marah besar

“makanya jangan miskin dan jangan lemah jadi aku menjadikan mu target kan?” kata yuli yang berhasil membuat rena mengangkat kepalanya sehingga wajah mereka berhadapan sesat karena rena kembali menundukkan kepalanya tidak kuat matanya melihat ekspresi wajah yuli yang menggila itu.

“aku ada hadiah untukmu” kata yuli lalu mengambil pisau kater dari jaketnya sehingga rena terkejut dan reflek kakinya melangkah mundur karena takut benda tajam itu melukainya “ah kenapa kau menjauh padahal aku sudah mendekatimu, dasar ngeselin” kata yuli lagi yang membuat rena akhirnya menangis karena saat rena terus melangkah mundur yuli melangkah maju sehingga tubuh rena kini membentur tembok pembatas dan pergerakannya terkunci karena yuli yang bertubuh tinggi itu sudah berdiri di depannya dengan jarak yang dekat.

“coba kau gambar bintang di lengan mu pake kater ini katanya kau jago menggambar?” pinta yuli yang membuat rena semakin terisak dan langsung menggelengkan kepalanya “hiks hiks” mulut rena tidak sanggup bicara karena terlalu takutnya dirinya belum lagi isakan tangisnya yang pecah berhasil membuat dirinya kehilangan kendali untuk menenangkan diri.

“ah baik lah kalo kau gak mau biar aku yang menggambarnya” tiba tiba tangan yuli menarik paksa tangan rena “srees” mata menyipit sebelah saat rasa nyeri dan perih mendominasi tubuhnya “ah sakit kak” keluh rena dengan suara lirih namun yuli semakin asik memainkan kater tajam itu di kulit rena sehingga rena mulai sempoyongan karena tidak kuat lagi menahan rasa sakit ini.

“brukk” tubuh rena terduduk di lantai dan tangan kirinya kini berlumuran darah karena luka itu cukup dalam tiba tiba yuli jongkok kan tubuhnya dan menatap wajah rena yang sudah pucat itu dengan tatapan mata sadis “jangan mati, ini belum seberapa” ya itulah kalimat yang di ucapkan oleh yuli sebelum rena kehilangan kesadaran setelah memastikan rena benar benar pingsan yuli pun segera melangkah kan kakinya turun dari rooftop.

“wuss” yuli langsung tersentak kaget saat merasakan hembusan angin menyapa tubuhnya “gila kenapa aku merasa takut ya padahal ini siang bolong?” kata yuli merasa aora di tangga ini begitu mencekam karena begitu sepi dan cahaya redup tidak seperti saat biasanya namun yuli tidak ingin terus berpikir karena yuli ingin segera memberitahu teman temannya supaya mereka menolong rena yang pingsan.

Rena perlahan membuka matanya “ah ini dimana?” Tanya rena dalam hatinya saat melihat ruangan yang tampak seperti ruang rawat “kau sudah sadar?” rena terkejut saat melihat seorang dokter menghampirinya “dok saya kenapa?” dokter tidak langsung menjawab pertanyaan rena karena bibirnya sedang tersenyum yang membuat rena semakin keheranan.

“kau di uks kakak kelasmu menemukan mu hendak bunuh diri?” rena tentu terkejut dengan perkataan dokter dan berusaha mengingat kejadian sebelum dirinya kehilangan kesadaran “saya gak mengingatnya tapi saya gak mungkin bunuh diri dok?” protes rena sungguh sungguh sehingga dokter itu menganggukkan kepalanya “baik lah kalo kau berpikir begitu, tapi kau harus hati hati ya jangan lagi main benda tajam lagi” kata dokter sehingga rena menganggukkan kepalanya.

“sekarang istirahat lah dulu”

“baik dok..” kata rena sehingga dokter itu meninggalkannya “aku harusnya bisa mengingatnya tapi kenapa aku benar benar lupa?” ya harusnya rena tahu apa yang terjadi sehingga rena bisa menjelaskan kepada semuanya namun na as ingatan itu terhapus begitu saja di otaknya seolah luka ini ada dengan sendirinya.

“wuss” mata rena kembali membelalak saat merasakan angin yang berhembus lembut menyapa tubuhnya “kenapa sekarang aku sering merasa di sentuh orang padahal aku sedang sendirian?” rena merasamerinding sungguh sejak rena kembali pulang dari tempat pembuangan sampah rena selalu merasa ada yang mengawasi dirinya terlebih hembusan angin yang tidak biasa ini telah membuat semuanya semakin aneh.

“kalo aku pulang nanti aku harus bicara apa sama ibu?” Tanya hati rena kembali memikirkan luka di tangan kirinya “sreekk” tiba tiba ada yang membuka korden penutup tempat tidur sehingga kepala rena menoleh “deg” jantung rena seolah ingin lepas dari tubuhnya saat melihat sosok siswa yang paling di takutinya menghampirinya.

“kau benar tidak mengingat nya?” Tanya yuli dengan wajah serius “maksud kakak?” Tanya balik rena dengan wajah yang tegang sehingga yuli tersenyum manis namun tatapan matanya begitu tajam seolah ingin membunuh rena di tempat “ah ini aneh tapi aku senang kalo kau gak ingat semuanya” kata yuli sehingga rena berani menatap wajah yuli yang cantiknya itu.

“aku tidak mengerti maksud kakak?” kata rena lirih dan kembali menundukan kepalanya karena merasa ketakutan sehingga yuli tersenyum sadis beruntung rena tidak melihatnya “sekarang aku cukup puas, hmm besok lagi mari kita main lagi ya rena?” sahut yuli ramah namun hal itu berhasil membuat rena tersentak.

“kakak tolong biarkan aku belajar dengan tenang di sekolah ini?” pinta rena lirih sehingga yuli tidak bisa mendengarnya “kau bicara apa?” Tanya yuli mendekatkan wajahnya ke wajah rena yang tertunduk itu bahkan poni rambutnya sampai menutupi matanya yang sudah berkaca kaca itu “ti.. tidak kak, aku Cuma mau bilang aku masih merasa sakit” jawab rena dan mulai menjauhkan wajahnya itu sehingga yuli tiba tiba menarik lehernya sehingga kening rena membentur kening yuli cukup keras.

“aw..” rena sedikit tersentak juga merasakan sakit berbeda dengan yuli yang tampak biasa saja “jangan sakit, karena aku suka melihatmu sakit apa lagi sampai kau menangis” kata yuli sehingga membuat rena terkejut dan reflek sehingga kedua tangannya mendorong pundak yuli dengan keras “aku bilang berhenti?” teriak rena dengan suara parau karena rena sudah menangis sekarang sedang yuli tampak melongo melihat ekspresi wajah rena yang kacau itu.

“buhahaha” tiba tiba yuli langsung tertawa lepas yang membuat rena terkejut “deg” mata rena langsung membelalak saat dan jantungnya langsung berdebar kencang saat melihat ekspresi wajah yuli yang menggila itu bahkan tubuh rena langsung gemetar karena sangat ketakutannya dirinya “kau itu benar benar lucu ya, ah sampai aku benar benar gila sekarang rasanya tanganku ini ingin mencabik cabik tubuhmu hingga hancur” kata yuli menunjukan jati dirinya yang sebenarnya sehingga rena tampak tidak berdaya karena rena sudah menjadi target keganasan yang psikopat cilik ini.

“hmm tapi kau tenang lah, aku gak akan membunuhmu dengan cepat karena aku ingin menghancurkan mentalmu dulu baru merusak tubuhnya hingga tidak tersisa lagi?” kata yuli lalu tersenyum sadis sehingga rena semakin terisak “Pyaar” tentu rena dan yuli langsung terkejut saat mendengar suara fas bunga terjatuh padahal tidak ada angin kencang atau hewan yang lewat.

Terpopuler

Comments

Indri Wulandari

Indri Wulandari

yg kuat dan tegar jng jd penakut yg ada di bully trs nti jng cemen

2023-09-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!