Ketemu kembali

“ya allah tolong lindungi aku dari mahluk mu yang ingin berbuat jahat kepadaku, aamiin” ya itulah kalimat yang di ucapkan hati rena di sujud terakhirnya dan selesai solat rena langsung mandi lalu segera siap siap untuk berangkat ke sekolah.

“ibu hari ini kita makan telur?” Tanya rena senang saat ada telur dadar goring di piringnya “iya sayang, kau juga harus makan yang bergizi biar kau semakin sehat jadi lebih mudah belajar di sekolah” jawab ibunya sehingga rena bergembira “iya terimakasih banyak ibu” kata rena lalu melahap telur dadar itu dengan nasi liwet sehingga sang ibu tersenyum saat melihat rena makan dengan lahap.

“sayang kau tadi kenapa berteriak sampai ketakutan seperti itu?” Tanya ibunya hati hati saat rena selesai makan “ibu entah aku yang masih bermimpi atau gak tapi aku merasa ada yang memanggil namaku dan saat aku membuka mataku gak ada siapapun di sana?” jawab rena dengan jujur sehingga ibunya tampak terkejut “sayang jangan kuatir kau punya allah jadi mintalah pertolongan kepadanya” kepala rena langsung mengangguk untuk merespon perkataan ibunya.

“iya ibu itu pasti, terimakasih banyak ibu”

“sama sama sayang, hati hati di jalan ya?”

“iya ibu juga hati hati saat berkerja. Assalamualaikum”

“w Alaikum salam”

“aku berangkat ya bu” selesai mengatakan itu rena langsung mencium tangan ibunya yang di jabat tangannya itu lalu rena pun segera keluar dari rumahnya walaupun hati rena selalu dihantui rasa takutnya namun saat melihat ibunya begitu semangat mencari uang untuk biaya sekolahnya sehingga rena pun tidak ingin menyerah dan mengabaikan rasa sakit yang akan dirinya dapatkan.

Rena kini sudah sampai di sekolah dan langsung di sapa oleh kakak kelas geng yuli sang ketua osis “aku kira kau udah gak mau sekolah lagi?” Tanya yuli namun rena tidak merespon dan terus melangkah kan kakinya sehingga yuli dan teman temannya tampak kesal karena di abaikan “hmm.. seperti biasa biarkan di belajar dulu nanti kalo udah istirahat serahkan dia kepadaku aku tunggu di gudang penyimpanan alat olahraga” pinta yuli pada teman temannya “oke lah” kata lili mewakili yang lain lalu mereka pun kembali ke kelasnya.

Sedang rena langsung duduk di bangkunya, rasanya tubuhnya gemetar dan napasnya terasa sesak karena merasa begitu tertekan menahan rasa takutnya “ya allah aku harus gimana supaya mereka gak menganggu ku lagi?” Tanya hati rena yang begitu banyak tergores luka entah itu dari teman temannya yang telah membuli dirinya secara terang terangan atau memikirkan nasibnya yang kini sering mengalami kejadian aneh dan di luar nalar logikanya.

“ren..” tiba tiba ada seorang siswa yang memanggil namanya sehingga kepala rena menoleh “ah I iya ada apa?” Tanya rena sedikit gugup karena ini kali pertama dalam hidupnya ada siswa yang ingin mengajaknya bicara “kau gak apa apa?” Tanya nya sehingga rena keheranan “maksud mu?” Tanya balik rena sehingga siswa berjenis kelamin perempuan itu duduk di sampingnya “tanganmu kan terluka, kau gak apa apa?” Tanya siswa itu hati hati sehingga jantung rena berdebar karena merasa terkejut namun bibirnya langsung tersenyum.

“terimakasih, tapi luka ini udah gak sakit lagi kok kecuali kesenggol atau tersentuh” jawab rena lalu melepas jaketnya sehingga terlihat lengan kirinya di perban “tapi kau sudah ganti kain kasanya belum?” Tanya siswa itu lagi sehingga rena menatapnya dengan heran “aku belum menggantinya” jawab rena lirih sehingga siswa itu tampak terkejut.

“kenapa kau bodoh banget, kalo infeksi gimana?” Tanya siswa itu tampak marah sehingga rena tersentak kaget dan langsung menatap wajahnya yang kini tampak dingin itu “ayo ikut aku, kau harus di obati dulu?” selesai mengatakan itu siswa itu menggeret lengan kanan rena dan membawa rena terus melangkah menuju uks.

“dokter tolong teman saya?” kata siswa itu sehingga dokter menghampiri mereka “kain kasanya belum dia ganti..” kata siswa itu lagi setelah dokter itu sudah menyuruh rena duduk di tempat tidur “kau gak boleh bersikap seperti ini rena, kalo lukamu gak cepat sembuh gimana kan dokter sudah beri kau kain kasa dan obat untuk kau gunakan di rumah?” rena hanya terdiam mendengar perkataan sang dokter sedang siswa itu tampak focus menatap luka yang ada di lengan kiri rena tampak merah kehitaman karena darahnya menggumpal “maaf dok, saya takut ibu saya tahu jadi saya gak menggantinya” sahut rena lirih sehingga sang dokter dan siswa itu menatap wajahnya yang tampak teduh dengan sorot mata yang layu seolah rena sedang mengalami penderitaan yang tidak berkesudahan.

“aku mengerti maksud mu tapi kau tetap harus memberi tahu ibumu apa pun keadaanya?” saran sang dokter sehingga rena hanya menganggukkan kepalanya dan mata rena langsung melirik wajah siswa itu cantik karena berkulit putih pucat dan memiliki hidung yang mancung belum lagi bibirnya seksi dan berwarna merah ceri namun rambutnya begitu panjang dan poninya menutupi kedua matanya “bagaimana dia bisa melihat ya? Hmm kenapa aku baru sadar kalo sedari tadi matanya ketutup poni?” Tanya hati rena mulai menyadari keanehan siswa di sampingnya ini.

“udah selesai, tapi aku saran kan kau jangan banyak gerak terutama untuk lengan kirimu” pinta sang dokter sehingga rena segera menganggukkan kepalanya “terimakasih dok” kata rena lalu tersenyum kepada sang dokter lalu kembali melirik wajah siswa tadi “kau kembali lah ke kelas, aku mau ke toilet dulu” kata siswa itu “eh enggak aku tunggu?” sahut rena yang langsung mendapat gelengan kepala siswa itu.

“sebentar lagi masuk aku gak ingin kau terlambat”

“ah baik lah, tapi kau juga jangan lama ya?” siswa itu menganggukkan kepalanya “dok saya permisi dulu ya?” setelah rena keluar dari ruang uks “bukk” tiba tiba sang dokter langsung kehilangan kesadaran dan tubuhnya langsung tersungkur di lantai saat siswa itu menunjukan kedua matanya yang berwarna hitam pekat yang menunjukan aora kegelapan yang sangat dahsyat “hihihi” siswa itu tertawa, terdengar sangat menyeramkan “wus”tiba tiba siswa itu langsung menghilang bagai debu yang di terpa angin.

Rena kini sudah kembali ke kelasnya dan sudah mengikuti pelajaran hampir 45 menit namun sosok siswa yang ramah dan menolongnya tadi tidak kunjung datang sehingga rena mulai gelisah “apa dia bukan dari kelas ini? Tapi kalo bukan kenapa tadi bisa masuk ke kelas..” mata rena membelalak saat menyadari ada ke kekeliruan di saat rena sedang merangkai ingatannya di otaknya tadi.

“kan aku yang memang pertama kali masuk, jadi kalo dia bukan siswa berarti…” tubuh rena kembali gemetar saat kalimat itu terngiang di kepalanya “deg deg deg” jantung rena berdebar kencang dan matanya mulai berkaca kaca saat rena menengok kanan dan kirinya teman teman sekelasnya tampak biasa saja dan bahkan acuh dengan keberadaannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!