Bab. 15 Sisi lain Rayhan

Tanpa menunggu persetujuan dari Rayhan, dengan cekatan Syifa mengambil semua sisa makanan yang tersaji di atas meja makan dan memindahkan ke atas piring nya. Namun saat dia akan memasukkan makanan itu ke dalam mulut nya, tiba - tiba Rayhan menarik piring tersebut.

"Makanan sampah seperti ini tidak layak untuk di makan!" ucap Rayhan dengan penuh tatapan tajam.

Laki - laki itu langsung membawa makanan itu ke dapur dan membuangnya di tempat sampah, Syifa yang melihat hal itu hanya pasrah.

Rayhan membuka kulkas dan mengambil sesuatu di sana kemudian dia masak. Tidak perlu waktu lama dia telah selesai mengolah makanan tersebut dan menyajikan ke dalam piring yang sudah ada nasi putih nya.

"Ini makanlah.. setidak nya makanan ini lebih baik dari tadi," Rayhan menyerahkan sepiring nasi dengan telur ceplok di atas nya.

Syifa meraih piring tersebut dengan senyum bahagia tidak lupa dia berterima kasih pada Rayhan.

 Sedangkan Rayhan sendiri hanya menanggapi dengan ekspresi datar dan dingin seperti biasa nya.

"Ternyata tuan Rayhan baik juga, walaupun cuma dengan telur ceplok tapi makanan ini lebih layak dari pada makanan yang sering aku dapatkan di rumah Melisa," gumam Syifa sambil menatap piring yang ada di tangan nya.

Gadis itu menghela nafas nya perlahan karena teringat kehidupan nya selama ini di rumah Melisa seperti apa. Memang paman dan bibi nya tidak pernah memperlakukan dia dengan kasar, namun dia tidak pernah mendapatkan makanan layak seperti yang penghuni rumah itu makan selama ini. Dia hanya boleh makan setelah Melisa dan kedua orang tua nya selesai makan. Alhasil Syifa selalu mendapat makanan sisa dari mereka.

Tapi Syifa tidak pernah mengeluh sama sekali dia selalu menerima dengan ikhlas. Bagaimana pun karena kedua orang tua Melisa dia masih bisa hidup sampai sekarang.

Syifa menyantap makanan nya dengan diam, karena di dapur Rayhan tidak ada kursi maka gadis itu duduk di lantai.

Hem...

Syifa mengangkat wajah nya melihat ke arah sumber suara yang tidak jauh dari nya.

"Kenapa kamu makan di situ? di sana kan ada meja dan kursi makan.." tanya Hans.

Hans sengaja ke dapur untuk mengambil minuman dingin, dia tidak sengaja melihat Syifa sedang duduk bersimpuh di lantai dapur Rayhan menikmati makan malam nya. Laki - laki itu merasa simpati pada Syifa, entah mengapa sejak pertama kali dia bertemu dengan Syifa, asisten Rayhan itu merasa ada sesuatu yang menggelitik dalam hati nya. Walaupun pertemuan awal mereka sedikit absurd karena Hans menuduh Syifa wanita aneh, namun terlepas dari itu semua dia merasa seperti ada sesuatu yang ingin dia ketahui lebih tentang Syifa.

"Tidak apa tuan..di sini sudah nyaman kok. Lagian aku sudah terbiasa makan seperti ini," jawab Syifa dengan tersenyum tipis.

"Siapa nama mu? Dan kenapa kamu bisa ada di sini?"

"Aku Syifa tuan, aku sepupu dari Melisa kekasih tuan Rayhan, dan aku di sini ditugaskan Melisa untuk menjadi pelayan tuan Rayhan sampai Melisa kembali ke negara ini."

"Hah...jadi kamu adalah sepupu nya nona Melisa?" tanya Hans dengan ekspresi tidak percaya.

"Iya tuan saya sepupu nya Melisa, kekasih tuan Rayhan."

"Kenapa nona Melisa tidak menyewa ART saja untuk menjadi pelayan di sini, kenapa harus kamu yang bekerja menjadi pelayan di sini?"

"Jika menyewa ART kan harus bayar tuan...kalau saya kan gratis tanpa bayaran,hee.." jawab Syifa sambil tertawa kecil.

"Kenapa kamu tidak menolak saja saat Melisa menjadikan mu pelayan di sini?"

"Jika aku bisa menolak nya, pasti dengan senang hati aku akan menolaknya tuan. Terkadang ada hal yang membuat kita tidak bisa berbuat apa - apa dan pasrah karena kata balas budi tuan," jawab Syifa dengan tersenyum getir.

Hans mengerti dengan apa yang Syifa katakan barusan, walaupun dia belum tahu banyak tentang gadis berkacamata di depan nya ini, namun dia bisa merasakan posisi gadis itu saat ini.

"Hans..." panggil Rayhan yang entah sejak kapan berada di dekat mereka berdua. Entah Rayhan mendengar atau tidak apa yang mereka berdua bicarakan baik Syifa atau Hans tidak tahu.

"Iya tuan.. Maaf," Hans langsung berlalu meninggalkan Syifa yang masih menikmati makanan nya.

Laki - laki yang usianya dua tahun lebih tua dari Rayhan langsung menuju ke ruang tengah di mana Rayhan berada saat ini.

"Hans... bagaimana bisa desain produk baru kita bisa hancur seperti ini hasil nya, bukan kah bagian grafis biasa nya bisa di andalkan."

"Maaf tuan...bagian grafis yang biasa menggarap semua desain produk kita orang nya sudah mengundurkan diri tuan," terang Hans.

"Emang di bagian grafis hanya dia saja yang bisa di andalkan! Kalau seperti ini mau tidak mau aku harus turun tangan sendiri, kamu tahu sendiri tuan Willy seperti apa, dia orang yang sangat teliti tidak mentolerir kesalahan sedikitpun. Apa lagi ini proyek yang tidak sedikit nilai nya, jelas dia ingin desain produk ini sempurna."

Setelah mengatakan hal itu Rayhan langsung fokus ke layar laptop nya mengotak - ngatik desain produk yang hancur berantakan, sesekali Rayhan mengusap wajah nya dengan kasar. Entah mengapa seolah - olah otak nya menjadi buntu tidak ada ide sama sekali.

Sedangkan Hans sendiri sejak tadi mengerjakan proposal dari proyek tersebut dengan sesekali melirik ke arah bos nya. Dia sudah ketar ketir melihat ekspresi sang bos nya yang sudah mengkhawatirkan. Bisa - bisa dia nanti jadi korban pelampiasan amarah Rayhan.

"Maaf tuan ini kopi nya," tiba - tiba Syifa datang membawa dua cangkir kopi.

"Siapa yang menyuruhmu membuat kopi," kata Rayhan dengan nada yang dingin jangan di tanya sorot mata nya saat menatap Syifa seperti apa sudah seperti orang yang akan memakannya hidup - hidup.

Syifa menelan ludah nya dengan susah payah, niat hati membuat kopi sebagai ucapan terimakasih karena tadi telah di buatkan telor ceplok oleh Rayhan namun seperti nya momentum nya tidak pas dengan situasi di ruang itu.

"Ehmm...anu tuan, saya sengaja membuat kan kopi untuk tuan sebagai ucapan terimakasih karena tadi tuan sudah membuatkan saya makanan," ucap Syifa dengan penuh hati - hati.

"Lain kali jangan sok peduli seperti ini, apa pun yang kamu lakukan harus menunggu perintah ku terlebih dahulu."

"Iya tuan maaf...." Syifa langsung mengambil kembali dua cangkir kopi itu kembali. Namun saat dia akan kembali ke dapur tiba - tiba terdengar suara Rayhan kembali.

"Mau dibawa kemana kopi itu?"

"Mau aku bawa ke dapur tuan, bukan kah tuan tidak menginginkan kopi ini?"

"Taruh lagi kopi itu di meja, aku tidak mau kamu membuang - buang makanan atau minuman di apartemen ku ini."

"Baik tuan..." Syifa kembali menaruh dua cangkir kopi itu kembali.

"Ini orang benar - benar ya titisan Fir'aun," gerutu Syifa dalam hati.

"Tidak usah mengumpat seperti itu dalam hati."

Episodes
1 Bab. 1 Bola basket
2 Bab. 2 Kamu mau?
3 Bab. 3 Halal untuk di makan
4 Bab. 4 Ternyata dia...
5 Bab. 5 Bertemu kembali
6 Bab. 6 Di kerjain lagi
7 Bab. 7 Jangan panggil aku CUPU
8 Bab. 8 Seratus ribu saja
9 Bab. 9 Sebuah Notes untuk Rayhan
10 Bab. 10 Note lagi...
11 Bab. 11 Auuullll
12 Bab. 12 Semau nya sendiri
13 Bab. 13 Hantu???
14 Bab. 14 Ubah penampilan mu !
15 Bab. 15 Sisi lain Rayhan
16 Bab. 16 Bantuan Si gadis berkacamata
17 Bab. 17 Berkat Syifa
18 Bab. 18 Perubahan sikap Rayhan
19 Bab. 19 Tidak ada alasan untuk membenci
20 Bab. 20 Acara di Restoran
21 Bab. 21 Tekad Syifa
22 Bab. 22 Kehebatan Syifa
23 Bab. 23 Pujian untuk Syifa
24 Bab. 24 Kedatangan Melisa
25 Bab. 25 Hanya dimanfaatkan
26 Bab. 26 Kecewa
27 Bab.27 Kiriman makanan
28 Bab.28 Siapa laki - laki itu
29 Bab.29 Hanya kasihan
30 Bab.30 Siapa yang GR?
31 Bab. 31 Maaf Fa...
32 Bab.32 Memulai dari awal
33 Bab.33 Pemilik S.A Catering
34 Bab. 34 Aku kangen kamu
35 Bab. 35 Saham 30%
36 Bab.36 Fakta tentang Danis
37 Bab. 37 Fakta Danis #2
38 Bab. 38 Kehancuran Danis
39 Bab. 39 Siapa meraka
40 Bab. 40 Apa yang kalian lakukan
41 Bab. 41 Digerebek warga
42 Bab. 42 Lanjut update lagi...
43 Promo Novel Baru
44 Bab. 43 Hans yang konyol
45 Bab.44 Dua benda asing
46 Bab.46 Tanpa judul
47 Bab. 47 Bukan dunia novel...
48 Bab. 48 Hampir saja
49 Bab.49 Ujian atau kenikmatan
50 Bab.50 Sepakat menjalani semua nya
51 Pengumuman novel baru
52 Promo Novel Baru
53 Kau Yang Inginkan Aku Pergi
Episodes

Updated 53 Episodes

1
Bab. 1 Bola basket
2
Bab. 2 Kamu mau?
3
Bab. 3 Halal untuk di makan
4
Bab. 4 Ternyata dia...
5
Bab. 5 Bertemu kembali
6
Bab. 6 Di kerjain lagi
7
Bab. 7 Jangan panggil aku CUPU
8
Bab. 8 Seratus ribu saja
9
Bab. 9 Sebuah Notes untuk Rayhan
10
Bab. 10 Note lagi...
11
Bab. 11 Auuullll
12
Bab. 12 Semau nya sendiri
13
Bab. 13 Hantu???
14
Bab. 14 Ubah penampilan mu !
15
Bab. 15 Sisi lain Rayhan
16
Bab. 16 Bantuan Si gadis berkacamata
17
Bab. 17 Berkat Syifa
18
Bab. 18 Perubahan sikap Rayhan
19
Bab. 19 Tidak ada alasan untuk membenci
20
Bab. 20 Acara di Restoran
21
Bab. 21 Tekad Syifa
22
Bab. 22 Kehebatan Syifa
23
Bab. 23 Pujian untuk Syifa
24
Bab. 24 Kedatangan Melisa
25
Bab. 25 Hanya dimanfaatkan
26
Bab. 26 Kecewa
27
Bab.27 Kiriman makanan
28
Bab.28 Siapa laki - laki itu
29
Bab.29 Hanya kasihan
30
Bab.30 Siapa yang GR?
31
Bab. 31 Maaf Fa...
32
Bab.32 Memulai dari awal
33
Bab.33 Pemilik S.A Catering
34
Bab. 34 Aku kangen kamu
35
Bab. 35 Saham 30%
36
Bab.36 Fakta tentang Danis
37
Bab. 37 Fakta Danis #2
38
Bab. 38 Kehancuran Danis
39
Bab. 39 Siapa meraka
40
Bab. 40 Apa yang kalian lakukan
41
Bab. 41 Digerebek warga
42
Bab. 42 Lanjut update lagi...
43
Promo Novel Baru
44
Bab. 43 Hans yang konyol
45
Bab.44 Dua benda asing
46
Bab.46 Tanpa judul
47
Bab. 47 Bukan dunia novel...
48
Bab. 48 Hampir saja
49
Bab.49 Ujian atau kenikmatan
50
Bab.50 Sepakat menjalani semua nya
51
Pengumuman novel baru
52
Promo Novel Baru
53
Kau Yang Inginkan Aku Pergi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!