TCQ 8: Eliminasi yang Gagal

“Jadi, dia berencana membuat dirinya sendiri gagal dalam pemilihan?”

Mo Wei yang baru selesai mengintai Li Fengran menganggukkan kepala beberapa kali. Kali ini, dia mendapat tugas untuk mencari tahu rencana apa yang akan dilakukan oleh Li Fengran selanjutnya. Rupanya, wanita itu sedang berusaha menggagalkan dirinya sendiri.

Penampilannya di babak pertama ternyata sudah direncanakan. Ketika semua orang berlomba-lomba ingin menjadi selirnya, sampai harus menggunakan cara-cara licik dengan menjilat, Li Fengran justru menghindarinya.

Dia punya kesempatan langka, menjadi utusan Dongchuan dan diberikan peluang untuk menjadi seorang penerus Ratu Donghao melalui pemilihan. Tidak disangka, wanita itu tidak menginginkannya, bahkan berusaha keras agar dirinya tidak terpilih.

“Apakah Yang Mulia berencana memilihnya? Atau mungkin, akan lebih baik jika Yang Mulia mengangkatnya menjadi seorang selir.”

Selesai mengatakan itu, Mo Wei dihadiahi sebuah pukulan dan tendangan dari Nangong Zirui. Mo Wei otaknya tidak terlalu bagus, selain menuruti perintah, dia biasanya tidak bisa berpikir secara mendalam dan mendetail.

Setelah bertahun-tahun mengikuti Nangong Zirui, mulai dari seorang pangeran sampai menjadi raja, kemampuan berpikirnya hanya begitu-begitu saja. Nangong Zirui terkadang jengkel, tapi hanya Mo Wei yang dapat ia percaya setelah Wang Bi.

Nangong Zirui menendangnya lagi karena kesal. Sejak naik takhta sampai sekarang, Nangong Zirui tidak pernah mengangkat seorang selir. Orang yang mengisi haremnya hanya ada satu orang: Ling Sui, Ratu Donghao.

Nangong Zirui sangat sibuk dengan urusan negara, sampai tidak punya waktu mengurus rumah tangganya. Bertahun-tahun menikah dengan ratunya, sikapnya masih sama seperti dulu, begitu abai dan acuh tak acuh.

Itu bukan tanpa alasan. Ling Sui berasal dari keluarga bangsawan besar dengan latar belakang yang luar biasa. Dia bisa menduduki posisinya saat ini, itu tidak murni dengan usahanya sendiri.

Ada keluarganya yang berhasil membersihkan jalan untuknya di belakangnya. Walau Ling Sui tidak tahu, tapi Nangong Zirui mengetahuinya.

Orang mengatakan Ling Sui adalah pasangan sempurna untuk Raja Nangong. Tapi jauh di lubuk hatinya, Nangong Zirui lebih menyukai wanita dengan pemikiran yang sederhana, tidak rumit seperti Ling Sui. Nangong Zirui tidak membencinya, tapi bukan berarti dia sangat menyukainya.

Sejak Ling Sui sering jatuh sakit, beban di hati Nangong Zirui bertambah banyak. Menyetujui pemilihan ratu baru hanya sebuah momen untuk menghiburnya. Anggap saja memenuhi permintaannya yang tidak banyak itu.

“Jika dia masuk istana sebagai selir, itu artinya akan ada tiga orang istri yang tinggal di harem. Yang Mulia Ratu, calon ratu, dan juga selir. Istana pasti akan ramai.”

Mo Wei membayangkan betapa ramainya Istana Belakang jika ada banyak wanita yang tinggal di sana. Selama ini, selain Ratu Donghao, hanya ada pelayan yang melayani dan hilir mudik setiap hari.

Ia pikir, Ratu Donghao pasti sangat kesepian sejak menikah, sehingga pikirannya terganggu dan sering jatuh sakit. Meskipun sudah ditendang dua kali, pemikiran bodohnya tetap bersarang di kepalanya.

“Hanya saja jika wanita dari Dongchuan itu menjadi selir, dia akan semakin kurang ajar. Semalam dia bahkan sudah berani memukul wajah Yang Mulia dan pagi ini berpura-pura tidak kenal.”

Lama kelamaan, Nangong Zirui jengkel. Celotehan Mo Wei yang tidak masuk akal itu menganggu pendengarannya.

Seandainya Mo Wei bukan pengawal pribadi dan orang kepercayaannya, Nangong Zirui sudah mendepaknya ke perbatasan dan melarangnya pulang. Sayang sekali Mo Wei memiliki posisi istimewa di dalam hidupnya.

“Enyah! Aku tidak mau melihatmu!” seru Nangong Zirui.

Mo Wei seketika menutup mulutnya, lalu berlari menjauh. Sayang sekali, dia tidak memperhatikan jalan dan menabrak tiang istana yang terbuat dari marmer.

Keningnya benjol sebelah, besarnya sebesar telur ayam. Ribuan kupu-kupu terbang di kepalanya, berputar-putar dengan cepat. Mo Wei kesulitan berdiri karena pusing.

Nangong Zirui menggelengkan kepalanya dan berujar, “Dasar bodoh.”

***

Babak kedua kompetisi pemilihan akan segera dimulai. Ling Sui dan Nangong Zirui sudah duduk kembali di singgasana diikuti para menteri.

Sisa makanan dari jamuan dibawa pergi, hanya ada gelas dan teko teh panas di meja. Di luar, matahari sudah melewati kepala, tengah hari sudah lewat. Salju mencair, udara menghangat.

Menteri Urusan Wilayah memanggil kembali empat gadis utusan Empat Wilayah untuk memasuki aula. Keempatnya berjalan dengan pelan dan langkahnya teratur.

Kecuali Li Fengran, ekspresi wajah tiga orang lainnya menunjukkan minat yang sangat besar dan bersemangat. Pada babak ini, mereka yakin akan menang.

Melihat Li Fengran menekuk wajahnya, Nangong Zirui diam-diam menyeringai. Entah rencana apa lagi yang akan dilakukan wanita itu kali ini, yang jelas babak kedua ini akan lebih seru daripada babak pertama. Nangong Zirui tidak berencana melepaskannya pada babak ini juga.

“Babak kedua akan segera dimulai. Para Nona, mohon dengarkan baik-baik peraturannya,” ucap Menteri Urusan Wilayah.

Pada babak kedua ini, yang akan diujikan adalah bakat dalam sastra. Setiap peserta harus membuat satu buah puisi dalam waktu lima menit dan dilisankan secara langsung di depan Raja dan Ratu Donghao.

Babak kedua ini berhadiah. Puisi yang paling bagus akan diberikan hadiah langsung dari Ratu Donghao.

Bagus, pikir Li Fengran. Kebetulan, dia sangat membenci sastra. Saat sekolah formal dulu, nilai sastranya paling jelek dalam kelas. Literatur klasik menurutnya membosankan.

Li Fengran lebih menyukai literatur barat. Dia paling-paling hanya membaca cerita kolosal fantasi dari beberapa penulis terkenal yang novelnya sudah diadaptasi ke dalam drama, atau komik yang menurutnya menarik.

Membuat puisi? Hari ini dia akan membuat dewan juri, termasuk Nangong Zirui melihat betapa jeleknya puisi yang ia buat dan betapa tidak bermaknanya puisi itu.

Orang pertama yang tampil melisankan puisi buatannya adalah Shen Lihua. Ia merangkai sebuah puisi berisi kemakmuran dan kesejahteraan negeri yang dicapai setelah Nangong Zirui naik takhta, dipenuhi pujian dan sanjungan. Dia mendapat tepuk tangan meriah disertai decakan kagum.

Orang kedua yang tampil adalah Su Min. Wanita ini merangkai sebuah puisi tentang romansa musim dingin dan musim semi, sedikit vulgar.

Pemilihan katanya tidak terlalu bagus, tapi di akhir, dia berhasil menarik hati semua orang. Dia juga mendapat apresiasi meskipun tidak sebanyak yang didapat Shen Lihua.

Sekarang, giliran Li Fengran yang harus melisankan puisinya. Dia yang mendapat peringkat pertama pada babak pertama seketika menarik perhatian lagi dengan puisinya yang aneh:

“Ayam berkokok pagi hari, telur menetas melahirkan kehidupan baru. Anak ayam mencari induknya, induknya hilang dimakan musang. Hidup tidak selalu tentang kesenangan. Kesengsaraan adalah nasib yang dibuat oleh tangan sendiri. Ah, induk ayamnya ternyata bisa terbang!”

“Ini… apa arti dari puisinya?” tanya Ling Sui pada Li Fengran.

“Dinamika kehidupan keluarga ayam,” jawab Li Fengran enteng.

“Lancang! Beraninya kamu bicara sembarangan!” salah satu menteri berteriak dan membentak Li Fengran. “Kamu pikir kamu boleh mengatakan itu pada Yang Mulia Raja dan Yang Mulia Ratu?”

Kening Li Fengran mengernyit.

“Kenapa? Yang Mulia Ratu bertanya padaku, dan aku menjawabnya. Apakah itu salah?”

“Tidak perlu ribut. Puisi dinamika kehidupan keluarga ayam ini, memiliki kesamaan dengan dinamika kehidupan manusia. Lahir, mengalami bencana, kemudian terbebas. Nona Li, puisimu cukup menarik,” Ling Sui menyela, sebelum perdebatan melebar lebih besar.

Li Fengran tentu saja terkejut. Bukan, bukan itu maksudnya. Ia ingin mengatakan kalau puisinya tidak memiliki makna sama sekali. Kata-katanya juga tidak indah dan asal dikarang saja.

Reaksi Ratu Donghao ini terlalu besar. Penafsirannya terlalu jauh dan terlalu dalam, padahal puisi Li Fengran tidak seistimewa itu.

Tapi, Ratu Donghao tidak memberinya kesempatan. Menteri Urusan Wilayah memanggil Fei Jia di urutan terakhir. Kali ini, dia merangkai kata dengan sangat baik.

Pada babak kedua ini, diperkirakan peringkat pertamanya akan direbut oleh Fei Jia. Shen Lihua tampak tidak senang, lalu menyembunyikan ekspresinya dengan senyuman yang dibuat seindah mungkin.

Empat wanita dengan empat puisi sudah selesai melewati kompetisi babak kedua. Menteri Urusan Wilayah memegang kertas berisi daftar peringkat.

Semua orang menahan napas, takut jika prediksi mereka meleset lagi seperti di babak pertama. Menteri Urusan Wilayah dengan suara lantang kemudian menyebutkan perolehan setiap peserta.

“Peringkat pertama, Fei Jia. Peringkat kedua, Shen Lihua. Peringkat ketiga, Su Min. Peringkat keempat, Li Fengran.”

Untuk seseorang yang sebelumnya menempati peringkat pertama kemudian berada di peringkat akhir, ini jelas bukan hal baik. Bagi Li Fengran, ini adalah kesempatan emas dan berkah untuknya. Tidak sia-sia dia mengeluarkan bakat mengarang bebasnya.

Peringkatnya turun drastis, dan itu seperti sebuah oasis di tengah gurun pasir untuknya. Li Fengran hendak keluar dari dalam aula, karena ia pikir ini saatnya untuk pergi.

Belum sampai dia keluar dari tempat duduknya, suara Menteri Urusan Wilayah menghentikannya. “Nona Li, kamu mau ke mana?”

“Bukankah aku berada di peringkat akhir? Artinya aku sudah boleh keluar, bukan?”

“Nona, meskipun kamu berada di peringkat akhir, masih ada dua babak lagi yang harus kamu lewati. Selain itu, kamu mendapat peringkat satu di babak pertama, kamu punya cukup nilai untuk mempertahankan posisimu.”

Senyum di wajah Li Fengran seketika menghilang. Tidak peduli dia menjadi pusat perhatian saat ini, yang jelas hatinya merutuk keras. Cukup sulit untuk keluar dari kompetisi.

Li Fengran tidak sengaja melirik Nangong Zirui, dan saat itulah dia menyadari jika pria itu tidak berniat melepaskannya.

Terpopuler

Comments

Hamidh

Hamidh

/Grin//Grin/

2024-04-01

0

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trissabar

2024-01-22

1

Kartika Lina

Kartika Lina

hobi fengran sama kaya aku klo ga baca komik ya baca novel dan drama kolosal 🤭😂

2024-01-17

1

lihat semua
Episodes
1 TCQ 1: Dongeng Baru
2 TCQ 2: Gadis Utusan
3 TCQ 3: Memecahkan Kolam
4 TCQ 4: Memukul Wajah Tampan Raja Donghao
5 TCQ 5: Tidak Mau Ikut Pemilihan
6 TCQ 6: Babak Pertama
7 TCQ 7: Peringkat Pembawa Bencana
8 TCQ 8: Eliminasi yang Gagal
9 TCQ 9: Menghindari Yang Mulia
10 TCQ 10: Babak Ketiga
11 TCQ 11: Putaran Final
12 TCQ 12: Penentuan Nasib
13 TCQ 13: Bencana Hidup Baru
14 TCQ 14: Pekerjaan Pertama
15 TCQ 15: Permintaan Ratu
16 TCQ 16: Penyakit Sang Ratu
17 TCQ 17: Orang Milik Raja
18 TCQ 18: Kematian Ratu
19 TCQ 19: Sutra Putih Pengantar Duka
20 TCQ 20: Sejarah Empat Wilayah
21 TCQ 21: Ibu Suri Galak
22 TCQ 22: Racun Lama
23 TCQ 23: Sebuah Peringatan
24 TCQ 24: Dimarahi Raja
25 TCQ 25: Pembunuh Bertangan Dingin
26 TCQ 26: Pemikiran Misterius
27 TCQ 27: Hukuman dari Raja
28 TCQ 28: Hati-Hati terhadap Ketampanan
29 TCQ 29: Kalah Satu Langkah
30 TCQ 30: Menyembunyikan Niat
31 TCQ 31: Balasan dari Langit
32 TCQ 32: Putus Asa
33 TCQ 33: Tidak Ada Kesempatan
34 TCQ 34: Tidak Akan Menyentuh
35 TCQ 35: Ketidakyakinan Hati
36 TCQ 36: Perjalanan Dinas
37 TCQ 37: Desa di Atas Gunung
38 TCQ 38: Api Unggun
39 TCQ 39: Kedatangan Raja
40 TCQ 40: Tanah Beichuan dan Kenangannya
41 TCQ 41: Cara Mendapat Uang
42 TCQ 42: Rumah Bordil Xiaoqin
43 TCQ 43: Sumbangan Besar
44 TCQ 44: Motif yang Terbongkar
45 TCQ 45: Dikerjai Raja
46 TCQ 46: Maaf, Tidak Sengaja
47 TCQ 47: Disergap
48 TCQ 48: Kegilaan
49 TCQ 49: Menahan Diri
50 TCQ 50: Mencoba Keberuntungan
51 TCQ 51: Jatuh dalam Pelukan Raja
52 TCQ 52: Tidak Beruntung
53 TCQ 53: Kecurigaan
54 TCQ 54: Hadiah untuk Raja
55 TCQ 55: Tidak Boleh Berjalan di Depan
56 TCQ 56: Menangkap Hasil Perburuan
57 TCQ 57: Racun Mendiang Ratu
58 TCQ 58: Tuan Besar Su dan Kejahatannya
59 TCQ 59: Hampir Celaka
60 TCQ 60: Obat Sakit
61 TCQ 61: Mengikuti Arus
62 TCQ 62: Istri yang Belum Dinikahi
63 TCQ 63: Singa Betina
64 TCQ 64: Tangan Dingin
65 TCQ 65: Petunjuk
66 TCQ 66: Cuka Siapa yang Tumpah?
67 TCQ 67: Menahan Tekanan Besar
68 TCQ 68: Mempertanyakan Kesetiaan
69 TCQ 69: Puncak Musim Semi Pertama
70 TCQ 70: Hilang
71 TCQ 71: Perdagangan Manusia
72 TCQ 72: Hidup untuk Diri Sendiri
73 TCQ 73: Pulang
74 TCQ 74: Merasa Tidak Adil
75 TCQ 75: Melarikan Diri
76 TCQ 76: Bertingkah Aneh
77 TCQ 77: Saling Menghindar
78 TCQ 78: Marah Tanpa Daya
79 TCQ 79: Penegasan
80 TCQ 80: Hanya Kamu Satu-Satunya
81 TCQ 81: Perasaan Shen Jinglang
82 TCQ 82: Celah Menuju Nanchuan
83 TCQ 83: Perjalanan Membosankan
84 TCQ 84: Tugas Penyerta
85 TCQ 85: Kematian Tuan Besar Nanchuan
86 TCQ 86: Mengembalikan Kekuasaan
87 TCQ 87: Serangan Orang Tidak Dikenal
88 TCQ 88: Wanita Bodoh
89 TCQ 89: Tentang Penyerahan Kekuasaan
90 TCQ 90: Belas Kasih Raja
91 TCQ 91: Badai Gelisah
92 TCQ 92: Bukan Sebuah Berkah
93 TCQ 93: Siasat
94 TCQ 94: Sandiwara Tanpa Naskah
95 TCQ 95: Menusuk dari Belakang
96 TCQ 96: Bertaruh Satu Kali
97 TCQ 97: Rencana Tahap Lanjut
98 TCQ 98: Babak Baru
99 TCQ 99: Muslihat demi Muslihat
100 TCQ 100: Kelahiran
101 TCQ 101: Atas Sebuah Sumpah
102 TCQ 102: Undangan Perjamuan
103 TCQ 103: Perjamuan Akhir
104 TCQ 104: Puncak Segala Sandiwara
105 TCQ 105: Taruhan yang Berbeda
106 TCQ 106: Babak Terakhir
107 TCQ 107: Restu Ibu
108 TCQ 108: Dekret dan Pernikahan
109 TCQ 109: Tugas Malam Pertama
110 TCQ 110: Catatan Akhir Raja dan Ratu
111 PEMBERITAHUAN KARYA BARU!!!
Episodes

Updated 111 Episodes

1
TCQ 1: Dongeng Baru
2
TCQ 2: Gadis Utusan
3
TCQ 3: Memecahkan Kolam
4
TCQ 4: Memukul Wajah Tampan Raja Donghao
5
TCQ 5: Tidak Mau Ikut Pemilihan
6
TCQ 6: Babak Pertama
7
TCQ 7: Peringkat Pembawa Bencana
8
TCQ 8: Eliminasi yang Gagal
9
TCQ 9: Menghindari Yang Mulia
10
TCQ 10: Babak Ketiga
11
TCQ 11: Putaran Final
12
TCQ 12: Penentuan Nasib
13
TCQ 13: Bencana Hidup Baru
14
TCQ 14: Pekerjaan Pertama
15
TCQ 15: Permintaan Ratu
16
TCQ 16: Penyakit Sang Ratu
17
TCQ 17: Orang Milik Raja
18
TCQ 18: Kematian Ratu
19
TCQ 19: Sutra Putih Pengantar Duka
20
TCQ 20: Sejarah Empat Wilayah
21
TCQ 21: Ibu Suri Galak
22
TCQ 22: Racun Lama
23
TCQ 23: Sebuah Peringatan
24
TCQ 24: Dimarahi Raja
25
TCQ 25: Pembunuh Bertangan Dingin
26
TCQ 26: Pemikiran Misterius
27
TCQ 27: Hukuman dari Raja
28
TCQ 28: Hati-Hati terhadap Ketampanan
29
TCQ 29: Kalah Satu Langkah
30
TCQ 30: Menyembunyikan Niat
31
TCQ 31: Balasan dari Langit
32
TCQ 32: Putus Asa
33
TCQ 33: Tidak Ada Kesempatan
34
TCQ 34: Tidak Akan Menyentuh
35
TCQ 35: Ketidakyakinan Hati
36
TCQ 36: Perjalanan Dinas
37
TCQ 37: Desa di Atas Gunung
38
TCQ 38: Api Unggun
39
TCQ 39: Kedatangan Raja
40
TCQ 40: Tanah Beichuan dan Kenangannya
41
TCQ 41: Cara Mendapat Uang
42
TCQ 42: Rumah Bordil Xiaoqin
43
TCQ 43: Sumbangan Besar
44
TCQ 44: Motif yang Terbongkar
45
TCQ 45: Dikerjai Raja
46
TCQ 46: Maaf, Tidak Sengaja
47
TCQ 47: Disergap
48
TCQ 48: Kegilaan
49
TCQ 49: Menahan Diri
50
TCQ 50: Mencoba Keberuntungan
51
TCQ 51: Jatuh dalam Pelukan Raja
52
TCQ 52: Tidak Beruntung
53
TCQ 53: Kecurigaan
54
TCQ 54: Hadiah untuk Raja
55
TCQ 55: Tidak Boleh Berjalan di Depan
56
TCQ 56: Menangkap Hasil Perburuan
57
TCQ 57: Racun Mendiang Ratu
58
TCQ 58: Tuan Besar Su dan Kejahatannya
59
TCQ 59: Hampir Celaka
60
TCQ 60: Obat Sakit
61
TCQ 61: Mengikuti Arus
62
TCQ 62: Istri yang Belum Dinikahi
63
TCQ 63: Singa Betina
64
TCQ 64: Tangan Dingin
65
TCQ 65: Petunjuk
66
TCQ 66: Cuka Siapa yang Tumpah?
67
TCQ 67: Menahan Tekanan Besar
68
TCQ 68: Mempertanyakan Kesetiaan
69
TCQ 69: Puncak Musim Semi Pertama
70
TCQ 70: Hilang
71
TCQ 71: Perdagangan Manusia
72
TCQ 72: Hidup untuk Diri Sendiri
73
TCQ 73: Pulang
74
TCQ 74: Merasa Tidak Adil
75
TCQ 75: Melarikan Diri
76
TCQ 76: Bertingkah Aneh
77
TCQ 77: Saling Menghindar
78
TCQ 78: Marah Tanpa Daya
79
TCQ 79: Penegasan
80
TCQ 80: Hanya Kamu Satu-Satunya
81
TCQ 81: Perasaan Shen Jinglang
82
TCQ 82: Celah Menuju Nanchuan
83
TCQ 83: Perjalanan Membosankan
84
TCQ 84: Tugas Penyerta
85
TCQ 85: Kematian Tuan Besar Nanchuan
86
TCQ 86: Mengembalikan Kekuasaan
87
TCQ 87: Serangan Orang Tidak Dikenal
88
TCQ 88: Wanita Bodoh
89
TCQ 89: Tentang Penyerahan Kekuasaan
90
TCQ 90: Belas Kasih Raja
91
TCQ 91: Badai Gelisah
92
TCQ 92: Bukan Sebuah Berkah
93
TCQ 93: Siasat
94
TCQ 94: Sandiwara Tanpa Naskah
95
TCQ 95: Menusuk dari Belakang
96
TCQ 96: Bertaruh Satu Kali
97
TCQ 97: Rencana Tahap Lanjut
98
TCQ 98: Babak Baru
99
TCQ 99: Muslihat demi Muslihat
100
TCQ 100: Kelahiran
101
TCQ 101: Atas Sebuah Sumpah
102
TCQ 102: Undangan Perjamuan
103
TCQ 103: Perjamuan Akhir
104
TCQ 104: Puncak Segala Sandiwara
105
TCQ 105: Taruhan yang Berbeda
106
TCQ 106: Babak Terakhir
107
TCQ 107: Restu Ibu
108
TCQ 108: Dekret dan Pernikahan
109
TCQ 109: Tugas Malam Pertama
110
TCQ 110: Catatan Akhir Raja dan Ratu
111
PEMBERITAHUAN KARYA BARU!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!