marah dan kesal

“aku baik kak” kata rena lirih lalu tangannya menyingkirkan tangan yuli dari dagunya karena merasa tidak kuat menatap mata yuli yang tampak cerah itu “kau memang terlihat baik, mau main gak yuk kita ke gudang?” ajak yuli penuh semangat namun kepala rena menggeleng sehingga luntur sudah senyuman manis yuli “ah kenapa memang kau gak kangen sama aku?” Tanya yuli terdengar bodoh bagi rena sehingga rena menatap wajah yuli dengan ekspresi yang sulit di jelaskan dengan rangkaian kalimat.

“ya kenapa wajah mu begitu kau takut?” hati rena terasa nyeri saat mendapatkan pertanyaan itu dari mulut yuli entah mengapa rena merasa tidak berdaya di saat seperti ini harusnya rena bersemangat untuk melawan ketidak adilan “aku mohon jangan ganggu aku lagi?” pinta rena suara yang keluar dari mulutnya sangat parau sehingga membuat hati lili bergetar karena merasakan kesedihan rena yang bisa terlihat dari raut wajahnya yang tampak teduh itu.

“yuli aku rasa ini sudah cukup” kata lili sehingga yuli tampak tersentak mendengar perkataan lili barusan “kau bilang apa barusan lili?” Tanya yuli tidak percaya lili menunjukan rasa empatinya kepada orang lain “bu bukan begitu maksudku..” kata lili mencoba menjelaskan namun yuli sudah tampak marah sekarang sehingga tangan lili di pegangnya erat dan lili di ajak melangkah kan kaki keluar dari kelas ini sehingga rena dan teman temannya yang lain tampak melongo tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi?

“ya ini semua gara gara kau” kata seorang siswa yang tampak marah itu “kakak aku gak melakukan apa pun?” protes rena sehingga tangan siswa itu terangkat dan langsung menampar pipi rena dengan keras “plak” rasanya mengkagetkan dan juga sakit karena itu mata rena membelalak “pegang tangannya biar aku kasih pelajarannya karena telah membuat kedua teman kita salah paham” pinta siswa itu sehingga kedua temannya memegang kedua tangan rena sedang tangan siswa itu langsung mengambil sebuah pisau kater di saku jaketnya.

“kau harus membayarnya, apa kau tahu yuli sangat membenci melihat lili perhatian kepada orang lain apa lagi kepadamu yang berasal dari kaum rendahan..” selesai mengatakan itu tangan siswa tadi langsung menarik dasi rena dan mulai melepas kancing bajunya “Ahh..” mata rena menyipit satu karena merasakan rasa sakit ini sedang siswa itu tidak perduli karena kini tangannya sedang menggoreskan luka di bawah leher rena “Kakak sakit..” rena sudah menangis saat luka sayatan itu mulai mengeluarkan darah “hehehe tunggulah sebentar kau harus punya tiga tanda X supaya saat aku ingin membunuh mu aku hanya tinggal menancapkan kater itu di tanda X ini” rena sudah meronta ronta dan kini sudah terisak namun siswa itu tetap melakukannya hingga luka itu benar benar terukir jelas di bawah leher rena.

“hiks hiks” rena menangis karena rasa perih ini sudah menjalar sampai ke otaknya sehingga rasa sakit ini di rasakan oleh seluruh jaringan syaraf di dalam tubuhnya “makanya menurut lah jadi kau tidak akan kami siksa separah ini, lain kali jangan seperti ini lagi y arena?” kata siswa itu tidak merasa bersalah sedikitpun padahal luka itu begitu besar di tubuh rena “kalian memang kejam” kata rena dalam hatinya namun apa day arena pun tidak mampu membalas rasa sakit ini karena rena hanya seorang diri tidak ada teman ataupun guru yang mau membantunya.

“ayo kita pergi guys” ajak siswa itu pada teman temannya setelah puas melihat rena begitu menderita menahan rasa sakit ini “hiks hiks” rena menangis lalu segera berdiri karena takut jika tidak di obati lukanya akan membuatnya kembali kehilangan kesadaran sehingga rena segera berlari menuju uks.

Sedang opelia yang sedari tadi menyaksikan kejadian di kelas tampak kecewa “aku bahkan belum merasuk kedalam tubuh mereka tapi kenapa mereka sudah sekejam itu, hmm manusia ternyata punya sifat iblis juga” kata opelia padahal niatnya hari ini ingin menyiksa rena dengan merasuki tubuh yuli dan teman temannya namun na as opelia yang hanya jadi saksi kekejaman mereka terhadap rena yang tidak berdaya.

“tapi itu bukan lah masalah semakin bagus mereka menyiksa rena maka semakin cepat rena akan mendatangiku dan dia akan menjadi wadahku selanjutnya.. hihihi” kata opelia senang dan tidak sabar menunggu moment itu terjadi dalam hidupnya namun apakah rencana opelia berjalan mulus tentu saja tidak ada yang tahu terlebih rena gadis kecil yang terlihat lemah itu mungkin saja hanya menyembunyikan kekuatannya saja.

“dokter tolong saya?” kata rena saat sudah masuk kedalam uks sehingga dokter itu terkejut saat rena membuka kancing bajunya terlihat luka yang teramat parah ada di bawah leher rena “kenapa kau bisa terluka, cepat baringkan tubuhmu?” pinta sang dokter sehingga rena menurutinya dan kini sang dokter sedang mengobati luka rena “Ah..” rena mendesis berkali kali karena rasa sakitnya masih terasa sehingga sang dokter menatap wajah rena yang kini tampak pucat.

“bersabar lah sebentar lagi akan selesai” pinta sang dokter sehingga rena tersenyum dan mengangguk samar “baik lah dok” kata rena lirih sehingga di tahannya rasa sakit ini hingga hampir membuatnya pingsan “sekarang kau istirahat lah” kata sang dokter selesai mengobati luka rena sehingga mata rena menatap wajahnya yang tampak tenang itu “terimakasih banyak dok” sahut rena lirih lalu memejamkan matanya mencoba menidurkan dirinya yang sudah banyak kehilangan tenaga.

“gadis yang malang, dia pasti sangat tersiksa sudah sekolah di sini? Tapi mau bagaimana lagi sekolah lain juga sama parahnya emang para siswa produk tahun 2000 moralnya kurang sekali sampai tega membuli temannya sendiri sampai seperti ini” kata sang dokter yang juga dulu bernasib sama seperti rena namun di tahun 1998 perundungan dan perploncoan memang ada namun tidak separah di tahun 2022 ini padahal zaman sudah semakin maju namun akhlak dan moral manusia di peradaban ini anjlok total bahkan seolah kembali di zaman firaun yang punya harta dialah yang berkuasa seenaknya.

“bukk” tangan yuli mendorong tubuh lili sampai tubuh lili membentur tembok dengan keras “ah..” lili berdesis karena rasanya sakit namun yuli tidak perduli dan masih menatap wajah lili yang cantik itu dengan tajam “buka matamu dan lihat aku lilian fansition” pinta yuli dengan suara yang keras seolah sedang membentak lili sehingga mata lili perlahan terbuka dan kini mata mereka bertabrakan dengan wajah yang berjarak cukup dekat membuat nya hampir gagal fokus namun lili berusaha tetap tenang karena ia takut salah bicara sedikit saja akan membuat dirinya dalam bahaya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!