“kau kenapa?” Tanya lili lirih sehingga yuli menggelengkan kepalanya “apa kau pernah melihat hantu?” Tanya yuli sama lirihnya sehingga lili tampak terkejut “hantu? Ih membayangkan saja aku udah ngeri apa lagi lihat langsung” jawab lili sehingga yuli tampak melongo melihat teman sebangkunya itu ketakutan “ah begitu..” guma yuli lirih lalu kembali menatap jendela “deg” jantung yuli berdebar saat melihat sosok rena sedang duduk di samping seorang siswa berambut sangat panjang.
Sehingga yuli mengucek ucek matanya dengan tangan lalu kembali melihat ke jendela karena ruang kelas yuli berada di lantai 2 dan bangkunya kebetulan dekat dengan jendela sehingga bisa melihat lapangan sepak bola dari sini “lah ilang?” Tanya hati yuli merasa bingung namun bibirnya langsung tersenyum lega “berarti aku tadi salah lihat” kata yuli lirih lalu matanya kembali menatap ke depan tepatnya kearah guru yang sedang menerangkan materi di papan tulis.
“deg” mata yuli langsung membelalak saat melihat sosok siswa cantik berambut panjang sampai menutupi matanya dengan seragam sekolah yang berlumuran darah tersenyum kepadanya “Aaa..” yuli berteriak yang membuat lili dan semua penghuni kelas ini menjadi tersentak kaget dan langsung menatapnya.
“yul kau kenapa?” Tanya lili panic karena tidak ada angina tidak ada hujan temannya itu berteriak dengan kencang “pergi..” kata yuli yang kini sudah menangis sehingga lili semakin keheranan dan langsung memeluk tubuh yuli “tenang tenang yuli” kata lili lalu yuli pun memejamkan kedua matanya dan membalas pelukan lili dengan tubuh yang gemetar hebat.
Sedang para siswa yang lain langsung menghampiri yuli dan lili yang duduk di belakang begitu pun dengan guru “apa dia sudah tenang?” Tanya guru pada lili sehingga kepala lili menggeleng “yul kau bisa lepas aku gak, memang ada apa toh?” Tanya lili hati hati namun yuli tidak bergeming dan kedua tangannya masih memeluk erat tubuh lili.
“itu di samping papan tulis ada siswi yang berlumuran darah” kata yuli dengan suara parau sehingga mereka semua terkejut dan tampak ikut ketakutan walaupun masih siang bolong tiba tiba mereka semua langsung menatap kearah depan tepatnya di samping papan tulis namun tidak ada hal aneh atau menyeramkan di sana.
“kau mungkin salah lihat, gak ada apa apa tuh?” kata lili lirih namun yuli tidak percaya sehingga lili menatap sang guru yang juga tampak kebingungan “ya sudah yuli kamu coba geh buka matamu lihat kami, kami di sini semua kok dan gak ada apapun yang menyeramkan di kelas ini” pinta sang guru awalnya yuli tidak ingin melakukannya namun setelah merasa lebih tenang yuli pun memberanikan diri membuka matanya walaupun masih memeluk tubuh lili.
“lihat gak ada apa apa kan?” Tanya lili dengan suara lembut sehingga yuli menatap sekitarnya lalu menatap ke depan dan benar saja tidak ada sosok siswa itu lagi sehingga perlahan yuli melepas tubuh lili “apa kau mau minum?” Tanya lili saat melihat wajah yuli begitu pucat dan air asin ini masih membasahi pipinya “tidak, tapi aku mau pulang” jawab yuli sehingga lili terkejut “iya sudah kau pulang lah” sahut sang guru memberi izin sehingga lili membantu yuli mengemasi alat tulis dan buku lalu di masukan kedalam tasnya.
“kau yakin mau pulang cepat?” Tanya lili sekali lagi sehingga yuli menatapnya “aku rasa di sekolah ini ada hantu” jawab yuli namun hanya terucap di dalam hatinya sungguh saat ini yuli belum bisa jujur dengan keanehan yang kini yuli sering alami karena yuli takut tidak ada yang akan mempercayainya jika dirinya bisa melihat hantu.
Rena kini sudah pulang ke rumah dan mendapati sebuah surat saat meletakan tasnya di meja “sayang ibu malam ini tidak pulang karena ibu ikut teman teman kerja lembur di hotel tapi kau tidak perlu kuatir ibu sudah memasakan ikan goring dan sambel matah untuk mu” ya itu lah isi surat yang di tulis oleh ibu sehingga rena tampak gelisah lalu di tatapnya sekitarnya “iya ini udah sore sih jadi hal hal aneh gak ada tapi kalo nanti malam?” kata rena yang membuat bulu kutubnya meremang karena mulai ketakutan.
“udah udah mending aku mandi” rena langsung berlari menuju kamar mandi “byur byur” entah mengapa rena merasa jantungnya terpompa kencang padahal tidak ada siapapun di dalam kamar mandi ini namun hatinya terus berkata “cepat cepat” sehingga rena tampak buru buru menyiramkan air ke tubuhnya sampai tidak sadar jika lengannya masih terluka “Aah..” desis rena mulai merasakan perih yang teramat sangat di lengan kirinya “bego banget sih rena” gerutu rena pada dirinya sendiri lalu rena pun segera keluar dari kamar mandi.
Kini rena sudah berganti pakaian dan sedang duduk di tempat tidurnya “Ah aduh perih amat ya?” keluh rena saat tangan kanannya mencoba membuka perban di lengannya itu sehingga terlihat luka yang menganga dan masih memerah karena darahnya masih menggumpal “aduh kalo gini terus lenganku bisa membusuk, aku harus lebih hati hati” rena memang ceroboh dan kini dirinya menyesal karena telah membuat luka ini semakin parah.
“ya, ini perih banget..” rena hampir menangis saat menempelkan kapas yang sudah di teteskan obat merah ke lengannya “wus wus” rena meniup niup luka di lengannya itu berkali kali karena merasa kulitnya terasa terbakar “ah kenapa juga ya aku tadi gak nyusul ibu sekarang aku sendirian udah magrib pula jadi parno kalo keluar rumah” kata hati rena saat telinganya mendengar suara azan sungguh rena benar benar nyalinya akan di uji malam ini.
“aku tayamum aja deh..” kata rena saat lengan kirinya sudah sulit di gerakan sehingga selesai tayamum rena pun melaksanakan solat magrib “ya allah aku mohon lindungi aku dari mahluk mu, dan tolong kuatkan diriku aamiin” ya itulah doa yang rena panjatkan dalam hatinya di saat melakukan sujud terakhir dan selesai beribadah rena langsung ke dapur karena perutnya terasa lapar sejak tadi.
“wah beneran ada ikat mas dan sambel matah” mat arena berbinar saat menatap makanan yang ada di dalam tudung saji itu lalu rena langsung mengambil piring dan segera melahapnya namun tidak semua karena rena takut ibu belum makan sehingga rena sengaja menyisakannya.
“alhamdulilah kenyang..” kata rena senang saat selesai makan lalu rena segera mencuci piringnya “ya elah kenapa pake acara pingin pipis segala?” rena kesal pada tubuhnya yang tidak bisa di ajak kompromi padahal hatinya sudah ketakutan namun mau bagaimana lagi rena sudah kebelet sehingga rena pun memberanikan diri keluar dari rumah “bismilah” rena langsung masuk ke kamar mandi dan selesai membuang jahat rena langsung keluar dan berlari kencang menuju pintu rumahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments