Syifa langsung menyiapkan makan malam untuk Rayhan dan Hans, sebelum nya dia merapihkan penampilan nya terlebih dahulu setelah mendapat titah dari Rayhan. Dia sendiri mengerutuki kebidanan nya itu mengapa bisa sampai ketiduran dengan penampilan seperti hantu.
"Pantas saja orang itu lari terbirit-birit setelah melihat ku tadi, penampilan ku saja seperti ini ," gerutu Syifa di dalam kamar mandi sambil menatap penampilan nya di depan cermin yang ada di kamar mandi tamu sebelum dia menyiapkan makanan untuk Rayhan.
Sedangkan Rayhan yang telah selesai membersihkan diri selalu tersenyum bahkan tertawa kecil mengingat saat Hans yang lari terbirit-birit saat melihat Syifa tadi. Entah mengapa dia justru merasa senang melihat penampilan Syifa yang seperti tadi. Bagi Rayhan penampilan Syifa tadi begitu menggemaskan, rambut yang acak-acakan, muka banyak khas orang baru bangun tidur dan suara serak yang menurut Rayhan terdengar seksi di telinga nya.
"Aish...kenapa aku jadi memikirkan cewe cupu itu sech..." gumam Rayhan sambil menggeleng kan kepala nya berkali - kali.
Dari pada Rayhan memikirkan yang tidak - tidak, dia akhir nya turun ke bawah untuk makan malam. Namun langkah nya tiba - tiba terhenti begitu saja, mata nya seketika menangkap pemandangan yang membuat nya susah payah untuk menelan saliva nya. Bagaimana langkah Rayhan tidak terhenti begitu saja, tepat di depan sekarang ini Syifa berdiri membelakanginya dengan tampilan yang membuat tubuh laki - laki dingin itu menjadi meremang seketika.
Rambut panjang Syifa yang biasa nya hanya di kucir kuda kini digelung acak ke atas sehingga menampilkan leher jenjang Syifa yang putih mulus, kaos putih kebesaran yang Syifa pakai sengaja dia ikat bagian bawah nya sehingga membuat lekuk tubuh Syifa yang selama ini tertutupi menjadi terlihat. Hanya melihat dari belakang saja sudah membuat Rayhan menjadi panas dingin. Karena menurut nya penampilan Syifa kali ini sangat seksi.
"S***t ....kenapa dia berpenampilan seperti itu, apa dia sengaja menggoda ku seperti itu," batin Rayhan.
Rayhan benar - benar tidak menyangka jika Syifa mempunyai tubuh yang sangat indah seperti itu. Walaupun dia hanya melihat dari belakang namun dia bisa memastikan jika bagian depan tubuh Syifa jelas lebih seksi.
"Kamu sengaja ingin menggoda saya hemm..." bisik Rayhan tepat di telinga Syifa yang membuat tubuh Syifa seketika menegang karena hembusan nafas Rayhan yang menerpa tengkuk leher nya.
"Hah..menggoda, apa maksud tuan.." ucap Syifa dengan terbata, sungguh posisi seperti ini membuat nya tidak nyaman karena dia terlalu dekat Rayhan. Entah mengapa jantung Syifa mendadak berdetak dengan sangat cepat.
"Ubah penampilan mu sekarang!" titah Rayhan yang masih berada di dekat tubuh Syifa.
Entah mengapa dia merasa begitu nyaman dengan aroma tubuh Syifa yang menurut nya biasa saja, bahkan dia tidak mencium aroma wangi parfum dari tubuh gadis itu. Namun dia merasa sangat nyaman berada di dekat tubuh wanita yang selalu dia panggil cupu itu.
"Aku sudah mengubah penampilan ku seperti yang tuan inginkan tadi."
"CK...maksud ku tidak begini, kaju cukup berpengalaman seperti biasa nya. Cepat ubah penampilan kamu kalau tidak mau aku makan kamu sekarang!"
