Sendiri

“nanti kalo udah istirahat mari temui dia” kata yuli sehingga lili tersadar dari lamunannya “apa kau ingin memastikannya?” Tanya lili seolah bisa membaca isi pikiran yuli “aku memang sedikit takut tapi aku tetap ingin memastikannya” jawab yuli sehingga kepala lili mengangguk “kalian harus ikut kami” pinta yuli pada teman temannya yang lain “tentu saja” satu salah satu temannya mewakili yang lain lalu lili pun kembali menatap wajah yuli yang tampak pucat itu.

“kau pasti takut, harusnya kau dengarkan aku dasar yuli bodoh” kata hati lili sebenarnya tidak ingin menjadi siswa pembuli namun karena terikat oleh janjinya yang akan menjadi sahabatnya yuli karena yuli lah seorang yang telah menyelamatkannya dari para pria yang ingin memperkosanya ketika lili sedang tersesat saat dirinya mengikuti hiking pas permukaan sehingga kini lili pun terpaksa ikut menjadi gila seperti yuli.

“rena ayo ikut saya kekantor?” pinta seorang gurung saat melihat rena hendak masuk kedalam kelasnya “baik pak” rena pun mengikuti gurunya itu pergi dan sesampai di kantor rena langsung masuk kedalam ruang kerja kepala sekolah “jadi kamu yang bernama rena asmiranda?” Tanya pak epin selaku kepala sekolah sehingga kepala rena mengangguk “kenapa selama sebulan kau tidak sekolah dan orang tuamu tidak datang saat kami panggil ke sekolah?” Tanya pak epin sehingga rena menatapnya namun kembali menundukkan kepala.

“maafkan saya pak, saya tidak bermaksud sengaja melakukan hal itu. Tapi..” tiba tiba rena menarik baju pramuka itu sehingga terlihat bekas luka di tangan kirinya baru saja mongering lalu rena juga memperlihatkan kakinya yang terluka serta luka yang ada di wajahnya “saya selama sebulan istirahat di rumah pak karena luka luka ini dan maaf saya tidak mengirim surat karena ibu tidak punya uang untuk membawa saya ke rumah sakit sedang di sekolah surat tulisan tangan orang tua tidak di terima, belum lagi ibu saya tidak bisa libur kerja karena kami butuh makan bapak kan tahu saya ini orang miskin” jelas rena menggunakan kejeniusan otaknya sehingga pak epin pun tidak bisa berkata lagi.

“jadi kau tidak sekolah karena sakit dan ibumu kerja karena itu tidak bisa datang ke sekolah, lalu kenapa kau tidak memberi tahu teman temanmu?” Tanya pak epi sehingga bibir rena tersenyum ketir lalu matanya sayu menatap wajah kepala sekolahnya yang sudah keriput itu “because iam alone in the school sir” ya rena ingin sekali mengucapkan kalimat itu supaya orang paling penting di sekolah ini tahu betapa menderitanya dirinya setiap kali menginjakan kakinya di sekolah ini namun kalimat itu hanya mampu terucap di hati rena yang sudah di balut banyak luka.

“maaf pak tapi sepertinya rumah saya terlalu jauh sama rumah teman teman sekelas saya” jawab rena lalu menundukan kepalanya karena matanya kini berkaca kaca ketika hatinya terasa nyeri “biak lah, kamu akan saya maafkan tapi rena kau tetap harus ingat ya kamu kan masuk kesini karena biayasiswa jadi bersemangatlah belajarnya” kepala rena langsung manggut manggut untuk merespon perkataan pak epin.

“iya terimakasih banyak pak, tapi apakah saya boleh bertanya pak?” kata rena serius sehingga kepala pak epin mengangguk “jika ada siswa yang ketahuan membuli siswa lain apakah itu bisa di beri hukuman?” Tanya rena tanpa merasa takut sedikit pun karena rena ingin tahu bagaimana reaksi sang kepala sekolah tentang tindakan perundungan dan perploncoan.

“rena dengarkan saya, apa kau sudah tahu jika di sekolah ini ada beberapa siswa yang kebal peraturan?” Tanya pak epin sehingga kepala rena langsung menggeleng “saya tidak tahu pak” jawab rena lirih “kau pasti tahu nama ketua osismu kan? yuliani Oscar dan teman temannya, ya mereka yang kebal terhadap aturan di sekolah ini karena orang tua mereka lah pemilik sekolah ini jadi intinya mereka melakukan apa pun tidak akan bisa di keluarkan dari sekolah ini, sekarang kau sudah memahami posisi kita kan?” jelas pak epin yang berhasil membuat air asin ini membasahi pipi rena Karena rasa sakit di hatinya begitu nyata.

“tapi mereka lah yang membuat saya terluka pak?” suara rena serak dan isakan tangisnya semakin pecah sehingga pak epin langsung berdiri lalu memeluk tubuh kurus rena “maafkan bapak yang tidak bisa membantumu ya” kata pak epin merasa menyesal karena lagi lagi mendapatkan laporan seperti ini namun lagi lagi dirinya tidak bisa berbuat apapun untuk membantu para siswanya yang telah mendapatkan perundungan.

“hiks hiks” rena langsung mengusap air matanya dengan tangan saat pak epin selesai memeluknya “maafkan saya pak jadi menangis” kata rena suaranya masih serak namun bibir pak epin langsung tersenyum “tidak apa apa kau tetap semangat ya rena?” sahut pak epin sehingga rena tersenyum dalam tangisnya “iya bapak itu pasti, terimakasih banyak pak jadi apa saya sudah boleh pergi sekarang?” Tanya rena sehingga pak epin menganggukkan kepalanya.

Setelah keluar dari kantor rena segera mengusap air matanya lalu menepuk nepuk pelan pipinya yang tirus itu “kau harus semangat rena walaupun ini sangat sulit, bismilah” kata rena menyemangati dirinya sendiri yang hampir putus asa itu “aku pasti bisa melewati ini semua, ya allah teruslah jaga aku dan bantu aku aamiin” rena langsung tersenyum saat hatinya mengucapkan kalimat itu dan kini rena merasa lebih baik untuk kembali ke kelasnya.

“kring kring” suara bel berbunyi pertanda jam istirahat telah di mulai sehingga para siswa bersuka ria namun tidak bagi rena yang cenderung takut karena kini rena pun sudah tahu siapa yuli dan teman temannya sehingga kini rasa takut itu hampir mendominasi perasaan yang ada di dalam hatinya.

“cengep” suara pintu terbuka dan benar saja baru rena berpikir rombongan geng tukang buli pasti datang kemari kini yuli dan teman temannya telah masuk kedalam kelasnya “lama tidak berjumpa, kau gimana kabarnya rena?” Tanya yuli duduk di meja rena namun kepala rena hanya menunduk karena malas menatap wajah ketos nya itu “hei jawab aku saat bertanya?” tiba tiba tangan yuli memegang dagu rena sehingga kini mata mereka bertabrakan hanya saja tatapan mata yuli sangat tajam seolah ingin membunuh rena di tempat dan tentu karena hal itu Rena sangat merasa ketakutan, namun ia tidak bisa berbuat apa-apa jika harus berhadapan dengan Yuli yang memiliki kekuasaan mutlak di sekolah ini sedang Rena sendiri tidak punya satupun teman sehingga ia lah yang harus siap menerima apapun perlakuan yang Yuli berikan meski itu sangat menyakitkan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!