melihat mu

“PERGILAH” teriak rena sekuat tenaganya sehingga angin itu tampak hilang begitu saja dan kini suasana di ruang tamu ini begitu sunyi hingga rena mampu mendengar suara detak jantungnya yang terpompa kencang tiba tiba rena mulai membuka matanya “haa..” napas rena tersekat saat melihat sosok gadis berambut panjang dengan aora gelap itu berdiri di hadapannya “akhirnya kau melihat ku lagi” kata sosok gadis itu yang rena yakini dirinya bukan lah manusia.

“ap apa mau mu?” Tanya rena terbata bata karena begitu takutnya dirinya sekarang “aku ingin jiwa mu” jawab gadis itu lalu mulai mendekati rena yang kini tampak kacau “tolong jangan mendekat hiks” rena meminta sambil terus menyeret tubuhnya mundur karena gadis itu terus melangkah maju dengan kaki yang tidak menapak kelantai.

“bukk..” mata rena membelalak saat punggungnya menyentuh tembok sehingga dirinya kini tidak bisa berkutik lagi di hadapan gadis itu “hiks hiks” rena semakin terisak dan langsung memejamkan matanya rapat rapat karena tidak ingin melihat sosok gadis itu lebih dekat lagi “rena..” panggil gadis itu seperti suara yang sering rena dengar dikala rena sedang sendirian.

“tolong biarkan aku pulang” pinta rena namun kedua matanya masih terpejam sehingga sosok gadis itu tersenyum melihat ekspresi wajah rena yang kacau itu “rena..” panggilnya lagi sehingga kepala rena langsung menggeleng dan tangannya di satukan seolah sedang memohon “tolong lepaskan aku, aku ingin pulang” pinta rena dengan suara sama yaitu serak namun gadis itu tidak merespon sehingga karena merasa tidak ada apa pun lagi rena perlahan membuka matanya.

“terang sekali” kata rena saat melihat ruangan ini kini teran benderang karena semua lampu hidup sehingga rena bisa melihat dengan jelas “kau masih merasa takut?” suara itu jelas terdengar namun rena tidak menemukan sumbernya dimana suara itu berasal.

“tolong biarkan aku pulang?” pinta rena sekali lagi “hihihi” tiba tiba suara tawa itu kembali terdengar yang membuat tubuh rena kembali gemetar “wus” tiba tiba gadis itu muncul di hadapannya yang membuat rena ingin memejamkan matanya kembali namun anehnya rena tidak bisa melakukan itu lagi.

“apa yang terjadi?” Tanya hati rena merasa heran ketika menginginkan sesuatu tubuhnya tidak ingin merespon “kau sekarang bisa melihatku kan?” Tanya gadis itu yang berhasil membuyarkan lamunan rena sehingga reflek mata rena langsung menatap wajah gadis itu “aku bisa mengendalikan tubuh mu itulah kenapa kau tidak bisa berpaling dari ku” kata gadis itu lalu tersenyum sehingga rena tampak terkejut.

“sebenarnya kau ini siapa?” Tanya rena walaupun takut rena tetap penasaran pada sosok mahluk yang ada di hadapannya “aku penghuni rumah ini, orang orang memanggilku dengan nama opelia del kratos” mata rena membelalak saat mendengar jawaban dari pertanyaan nya “opelia del kratos? Nama itu tidak asing tapi aku gak ingat kapan pertama kali aku mendengar nama itu?” kata hati rena namun rena kembali menatap wajah gadis yang bernama opelia itu yang ternyata tidak menyeramkan kecuali aora gelap yang selalu mengelilinginya membuatnya hatinya selalu merasa takut.

“kau bisa mengendalikan tubuhku ya?” Tanya rena lirih karena merasa ragu namun opelia tersenyum sehingga jantung rena berdebar karena teringat sesuatu dan tanpa rena sadari ini opelia sudah berhadapan dengannya dengan jarak yang dekat “aku memang ingin mengendalikan tubuhmu” kata opelia sehingga kepala rena menunduk karena tidak kuat melihat wajah opelia yang begitu dekat itu terlebih poni rambutnya yang menutupi kedua matanya membuat rena menjadi takut tiba tiba mata opelia menatapnya dengan tajam.

“sebenarnya kenapa kau menginginkan aku padahal aku ini lemah dan aku juga tidak punya apa pun bahkan keinginan untuk hidup?” Tanya rena namun masih menundukkan kepalanya sehingga rena tidak bisa melihat ekspresi wajah opelia yang sempat berubah itu “karena kau lemah dan tidak punya apapun itulah alasan aku mengincar mu” jawab opelia sehingga rena terkejut dan kini kepalanya langsung terangkat sehingga cukup lama mata rena memandang wajah opelia yang cantik namun berkulit putih pucat.

“apa maksudmu?” Tanya rena karena tidak mengerti sehingga opelia tersenyum “kau di sekolah mendapatkan perundungan dan luka di tubuhmu juga tidak terhitung lagi rasa takutmu begitu besar tapi kau tidak berdaya untuk bisa lepas dari mereka Karena kau miskin dan tidak memiliki satu teman pun untuk membantu mu” jawab opelia sehingga rena menatap wajahnya dengan heran namun bibir rena tiba tiba tersenyum pahit.

“kau benar..” kata rena lirih “apa kau ingin aku membantumu?” Tanya opelia sehingga rena kembali menatap wajahnya namun kepala rena langsung menggeleng “terimakasih, tapi aku tidak ingin hal itu” jawab rena sehingga opelia tersenyum “aku bisa berikan apa pun yang kau mau bahkan membalas dendam ke mereka, apa kau tidak ingin menerima tawaran ku?” Tanya opelia sehingga rena kembali menggelengkan kepalanya.

“kenapa kau tidak mau?”

“karena kau bilang ingin jiwaku dan kau bukan lah manusia, aku seperti orang gila sekarang karena bisa bicara denganmu..” jawab rena tiba tiba kembali meneteskan air mata padahal rena sudah lelah untuk menangis namun saat dirinya tidak berdaya dan berputus asa air asin pelambang kesedihan ini selalu menetes di kedua matanya.

“berhenti menangis” pinta opelia sehingga rena segera mengusap air matanya dengan tangan “bisakah kau lepaskan aku sekarang?” Tanya rena sehingga opelia tampak marah hal itu bisa terlihat di aora kegelapan yang kini menjadi besar “tidak ada yang selamat saat keluar dari rumahku” kata opelia sehingga rena mengerti dan bibirnya tersenyum namun senyumannya kali ini berbeda seolah menunjukan rasa putus asa yang ada di dalam dirinya.

“kalo begitu bunuh lah aku?” pinta rena sehingga opelia langsung terbang dan aora kegelapan ini mulai menyebar “wuss” angin tidak lagi ramah namun rena hanya melihatnya dengan datar seolah tidak memiliki emosi lagi “ibu maafkan aku..” rena pada akhirnya kembali kehilangan kesadaran karena luka di tubuhnya mulai memberikan rasa sakit lagi terlebih tekanan yang di berikan oleh opelia semakin membuatnya sesak untuk bernapas.

“wus..” kini aora kegelapan itu kembali menghilang saat opelia mulai mendekati sosok rena yang sudah pingsan itu “dia pasti akan menyerah jika aku terus menekannya” kata opelia lalu dengan kekuatan aora kegelapannya opelia memindahkan tubuh rena ke kamarnya yang selalu beraroma bunga melati.

Sudah satu hari berlalu namun rena masih belum terbangun dari tidurnya padahal masih bernapas bahkan detak jantungnya yang lambat itu masih terdengar jelas ditelinga opelia “apa dia benar benar merasakan sakit sampai tidak bisa bangun?” kata opelia saat memperhatikan wajah rena yang baba belur bibirnya pecah dan pelipisnya terluka belum lagi kakinya juga terluka cukup parah “amoe kretus oh my opelia” suara seorang pria menyebutkan sebuah mantra sehingga pintu rumah ini terbuka dan dirinya masuk kedalam rumah yang kini tampak gelap gulita.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!