Panic in the school

Rena walaupun merasa kurang enak badan tetap memaksakan diri untuk sekolah dan mengabaikan apa pun lagi yang akan terjadi hari ini, yang ada di pikiran rena dirinya harus tetap semangat belajar dan jangan menyerah untuk menggapai cita citanya.

Yuli langsung tersenyum lebar saat menatap rena yang sedang berjalan itu dari jendela kelasnya “dia memang kuat hmm lain kali aku pasti akan membuatkan luka besar di tubuhmu itu” kata hati yuli saat memikirkan ide gila di otaknya tiba tiba lili yang baru datang langsung menghampiri yuli “kau lihat apa?” Tanya lili mengkagetkan yuli “kau udah selesai?” kata yuli sehingga lili tersenyum “aku sepertinya gak bisa ikut pelajaran olahraga karena kalo lagi M perutku sakit banget” sahut lili sehingga yuli tertawa kecil.

“hahaha dasar lemah..” kata yuli sehingga lili cemberut “aku kalo gak lemah ingin menghajar mu” sahut lili sehingga tangannya langsung membungkam mulutnya yang asal ceplos bicara itu sedang yuli tampak tersentak kaget mendengarnya “oh kau sudah berani ya?” kata yuli sambil melangkahkan kakinya sehingga kaki lili melangkah mundur.

“bu bukan begitu maksudku yul?” kata lili mulai panic “bruk” lili langsung berhenti melangkah saat tubuhnya menabrak meja sehingga yuli tersenyum saat tubuhnya yang hampir tak berjarak itu mengekang pergerakan tubuh lili yang lebih pendek dari tubuhnya tiba tiba kepala yuli menuduk sehingga lili menjauhkan wajahnya “hehehe kau gugup ya?” Tanya yuli menggoda lili yang sudah panic itu.

“kau menyingkir lah..” pinta lili lalu kedua tangannya mendorong pundak yuli supaya menjauh dari tubuhnya “baik baik, kau istirahat saja di uks nanti” kata yuli lalu kakinya melangkah mundur sehingga hati lili merasa lega namun lili tampak ketakutan sekarang saat menatap wajah yuli yang berekspresi dingin itu “dia pasti akan melakukannya lagi” kata lili seolah tahu isi pikiran yuli yang ingin menyiksa tubuh rena lagi.

Rena yang tidak enak badan langsung di suruh guru untuk beristirahat di uks sehingga rena kembali berjumpa dengan sang dokter yang tampan itu “apa kau sudah mengganti perbannya?” Tanya sang dokter sehingga rena menggelengkan kepalanya “saya tidak bisa melakukan itu dok karena takut ibu saya tahu saya sedang terluka” jawab rena sehingga sang dokter mengerti.

“baik lah kau berbaring lah biar saya obati” pinta sang dokter sehingga rena menurutinya “kenapa kau gak istirahat di rumah saja rena luka ini cukup parah” kata sang dokter setelah selesai mengobati rena “saya takut ibu curiga dok, saya juga gak menyangka akan sampai lemas gini” sahut rena lalu teringat sesuatu sehingga rena beranjak dari tempat tidur “saya permisi dulu dok mau ke wc” selesai mengatakan itu rena langsung pergi ke toilet yang ada di dalam uks ini.

“benar aku semalam tidur sama dia” kata rena saat selesai membuka kancing bajunya mendapati luka lebam kebiruan di perut dan punggungnya “kalo begini tubuhku mungkin akan hancur” rena berguma dalam hatinya sungguh tadi rena bangun pukul 5 subuh sehingga di waktu pagi itu rena tidak sadar ada luka baru saat membersihkan tubuhnya.

“deg” jantung rena langsung berdebar saat membuka pintu matanya melihat sosok lili berdiri di hadapannya “ka kakak..” suara rena seolah menghilang karena kini dirinya mulai ketakutan sehingga lili pun melangkah kan kakinya mendekati rena “kau terlihat gak sehat?” kata lili lirih sehingga rena tersenyum kecut karena merasa dalam bahaya “bolehkah aku melihat luka mu?” Tanya lili saat melihat rena mulai gelisah “eh..” kepala rena mendongak keatas supaya melihat wajah lili yang cantik itu “masuk lah tunjukan luka mu?” pinta lili sehingga rena pasrah karena tidak mungkin melawannya walaupun lili bukan yuli namun mereka berdua tidak berbeda sama sama kejam dan galak.

Mata lili membelalak saat melihat tubuh rena terdapat luka lebam kebiruan dan luka di bawah lehernya juga masih memerah walaupun sudah di perban “kau bodoh ya?” kata lili kini tergambar jelas di wajahnya ekspresi marah sehingga rena menundukkan kepalanya “kenapa kau sekolah kalo lagi sakit?” Tanya lili yang membuat rena terkejut sehingga reflek matanya menatap wajah lili dengan lekat.

“jawab aku rena kenapa kau diam saja?” Tanya lili meninggikan suaranya sehingga rena tersentak kaget “ak aku takut ibuku tahu kalo aku gak sekolah, aku kuatir kepadanya kak” jawab rena lirih karena merasa tertekan sehingga suaranya tidak keluar “ais kau ini..” kata lili merasa ikut frustrasi sehingga rena perlahan menatap wajahnya yang tampak gelisah itu “kakak kenapa kau jadi perduli kepada ku?” mata rena membelalak saat mulutnya tanpa sadar mengucapkan kalimat itu sehingga lili menatap wajahnya yang sudah pucat itu.

“karena kau gak bersalah..” jawab lili sehingga rena kembali menatap mata coklat milik lili yang tampak cerah itu “jangan takut aku gak akan melukaimu lagi, aku lelah melakukan itu” kata lili lalu tangannya menepuk pelan ubun ubun rena “ya sudah sana rapikan bajumu lalu beristirahat lah” pinta lili sehingga rena tersenyum lalu menganggukan kepalanya.

“aku keluar dulu, perutku udah sakit banget ini..” selesai mengatakan itu lili membuka pintu lalu segera menutupnya kembali dan saat membalikan tubuhnya jantung lili serasa ingin lepas dari tubuhnya saat menatap yuli sedang berdiri dengan santai “kau kenapa kemari?” Tanya lili berusaha tetap tenang sehingga yuli tersenyum “aku sedang meminta obat merah karena ada anak yang jatuh saat main bola tadi jadi kakinya lecet” jawab yuli lalu menunjukan obat merah itu kepada lili.

“ah begitu. Tapi bukan kau yang terluka kan?” Tanya lili sehingga kepala yuli menggeleng “ya sudah kau istirahat lah selesai pelajaran olahraga aku akan kemari” kata yuli lalu tersenyum “oke aku tunggu” sahut lili sambil melambaikan tangannya sehingga yuli langsung membalikan tubuhnya dan mulai melangkah sehingga lili langsung merasa lega.

“ah syukurlah gak ketahuan” kata lili lalu berjalan menuju ruang dokter karena ingin memastikan yuli benar benar sudah keluar atau belum “dok yuli udah pergi ya?” Tanya lili sehingga dokter menganggukkan kepalanya “baru saja keluar, ada apa?” Tanya balik dokter sehingga lili tersenyum “gak apa apa dok” jawab lili lalu hendak membaringkan tubuhnya namun langsung teringat kepada rena yang sedari tadi belum keluar dari toilet sehingga karena panic ia segera berjalan kearah pintu toilet untuk memastikan keadaan rena.

hai semua maaf jika jarang apdet, laptop ku rusak jadi aku harus banyak mengakalinya supaya bisa tetap apdet meski tidak setiap hari. Semoga novel ini terkontrak ya aamiin 🥰 baca terus kalo kalian suka😁

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!