Bab. 8 Seratus ribu saja

Akhirnya mereka berdua makan dalam meja yang sama, tidak ada obrolan apa pun di antara kedua nya mereka asyik menyantap nasi goreng seafood buatan Syifa.

Syifa sendiri memang tidak tertarik untuk mengobrol dengan Rayhan, terlebih dia takut kalau laki - laki yang suka berubah mood nya itu akan mengusir nya saat dia sedang menikmati makanan yang dia buat sendiri tadi. Ini suatu hal yang sangat langka menurut Syifa seorang Rayhan Pratama menawarkan dia untuk ikut makan dengan nya, dan dia tidak ingin menyia-nyiakan hal ini. Karena yang sudah-sudah Rayhan tidak pernah peduli dengan kesusahan orang lain.

"Aku mau nasi goreng seperti ini lagi untuk sarapan besok," Rayhan berkata setelah dia menghabiskan satu piring nasi goreng nya.

Syifa hanya mengangguk sambil mengangkat jari tangan nya membuat tanda okey.

"Dia seperti tidak makan setahun saja," lirih Rayhan yang heran melihat cara makan Syifa yang buru - buru dan sangat lahap.

Saat ini Syifa memang sangat kelaparan sekali bagiamana tidak kelaparan dia sampai melewatkan makan siang nya tadi karena harus menjemput Melisa yang ternyata tidak jadi pulang dan berujung terjebak menjadi pelayan dadakan untuk Rayhan.

Jadi wajar jika dia seperti orang kesetanan saat menyantap makanan itu, belum lagi di tambah dia harus bekerja keras membawa koper Rayhan yang sangat berat setelah itu di juga harus merapihkan apartemen Rayhan yang sedikit berantakan dan memasak untuk laki - laki itu juga. Jelas tenaga nya langsung terkuras habis.

"Ehm...apa sisa nasi goreng yang di mangkuk itu boleh aku habis kan?" ucap Syifa pelan - pelan takut yang punya hunian mewah itu akan membentak nya.

"Habiskan lah beserta wadah nya sekalian," jawab Rayhan dengan datar.

Tidak menyia-nyiakan apa yang Rayhan katakan tadi, dengan cepat Syifa langsung mengambil sisa nasi goreng buatan nya itu dan menyantap nya sampai tak tersisa.

"Seperti kuli bangunan saja," ucap Rayhan sambil berlalu meninggalkan ruang makan dan menuju ke ruang kerja nya.

Syifa tidak peduli dengan apa yang Rayhan ucapkan barusan yang terpenting sekarang perut nya kenyang dan tenaga nya terisi kembali.

Saat ini Syifa sedang berada di dapur, dia baru selesai mencuci piring dan membersihkan meja makan.

"Ya Allah sudah malam ternyata, aku harus segera pulang kalau begitu," gumam Syifa saat melihat ke arah jam dinding yang berada di ruang tengah yang sudah menunjukkan pukul sepuluh malam.

"Tapi bagaimana cara nya aku pulang, uang ku tinggal selembar warna hijau. Jika untuk bayar taksi mana cukup, sedangkan jam segini mana ada angkot. Apa aku pinjam ke tuan Rayhan saja ya, tapi jika ngga di kasih gimana, kan aku malu, ah...kalau aku tidak meminjam pada nya bagaimana aku pulang nya nanti, paman sama bibi pasti akan menghukum ku jika aku sampai tidak pulang malam ini," lirih Syifa frustasi sambil melihat ke arah dompet nya yang terlihat hanya tinggal selembar warna hijau.

Dengan penuh keyakinan akhir nya Syifa memberanikan diri menemui Rayhan di ruang kerja nya.

Tok

Tok

Tok

"Permisi tuan Rayhan..." ucap Syifa pelan - pelan saat masuk ke ruang kerja Rayhan.

Syifa di buat takjub dengan desain ruang kerja Rayhan yang begitu sedap di pandang mata. Sampai dia tidak sadar jika mulut nya menganga.

Rayhan memicingkan mata nya melihat kedatangan Syifa.

"Ada apa?" tanya Rayhan datar dengan mata masih fokus ke laptop di hadapannya.

"Eh.. Iya," Syifa tiba - tiba tersentak kaget, karena terlalu mengagumi desain interior ruangan Rayhan dia sampai melupakan tujuan utamanya datang ke ruang kerja Rayhan untuk apa.

"Ada apa kamu kemari, jika tidak ada urusan yang penting segera keluar dari ruang ku, mengganggu saja."

"Astaga belum juga aku bicara yang sebenarnya dia malah sudah menampakkan taring nya," batin Syifa.

"Mm.. pekerjaan ku sudah selesai apa boleh aku pulang sekarang tuan?"

"Kalau mau pulang tinggal pulang aja," jawab acuh Rayhan yang masih fokus pada laptop di depan nya.

Syifa di buat melongo dengan jawaban Rayhan barusan bagaimana bisa dia berkata seperti itu dengan mudahnya setelah apa yang sudah Syifa lakukan untuk nya hari ini. "

" Hah..cuma begitu saja? Ngucapin makasih kek atau sekedar bertanya pulang ma siapa secara ini sudah malam gitu. Dasar laki - laki tak punya perasaan!" teriak Syifa tapi hanya berani di dalam hati saja.

Merasa tidak ada pergerakan dari Syifa, kemudian Rayhan memicingkan mata nya ke arah wanita berkaca mata itu.

"Kata nya mau pulang kenapa masih diam di situ, apa kamu lupa di mana pintu keluar dari apartemen ini?"

"Eh iya tuan...begini apa boleh aku meminjam uang seratus ribu untuk ongkos pulang tuan? Ehm...uang ku tidak cukup jika untuk membayar taksi, sedangkan jam segini sudah tidak angkot yang berkeliaran. Mau naik ojol saya sedikit takut tuan karena hari sudah larut malam. Tuan Rayhan tidak perlu khawatir jika saya tidak mengembalikan uang itu, insyaallah besok pagi saat aku kembali lagi di sini aku pastikan akan membayar uang tersebut," ucap Syifa dengan menundukkan kepala, karena takut jika akan membuat Rayhan marah dia sampai menggigit bibir bawah nya tak lupa kedua tangan nya meremas kemeja yang dia pakai saat ini.

Rayhan menatap Syifa dengan tatapan yang sulit dimengerti, kemudian laki - laki dingin itu membuka laci meja nya dan mengeluarkan beberapa lembaran uang bewarna merah dan memberikan kepada Syifa.

"Ini..."

"Hah..banyak sekali tuan, saya hanya butuh satu lembar saja," Syifa mengambil selembar uang seratusan ribu yang Rayhan berikan pada nya dan mengembalikan sisa uang itu kepada Rayhan. Karena memang hanya segitu yang Syifa butuhkan saat ini.

"Terimakasih tuan, segini sudah cukup."

Rayhan mengerutkan dahi nya, dia tidak percaya jika Syifa hanya mengambil satu lembar saja. Padahal Rayhan ikhlas memberikan uang itu kepada Syifa, namun gadis itu hanya mengambil satu lembar saja. Hal itu menarik perhatian Rayhan, ternyata di dunia ini masih ada wanita yang tidak matre juga, pikir Rayhan saat itu.

"Kalau begitu saya permisi tuan.." pamit Syifa sambil berlalu meninggalkan ruang kerja Rayhan.

"Hemm..." jawab Rayhan.

Syifa berjalan keluar dari ruang kerja Rayhan dengan senyum bahagia akhirnya dia bisa pulang juga. Namun saat dia sampai di depan pintu apartemen Rayhan dia bingung bagaimana dia membuka pintu itu sedangkan dia tidak tahu kode pintu itu. Mau tidak mau Syifa pun kembali ke ruang kerja Rayhan.

Tok

Tok

Tok

"Permisi tuan..."

Rayhan sedikit kaget mendengar suara Syifa kembali," Ada apa?masih kurang uang nya?" tanya Rayhan sambil memicingkan mata nya.

"Ehm ...bukan tuan, anu ...itu....aku tidak tahu kode pintu apartemen nya."

"Huft..."

Episodes
1 Bab. 1 Bola basket
2 Bab. 2 Kamu mau?
3 Bab. 3 Halal untuk di makan
4 Bab. 4 Ternyata dia...
5 Bab. 5 Bertemu kembali
6 Bab. 6 Di kerjain lagi
7 Bab. 7 Jangan panggil aku CUPU
8 Bab. 8 Seratus ribu saja
9 Bab. 9 Sebuah Notes untuk Rayhan
10 Bab. 10 Note lagi...
11 Bab. 11 Auuullll
12 Bab. 12 Semau nya sendiri
13 Bab. 13 Hantu???
14 Bab. 14 Ubah penampilan mu !
15 Bab. 15 Sisi lain Rayhan
16 Bab. 16 Bantuan Si gadis berkacamata
17 Bab. 17 Berkat Syifa
18 Bab. 18 Perubahan sikap Rayhan
19 Bab. 19 Tidak ada alasan untuk membenci
20 Bab. 20 Acara di Restoran
21 Bab. 21 Tekad Syifa
22 Bab. 22 Kehebatan Syifa
23 Bab. 23 Pujian untuk Syifa
24 Bab. 24 Kedatangan Melisa
25 Bab. 25 Hanya dimanfaatkan
26 Bab. 26 Kecewa
27 Bab.27 Kiriman makanan
28 Bab.28 Siapa laki - laki itu
29 Bab.29 Hanya kasihan
30 Bab.30 Siapa yang GR?
31 Bab. 31 Maaf Fa...
32 Bab.32 Memulai dari awal
33 Bab.33 Pemilik S.A Catering
34 Bab. 34 Aku kangen kamu
35 Bab. 35 Saham 30%
36 Bab.36 Fakta tentang Danis
37 Bab. 37 Fakta Danis #2
38 Bab. 38 Kehancuran Danis
39 Bab. 39 Siapa meraka
40 Bab. 40 Apa yang kalian lakukan
41 Bab. 41 Digerebek warga
42 Bab. 42 Lanjut update lagi...
43 Promo Novel Baru
44 Bab. 43 Hans yang konyol
45 Bab.44 Dua benda asing
46 Bab.46 Tanpa judul
47 Bab. 47 Bukan dunia novel...
48 Bab. 48 Hampir saja
49 Bab.49 Ujian atau kenikmatan
50 Bab.50 Sepakat menjalani semua nya
51 Pengumuman novel baru
52 Promo Novel Baru
53 Kau Yang Inginkan Aku Pergi
Episodes

Updated 53 Episodes

1
Bab. 1 Bola basket
2
Bab. 2 Kamu mau?
3
Bab. 3 Halal untuk di makan
4
Bab. 4 Ternyata dia...
5
Bab. 5 Bertemu kembali
6
Bab. 6 Di kerjain lagi
7
Bab. 7 Jangan panggil aku CUPU
8
Bab. 8 Seratus ribu saja
9
Bab. 9 Sebuah Notes untuk Rayhan
10
Bab. 10 Note lagi...
11
Bab. 11 Auuullll
12
Bab. 12 Semau nya sendiri
13
Bab. 13 Hantu???
14
Bab. 14 Ubah penampilan mu !
15
Bab. 15 Sisi lain Rayhan
16
Bab. 16 Bantuan Si gadis berkacamata
17
Bab. 17 Berkat Syifa
18
Bab. 18 Perubahan sikap Rayhan
19
Bab. 19 Tidak ada alasan untuk membenci
20
Bab. 20 Acara di Restoran
21
Bab. 21 Tekad Syifa
22
Bab. 22 Kehebatan Syifa
23
Bab. 23 Pujian untuk Syifa
24
Bab. 24 Kedatangan Melisa
25
Bab. 25 Hanya dimanfaatkan
26
Bab. 26 Kecewa
27
Bab.27 Kiriman makanan
28
Bab.28 Siapa laki - laki itu
29
Bab.29 Hanya kasihan
30
Bab.30 Siapa yang GR?
31
Bab. 31 Maaf Fa...
32
Bab.32 Memulai dari awal
33
Bab.33 Pemilik S.A Catering
34
Bab. 34 Aku kangen kamu
35
Bab. 35 Saham 30%
36
Bab.36 Fakta tentang Danis
37
Bab. 37 Fakta Danis #2
38
Bab. 38 Kehancuran Danis
39
Bab. 39 Siapa meraka
40
Bab. 40 Apa yang kalian lakukan
41
Bab. 41 Digerebek warga
42
Bab. 42 Lanjut update lagi...
43
Promo Novel Baru
44
Bab. 43 Hans yang konyol
45
Bab.44 Dua benda asing
46
Bab.46 Tanpa judul
47
Bab. 47 Bukan dunia novel...
48
Bab. 48 Hampir saja
49
Bab.49 Ujian atau kenikmatan
50
Bab.50 Sepakat menjalani semua nya
51
Pengumuman novel baru
52
Promo Novel Baru
53
Kau Yang Inginkan Aku Pergi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!