang Wan. Dia memang pelayan, tapi otaknya tidak terlalu bodoh.
“Biarkan saja. Aku bukan orang yang akan mengemis agar orang menyukaiku.”
“Lalu, apa rencana Nona selanjutnya?”
“Aku akan tetap menggagalkan proses seleksinya.”
“Apakah itu akan berhasil dan kita bisa pulang?”
“Kita lihat saja nanti.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Bzaa
kykny sang raja merasa tertarik
2024-03-23
1
Fifid Dwi Ariyani
trusberkarya
2024-01-22
1
Kartika Lina
tidak sesuai ekspektasi fengran 🤭😂
2024-01-17
0