“dor..” rena menutup pintu dengan keras “huh huh huh” napasnya berat karena hormone adrenalin di tubuhnya keluar sehingga jantung rena juga berdebar dengan kencang “ah aku kenapa sih? Padahal gak ada apa apa tapi kenapa aku parno banget” kata rena saat mulai mengatur napasnya dan kini sudah merasa lebih tenang walaupun dirinya masih waspada “aku harus belajar” ya, rena akhirnya pergi ke kamarnya dan mulai focus belajar.
“aku pasti bisa bertahan” kata rena menyemangati dirinya sendiri karena rena memiliki cita cita menjadi seorang dokter sehingga rena selalu berkerja keras untuk mendapatkan ilmu dan nilai yang bermanfaat lagi bagus dari SD hingga SMA ini rena memang di biayai oleh pemerintah karena itu rena yang berprestasi di bidang akademik mendapatkan kesempatan masuk ke SMA favorit di kota penghasil kopi ini.
“tes tes..” mata rena membelalak saat sedang mengerjakan esai tiba tiba darah menetes di kertas “Ah aku mimisan lagi” rena langsung mengambil sapu tangannya yang ada di tas lalu di sumpalkan kehidungnya “jadi kotor kertasnya” kata rena saat melihat kertas itu banyak noda merah darah sehingga rena kembali menyalin ulang.
“sudah waktunya solat isya” kata rena saat melihat jam dinding sudah menunjukan pukul 7:30 malam sehingga rena kembali tayamum dan mulai solat “ya allah aku tahu tubuhku ini tidak sehat karena itu tolong sembuhkan penyakit yang ada di tubuhku dan ya allah tolong tetap lindungi lah aku dari mahluk engkau yang ingin berbuat jahat kepadaku aamiin” selesai berdoa rena langsung mengusap wajahnya dengan kedua tangan lalu segera melipat mukena dan sajadah nya.
Sebelum rena tidur rena membersihkan tempat tidurnya dengan kain bersih lalu rena membaringkan tubuhnya dan matanya menatap sebuah bingkau foto memajang gambar ayah dan ibunya yang tertempel di tembok karena posisi tidur rena miring “tes..” rena tersentak kaget saat merasakan air asin yang keluar dari matanya mulai membasahi pipinya “kenapa aku nangis sih cengeng banget” kata rena dengan suara serak sungguh rena memang harusnya tidak menangis karena ayahnya yang lebih memilih wanita lain dan meninggalkan sang ibu dan rena di rumah ini sendiri namun rena tetap merindukan sosok ayahnya itu begitupun dengan sang ibu tetapi apa daya cinta tidak bisa di paksakan sehingga rena dan sang ibu merelakan sang ayah demi membuatnya tetap bahagia walaupun mereka berdua hidup sengsara.
“deg” mata rena langsung membelalak saat lampu tiba tiba mati sehingga semua gelap begitu pun dengan pandangan mata rena yang hanya ada warna hitam “rena..” tubuh rena langsung mematung saat mendengar suara itu tepat menggema di telinganya dan kini matanya memejam rapat rapat karena rena tidak ingin melihat sosok pemilik suara itu.
“rena..” panggilnya lagi namun suaranya tetap sama terdengar tenang dan seperti suara wanita sehingga rena semakin gemetar tubuhnya karena tidak kuasa menahan rasa takutnya yang sekarang sudah mendominasi perasaan yang ada di hatinya “siapa?” suara rena serak karena semakin terisak dan rena tetap tidak ingin berpindah posisi karena untuk menggerakkan satu jarinya saja terasa sulit.
“rena..” panggilnya untuk ketiga kalinya namun kali ini jantung rena serasa ingin lepas dari tubuhnya saat di keadaan yang gelap gulita dan tidak ada setitik lentera rena merasa ada sebuah tangan yang mengalung di perutnya sehingga membuatnya sulit bernapas “hiks hiks” isakan tangis rena semakin pecah saat merasakan seorang memeluknya dari belakang namun siapa? Yang rena yakini bukan manusia seperti dirinya namun ini mahluk yang telah mengganggu ketenangan hidupnya sejak saat itu.
“maafkan aku..” kata rena dengan suara yang begitu serak namun tiba tiba ada tangan yang lembut mengusap rambutnya “rena tidur lah” entah suara itu terdengar samar namun karena rena sudah mulai kehilangan kesadaran rena seperti tidak mendengar suara itu “hihihi” tiba tiba terdengar suara tawa saat rena sudah pingsan lalu lampu kembali menyala sehingga rena kini jika terbangun bisa melihat bahwa tidak ada siapa pun di dalam kamar ini kecuali dirinya sendiri.
“wus” angin semilir lembut itu langsung menerobos cela cela etalase jendela kamar rena dan kini di kamar ini tidak ada lagi auranya yang mencekam sehingga udara di kamar ini lebih segar dan membuat suasananya nyaman sehingga rena tidak terbangun dari tidurnya di malam yang gelap dan sunyi ini.
Rena perlahan membuka matanya saat samar terdengar suara azan menggema di telinga nya “Mmm udah subuh..” rena langsung duduk dan termenung “kenapa aku mimpi buruk banget ya? Apa karena aku sendirian makanya aku merasa ada yang memeluk ku” rena mengira kejadian di luar nalar yang dirinya alami semalam hanya sebuah mimpi padahal itu adalah kenyataan.
Kini rena jam 5 subuh hendak mandi namun saat membuka pakaian atasnya rena terkejut perutnya membiru seperti sebuah luka lebam yang berasal dari pukulan tangan seseorang “lah kok tubuhku biru biru kau aku gak berantem sama siapa pun?” kata hati rena merasa keheranan namun na as bertanya pun rena tidak akan tahu jawabannya sehingga rena lebih memilik focus mandi lalu segera berwudhu.
“ya allah aku mohon tolong lindungi aku dari mahluk engkau yang ingin berbuat jahat kepadaku dan bantulah supaya aku tidak mengalami hal mistis lagi atau di ganggu kak yuli dan teman temannya lagi, aku ingin focus belajar ya allah aku mohon kabulkan lah doa ku” ya itulah doa yang di panjatkan rena dir saat selesai solat dan berzikir kepada tuhannya lalu rena pun segera bersiap siap pergi ke sekolah.
Saat keluar dari kamarnya rena mendengar suara orang mengetuk pintu sehingga rena langsung berlari untuk segera membukanya “ibu…” suara rena langsung menghilang saat membuka pintu mendapati sosok yuli dan teman temannya berdiri di hadapannya “kenapa kalian kemari?” Tanya rena kini terlihat jelas ekspresi wajahnya tampak pucat karena merasa ketakutan.
“ayo ke sekolah bareng aku?” pinta yuli sehingga rena spontan menggelengkan kepalanya “aku berangkat sendiri saja?” kata rena lirih sehingga yuli tersenyum “jangan takut kami gak akan berbuat jahat kepadamu lagi” sahut yuli penuh keramahan namun rena tetap kekeh pada pendiriannya “maafkan aku tapi aku lebih nyaman berangkat sendiri” pinta rena sehingga habis sudah kesabaran yuli.
“kau mau ikut atau aku paksa?” Tanya yuli serius dan penuh penekanan sehingga rena yang tidak punya pilihan lain langsung menganggukkan kepalanya “gadis pintar” kata yuli saat rena sudah berjalan beriringan dengannya namun setelah lama melangkah rena mulai menyadari jika jalan yang kini mereka lalui bukan lah jalan menuju sekolah sehingga rena berhenti melangkah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments