“ada apa?” Tanya yuli ikut berhenti begitupun dengan teman temannya “kakak ini kan bukan jalan menuju sekolah?” kata rena lirih yang langsung di respon dengan senyuman manis oleh yuli “udah jalan aja nanti kau juga tahu aku ingin mengajakmu kemana?” sahut yuli santai lalu tangannya mengalung di pundak rena dan membawa rena kembali melangkah.
“deg” jantung rena semakin berdebar saat rena sampai di gerbang rumah tua yang ada di jalan tempat ibunya berkerja “kakak kenapa kesini?” Tanya rena mulai ingin menangis karena melihat gerbang rumah yang tampak berkarat itu semakin membuatnya ketakutan karena begitu menyeramkan “masuk lah kedalam rumah itu?” pinta yuli tepat di telinga rena sehingga membuat rena kehilangan pertahanannya untuk menahan air matanya supaya tidak jatuh.
“aku mohon biarkan aku pulang?” pinta rena dengan suara yang kini terdengar serak namun yuli hanya tertawa melihat rena tidak berdaya “kau benar benar cengeng ya, hmm kau mau masuk sendiri atau aku yang memasukan mu ke sana?” Tanya yuli dengan ekspresi sadis itu telah membunuh mental rena sehingga rena langsung berlutut di hadapannya sehingga membuat lili dan yang lainnya merasa tersentak kaget namun tidak dengan yuli yang tampak senang.
“tolong biarkan aku pulang..” suara rena sangat parau dan isakan tangisnya pecah karena saat memohon dan merendah seperti ini yuli tetap ingin menyiksanya “hahaha.. ini lah kenapa aku sangat menyukai mu rena karena kau lemah dan tidak berdaya” kata yuli lalu mengambil sebuah pisau kater di saku tasnya “ini senjata untukmu kalo ada penghuninya dan semoga kau gak akan kembali lagi ya?” selesai mengatakan itu yuli langsung memberikan pisau kater itu pada rena.
“guys bantu aku memasukan dia ke gerbang?” pinta yuli lalu teman temannya dengan terpaksa membantunya walaupun rena melawan sekuat tenaganya rena pada akhirnya hanya mendapat luka karena jumlah mereka terlampau banyak “bruakk” rena di dorong oleh yuli saat teman temannya membuka gerbang sehingga tubuh rena tersungkur di tanah yang kering lalu yuli mengunci gerbang itu sehingga rena berusaha bangun walaupun kakinya terluka.
“kakak tolong buka gerbangnya?” teriak rena dengan semua sisa tenaganya namun yuli dan yang lainnya seperti tuli dan santai saja meninggalkan rena yang terkunci itu “hiks hiks” akhirnya rena terduduk tubuhnya terasa lemas belum lagi luka perih di kakinya dan di wajahnya kini mulai menjalar keseluruh tubuhnya “kalian jahat” ya itulah kalimat yang di ucapkan mulut rena sebelum dirinya kehilangan kesadaran karena rasa sakit ini benar benar nyata sehingga tubuh rena tidak mampu menahannya lagi.
“wus..” tiba tiba semilir angin berhembus mengelilingi tubuh rena dan kini berubah menjadi kabut hitam yang mampu mengangkat tubuh rena “cengep” pintu rumah tua itu pun terbuka sendiri “bukk” kini tubuh rena yang penuh luka telah di baringkan di dalam ruang tamu rumah ini “hihihi” lagi lagi suara tawa itu terdengar sehingga membuat suasana rumah ini begitu mencekam belum lagi kurangnya pencahayaan membuat rumah ini tampak gelap walaupun malam belum tiba.
Sedang yuli dan teman temannya kini sedang berada di dalam mobil yang melaju di jalanan “yul apa ini gak berlebihan?” Tanya lili sehingga yuli meliriknya lalu kembali focus menyetir “apa maksudmu?” Tanya balik yuli sehingga lili tersenyum ketir “rena.. apa gadis itu pantas mendapatkan perundungan segila ini?” kata lili sehingga yuli tersenyum.
“sejak aku bisa melihat sosok iblis itu hidupku gak tenang, tapi semalam aku bermimpi ketemu iblis itu lagi dan dia memintaku untuk membawa rena ke rumah tua itu baru aku bisa hidup tenang lagi tanpa dia ganggu” jawab yuli terdengar ngawur namun hal itu benar adanya sehingga lili dan yang lainnya kesulitan mencerna perkataan yuli barusan.
“memang sosok iblisnya seperti apa?” Tanya lili sehingga yuli terdiam sesaat “dia sebenarnya cantik, Cuma aora gelap dan matanya yang berwarna hitam pekat itu membuatnya terlihat menyeramkan” jawab yuli sehingga lili keheranan “iblis cantik jadi ada ya?” guma lili dirinya juga sebenarnya seperti orang gila jika mempercayainya namun jika melihat ekspresi wajah yuli yang datar itu lili tahu temannya tidak lah berbohong.
“terus kalo rena mati gimana?” Tanya lili sehingga yuli mendadak menghentikan mobilnya “cekit” mereka hampir terjungkal ke depan karena tidak siaga namun yuli tampak tenang “kau benar juga ya? Kalo dia mati bagaimana, aku tidak memikirkan hal itu?” kata yuli sehingga mereka semua tampak panic “pokoknya aku Cuma ikut ikut ya kalo kami di tangkap aku akan membuat kesaksian itu” kata salah satu teman yang ada di belakang sehingga yuli dan lili terkejut.
“ya kau mau mati di sini?” Tanya yuli menunjukan amarahnya dari sorot matanya yang tajam itu sehingga temannya yang bicara tadi langsung menggelengkan kepalanya “ah maafkan aku” katanya lirih lalu menunduk kan kepalanya sehingga yuli kembali menyetir mobilnya “pokoknya kalo ada yang membongkar rahasia kita hari ini maka nyawa kalian akan hilang karena ku” kata yuli mengancam teman temannya sebelum keluar dari mobil karena kini mereka sudah sampai di sekolah.
Sedang lili hanya mengangguk samar lalu ikut keluar dari mobil “ha ah kenapa jadi semakin rumit, yuli kau juga bodoh kenapa kau mengikuti mimpi aneh itu? Apa karena kau begitu takut pada sosok yang kau bilang iblis itu?” kata hati lili sebenarnya dirinya juga tidak ingin ikut campur dalam kegilaan yang di buat yuli namun karena terikat oleh perjanjian yang dulu lili buat maka lili tidak bisa berlepas diri dari sosok yuli yang terlihat ramah itu namun kenyataannya yuli adalah si kejam yang suka menganiaya orang orang lemah.
Rena perlahan membuka matanya saat merasakan tenggorokannya terasa kering “deg” mata rena langsung membelalak saat menatap sekitarnya “ini dimana?” kata rena berusaha mendudukkan diri “ah..” rena berdesis karena setiap menggerakkan tubuhnya terasa perih “ini didalam rumah…” rena kini menyadari dirinya sedang berada di dalam rumah tua sehingga rena berusaha berdiri “bruk” tubuh rena kembali tersungkur di lantai saat mencoba berlari “huh huh huh” napas rena begitu berat dan kini matanya mulai berkaca kaca karena ingin keluar dari rumah ini namun apa daya tubuhnya terluka parah sehingga rena hanya terbaring di lantai yang dingin.
“wus” tiba tiba semilir angin yang selalu membuat rena terkejut itu mulai menyapa tubuhnya sehingga bulu kudupnya meremang “hihihi” rena langsung menutup kedua telingannya saat kembali mendengar suara tawa yang menyeramkan itu “tolong jangan ganggu aku..” pinta rena dengan suara serak karena kini rena sudah terisak untuk kesekian kalinya “wuss..” lagi lagi semilir angin ini seolah menyetuh tubuhnya yang membuat tubuh rena gemetar hebat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Indri Wulandari
baca doa donk jng cengeng dan penakut
2023-09-16
0