"Apa - apa an itu orang, main ngasih aturan semau nya sendiri. Emang dia siapa!" sungut Syifa yang merasa sangat kesal pada Rayhan.
Sebelum Syifa pulang tadi Rayhan memberikan beberapa aturan untuk Syifa dan aturan itu jelas merugikan gadis berkacamata itu.
"Seperti nya aku harus menarik ucapan ku dia buka seperti titisan dewa Yunani tapi lebih tepat titisan Fir'aun, bagiamana bisa dia membuat aturan yang tidak masuk akal seperti itu. Setiap aku sudah selesai dengan pekerjaan ku, aku tidak boleh langsung pergi aku harus menunggu dia sampai turun ke lantai satu dan memastikan jika yang aku masak sesuai dengan perintah nya, terus jika dia turun nya jam 7 atau jam 8 atau jam 9 pagi gimana? Aku bisa terlambat kerja dong, dan kenapa coba saat weekend aku juga masih harus jadi pelayan nya padahal di awal dia sendiri yang bilang kalau akhir weekend aku libur, ini main ubah semau nya sendiri dasar cowo plin plan. Dan ini kenapa Melisa lama sekali pulang nya sudah seperti bang Toyib saja yang ngga pulang - pulang. Argh...." sepanjang jalan Syifa mengomel tidak jelas, dia juga mengacak rambut nya sendiri sehingga penampilan nya saat ini berantakan sekali.
"Belum lagi tadi apa dia bilang omlet telur buatan ku tidak layak untuk di konsumsi, tapi apa, dia justru menghabiskan semua omlet telur buatan ku tadi sampai tandas tak bersisa. Dasar laki - laki tidak punya pendirian . Kenapa sech ngga Melisa ngga dia paling senang membuat aku menderita seperti ini. Tidak bosan apa dia menyiksa ku terus dengan perintah - perintah nya yang tidak masuk akal seperti itu. Baru aja badan ku berisi ini sudah mulai kurus lagi," sungut Syifa sambil terus berjalan.
Untung saja apartemen Rayhan berada di unit yang tidak rame penghuni sehingga tidak ada yang melihat penampilan Syifa saat ini.
"Aku ini sudah seperti pekerja romusa saja yang bekerja tidak mengenal waktu dan tidak mendapat bayaran. Huft...entah sampai kapan nasib ku seperti ini. Andai saja aku punya kekuatan untuk melawan mereka," gumam Syifa sambil mengacak - acak rambutnya merasa frustasi.
Bug,
"Maaf..maaf..." kata Syifa yang langsung berjongkok sambil membantu mengambil buah yang jatuh berantakan karena ulah nya yang tidak sengaja menabrak orang yang membawa banyak belanjaan.
Setalah selesai mengambil buah yang jatuh Syifa berdiri dan mendongakkan kepala nya.
"Astagfirullah...." ucap seorang laki - laki dengan setelan kantoran yang membawa beberapa kantong belanjaan yang tidak sengaja Syifa tabrak tadi.
Laki - laki yang Syifa tabrak tadi adalah Hans, asisten pribadi Rayhan. Pagi - pagi sekali dia di telepon oleh sang bos untuk berbelanja kebutuhan bahan makanan.
"Ini..." Syifa menyodorkan beberapa buah yang dia ambil tadi.
"Makasih..." Hans langsung pergi begitu saja setelah mengucapkan kalimat tersebut.
"Ada apa dengan orang itu, seperti habis melihat hantu saja," Syifa terkekeh sendiri melihat Hans yang berjalan cepat setelah bertemu dengan nya.
Syifa tidak peduli dengan sikap aneh Hans itu, gadis itu tetap berjalan menuju lift dengan terus mengomel tidak jelas, sesampai nya di depan pintu lift alangkah terkejutnya gadis itu melihat penampilan nya di bayangan pintu apartemen yang nampak aneh dan berantakan.
"Pantas saja orang tadi seperti itu, penampilan ku saja sudah seperti boneka Mampang seperti ini, argh.....ini semua gara - gara manusia kulkas itu."
Syifa langsung membenahi penampilan nya setelah masuk ke dalam lift.
**
"Hans...apa agenda ku hari ini?"
"Anda hari ini ada meeting dengan perwakilan Angkasa Group di restoran Flamboyan tuan," jawab Hans membacakan agenda Rayhan hari ini.
"Baiklah..segera siapkan berkas - berkas nya, sebentar lagi kita akan langsung berangkat.
"Siap tuan.."
Rayhan dan Hans menuju ke Restoran Flamboyan, jarak restoran itu dengan kantor Rayhan lumayan jauh sehingga Rayhan memutuskan untuk berangkat lebih awal. Karena dia tidak ingin datang terlambat apa lagi sampai membuat kliennya menunggu lama kedatangan nya.
Di tambah klien nya kali ini adalah kelas kakap, jika dia sebisa mungkin harus berusaha untuk mendapat kan tender tersebut salah satu nya dengan cara datang lebih awal.
Di sebuah restoran ada seorang wanita yang sedang sibuk dengan spatula dan penggorengan serta alat tempur masak lain nya untuk menyiapkan semua pesanan para pengunjung restoran.
"Fa..jangan lupa pesanan meja nomer 06, orang nya tidak sabaran soal nya," ucap salah satu teman kerja Syifa.
"Oke siap, lima menit lagi pesanan ready.." jawab Syifa yang masih tetap fokus dengan pekerjaan di depan nya.
Ya Syifa bekerja di restoran sebagai juru masak, berkat keahlian nya di bidang memasak dan sertifikat yang dia peroleh dari kursus memasak maka dia di terima bekerja menjadi juru masak di sebuah restoran yang lumayan besar.
Semenjak Syifa bergabung, restoran tersebut menjadi tambah ramai apa lagi di jan menjelang makan siang seperti ini. Banyak konsumen yang cocok dengan hasil masakan Syifa di restoran itu walaupun yang Syifa masak adalah menu makanan khas Nusantara bukan menu makanan barat. Tapi justru itu yang membuat para pelanggan rela kembali lagi setelah mencicipi masakan Syifa.
"Tuan Rayhan, anda ingin memesan makanan apa?" tanya tuan Willy selalu CEO dari Angkasa Group.
"Sama kan saja dengan pesanan tuan, karena jujur saya baru pertama kali ke restoran ini," jawab Rayhan seraya melirik ke pengunjung restoran yang mulai ramai.
Akhirnya tuan Willy memesan menu andalan dari restoran ini yang biasa tuan Willy pesan. Mereka melakukan meeting di restoran ini memang atas kemauan dari tuan Willy sendiri, karena dia sudah merasa nyaman berada di restoran tersebut. Selain tempat nya yang nyaman jika untuk mengadakan meeting, makanan yang disediakan juga sangat pas di lidah nya. Dan setiap dia membawa klien nya ke sini pasti tidak pernah mengecewakan.
"Bagaimana tuan, apakah anda cocok dengan menu yang saya pesan?" tanya Tuan Willy.
"Cocok sekalian tuan, saya baru tahu jika ada restoran yang seenak ini di Jakarta, dan menu yang disediakan ini membuat saya merasa bernostalgia dengan masakan rumahan yang sering mama saya masak untuk saya dan keluarga."
"Syukur lah jika anda menyukai nya, silahkan dinikmati tuan.."
Tuan Willy dan Rayhan menyantap hidangan itu dengan diam, mereka menikmati makanan tersebut dengan cara masing-masing.
Rayhan merasakan seperti tidak asing dengan rasa makanan yang di kunyah saat ini, karena dia sangat yakin rasa khas dari olahan hidangan yang ada di depan nya sekarang ini seperti masakan buatan Syifa yang dia makan setiap hari.
"Ah...mungkin kebetulan saja rasa nya sama," batin Rayhan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments