"Fa..giliran kamu yang istirahat sekarang," ucap salah satu rekan juru masak di tempat Syifa bekerja.
"Oke..." jawab Syifa sambil mengangkat jari nya.
"Jangan lupa itu makanan untuk meja nomer tujuh ya," seru Syifa sambil melepas celemek yang melekat di tubuh nya.
Gadis berkacamata itu langsung menuju tempat istirahat para karyawan restoran yang berada di area belakang. Di restoran itu memang menyediakan tempat khusus untuk semua pekerja di restoran tersebut.
Syifa duduk agak menjauh dari kerumunan para pegawai restoran yang sedang beristirahat di sana.
"Alhamdulillah...akhir nya gajian juga, semoga berkah untuk ku," ucap Syifa seraya membuka amplop coklat.
Kebetulan hari ini adalah di mana semua pegawai restoran itu menerima hasil dari jerih payah mereka selama satu bulan bekerja. Nampak raut bahagia terlihat jelas dari pegawai restoran yang telah menerima amplop gaji mereka masing-masing tak terkecuali dengan Syifa.
Gadis berkacamata itu langsung membuka amplop itu dan menghitung jumlah uang yang berada di dalam nya.
"Yang ini untuk bayar les, yang ini untuk bayar ojek langganan ku, yang ini untuk anak - anak panti, dan yang ini untuk biaya sehari-hari ku selama satu bulan ke depan," Syifa memilah - milah sejumlah uang yang dia dapat hari ini. Walaupun dia hidup susah namun dia tidak pernah melupakan menyisihkan sebagian pendapatannya untuk anak - anak panti.
"Tidak apa bulan ini aku tidak bisa menabung, yang terpenting semua tanggung jawab ku sudah aku penuhi."
Saat Syifa akan mengambil uang nya yang tercecer dekat kaki nya, tanpa sengaja dia melihat jika sepatu yang dia gunakan sekarang ini sudah tidak layak pakai.
"Ya Allah...sepatu ku," lirih Syifa menatap nanar pada sepatu nya yang sudah menganga seperti mulut buaya.
"Kenapa aku baru menyadarinya jika selama sepatu ku tidak layak pakai, mana ini sepatu ku satu - satu nya yang masih bisa dipakai lagi. Kalau mau beli lagi uang nya sudah tipis, tapi kalau tidak beli lagi bagaimana aku bisa bekerja nanti, ini sepertinya sudah tidak bisa di benerin lagi," ucap Syifa dengan lesu.
"Terpaksa aku harus memangkas uang untuk kebutuhan selama satu bulan ke depan, yang terpenting sekarang aku beli sepatu dulu make uang ini, untuk ke depan nya nanti seperti apa biar aku pikirkan nanti siapa tahu ada rezeki dari pintu yang lain."
Setelah mengatakan hal itu Syifa kembali memasukkan seluruh uang nya ke dalam amplop coklat itu lagi dan menyimpan nya di tas. Karena waktu istirahat nya masih ada setengah jam lagi, dia memutuskan untuk memejamkan mata nya sebentar guna mengurangi rasa lelah yang dia rasakan.
Tanpa sepengetahuan Syifa, Rayhan mendengar semua apa yang dia ucapkan tadi. Rayhan yang awal nya akan ke toilet tiba - tiba mendapat panggilan dari klien nya sehingga dia mencari tempat yang nyaman untuk menerima panggilan tersebut. Setelah dia selesai menerima panggilan telepon, sayup - sayup terdengar suara seseorang yang tidak asing di telinga nya. Dan benar saja suara yang dia dengar itu adalah milik Syifa.
Dari awal Rayhan mendengar semua keluh kesah yang di rasakan oleh Syifa, entah mengapa hati nya tiba - tiba berdenyut nyeri. Ada rasa sedikit rasa bersalah di dalam hati nya karena selama ini telah memperkerjakan Syifa selayak nya budak yang tidak menerima upah.
"Aku rasa aku sudah keterlaluan selama ini," lirih Rayhan saat menatap wajah lelah Syifa yang bersandar pada dinding yang berada tidak jauh dari tempat Rayhan berdiri saat ini.
"Aku harus melakukan sesuatu.." gumam Rayhan sambil berlalu pergi.
**
Tepat jam tujuh malam semua hidangan makan malam Rayhan sudah tersaji di meja makan, biasa nya Syifa akan langsung pulang jika sudah selesai melaksanakan tugas nya namun ini, dia harus menunggu Rayhan pulang dan menyantap makanan yang sudah dia buat tadi terlebih dahulu.
"Kenapa tuan Rayhan jam segini belum pulang ya? Apa dia selama ini memang pulang selalu larut malam? terus bagaimana dengan ku nanti jika benar tuan Rayhan pulang larut."
Syifa berjalan mondar - mandir sambil sesekali melihat ke arah jarum jam, gadis itu merasa khawatir. Dia bukan mengkhawatirkan Rayhan yang sampai saat ini belum pulang namun dia mengkhawatirkan diri nya sendiri bagaimana cara nya dia pulang nanti karena ojek langganan dia tidak bisa menjemput nya malam ini.
"Ini sudah jam sembilan malam, kenapa tuan Rayhan belum pulang juga, apa aku pulang saja ya? Tapi bagiamana jika dia marah besok, bisa habis aku nanti kena marah dia. Mending kalau cuma dapat omelan, kalau sampai dia melaporkan aku ke polisi dengan tuduhan pencurian atau yang lain nya gimana dong, argh....kenapa sech aku harus berurusan dengan titisan Fir'aun itu," teriak Syifa sambil mengacak-acak rambut nya frustasi.
Karena merasa lelah menunggu Rayhan yang tidak pulang - pulang dan menahan lapar Syifa kemudian tertidur di sofa ruang tamu Rayhan. Saat Syifa sudah masuk ke alam mimpi nya tiba - tiba terdengar suara pintu terbuka.
Klik,
Rayhan masuk ke apartemen bersama dengan Hans, mereka berencana lembur malam ini untuk menyempurnakan desain produk baru yang akan segera rilis di perusahaan Rayhan.
Pemandangan pertama yang mereka berdua lihat adalah seorang wanita yang sedang meringkuk di sofa membelakangi mereka. Jika Rayhan nampak bersikap biasa saja karena dia tahu siapa yang ada di hadapan nya saat ini, namun berbeda dengan Hans asisten Rayhan yang merasa bingung dan penasaran dengan sosok makhluk hidup yang dia lihat sekarang ini.
Merasa seperti ada seseorang yang memperhatikan nya dari arah belakang, Syifa yang terjaga karena perut nya yang semakin perih karena terlalu lapar kemudian membalikkan diri ke arah Rayhan dan Hans. Sontak hal itu membuat Hans terkejut dan hampir saja melonjak ke arah Rayhan namun semua itu urung dia lakukan karena sudah mendapat tatapan tajam dari sang bos.
Bagaimana Hans tidak terkejut jika penampilan Syifa saat ini seperti hantu, keseluruhan wajah nya tertutup oleh rambut yang acak-acakan, belum lagi dia juga menggunakan kaos oblong berwarna putih dengan pencahayaan yang kurang terang di ruangan itu karena sebelumnya Syifa mematikan lampu utama dan hanya menyalakan lampu hias yang ada di dekat sofa yang dia tiduri. Jelas semua itu menambah kesan horor bagi Hans.
"Tuan sudah pulang.." tanya Syifa dengan suara serak khas orang yang baru saja bangun tidur sambil mengucek kedua mata nya dan memasang kacamata nya yang tadi sempat dia lepas.
"Han..han..hantu...." teriak Hans yang langsung berlari ke arah ruang tengah apartemen Rayhan.
"Hantu??"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments