TCQ 10: Babak Ketiga

Hari kedua kompetisi pemilihan, salju di tanah Donghao benar-benar sudah mencair. Daun-daun dari pepohonan cemara dan dedalu yang semula memutih, berubah kembali menjadi hijau. Suhu dingin mulai berkurang, abu sisa pembakaran menumpuk.

Semua orang yang ingin menyaksikan kompetisi pemilihan calon ratu selanjutnya sudah berkumpul di alun-alun ibukota.

Sejak pagi, penduduk ibukota serta penduduk yang merantau sudah memadati lapangan alun-alun. Mereka ingin melihat seperti apa wajah calon ratu mereka di masa depan. Sebagian ingin mendukung wanita yang berasal dari wilayah yang sama.

Melihat antusiasme yang luar biasa ini, Li Fengran merasa sedikit sedih. Jelas-jelas ratu mereka yang sekarang, Ling Sui, masih hidup dan ada di hadapan mereka.

Meskipun kondisi tubuhnya tidak baik, tidak seharusnya mereka menunjukkan wajah mereka yang menyiratkan menginginkan seorang ratu baru, bukan? Ini sama saja dengan menginginkan kematiannya datang lebih cepat.

“Keluarga bangsawan apanya? Kupikir dia bahkan sudah dibuang oleh keluarganya sendiri,” gumam Li Fengran.

Ketika seorang wanita sudah kehilangan kemampuannya, terutama kehilangan tubuhnya, batu sandaran sekuat apapun pasti akan runtuh. Li Fengran merasa sedikit iba pada Ling Sui.

Sedikitpun tidak ada raut kesedihan di wajah Ling Sui. Sebaliknya, dia menebarkan senyum di bibirnya ke semua orang, menganggap seolah-olah mereka datang bukan untuk mendoakan dirinya cepat mati. Dia duduk di samping Nangong Zirui yang telah tiba beberapa saat yang lalu.

Mungkin inilah keberuntungan mereka seumur hidup: bertemu dengan Raja dan Ratu secara langsung sekaligus menyaksikan kompetisi yang akan menyeleksi siapa calon ratu masa depan. Tepuk tangan riuh terdengar ketika Menteri Urusan Wilayah maju ke depan untuk memulai kompetisi.

Babak ketiga adalah kompetisi keterampilan senjata. Setiap orang harus menampilkan kemampuannya memainkan senjata, baik pedang, panah, atau tombak.

Meskipun penduduk tidak tahu apa tujuan kompetisi keterampilan senjata dengan pemilihan seorang ratu, mereka tidak berani bertanya pada pihak istana secara langsung.

Lain halnya dengan Li Fengran. Saat orang lain tidak tahu, ia menebak jika Ling Sui sengaja menambahkan kompetisi keterampilan senjata untuk keperluan lain.

Dia berasal dari latar belakang bangsawan, yang pendidikannya berlangsung di rumah atau akademi dan semuanya tentang moral dan etika.

Jika calon ratu masa depan bisa memainkan senjata dan beladiri, dia bisa melindungi dirinya sendiri.

“Peserta pertama, Fei Jia dari Nanchuan.”

Fei Jia maju. Dia menggunakan sebuah pedang panjang yang tajam. Beberapa orang figuran yang bertugas sebagai lawan naik ke atas arena, kemudian mulai bertarung. Setelah beberapa saat, Fei Jia menang meskipun lengan bajunya sedikit sobek.

“Peserta kedua, Su Min dari Beichuan.”

Su Min, si wanita yang protes padanya kemarin menunjukkan kebolehannya melalui anak panah. Dia memegang tiga anak panah di tangannya, dan satu tarikan busur berhasil mendorong ketiga anak panah tersebut menancap tepat mengenai sasaran. Dia mendapat nilai sempurna.

“Peserta ketiga, Shen Lihua dari Zichuan.”

Shen Lihua, yang paling cantik dan nilainya tinggi pada dua babak sebelumnya menggunakan tombak untuk menunjukkan kemampuannya. Dalam waktu kurang dari sepuluh menit, dia berhasil menumbangkan sembilan orang lawan tanpa terluka sedikitpun. Dia juga mendapat nilai sempurna.

“Peserta keempat, Li Fengran dari Dongchuan.”

Sekarang giliran Li Fengran. Semua orang menantikan pertunjukan penutup pada babak kali ini, yang dikira akan luar biasa. Li Fengran berdiri di tengah lapangan, tanpa memegang senjata apapun.

Orang-orang awam mulai bertanya-tanya, mengapa utusan Dongchuan ini tidak memilih senjata?

“Apa lagi yang dia rencanakan?” gumam Nangong Zirui. Matanya fokus menatap Li Fengran yang kini menjadi pusat perhatian.

“Nona Li, senjata apa yang kamu inginkan?”

“Sepotong kayu rotan.”

Lagi-lagi dia membuat semua orang terkejut. Kayu rotan? Apa yang bisa dilakukan wanita itu dengan sepotong kayu rotan?

Orang lain menggunakan tombak, panah, dan pedang untuk menunjukkan keterampilannya. Utusan Dongchuan ini, otaknya pasti sudah berkarat.

“Berikan saja,” ucap Ling Sui. Li Fengran kemudian diberikan sepotong kayu rotan sepanjang satu meter seukuran pergelangan tangan.

Kali ini, dia bertekad untuk benar-benar gagal. Saat dua orang lawan menyerangnya, dia tidak menghindar. Li Fengran dipukul tepat di perutnya.

Refleksnya mengantarkannya menjauh beberapa meter ke belakang. Li Fengran memegangi perutnya, ternyata lumayan sakit juga.

“Yang Mulia, sepertinya Nona Li benar-benar ingin dirinya gagal,” ucap Mo Wei. “Dia ingin membuat dirinya babak belur kali ini.”

Nangong Zirui mendecih. “Aku justru ingin melihat sampai mana dia akan berbuat bodoh.”

Dua lawan maju lagi dan bersiap memukul Li Fengran. Tapi, Li Fengran segera menghentikannya dengan mengangkat tangan. Rasa sakit di perutnya membuat ia mual.

Perut ini, dua malam lalu baru mengeluarkan darah yang cukup banyak. Sekarang jika dipukul lagi, Li Fengran bisa-bisa mati.

“Tunggu, tunggu. Kakak-kakak yang kuat, meskipun kalian bekerja secara profesional, kalian juga tidak boleh memukulku terlalu keras, kan?”

Dua penyerang saling menatap dengan bodoh. Benar juga, bagaimanapun wanita yang mereka lawan adalah salah satu kandidat calon ratu.

Jika sampai dia terluka parah, nyawa mereka juga akan melayang. Raja Donghao pasti tidak akan mengampuni mereka.

Li Fengran masih kesakitan, ia tidak ingin dipukul lagi. Saat dua lawannya lengah, Li Fengran langsung memukul mereka dengan rotan.

Dia melompat melewati tubuh kedua orang itu, kemudian memukul kaki dan punggungnya sampai mereka telungkup di arena. Suara tepukan gemuruh terdengar.

Tiga pukulan itu cukup untuk membuat kedua lawannya tumbang. Li Fengran menjadikan kayu rotan itu sebagai tongkat untuk menyangga tubuhnya. Satu tangannya masih memegangi perutnya.

“Dibandingkan dengan pedang, aku lebih suka anggar. Ck, pukulan kalian benar-benar membuat perutku sakit!”

Xiang Wan bergegas memapah Li Fengran kembali ke tempat duduk. Wajah cemasnya begitu kentara. Majikannya baru selamat dari kematian, perutnya justru malah dipukul dengan keras.

Bagaimana jika majikannya muntah darah lagi? Bukankah itu akan sangat berbahaya?

“Nona, apakah kamu ingin beristirahat sebentar? Biarkan tabib memeriksa kondisimu.”

“Tidak usah. Seharusnya aku akan gagal, kan?” Xiang Wan menggeleng ragu.

“Entahlah. Meskipun Nona bertindak tidak sesuai kebiasaan, tapi Nona selalu membuat orang terpukau pada setiap babaknya.”

Li Fengran membelalak, lalu mengedarkan pandangan ke kerumunan orang yang menyaksikan. Mereka masih bertepuk tangan.

Seketika tubuhnya lemas, ia bersandar di bahu Xiang Wan dan hampir pingsan. Apa-apaan ini? Mengapa orang-orang ini malah senang?

Tiba-tiba saja Ling Sui menghampirinya. Ada senyum di wajahnya serta dalam langkahnya yang anggun. Li Fengran tidak punya tenaga untuk bersikap sopan, dia tetap bersandar pada Xiang Wan seolah-olah seluruh energinya telah habis dan tulang belulangnya melunak. Li Fengran hanya mampu menyambut Ling Sui dengan isyarat mata.

“Nona Li, kamu tidak apa-apa?”

“Ya, Yang Mulia. Aku baik-baik saja.”

“Perlukah kupanggilkan tabib?”

Li Fengran menggelengkan kepala.

“Yang Mulia sebaiknya kembali ke sisi Yang Mulia Raja. Yang Mulia tidak boleh membahayakan diri hanya untuk melihat peserta payah dari Dongchuan ini.”

Ling Sui tidak mengatakan apa-apa, ia kembali ke tempatnya sambil sesekali melirik Li Fengran. Kedatangan Ling Sui membuat tiga wanita lainnya iri.

Lagi-lagi Li Fengran merebut perhatian. Bahkan Ratu Donghao sendiri sampai menghampirinya secara langsung. Padahal, apa istimewanya bakat wanita ini?

Menteri Urusan Wilayah kemudian mengumumkan peringkat yang diperoleh masing-masing wanita atas penampilannya di babak ketiga hari ini.

Dia berdiri di tengah arena, memegang sebuah gulungan kertas berisi nama dan jumlah nilai. Semuanya menahan napas sampai Menteri Urusan Wilayah mengeluarkan kata-katanya.

“Peringkat pertama, Shen Lihua. Peringkat kedua, Su Min. Peringkat ketiga, Li Fengran. Peringkat keempat, Fei Jia.”

Bahu Li Fengran melorot. Sialan, dia malah mendapat peringkat ketiga!

Terpopuler

Comments

Widhi_Wisesha

Widhi_Wisesha

😅😅😅

2024-05-08

0

Hasan

Hasan

1 terus 4 terus 3 wah kurang peringkat 2 nih buat komplit🤣🤣

2024-03-20

1

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trudsehat

2024-01-22

1

lihat semua
Episodes
1 TCQ 1: Dongeng Baru
2 TCQ 2: Gadis Utusan
3 TCQ 3: Memecahkan Kolam
4 TCQ 4: Memukul Wajah Tampan Raja Donghao
5 TCQ 5: Tidak Mau Ikut Pemilihan
6 TCQ 6: Babak Pertama
7 TCQ 7: Peringkat Pembawa Bencana
8 TCQ 8: Eliminasi yang Gagal
9 TCQ 9: Menghindari Yang Mulia
10 TCQ 10: Babak Ketiga
11 TCQ 11: Putaran Final
12 TCQ 12: Penentuan Nasib
13 TCQ 13: Bencana Hidup Baru
14 TCQ 14: Pekerjaan Pertama
15 TCQ 15: Permintaan Ratu
16 TCQ 16: Penyakit Sang Ratu
17 TCQ 17: Orang Milik Raja
18 TCQ 18: Kematian Ratu
19 TCQ 19: Sutra Putih Pengantar Duka
20 TCQ 20: Sejarah Empat Wilayah
21 TCQ 21: Ibu Suri Galak
22 TCQ 22: Racun Lama
23 TCQ 23: Sebuah Peringatan
24 TCQ 24: Dimarahi Raja
25 TCQ 25: Pembunuh Bertangan Dingin
26 TCQ 26: Pemikiran Misterius
27 TCQ 27: Hukuman dari Raja
28 TCQ 28: Hati-Hati terhadap Ketampanan
29 TCQ 29: Kalah Satu Langkah
30 TCQ 30: Menyembunyikan Niat
31 TCQ 31: Balasan dari Langit
32 TCQ 32: Putus Asa
33 TCQ 33: Tidak Ada Kesempatan
34 TCQ 34: Tidak Akan Menyentuh
35 TCQ 35: Ketidakyakinan Hati
36 TCQ 36: Perjalanan Dinas
37 TCQ 37: Desa di Atas Gunung
38 TCQ 38: Api Unggun
39 TCQ 39: Kedatangan Raja
40 TCQ 40: Tanah Beichuan dan Kenangannya
41 TCQ 41: Cara Mendapat Uang
42 TCQ 42: Rumah Bordil Xiaoqin
43 TCQ 43: Sumbangan Besar
44 TCQ 44: Motif yang Terbongkar
45 TCQ 45: Dikerjai Raja
46 TCQ 46: Maaf, Tidak Sengaja
47 TCQ 47: Disergap
48 TCQ 48: Kegilaan
49 TCQ 49: Menahan Diri
50 TCQ 50: Mencoba Keberuntungan
51 TCQ 51: Jatuh dalam Pelukan Raja
52 TCQ 52: Tidak Beruntung
53 TCQ 53: Kecurigaan
54 TCQ 54: Hadiah untuk Raja
55 TCQ 55: Tidak Boleh Berjalan di Depan
56 TCQ 56: Menangkap Hasil Perburuan
57 TCQ 57: Racun Mendiang Ratu
58 TCQ 58: Tuan Besar Su dan Kejahatannya
59 TCQ 59: Hampir Celaka
60 TCQ 60: Obat Sakit
61 TCQ 61: Mengikuti Arus
62 TCQ 62: Istri yang Belum Dinikahi
63 TCQ 63: Singa Betina
64 TCQ 64: Tangan Dingin
65 TCQ 65: Petunjuk
66 TCQ 66: Cuka Siapa yang Tumpah?
67 TCQ 67: Menahan Tekanan Besar
68 TCQ 68: Mempertanyakan Kesetiaan
69 TCQ 69: Puncak Musim Semi Pertama
70 TCQ 70: Hilang
71 TCQ 71: Perdagangan Manusia
72 TCQ 72: Hidup untuk Diri Sendiri
73 TCQ 73: Pulang
74 TCQ 74: Merasa Tidak Adil
75 TCQ 75: Melarikan Diri
76 TCQ 76: Bertingkah Aneh
77 TCQ 77: Saling Menghindar
78 TCQ 78: Marah Tanpa Daya
79 TCQ 79: Penegasan
80 TCQ 80: Hanya Kamu Satu-Satunya
81 TCQ 81: Perasaan Shen Jinglang
82 TCQ 82: Celah Menuju Nanchuan
83 TCQ 83: Perjalanan Membosankan
84 TCQ 84: Tugas Penyerta
85 TCQ 85: Kematian Tuan Besar Nanchuan
86 TCQ 86: Mengembalikan Kekuasaan
87 TCQ 87: Serangan Orang Tidak Dikenal
88 TCQ 88: Wanita Bodoh
89 TCQ 89: Tentang Penyerahan Kekuasaan
90 TCQ 90: Belas Kasih Raja
91 TCQ 91: Badai Gelisah
92 TCQ 92: Bukan Sebuah Berkah
93 TCQ 93: Siasat
94 TCQ 94: Sandiwara Tanpa Naskah
95 TCQ 95: Menusuk dari Belakang
96 TCQ 96: Bertaruh Satu Kali
97 TCQ 97: Rencana Tahap Lanjut
98 TCQ 98: Babak Baru
99 TCQ 99: Muslihat demi Muslihat
100 TCQ 100: Kelahiran
101 TCQ 101: Atas Sebuah Sumpah
102 TCQ 102: Undangan Perjamuan
103 TCQ 103: Perjamuan Akhir
104 TCQ 104: Puncak Segala Sandiwara
105 TCQ 105: Taruhan yang Berbeda
106 TCQ 106: Babak Terakhir
107 TCQ 107: Restu Ibu
108 TCQ 108: Dekret dan Pernikahan
109 TCQ 109: Tugas Malam Pertama
110 TCQ 110: Catatan Akhir Raja dan Ratu
111 PEMBERITAHUAN KARYA BARU!!!
Episodes

Updated 111 Episodes

1
TCQ 1: Dongeng Baru
2
TCQ 2: Gadis Utusan
3
TCQ 3: Memecahkan Kolam
4
TCQ 4: Memukul Wajah Tampan Raja Donghao
5
TCQ 5: Tidak Mau Ikut Pemilihan
6
TCQ 6: Babak Pertama
7
TCQ 7: Peringkat Pembawa Bencana
8
TCQ 8: Eliminasi yang Gagal
9
TCQ 9: Menghindari Yang Mulia
10
TCQ 10: Babak Ketiga
11
TCQ 11: Putaran Final
12
TCQ 12: Penentuan Nasib
13
TCQ 13: Bencana Hidup Baru
14
TCQ 14: Pekerjaan Pertama
15
TCQ 15: Permintaan Ratu
16
TCQ 16: Penyakit Sang Ratu
17
TCQ 17: Orang Milik Raja
18
TCQ 18: Kematian Ratu
19
TCQ 19: Sutra Putih Pengantar Duka
20
TCQ 20: Sejarah Empat Wilayah
21
TCQ 21: Ibu Suri Galak
22
TCQ 22: Racun Lama
23
TCQ 23: Sebuah Peringatan
24
TCQ 24: Dimarahi Raja
25
TCQ 25: Pembunuh Bertangan Dingin
26
TCQ 26: Pemikiran Misterius
27
TCQ 27: Hukuman dari Raja
28
TCQ 28: Hati-Hati terhadap Ketampanan
29
TCQ 29: Kalah Satu Langkah
30
TCQ 30: Menyembunyikan Niat
31
TCQ 31: Balasan dari Langit
32
TCQ 32: Putus Asa
33
TCQ 33: Tidak Ada Kesempatan
34
TCQ 34: Tidak Akan Menyentuh
35
TCQ 35: Ketidakyakinan Hati
36
TCQ 36: Perjalanan Dinas
37
TCQ 37: Desa di Atas Gunung
38
TCQ 38: Api Unggun
39
TCQ 39: Kedatangan Raja
40
TCQ 40: Tanah Beichuan dan Kenangannya
41
TCQ 41: Cara Mendapat Uang
42
TCQ 42: Rumah Bordil Xiaoqin
43
TCQ 43: Sumbangan Besar
44
TCQ 44: Motif yang Terbongkar
45
TCQ 45: Dikerjai Raja
46
TCQ 46: Maaf, Tidak Sengaja
47
TCQ 47: Disergap
48
TCQ 48: Kegilaan
49
TCQ 49: Menahan Diri
50
TCQ 50: Mencoba Keberuntungan
51
TCQ 51: Jatuh dalam Pelukan Raja
52
TCQ 52: Tidak Beruntung
53
TCQ 53: Kecurigaan
54
TCQ 54: Hadiah untuk Raja
55
TCQ 55: Tidak Boleh Berjalan di Depan
56
TCQ 56: Menangkap Hasil Perburuan
57
TCQ 57: Racun Mendiang Ratu
58
TCQ 58: Tuan Besar Su dan Kejahatannya
59
TCQ 59: Hampir Celaka
60
TCQ 60: Obat Sakit
61
TCQ 61: Mengikuti Arus
62
TCQ 62: Istri yang Belum Dinikahi
63
TCQ 63: Singa Betina
64
TCQ 64: Tangan Dingin
65
TCQ 65: Petunjuk
66
TCQ 66: Cuka Siapa yang Tumpah?
67
TCQ 67: Menahan Tekanan Besar
68
TCQ 68: Mempertanyakan Kesetiaan
69
TCQ 69: Puncak Musim Semi Pertama
70
TCQ 70: Hilang
71
TCQ 71: Perdagangan Manusia
72
TCQ 72: Hidup untuk Diri Sendiri
73
TCQ 73: Pulang
74
TCQ 74: Merasa Tidak Adil
75
TCQ 75: Melarikan Diri
76
TCQ 76: Bertingkah Aneh
77
TCQ 77: Saling Menghindar
78
TCQ 78: Marah Tanpa Daya
79
TCQ 79: Penegasan
80
TCQ 80: Hanya Kamu Satu-Satunya
81
TCQ 81: Perasaan Shen Jinglang
82
TCQ 82: Celah Menuju Nanchuan
83
TCQ 83: Perjalanan Membosankan
84
TCQ 84: Tugas Penyerta
85
TCQ 85: Kematian Tuan Besar Nanchuan
86
TCQ 86: Mengembalikan Kekuasaan
87
TCQ 87: Serangan Orang Tidak Dikenal
88
TCQ 88: Wanita Bodoh
89
TCQ 89: Tentang Penyerahan Kekuasaan
90
TCQ 90: Belas Kasih Raja
91
TCQ 91: Badai Gelisah
92
TCQ 92: Bukan Sebuah Berkah
93
TCQ 93: Siasat
94
TCQ 94: Sandiwara Tanpa Naskah
95
TCQ 95: Menusuk dari Belakang
96
TCQ 96: Bertaruh Satu Kali
97
TCQ 97: Rencana Tahap Lanjut
98
TCQ 98: Babak Baru
99
TCQ 99: Muslihat demi Muslihat
100
TCQ 100: Kelahiran
101
TCQ 101: Atas Sebuah Sumpah
102
TCQ 102: Undangan Perjamuan
103
TCQ 103: Perjamuan Akhir
104
TCQ 104: Puncak Segala Sandiwara
105
TCQ 105: Taruhan yang Berbeda
106
TCQ 106: Babak Terakhir
107
TCQ 107: Restu Ibu
108
TCQ 108: Dekret dan Pernikahan
109
TCQ 109: Tugas Malam Pertama
110
TCQ 110: Catatan Akhir Raja dan Ratu
111
PEMBERITAHUAN KARYA BARU!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!