"Astaga..... Selain titisan Fir'aun dia juga kanibal ternyata," batin Syifa bergidik ngeri mendengar ucapan Rayhan yang akan memakan nya hidup - hidup.
"Tidak usah mengumpat ku seperti itu, kalau tidak ingin aku...."
"I ya tuan...." jawab Syifa spontan seraya membenarkan penampilan nya seperti biasa nya.
Rayhan menyunggingkan senyuman nya ketika melihat Syifa dengan terburu - buru membenarkan penampilan nya kembali.
"Dasar laki - laki tidak punya pendirian, tadi dia menyuruh ku merapikan penampilan ku, giliran aku sudah berpenampilan rapih suruh ubah lagi ke penampilan ku yang seperti biasa nya. Apa lah mau dia itu!" gerutu Syifa sambil membereskan dapur setelah sedikit berantakan tadi karena dia harus menghangatkan makanan yang dia sajikan tadi.
Dia melirik ke arah meja makan, melihat Rayhan dan Hans sedang menyantap makan malam nya. Entah muncul dari mana asisten Rayhan itu yang jelas sekarang mereka berdua sudah berada di meja makan bersama.
"Ehm...tuan, apa boleh aku memakan sisa makanan ini," ucap Syifa dengan terbata sambil menundukkan kepala nya. Syifa tidak peduli lagi dengan rasa malu atau gengsi. Yang ada di kepala nya saat ini bagaimana cara nya supaya perut nya terisi.
Rayhan mengerutkan dahi nya mendapat pertanyaan dari Syifa.
"Kamu belum makan?" tanya Rayhan.
Syifa hanya menggelengkan kepala nya sebagai jawaban jika dia memang belum makan sama sekali.
"Kenapa kamu tidak makan sejak tadi?"
"Bukan kah tuan yang bilang jika aku tidak boleh menyentuh atau mengambil apa pun yang berada di apartemen ini tanpa seizin tuan."
"CK...." Rayhan berdecak kesal di dalam hati kenapa wanita dihadapannya begitu polos. Yang dia maksud tidak boleh menyentuh atau mengambil apa pun di apartemen nya ini bukan dalam bentuk makanan melainkan barang berharga yang berada di apartemen ini terutama di ruang kerja dan kamar Rayhan. Kalau untuk makanan dia tidak pernah melarang Syifa untuk mengambil atau memakan nya.
Rayhan melihat menu hidangan makan malam yang ada di meja makan nya saat ini. Hanya ada sisa nasi yang hanya diperkirakan setengah centong nasi saja, kuah sayur capcay dan remukan tepung udang goreng saja. Karena malam ini Syifa memang hanya masak seperti itu saja, udang tepung goreng dan sayur capcay. Karena Rayhan memang tipe orang yang jika makan tidak ribet. Yang terpenting ada sayur dan lauk itu sudah cukup bagi Rayhan.
Hans yang sejak tadi mendengar percakapan bos nya dengan wanita yang dia sendiri belum tahu siapa dan kenapa bisa berada di apartemen tuan nya itu hanya diam seribu bahasa. Tapi jauh di dalam hati nya ada rasa bersalah karena dia tadi makan lumayan banyak. Padahal ini kali pertama dia mencicipi makanan olahan Syifa namun lidah nya langsung cocok dengan makanan yang dibuat Syifa itu.
"Kasihan gadis ini, seperti nya dia sangat lapar. Terbukti sejak tadi cacing - cacing dalam perut nya sudah berdemo," batin Hans sambil melihat ke arah Syifa yang berada di dekat nya.
"Kamu yakin akan memakan makanan ini?"
Syifa mengangguk dengan penuh keyakinan," iya tuan tidak apa-apa, yang terpenting perut ku bisa terisi malam ini sebelum aku pulang. Lagi pula aku sudah terbiasa makan makanan seperti ini di rumah paman dan bibi," Syifa langsung menutup mulut nya karena telah berkata jujur seperti itu.
"Hah...apa yang kamu bilang barusan!"
"Eh tidak tuan...aku tidak mengatakan apa - apa."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments