Syifa menghentikan langkah nya karena jengah mendengar panggilan itu.
"Bisa tidak kalau tidak memanggil ku dengan panggilan CUPU!" hardik Syifa dengan tatapan tajam ke arah Rayhan.
"Nama ku Asyifa Aulia, kamu dengar Asyifa Aulia. Orang tua ku memberi nama pada ku di selipkan doa seperti orang tua mu memberi nama untuk mu juga ada doa nya. Jadi stop memanggil ku dengan sebutan CUPU," Syifa berkata dengan nada penuh dengan penekanan. Rayhan bisa melihat ada kilatan amarah di wajah Syifa kali ini.
"Ternyata dia kalau marah menyeramkan juga ya, aku kira dia tidak bisa marah," batin Rayhan.
Helloo....tuan Rayhan Pratama yang terhormat gadis mana yang tidak akan marah jika selalu di panggil dengan cupu, hanya karena penampilannya yang selalu menggunakan kaca mata besar terus kamu bisa seenaknya sendiri memanggil nya dengan panggilan CUPU.
"Okey...okey...sorry, mulai hari ini aku tidak akan memanggil mu dengan panggilan cupu lagi, kalau aku tidak kelepasan tapi," ucap Rayhan yang langsung mendapat tatapan tajam dari Syifa.
"Okey...kondisikan mata mu dulu itu Aul, sebelum keluar dari tempat nya," kata Rayhan sambil mengangkat dua hari nya.
"Hah.. Aul, panggilan apa lagi itu?" Syifa memicingkan mata nya.
"Apa kamu lupa dengan nama mu sendiri Asyifa Aulia, ngga salah kan aku memanggilmu dengan panggilan Aul. Aku ambil dari nama belakang mu Aulia."
"Terserah ...asal jangan panggil aku si cupu lagi aja !"
Setidak nya Aul lebih baik dan enak di dengar dari pada si cupu, pikir Syifa.
"Oh ya, ada apa lagi kamu memanggil ku? Kalau tidak ada hal penting aku mau pulang, sudah malam dan badan ku juga capek sekali habis membawa koper yang isi nya batu semua," gerutu Syifa.
"Coba kamu cek HP kamu..."
"Ada apa lagi sech," Syifa sudah mulai curiga, dia mencium hal yang tidak enak akan menimpa diri nya saat ini.
Dan benar saja saat dia membuka aplikasi WhatsApp nya ternyata sang sepuluh sudah mengirimkan sebuah pesan lebih tepat nya sebuah perintah yang tidak bisa dia bantah karena di dalam chat tersebut berisi ancaman pula.
"Astaga....apa lagi ini, dulu aku jadi pelayan dia dan sekarang selama dia belum kembali aku harus menjadi pelayan kekasih nya, oh tuhan...kenapa hidup ku tidak bisa terlepas dari dua makhluk hidup yang menyebalkan ini," monolog Syifa dalam hati.
Rayhan hanya tersenyum menang saat melihat ekspresi Syifa yang tiba-tiba berubah begitu saja setelah membaca pesan yang dia pasti sudah tahu pesan itu dari siapa. Karena Melisa sebelum nya sudah mengirimkan pesan terlebih dahulu pada Rayhan.
"Cepat angkat koper ku lagi ke dalam, dan bersihkan seluruh apartemen ku, oh ya satu lagi jangan lupa buatkan aku makanan juga karena aku sudah lapar," titah Rayhan semau nya sendiri sambil berlalu masuk ke dalam apartemen nya setelah dia membuka pintu apartemen tersebut.
Dia tidak memperdulikan Syifa yang kesusahan membawa koper nya dengan mulut komat kamit mengumpat Rayhan.
"Emang dia siapa yang seenaknya sendiri menyuruh ku melakukan ini semua, ingat ya jika aku sukses nanti akan aku balas perlakuan nya pada ku," ucap Syifa sambil menata semua pakaian Rayhan ke dalam lemari.
"Dia itu mau jualan baju atau buka butik, gila aja di lemari saja baju nya sudah penuh ini di tambah satu koper lagi, dasar orang kaya suka nya menghambur - hamburkan uang hanya untuk membeli pakaian - pakaian branded. Padahal kalau sudah di pakai juga sama saja,huh..." gerutu Syifa.
Seketika gerakan Syifa terhenti ingatan nya berputar ke masa lalu di mana dia selalu mendapat barang bekas dari Melisa, baik itu baju, sepatu, tas atau pun mainan. Bahkan sampai mereka sekolah menengah atas Syifa masih mendapatkan barang sisa Melisa. Dia tidak pernah sekalipun di belikan pakaian yang baru, walaupun saat hari raya. Hanya sekarang Syifa bisa merasakan bisa memiliki barang - barang yang baru itu pun dia membeli nya sendiri dengan uang hasil kerja keras nya selama ini.
"Huft..."
Syifa menghela nafas nya berat sambil berkata," seharusnya aku selalu bersyukur dengan apa yang aku punya sekarang ini, lihatlah di luar sana masih banyak orang yang tidak seberuntung kamu Fa.." Syifa berbicara dengan diri nya sendiri.
Setelah selesai menata seluruh pakaian Rayhan ke dalam lemari, Syifa langsung menuju ke dapur untuk membuatkan makanan.
"Padahal dia baru pulang, kenapa isi kulkas ini sudah penuh," heran Syifa karena melihat kulkas milik Rayhan penuh dengan makanan, minuman, sayuran, buah - buahan, daging, ikan, aneka seafood dan cemilan.
Syifa berpikir kapan Rayhan belanja nya karena semua sayuran, buah, ikan, aneka seafood atau pun daging masih dalam keadaan segar. Dan di dalam penanak nasi juga sudah ada nasi yang sudah matang.
Gadis berkacamata tebal itu tidak memperdulikan dari mana semua itu ada, yang terpenting sekarang dia harus segera memasak supaya dia bisa cepat pulang. Karena dia merasa badan nya sudah lelah sekali.
Tidak butuh waktu yang lama bagi Syifa untuk menyelesaikan masakan nya, karena dia cuma membuat nasi goreng seafood yang mudah dan praktis mengingat waktu sudah malam. Syifa menyajikan nasi goreng yang dia buat di atas meja makan yang tidak jauh dari dapur. Tidak lupa dia menyiapkan piring dan air putih untuk Rayhan.
"Semoga saja dia cocok dengan masakan yang aku buat."
Rayhan mendekat ke arah meja makan, pemuda tampan itu terlihat lebih segar dan fresh dengan menggunakan setelan kaos dan celana pendek rumahan biasa.
"Ya tuhan...cuma memakai baju seperti itu saja dia terlihat sangat tampan," batin Syifa menatap kagum ke arah Rayhan. Hanya wanita yang buta dan bodoh yang mengatakan jika seorang Rayhan Pratama tidak tampan.
"Hish....apa yang aku pikirkan," Syifa menggelengkan kepalanya untuk menyadarkan pikiran bodoh nya itu.
Rayhan mengerutkan dahi nya saat melihat ekspresi Syifa yang aneh menurut nya. Dia tidak ambil pusing dengan apa yang dia lihat sekarang, laki - laki tampan itu langsung mengambil nasi goreng buatan Syifa dan mencicipi nya.
Deg,
"Rasa masakan ini seperti masakan yang selalu Melisa bawa dulu, jangan bilang kalau masakan yang selalu Melisa bawa adalah hasil dari olahan si cupu ini," batin Rayhan sambil memandang ke arah Syifa.
"Ehm....kenapa masakan nya tidak enak?" tanya Syifa khawatir.
"Rasa nya lumayan..." bohong Rayhan padahal masakan Syifa sangat lah enak dan cocok di lidah Rayhan, jelas gengsi dong jika Rayhan harus memuji masakan Syifa.
"Syukurlah..."lirih Syifa lega.
"Kamu tidak ikut makan sekalian?"
"Hah....emang boleh?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments