Bak seperti ketiban durian runtuh itulah yang di rasakan oleh Syifa saat ini, bagaimana tidak sejak tadi dia menahan rasa lapar dan berharap ada seseorang yang memberikan makanan secara cuma - cuma pada nya sampai dia dan doa itu terkabul kan.
Betapa bahagia nya gadis berkacamata tebal itu, dengan segera dia membawa kotak nasi lengkap dengan sebotol air mineral yang dia temukan tadi di pangkuan nya itu keluar dari ruangan di mana dia tertidur tadi.
Syifa tidak peduli dengan apa yang sedang di lakukan Melisa dengan fotografer itu yang ada di pikiran nya sekarang ini adalah segera mengisi cacing - cacing di perut nya.
"Bismillah...semoga makanan ini benar - benar halal dan tidak berbahaya untuk ku," ucap Syifa sebelum dia menyantap isi makanan dalam kotak yang dia bawa.
Dengan lahap nya Syifa memakan seluruh menu makanan yang ada di dalam kotak itu, dia tidak peduli lagi apakah makanan itu higienis atau bahaya untuk nya, dia cuma yakin dengan tulisan yang tertera di atas tutup kotak makanan itu, dan tadi Syifa juga sempat memeriksa kalau kotak makanan itu bersih dan masih tertutup rapat. Botol air mineral nya juga masih bersegel, jadi dia sangat yakin jika makanan dan minuman itu aman untuk dia konsumsi.
Dari kejauhan ada seseorang yang tersenyum tipis melihat Syifa yang sedang lahap menyantap makanan itu. Setelah memastikan Syifa memakan semua menu makanan yang ada di dalam kotak makanan itu, kemudian orang itu pergi dengan perasaan yang entah hanya orang itu yang tahu.
Selesai menyantap makanan itu, Syifa kembali lagi ke dalam studio. Sesampainya di sana dia masih melihat Melisa dengan fotografer itu. Cuma ada yang mengganjal penglihatan Syifa, dari cara mereka mengobrol dan body language ke dua nya seolah mengisyaratkan jika mereka berdua mempunyai hubungan yang spesial.
"Ah...mungkin ini hanya perasaan ku saja, mana mungkin Melisa mengkhianati Rayhan, secara dia cinta mati ma laki - laki sombong itu. Tapi, itu....argh...kenapa aku jadi mengurusi urusan orang sech," kata Syifa yang hanya terucap dalam hati pasti nya.
**
Tiba di apartemen nya Rayhan langsung membersihkan diri, setelah itu dia bersantai di sofa yang ada di kamar nya sambil memainkan ponsel nya.
Dia tersenyum saat memandangi sebuah foto yang ada di ponsel nya, sesekali jempol nya mengusap lembut foto tersebut. Entah foto Melisa kekasihnya atau foto siapa yang Rayhan pandangi saat ini.
"Dasar aneh..." hanya itu yang muncul dari bibir Rayhan sebelum dia memutuskan untuk merebahkan tubuh nya di kasur.
**
"Akhir nya...sampai juga di rumah, badan ku rasa nya seperti mau patah. Untung saja badan ini buatan Allah coba kalau buatan manusia udah pada copot kayak nya," ucap Syifa berbicara sendiri dengan diri nya sambil memijat kaki nya yang terasa pegal sekali.
Sebenarnya hal semacam ini sudah setiap hari dia jalani namun untuk hari ini benar-benar sangat melelahkan untuk nya. Tidak hanya badan nya yang lelah, hati dan pikiran nya pun terasa lelah juga. Apalagi kepala nya masih berdenyut akibat terkena bola basket itu.
"Apa dia tidak melihat jika ada orang yang sedang berjalan di dekat lapangan sampai harus melempar bola ke luar lapangan segala, di kira kena bola basket itu tidak sakit apa.." gerutu Syifa sambil mengompres memar yang ada di dahi nya.
Hari demi hari masih seperti biasa tidak ada hal yang istimewa bagi gadis berkacamata tebal itu. Dia masih sama harus menjadi asisten untuk Melisa ke sana kemari. Entah sampai kapan Syifa seperti itu, terkadang dia merasa lelah namun apa daya dia tidak bisa berbuat apa pun karena dia harus balas budi terhadap keluarga Melisa yang telah merawat nya sejak kedua orang tua nya meninggal.
Saat ini di sekolah Syifa sedang ada acara pensi. Acara ini memang diadakan rutin setiap tahun nya, namun bagi Syifa hal seperti itu tidak menarik untuk nya.
Acara pensi tahun ini terasa meriah sekali karena kedatangan band papan atas yang akan mengisi acara tersebut, suara sorak dari para siswa dan siswi memenuhi lapangan di mana acara itu berlangsung. Syifa hanya sekilas melihat acara itu, dia terpaksa berada di sana karena Melisa meminta Syifa untuk membantu menyiapkan kostum karena Melisa akan tampil mendampingi band tersebut di panggung sebagai model.
Setelah selesai membantu Melisa, Syifa langsung menuju ke perpustakaan tempat tervafourit nya. Di sana sebenarnya bukan untuk membaca buku atau belajar, cuma Syifa selalu pergi ke sana hanya untuk numpang istirahat saja. Dan di tempat itu dia bisa bebas melepaskan atribut palsu yang menempel di wajah nya itu karena di sana tidak ada satu pun yang mengetahui nya.
"Huh... melelahkan sekali," kata Syifa sambil melepas kacamata tebal nya dan kawat gigi.
Dia memandangi ke dua benda itu yang sudah bertahun-tahun terpaksa dia pakai.
"Sampai kapan aku harus memakai benda - benda ini, rasa nya aku sudah tidak tahan. Kenapa paman dan bibi selalu menyuruh ku memakai benda ini saat aku keluar rumah, apa alasan mereka?" hal itu yang selalu menjadi tanda tanya Syifa selama ini, kenapa dia harus tampil jelek setiap keluar rumah atau bertemu seseorang.
"Terserah lah apa pun alasan mereka aku sudah tidak peduli, sekarang aku ikuti saja kemauan mereka selama mereka tidak menyakiti ku secara fisik," gumam Syifa sambil melepaskan ikatan karet di rambut nya.
Tanpa sepengetahuan Syifa ternyata di balik rak buku di mana Syifa berada saat ini ada seseorang yang sedang duduk. Orang tersebut tanpa sengaja memperhatikan Syifa sejak tadi.
" Ternyata dia...." ucapan orang itu menggantung karena tidak percaya dengan apa yang dia lihat saat ini tentang Syifa, dengan cepat orang tersebut mengambil gambar Syifa yang tanpa kacamata tebal dan kawat gigi serta rambut yang terurai yang membuat Syifa terlihat sangat cantik.
"Kenapa selama ini dia harus berpura - pura seperti itu? Apa dia ada maksud tertentu dengan berpenampilan culun seperti itu? Atau dia hanya ingin menarik perhatian dan simpati dari siswa sini? Ah ..sungguh aneh cewe ini," batin orang itu sebelum dia pergi dari tempat itu.
"Setidak nya aku punya bukti jika dia telah membohongi semua orang selama ini dengan penampilan nya itu."
**
"Hei cupu!"
Syifa menghentikan langkah nya saat kedua kaki nya dihentikan oleh seseorang yang berada di depan nya. Syifa berusaha untuk terus melangkah namun tiba-tiba salah satu kaki nya di jegal dan membuat dia terjatuh.
"Auws...."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments