Hans langsung menutup mulut nya saat ketahuan mencibir atasan nya. Habis dia merasa greget sekali ma atasan itu yang terlalu gengsi untuk mengakui jika hasil desain yang Syifa buat sangatlah sempurna.
Dia sempat melihat ekspresi kagum Rayhan saat melihat hasil desain yang Syifa buat tadi. Namun Rayhan ya tetap Rayhan mana mungkin dia akan mengungkapkan rasa kagum nya secara terang-terangan.
"Maaf tuan.. kelepasan," ucap Hans sambil menundukkan kepalanya saat mendapatkan lirikan tajam dari bos nya.
Sekarang Syifa sedang memperbaiki desain yang dia buat sesuai arahan dari Rayhan. Jari - jari lentik Syifa begitu lincah dalam menuangkan ide dari Rayhan dalam bentuk grafis.
"Apakah seperti ini tuan?" tanya Syifa saat dia menyelesaikan desain yang di buat nya.
"Good, sempurna.." kata Rayhan tanpa sadar mengucapkan kata pujiannya pada Syifa.
Syifa yang mendengar nya begitu bahagia karena jerih payah nya dapat di terima oleh Rayhan. Bagi dia tidak mempermasalahkan dengan perkataan pujian dari Rayhan, karena bagi dia yang sangat membuat dia bahagia itu dia bisa mencurahkan segala ilmu yang dia dapatkan selama ini.
**
"Fa... bagaimana bisa kamu melakukan itu semua, maaf..kamu kan bukan lulusan sarjana di bidang grafis," kata Hans saat berada di dalam mobil.
Syifa dan Hans saat ini sedang berada di perjalanan pulang. Lebih tepatnya Hans sedang mengantar Syifa pulang dan itu atas perintah dari Rayhan. Awal nya Hans tidak percaya seorang Rayhan Pratama menyuruh nya untuk mengantar seorang pelayan di apartemen nya. Biasa nya Rayhan selalu kurang peduli dengan orang - orang dengan status seperti Syifa saat ini.
Hans hanya berpikir karena Syifa sudah membantu Rayhan malam ini sehingga dia merasa hutang budi maka nya dia menyuruh nya untuk mengantar Syifa pulang.
"Terkadang keahlian seseorang itu tidak hanya di dapat dari bangku kuliahan tuan. Kita bisa mendapatkan keahlian itu dari berbagai tempat baik itu secara formal atau informal seperti aku sekarang ini."
"Tapi aku akui kamu memang cerdas Fa, tidak semua orang bisa seperti kamu lho. Dan kamu tahu, team desain grafis di kantor tuan Rayhan saja kalah ma desain yang kamu buat."
"Ah...tuan terlalu berlebihan memuji ku," jawab Syifa dengan senyum tipis.
Selama dalam perjalanan banyak hal yang mereka obrolkan. Selalu ada hal yang Hans tanyakan pada wanita berkacamata tebal itu. Seolah - olah dia ingin tahu segala nya yang ada pada wanita itu.
"Wah...hebat banget kamu Fa..luar biasa sekali, bahkan ilmu yang kamu dapatkan sekarang ini tidak semua orang memiliki nya lho."
Syifa hanya tersenyum menanggapi pujian yang di lontarkan oleh Hans.
**
"Aul......" teriak Rayhan saat sudah sampai di apartemen nya.
"Astagfirullah..." Syifa kaget mendengar teriakan Rayhan memanggil nama nya. Dia sampai menjatuhkan pisau yang sedang di pegang nya untung saja pisau itu tidak mengenai kaki nya. Saat Rayhan berteriak tadi dia sedang memotong sayuran yang akan di masak untuk makan malam Rayhan nanti.
"Aul...." teriak Rayhan lagi.
"Ya Allah, ada apa sih dengan tuan titisan Fir'aun itu, datang - datang sudah teriak - teriak tidak jelas. Dan ini kan baru pukul lima sore kenapa dia sudah pulang," gerutu Syifa dalam hati.
"Aul..."
"Astaga...orang itu, mentang - mentang ini apartemen kedap suara jadi semau nya sendiri itu orang," omel sambil berjalan ke arah sumber suara.
"Iya tuan ada apa," jawab Syifa dengan tergopoh-gopoh.
Rayhan mengernyitkan dahi nya melihat kedatangan Syifa di hadapan nya saat ini.
"Apa yang akan kamu lakukan?"
"Hah..apa yang akan aku lakukan?" tanya balik Syifa.
"Iya apa yang akan kamu lakukan?"
"Bukan kah tadi tuan memanggil ku ya?"
"Iya benar aku memanggilmu, tapi apa yang akan kamu lakukan dengan membawa pisau dapur itu ke sini? Kamu ingin membunuh ku?" kata Rayhan dengan menyipitkan mata nya.
"Eh..." Syifa baru menyadari dengan apa yang terjadi pada diri nya. Bagiamana dia bisa ceroboh seperti ini, dia mendatangi Rayhan dengan masih menggunakan celemek dan menggenggam pisau di tangan kanan nya. Jelas Rayhan berkata seperti itu.
"Maaf tuan, tadi aku lagi memotong sayuran saat tuan memanggil ku, karena terburu - buru aku jadi lupa menaruh pisau dan celemek ini," jawab Syifa dengan nyengir kuda menampilkan deretan gigi putih nya yang rapih tanpa ada kawat gigi seperti saat SMA. Dan itu membuat Rayhan merasa terpesona.
"Ternyata dia jika tidak menggunakan kawat gigi seperti dulu tampak manis di lihat nya. Astaga...apa yang aku pikirkan," batin Rayhan.
"Segera singkirkan pisau itu!"
Syifa menganggukkan kepala nya dan berlari ke dapur kembali untuk meletakkan pisau dan celemek yang ada di badan nya. Setelah itu dia kembali lagi ke ruang tengah di mana Rayhan berada sekarang.
"Ada apa tuan..." tanya Syifa saat dia sudah berada di hadapan Rayhan.
"Terima kasih..." ucap Rayhan.
"Terima kasih?" ulang Syifa sambil mengerucutkan dahi nya.
"Ini orang kesambet apa atau salah dia salah minum obat? Kok sampai mengucapkan kata terimakasih. Bukankah dia paling anti dengan kata itu," batin Syifa.
Dia ingat betul saat masa SMA dulu, kalau Rayhan paling anti menyebutkan kata maaf, tolong dan terima kasih. Dan ini barusan laki - laki dingin dan datar itu mengucapkan salah satu dari kata - kata itu. Apa dia tidak salah dengar.
"Terima kasih karena berkat desain yang kamu buat klien ku langsung mau menandatangani kontrak kerja sama di antara perusahaan kami," ucap Rayhan dengan wajah yang masih sama seperti biasanya.
"Benarkah tuan, jika desain yang aku buat kemarin di terima oleh klien tuan?" tanya Syifa yang tidak percaya dengan apa yang Rayhan ucapkan barusan.
Hemm...
"Alhamdulillah ya Allah... akhirnya keahlian ku dapat di akui dan berguna untuk orang lain juga, " Syifa sangat bersyukur sekali karena ilmu yang dia dapat kan dari bangku kursus berguna bagi orang lain.
"Oh iya ini ada sedikit hadiah untuk mu," kata Rayhan sambil menyerahkan sebuah paper bag ke Syifa.
" Untuk ku tuan?"
"Iya untuk mu, emang untuk siapa lagi. Di sini kan cuma ada kamu dan aku saja."
"Hehehe...iya tuan.." Syifa menerima paper bag itu.
"Buka lah.." titah Rayhan.
Syifa membuka paper bag tersebut, betapa terkejut nya dia melihat box sepatu dengan merk sepatu yang jelas dia tahu jika itu adalah merk yang sangat terkenal dan mahal pasti nya.
"Tuan yakin ini untuk ku?"
"Iya untuk mu, emang kenapa kamu tidak menyukai nya?"
Syifa menggelengkan kepalanya," bukan begitu tuan, tapi ini terlalu mahal dan mewah jika aku pakai. Karena selama ini aku tidak pernah memakai barang ori tuan," Syifa berkata jujur.
"Boleh tidak tuan, jika sepatu ini di tukar dengan yang KW saja, kan lumayan sisa uang nya bisa dipakai untuk yang lain," tawar Syifa dengan begitu polos.
"Astaga..."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Baek chanhun
fa jangan yg kw, buatan dlm negeri
kita banyak yg bagus2.
thanks mbak 💪🥰🙏🏻
2023-09-15
1