Hari demi hari menjadi pelayan untuk Rayhan telah Syifa lalui tidak terasa sudah seminggu gadis berkacamata itu menjalani kegiatan baru nya. Walaupun pekerjaan yang di perintahkan oleh Rayhan tidak lah berat akan tetapi tetap saja membuat Syifa kelelahan.
Bagiamana tidak, setiap hari dia harus berangkat jam setengah lima pagi menuju apartemen Rayhan, untung saja dia sudah mempunyai ojek langganan jadi tidak kerepotan mencari kendaraan umum jam segitu. Selesai dari apartemen Rayhan dia langsung berangkat ke restoran tempat dia bekerja, untung saja dia hanya bekerja sampai jam dua siang saja di resto tersebut selanjutnya dia akan mengikuti serangkaian les dengan bidang yang berbeda.
Selama satu Minggu itu pula dia tidak pernah berjumpa dengan Rayhan selama dia berada di apartemen CEO dingin itu. Jika pagi Syifa datang saat pagi buta dan pergi sebelum Rayhan terbangun, sedangkan jika akan menyiapkan makan malam Syifa datang dan pergi sebelum Rayhan pulang dari kantor. Jadi Syifa hanya meninggalkan sebuah note di kertas yang dia taruh di meja makan.
Hal itu membuat Rayhan menjadi kesal karena dia tidak pernah berjumpa dengan Syifa.
"Dasar kertas si****N, apa tidak bisa dia menunggu ku sampai bangun terlebih dahulu baru pergi. Padahal aku sudah berusaha untuk bangun sepagi mungkin biar bisa melihat tampang cupu nya itu, lagi - lagi malah ketemu dengan kertas b***sek ini kembali," kesal Rayhan saat mendapati Syifa sudah pergi dari apartemen nya padahal dia tadi bangun jam enam pagi. Dia juga langsung turun ke lantai satu tanpa membersihkan diri terlebih dahulu.
"Eh...tunggu dulu, kenapa aku jadi seperti ini? Argh....ini bukan Rayhan Pratama, ngapain coba aku harus terbangun pagi - pagi hanya untuk melihat si cupu itu!"
Rayhan mengacak rambut nya dan kembali lagi ke kamar atas.
**
"Sayang....kapan kamu kembali ke Indonesia?" tanya mama Sarah lewat sambungan telepon yang tak lain adalah ibu dari Melisa dan bibi nya Syifa.
"Aku tidak tahu mah... pekerjaan ku di sini masih banyak sekali. Aku tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini, karena di sini aku mendapatkan agency yang bisa mengantarkan karier ku di posisi atas."
"Apa kamu tidak rindu dengan mama dan papa di sini?"
"Rindu dong mah, tapi bagaimana lagi...mamah harus ngertiin posisi Melisa dong mah.."
"Iya sayang mamah ngerti, oh ya kamu tidak merasa cemburu kalau Syifa selalu datang ke apartemen Rayhan?"
Pertanyaan sang mama membuat tubuh Melisa seketika membeku, dia baru teringat jika dialah yang meminta Syifa untuk menjadi pelayan Rayhan selama dia belum kembali dengan sederetan ancaman yang hanya Melisa dan Syifa yang tahu tentang ancaman tersebut.
"Astaga...aku sampai melupakan si bo***H itu, bagaimana dia selama menjadi pelayan untuk Rayhan ya?" gumam Melisa dalam hati.
"Sayang...kok malah diam?"
"Eh iya mah..."
"Beneran sayang kamu tidak merasa cemburu atau curiga jika Syifa nanti akan merayu kekasih mu itu jika dia selalu berada di dekat Rayhan?"
"Hahahaha....mana berani Syifa mendekati atau merayu Rayhan mah, apalagi Rayhan dia tidak akan pernah Sudi mendekati gadis jelek, dekil dan cupu seperti Syifa mah, yang ada Rayhan akan jijik jika terlalu lama dekat dengan dia. Melisa tahu seperti apa sikap Rayhan pad Syifa mah, sejak dulu Rayhan sangat membenci Syifa entah apa penyebab nya sampai Rayhan sebenci itu pada Syifa. Yang jelas hal itu membuat aku merasa lega dan yakin jika harus menyuruh Syifa untuk menjadi pelayan untuk Rayhan mah," jelas Melisa panjang lebar.
"Tapi kamu tidak tahu Mel, kalau Syifa tidak se culun dan se dekil dahulu, dia sudah sedikit berubah dengan penampilan nya."
"Aku yakin pada Rayhan mah, Syifa itu buka tipe Rayhan...jadi mama tenang aja ya? Kalau gitu telepon nya Melisa tutup dulu ya mah, sebentar lagi Melisa ada pemotretan," pamit Melisa.
Setelah sambungan telepon antara mama Sarah dan Melisa tertutup, Melisa langsung menghampiri seorang laki - laki tampan yang berada di balkon apartemen nya.
"Semoga saja suatu saat nanti kamu tidak menyesal nak," batin mamah Sarah.
**
"Rasa nya badan ku sakit semua," gumam Syifa saat terbangun dari tidur nya. Dia melihat jam dinding di kamar nya sudah menunjukkan jam empat pagi.
"Sampai kapan aku seperti ini ya Allah..." keluh Syifa yang tanpa sengaja buliran kristal sudah berjatuhan di pipi nya.
Syifa hanya manusia biasa yang bisa merasakan lelah dan capek. Semenjak dia menjadi pelayan untuk Rayhan tubuh nya menjadi cepat lelah.
"Mama..papah...Syifa kangen kalian,hiks...." entah mengapa pagi ini Syifa merasa sangat sedih dan kangen sekali dengan kedua orang tua nya yang sudah lama meninggal.
Dia bukan menyesali dengan takdir yang dia dapatkan saat ini, namun sebagai manusia biasa dia juga menginginkan kehidupan yang bahagia dan layak seperti yang Melisa dapatkan selama ini. Namun dia juga sadar diri dengan posisi nya sekarang.
"Aku harus segera siap - siap..." Syifa langsung menyeka air mata nya.
Sebelum berangkat ke apartemen Rayhan, Syifa mendapatkan tugas dari bibi nya untuk mencuci baju dan membersihkan rumah terlebih dahulu, hal itu lah yang membuat tubuh Syifa merasa cepat lelah akhir - akhir ini, bagaimana tidak terhitung dari jam empat pagi sampai jam tujuh malam tubuh nya harus bekerja terus tanpa ada jeda untuk istirahat.
**
"Akhir nya selesai juga," ucap Syifa saat menyaksikan semua masakannya telah tersaji di meja makan.
Hari ini dia hanya membuat omlet telur saja, karena bahan makanan di kulkas Rayhan telah habis.
"Semoga saja tuan Rayhan tidak marah karena aku hanya memasak ini saja."
Syifa langsung mengambil kertas dan menulis note seperti biasa nya.
"Mulai hari ini kamu tidak boleh meninggalkan pesan lagi di kertas si***N itu lagi!" terdengar suara bariton yang sangat familiar di telinga Syifa dari arah belakang gadis itu.
"Apa aku tidak salah dengar, tuan Rayhan sudah bangun jam segini," batin Syifa saat melirik ke arah jam yang berada di dinding. Di sana menunjukkan jika masih pukul lima lewat tiga puluh menit atau jam setengah enam pagi.
"I ya tu an..aku minta maaf jika selama ini telah lancang meninggalkan pesan untuk tuan hanya dalam selembar kertas yang," ucap Syifa tanpa berani membalikkan badan menatap Rayhan.
Karena saat ini Syifa tidak menggunakan kaca mata nya, dia takut Rayhan akan melihat dia tanpa kacamata itu.
"Kamu tidak pernah diajari sopan santun hah.. Kalau di ajak bicara itu tatap orang nya!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Dek Raraaa
si melisa ky ga beress yaa .. 🤔🤔
sekali" buat syifa bebas napa thor . hiling yg jauh gtuuhh . 🤣🤣 kesian amat tuhh anak .
2023-08-31
0
Dek Raraaa
up lagi donkkk
2023-08-31
0
Tien Tiennesdha Titin
buat Syifa meninggalkan Cepu nya Thor ,kaca mata nya dan penampilannya nya di rubah,supaya si reyan jd terpesona dan bucin sama Syifa 😄,sering sering up Thor 💪💪
2023-08-30
0