Akhirnya mereka berdua makan dalam meja yang sama, tidak ada obrolan apa pun di antara kedua nya mereka asyik menyantap nasi goreng seafood buatan Syifa.
Syifa sendiri memang tidak tertarik untuk mengobrol dengan Rayhan, terlebih dia takut kalau laki - laki yang suka berubah mood nya itu akan mengusir nya saat dia sedang menikmati makanan yang dia buat sendiri tadi. Ini suatu hal yang sangat langka menurut Syifa seorang Rayhan Pratama menawarkan dia untuk ikut makan dengan nya, dan dia tidak ingin menyia-nyiakan hal ini. Karena yang sudah-sudah Rayhan tidak pernah peduli dengan kesusahan orang lain.
"Aku mau nasi goreng seperti ini lagi untuk sarapan besok," Rayhan berkata setelah dia menghabiskan satu piring nasi goreng nya.
Syifa hanya mengangguk sambil mengangkat jari tangan nya membuat tanda okey.
"Dia seperti tidak makan setahun saja," lirih Rayhan yang heran melihat cara makan Syifa yang buru - buru dan sangat lahap.
Saat ini Syifa memang sangat kelaparan sekali bagiamana tidak kelaparan dia sampai melewatkan makan siang nya tadi karena harus menjemput Melisa yang ternyata tidak jadi pulang dan berujung terjebak menjadi pelayan dadakan untuk Rayhan.
Jadi wajar jika dia seperti orang kesetanan saat menyantap makanan itu, belum lagi di tambah dia harus bekerja keras membawa koper Rayhan yang sangat berat setelah itu di juga harus merapihkan apartemen Rayhan yang sedikit berantakan dan memasak untuk laki - laki itu juga. Jelas tenaga nya langsung terkuras habis.
"Ehm...apa sisa nasi goreng yang di mangkuk itu boleh aku habis kan?" ucap Syifa pelan - pelan takut yang punya hunian mewah itu akan membentak nya.
"Habiskan lah beserta wadah nya sekalian," jawab Rayhan dengan datar.
Tidak menyia-nyiakan apa yang Rayhan katakan tadi, dengan cepat Syifa langsung mengambil sisa nasi goreng buatan nya itu dan menyantap nya sampai tak tersisa.
"Seperti kuli bangunan saja," ucap Rayhan sambil berlalu meninggalkan ruang makan dan menuju ke ruang kerja nya.
Syifa tidak peduli dengan apa yang Rayhan ucapkan barusan yang terpenting sekarang perut nya kenyang dan tenaga nya terisi kembali.
Saat ini Syifa sedang berada di dapur, dia baru selesai mencuci piring dan membersihkan meja makan.
"Ya Allah sudah malam ternyata, aku harus segera pulang kalau begitu," gumam Syifa saat melihat ke arah jam dinding yang berada di ruang tengah yang sudah menunjukkan pukul sepuluh malam.
"Tapi bagaimana cara nya aku pulang, uang ku tinggal selembar warna hijau. Jika untuk bayar taksi mana cukup, sedangkan jam segini mana ada angkot. Apa aku pinjam ke tuan Rayhan saja ya, tapi jika ngga di kasih gimana, kan aku malu, ah...kalau aku tidak meminjam pada nya bagaimana aku pulang nya nanti, paman sama bibi pasti akan menghukum ku jika aku sampai tidak pulang malam ini," lirih Syifa frustasi sambil melihat ke arah dompet nya yang terlihat hanya tinggal selembar warna hijau.
Dengan penuh keyakinan akhir nya Syifa memberanikan diri menemui Rayhan di ruang kerja nya.
Tok
Tok
Tok
"Permisi tuan Rayhan..." ucap Syifa pelan - pelan saat masuk ke ruang kerja Rayhan.
Syifa di buat takjub dengan desain ruang kerja Rayhan yang begitu sedap di pandang mata. Sampai dia tidak sadar jika mulut nya menganga.
Rayhan memicingkan mata nya melihat kedatangan Syifa.
"Ada apa?" tanya Rayhan datar dengan mata masih fokus ke laptop di hadapannya.
"Eh.. Iya," Syifa tiba - tiba tersentak kaget, karena terlalu mengagumi desain interior ruangan Rayhan dia sampai melupakan tujuan utamanya datang ke ruang kerja Rayhan untuk apa.
"Ada apa kamu kemari, jika tidak ada urusan yang penting segera keluar dari ruang ku, mengganggu saja."
"Astaga belum juga aku bicara yang sebenarnya dia malah sudah menampakkan taring nya," batin Syifa.
"Mm.. pekerjaan ku sudah selesai apa boleh aku pulang sekarang tuan?"
"Kalau mau pulang tinggal pulang aja," jawab acuh Rayhan yang masih fokus pada laptop di depan nya.
Syifa di buat melongo dengan jawaban Rayhan barusan bagaimana bisa dia berkata seperti itu dengan mudahnya setelah apa yang sudah Syifa lakukan untuk nya hari ini. "
" Hah..cuma begitu saja? Ngucapin makasih kek atau sekedar bertanya pulang ma siapa secara ini sudah malam gitu. Dasar laki - laki tak punya perasaan!" teriak Syifa tapi hanya berani di dalam hati saja.
Merasa tidak ada pergerakan dari Syifa, kemudian Rayhan memicingkan mata nya ke arah wanita berkaca mata itu.
"Kata nya mau pulang kenapa masih diam di situ, apa kamu lupa di mana pintu keluar dari apartemen ini?"
"Eh iya tuan...begini apa boleh aku meminjam uang seratus ribu untuk ongkos pulang tuan? Ehm...uang ku tidak cukup jika untuk membayar taksi, sedangkan jam segini sudah tidak angkot yang berkeliaran. Mau naik ojol saya sedikit takut tuan karena hari sudah larut malam. Tuan Rayhan tidak perlu khawatir jika saya tidak mengembalikan uang itu, insyaallah besok pagi saat aku kembali lagi di sini aku pastikan akan membayar uang tersebut," ucap Syifa dengan menundukkan kepala, karena takut jika akan membuat Rayhan marah dia sampai menggigit bibir bawah nya tak lupa kedua tangan nya meremas kemeja yang dia pakai saat ini.
Rayhan menatap Syifa dengan tatapan yang sulit dimengerti, kemudian laki - laki dingin itu membuka laci meja nya dan mengeluarkan beberapa lembaran uang bewarna merah dan memberikan kepada Syifa.
"Ini..."
"Hah..banyak sekali tuan, saya hanya butuh satu lembar saja," Syifa mengambil selembar uang seratusan ribu yang Rayhan berikan pada nya dan mengembalikan sisa uang itu kepada Rayhan. Karena memang hanya segitu yang Syifa butuhkan saat ini.
"Terimakasih tuan, segini sudah cukup."
Rayhan mengerutkan dahi nya, dia tidak percaya jika Syifa hanya mengambil satu lembar saja. Padahal Rayhan ikhlas memberikan uang itu kepada Syifa, namun gadis itu hanya mengambil satu lembar saja. Hal itu menarik perhatian Rayhan, ternyata di dunia ini masih ada wanita yang tidak matre juga, pikir Rayhan saat itu.
"Kalau begitu saya permisi tuan.." pamit Syifa sambil berlalu meninggalkan ruang kerja Rayhan.
"Hemm..." jawab Rayhan.
Syifa berjalan keluar dari ruang kerja Rayhan dengan senyum bahagia akhirnya dia bisa pulang juga. Namun saat dia sampai di depan pintu apartemen Rayhan dia bingung bagaimana dia membuka pintu itu sedangkan dia tidak tahu kode pintu itu. Mau tidak mau Syifa pun kembali ke ruang kerja Rayhan.
Tok
Tok
Tok
"Permisi tuan..."
Rayhan sedikit kaget mendengar suara Syifa kembali," Ada apa?masih kurang uang nya?" tanya Rayhan sambil memicingkan mata nya.
"Ehm ...bukan tuan, anu ...itu....aku tidak tahu kode pintu apartemen nya."
"Huft..."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments