Agam di Incar

*Author POV

Di antara tubuh yang bergelimpangan, Maxim berjalan lihai menghindari tubuh teman-temannya itu. Tentu di belakang ada Gino yang mengekorinya. Mereka berjalan cepat menuju toilet pria di dekat lapangan upacara.

Tak sekali pun Maxim menoleh ke arah Gino. Ia benar-benar merasa panas dan tujuannya hanya ada pada Agam yang berada di balik pintu toilet itu.

Gino tersenyum sumringah. Ia benar-benar merasa puas karena mampu memperdaya pikiran Maxim. Tak seperti dugaannya, Maxim terlihat lebih mudah memanas hanya karena masalah ini ia sangkut pautkan pada Agam. Di luar dugaan, Maxim ternyata lumayan munafik menurut Gino. Maxim nampaknya masih memendam rasa ketidaksukaannya atas kehadiran Agam. Memanas hanya karena dugaan sepihak dari Gino. Gino menilai kalau Maxim masihlah menyimpan dendamnya pada lelaki tampan yang berusaha merebut jabatan Maxim, dan merebut kekasih Gino itu.

"Max.. lu kok ke toilet?" Tanya Gino sambil berlari kecil, mengikuti langkah terburu-buru dari Maxim.

Maxim tak bergeming. Ia pun nampaknya tak tertarik membalas perkataan Gino. Gino tidak tahu kalau orang yang sedang mereka cari berada di dalam sana, pun Maxim tak ingin mengatakan apa-apa padanya.

"Max!!" Seru Gino ketika melihat Maxim menarik gagang dan mendorong pintu toilet. Gino terhenti di belakang tubuh Maxim yang tengah berdiri di tengah-tengah pintu, namun ia bersikeras untuk melihat sesuatu yang berada di dalam sana.

Ia mengedarkan pandangannya, dan seketika pupil matanya membesar, mendapati sosok lelaki berkulit putih yang sejak tadi mereka cari.

Itu Agam. Ia seorang diri berada di dalam toilet, menghadap ke cermin namun tak serta merta memandang dirinya sendiri. Ia menundukkan wajahnya. Tatapan matanya kosong, dan ia tak bergerak sedikit pun ketika mendengar suara pintu toilet yang terbuka.

Tangannya terkepal kuat, kadang ia membuka kepalannya dan kemudian ia kembali mengepalkannya lagi. Ia melakukan hal itu berulang-ulang, dan tentu saja Maxim nampak mengernyit menatapnya.

"Ngapain lu disini? Lu gak liat apa? Di luar sana temen-temen kita pada kesurupan?! Lu mau melarikan diri dari tanggungjawab?" Protes Maxim. Namun, perkataannya tak lantas di balas oleh Agam. Agam lebih memilih terus menunduk dan mengerjapkan matanya dengan perlahan.

Agam hanya bergumam kecil, namun suaranya tak terdengar jelas. Merasa kesal karena tidak di hiraukan Agam, Gino pun masuk dan menabrak tubuh Maxim yang menghalanginya. Ia segera menghampiri Agam dari dekat.

"Woi!! Gak usah belagak budek deh lu!! Gue tau!! Elu dalang di balik semua ini! Elu yang udah bikin kesurupan massal ini terjadi!!"

"Sebelum lu nginjek kaki di sekolah ini, hal mistis kayak gini gak pernah terjadi!!"

"Dan semenjak kemunculan elu!! Hal-hal ini terjadi!! Elu udah ngerepotin semua orang di sekolah ini!!" Pekik Gino lagi. Namun Agam masih saja memunggungi. Ia tak gentar sedikit pun oleh bentakkan amarah Gino.

"Gino bener!! Gue sependapat!!" Sambung Maxim.

"Sebelum lu muncul!! Ini gak pernah terjadi! Dan gue gak pernah suka sama kehadiran seseorang yang bisanya cuma bikin orang susah dan buat keributan!!"

"Apalagi lu sampe buat onar di ranah sekolah kayak gini!" Maxim mengambil jeda, bermaksud untuk menghirup sedikit napas ke paru-parunya.

"Sebagai ketua osis, keselamatan dan kepentingan siswa dan siswi adalah prioritas utama buat gue, jadi.. siapa pun yang mengusik dan mengganggu ketentraman kami..."

"....Gak layak buat sekolah di sini!!" Timpal Maxim dengan tatapan penuh kebencian, hingga membuat Gino tersenyum bangga. Ia bangga mendengar kalimat itu keluar dari mulut Maxim. Karena Maxim telah membantunya menyerang Agam. Mereka berdua terdiam, menunggu reaksi yang akan di berikan Agam.

Maxim pun mengernyit, ia rasa ada yang aneh dari gelagat Agam sejak tadi. Tidak biasanya ia terdiam seperti itu. Dan lagi, sejak tadi ia terus menerus memunggungi mereka.

"Gam??" Panggil Maxim ragu.

Keraguannya semakin menjadi ketika melihat Agam merekahkan jari-jari tangannya. Ia lantas menatap kuku-kuku tangannya, dan menelengkan kepalanya kesamping.

Ia meletakkan kukunya ke permukaan cermin, menggaruk benda licin itu hingga menimbulkan bunyi denyitan yang menyakiti telinga, dan membuat gigi ngilu.

Maxim dan gino meringis mendengarnya. Mereka menutupi telinga dan tanpa sadar membuat tubuh mereka membungkuk menahan sakit.

"Ah!! Ngilu banget!!" Keluh Maxim sambil berusaha mengangkat tubuhnya yang tertunduk.

"Apa-apaan sih ni anak?!" Bentak Gino hingga membuat Agam menghentikan cakarannya. Ia terdiam, namun entah kenapa, diamnya itu membuat suasana toilet kian mencekam, membuat bulu kuduk merinding tak karuan.

Maxim bergidik dan seketika mengusap tengkuknya. Ia pun menoleh ke arah Gino, memastikan apakan Gino merasakan apa yang kini ia rasakan.

Agam melanjutkan menyakar cermin, namun kini ia membuat Maxim dan Gino kembali bergidik, seolah tak membiarkan dua orang ini merasakan perasaan normalnya. Ia bersiul merdu..

Lagu apa ini?? Seperti pernah mendengarnya.. Tidak asing.

Dari yakin 'ku teguh

Hati ikhlas 'ku penuh

Akan karunia-Mu

Tanah air pusaka

Indonesia merdeka

Syukur aku sembahkan

Ke hadirat-Mu Tuhan

Seketika juga lirik itu terngiang-ngiang di telinga Maxim dan juga Gino. Meskipun Agam hanya sekedar menyiulkannya saja.

Entah kenapa, di tengkuk bagian belakang, Maxim merasa kedinginan yang luar biasa, sampai-sampai pori-pori tangannya mengembang dan menimbul dengan besarnya.

"Hachim!!"

Baik Gino dan juga Maxim bersin beberapa kali secara bergantian. Tubuh mereka terkejut karena merasa dingin yang setiba-tiba ini.

"Hihihik..." Gumam Agam terkikik ketika telah menghentikan siulannya.

"Kalian bersin." Tambahnya lagi sambil terus terkikik. Gino mulai kesal dengan ulahnya.

"Woi!! Pemuja setan!! Ngaku aja deh!! Elu kan yang bikin semua setan di sini ngerasukin temen-temen kami?! Dan sekarang lu pura-pura kesurupan buat nipu kami?!!

Lu kira kita b*go?!" Bentak Gino hingga membuat pundak Agam yang semula naik turun karena tertawa menjadi mematung.

Tubuhnya diam terpaku, dan entah kenapa diamnya ini membuat Maxim dan Gino kembali merasa ngeri.

Agam mulai beriak. Ia menggerakkan kepalanya perlahan, menatap lurus ke arah Maxim dan juga Gino.

Sekontak!!

Ketika mereka sekontak dengan kedua bola mata Agam, merinding di tubuh mereka terasa menjalar-jalar. Membuat Gino bergidik berkali-kali. Dan yang bisa di lakukan Maxim hanya terbelalak. Dadanya terasa berhenti berdetak sekian detik. Ia tercekat.. Ludahnya tak kental, namun serasa begitu sulit untuk ditelan.

"Kurang ajar kamu!" Seru Agam datar sambil menatap sinis ke arah mereka.

Beberapa lampu penerangan di toilet langsung berkelap-kelip bak sedang di permainkan oleh anak kecil. Agam masih pada posisinya, namun Maxim memundurkan langkahnya perlahan. Langkahnya bergetar, karena Maxim pernah merasakan situasi yang sama kala itu. Rasanya bak dejavu. Peristiwa mengerikan yang ia alami di gudang dan menyebabkan dirinya, Ciko, Zaki dan yang lainnya babak belur.

Ia benar-benar tak ingin melihat Agam yang kesurupan seperti setan itu lagi. Setan bermata hijau yang mempunyai tenaga yang begitu kuat, bak seorang iblis.

"Apa lu bilang barusan?!" Pekik Gino sambil menghampiri Agam yang masih mematung. Maxim seketika tersentak melihat langkah gontai Gino pada Agam. Ia ingin menghalangi, namun tubuhnya terasa mati.

"JADI LU NANTANG GUE??" Sentak Gino sambil meletakkan tangannya di leher Agam. Ia lantas mendorong tubuh Agam, menyudutkannya ke dinding.

Melihat itu, Maxim hanya bisa sesak napas meskipun tak punya riwayat asma. Ia tak tahu, mana yang sebentar lagi akan terpelanting ke dinding terlebih dahulu.

"Saya? Nantang kamu?!" Gumam Agam datar. Dan tentu bahasa ini bukanlah bahasa yang sering di pakai Agam dalam kesehariannya.

"Banyak bacot ni bocah!!" Gino langsung mengangkat kepalan tangannya sejajar di sisi wajahnya. Ia melesatkan tangannya dengan cepat ke arah Agam.

Bugh!!

Pukulan keras terjadi, dan saat Maxim menyelis, kini tubuh Gino terduduk di atas lantai menahan sakit.

Agam tertawa cekikikan, dan suara itu bak pekikkan yang menyakiti telinga. Begitu nyaring namun tak terputus oleh tarikan napas.

Toilet yang lembab kini terasa dingin mencekam, bak di dalam kulkas yang tak memiliki banyak penerangan.

Gigil? Itulah yang kini tubuh rasakan. Tak tahu menebak rasa dingin atau panas yang terus menjalar bergantian di belakang punggung, bak sedang main kejar-kejaran.

Agam menghentikan tawanya seketika, menatap Gino dengan tatapan yang sulit di deskripsikan. Dan tolonglah, kali ini diamnya lebih terasa meremas jantung dan membuat dada berdebar tak beraturan. Menantikan apa yang akan ia lakukan selanjutnya.

Posisi Gino yang lebih rendah dari Agam tentu menjadi santapan bagus untuk Agam melayangkan kakinya ke arah Gino. Tanpa pertahanan mutlak, tubuh Gino bak melayang di bantai Agam dengan kaki kirinya. Gino terhenti ketika tubuhnya menghantam dinding dengan keras, membuat lelaki berbadan kekar ini memuntahkan darah dari mulutnya.

Tendangan kaki Agam pada perutnya benar-benar sempurna. Terasa bagai hantaman sebuah sepeda motor atau truk yang sedang melaju kencang. Belum sempat Gino mengatur napasnya, Agam sudah melangkah kembali ke arahnya.

Seolah tak puas, Agam kembali menghampiri tubuh Gino yang kesakitan. Baru beberapa langkah ia berjalan, Maxim langsung masuk di antara perkelahian mereka.

"Tolong!! Stop!!" Ucap Maxim hingga membuat Agam menghentikan langkahnya.

"Saya tau kamu bukan Agam!" Ucap Maxim, menyelaraskan bahasanya dengan bahasa yang sama dengan makhluk yang merasuki Agam.

"Tapi tolong, keluarlah dari tubuh Agam! Dan berhentilah memukul Gino!!" Pekik Maxim dengan sekuat tenaganya. Ia sudah bersiap kalau sewaktu-waktu tubuhnya akan ikut melayang seperti waktu itu karena di hajar oleh roh yang merasuki Agam.

"Kalau saya tidak mau.. Kamu mau apa?" Maxim mengernyit mendengarnya. Tubuhnya menggigil menahan getar. Namun ia tak bisa membiarkan roh itu menghajar Gino di hadapannya. Baginya, keselamatan pelajar itu penting, dan ini juga termasuk tanggung jawabnya sebagai ketua osis.

"Jadi saya harus apa supaya kamu mau mendengarkan saya?" Tanya Maxim dengan suara yang sedikit bergetar.

"Saya tak perduli kamu!! Saya harus membunuh anak itu!" Ucap Agam hingga membuat Gino tersedak mendengarnya. Ia berusaha bangkit, namun tubuhnya butuh beberapa waktu untuk dapat pulih dan melakukan itu.

"Kenapa??"

"Kenapa kamu mau melakukan itu?" Tanya Maxim sambil menatap ragu, ke bola mata Agam yang kini berwarna hijau.

"Kenapa katamu?" Agam mendengus.

"Karena dia lancang dan kurang ajar!!" Kecam Agam sambil menunjuk ke arah Gino yang sedang meringis.

"Dia memanggil kami semua!! Dia mengusik kami semua!! Beraninya kamu ya!!" Pekik Agam lagi hingga membuat beberapa bohlam di atas langit-langit toilet pecah. Maxim menutup telinganya yang terasa berdengung, tak kuat menahan lengkingan suara Agam.

"Apa maksud kamu?" Maxim mengernyit sambil menurunkan tangan dari telinganya.

"Anak itu memanggil kami!! Mengusik kediaman kami. Dia membuat kami marah!!!" Geram Agam dengan wajah yang memerah padam.

"BERANINYA DIAAAA!!" Pekik Agam dengan seluruh tenaganya. Urat dahi dan lehernya sampai keluar, tubuhnya berdiri melentik kebelakang, seolah tulang punggungnya sedang tertarik.

Apa yang hantu itu lakukan? Dia tentu menyakiti tubuh Agam.

Maxim terbelalak, apalagi Agam menjerit tanpa jeda. Wajahnya merah padam, namun ia masih menjerit kuat tanpa menarik napasnya. Maxim ketakutan, takut kalau Agam sampai kehabisan napas karena ia berteriak sepanjang pita suara Agam.

Mulutnya menganga lebar, sebesar yang ia bisa, sampai-sampai Maxim khawatir kalau itu akan merobek mulut wakilnya. Gino menutup telinganya sekuat tenaga, ia tak tahan mendengar teriakan Agam.

Bruk!!

Tubuh Agam oleng dan terhempas ke atas lantai toilet yang sedikit basah dan kotor karena pasir yang tertempel di setiap kaki siswa yang memasukinya.

Maxim terenyuh. Ia terdiam dan terpaku menyaksikan tubuh Agam yang di hempas kasar oleh sesosok roh yang baru saja memakai tubuh wakil ketua osisnya itu.

Maxim segera menghampiri tubuh Agam. Memeriksa apakah temannya itu masih bernapas. Ia membalikkan tubuh Agam yang jatuh tersungkur.

"Gam.. Agam.. Lu udah sadar??" Panggil Maxim beberapa kali sambil menggoyang-goyangkan tubuh Agam.

"Gam?? Pingsan ya?" Gumam Maxim ketika tak mendapat jawaban dari Agam. Namun telah memastikan kalau temannya itu masih bernapas.

"Bagus deh kalau raja setannya udah mati!" Sambung Gino tiba-tiba, ia telah berdiri di belakang tubuh Maxim. Menatap datar Agam yang sedang tak sadarkan diri. Maxim tercekat, dan menyelis ke arah Gino.

Melihat lelaki yang kini tergopoh sambil terus memegangi perutnya. Ia berdiri penuh getar, kesakitan sekali nampaknya.

"Belum puas lu di pukulin setan di badan Agam? Masih mau gue tambah?" Tantang Maxim kesal.

"Loh, bukannya tadi elu di pihak gue ya?! Kok sekarang lu plin plan banget sih!!"

"Lu kira gue gak punya kuping?"

"Lu kira gue gak denger kalo setan tadi bilang pelakunya adalah elu?!" Gino melotot ke arah Maxim.

"Sial*n!! Lu nuduh gue?"

"Maling teriak maling? Bodohnya juga gue terpancing ama ucapan lu tadi!" Keluh Maxim menyesali perbuatannya tadi.

"Lu sadar lagi ngomong sama siapa?!" Bentak Gino pada Maxim.

"Sama preman sekolah? Sama anak geng motor berandalan? Atau sama pengecut yang udah babak belur?" Gino mengepalkan tangannya dengan kuat, menatap Maxim penuh amarah.

"Lu gak bakal menang juga lawan gue sekarang, jadi lebih baik lu ngaku aja.."

"Kalau kesurupan massal ini, elu dalang di balik semuanya!!" Tambah Maxim hingga membuat kedua mata Gino terbelalak.

Kenapa Maxim bisa begitu percaya dengan ucapan setan yang ada di badan Agam barusan? Lagian setan tadi kenapa harus berkata jujur, dan membuat Gino terdesak.

Gino mendengus. Beberapa saat setelahnya ia terbahak hingga perut sakitnya bertambah sakit lagi. Ia tertawa sejadi-jadinya mendengar perkataan Maxim barusan.

"Elu percaya ama kata-kata dia tadi? Bisa aja kan dia pura-pura kesurupan!!"

"Diem lu brengs*k!! Gue tau dia beneran kesurupan!!" Mata Gino kembali membelalak mendengar ucapan Maxim. Namun buru-buru ia menghilangkan rasa bersalahnya, sebelum Maxim menuduhnya lebih jauh.

"Lagian elu jangan asal tuduh deh Max.. Lu punya bukti apa kalau gue adalah dalangnya?" Maxim terdiam mendengarnya.

"Lu mau bilang ke semua orang, kalau pelakunya adalah gue.. Padahal lu gak punya bukti apa pun?" Maxim masih terus terdiam, membiarkan Gino berbicara hingga ucapannya selesai.

"Bisa-bisa kali ini lu bakal bener-bener di lengser dari jabatan andalan lu itu!!" Ucap Gino hingga membuat Maxim mengepalkan kedua tangannya dengan kuat. Ia tak terima setiap orang menghina jabatan yang ingin ia capai dengan tulus, demi tercapainya visi dan misi yang telah ia buat dengan kerja keras, ia ingin tulisan tersebut dapat terealisasikan. Namun kenapa begitu banyak orang-orang yang ingin menurunkan ia dari jabatannya?

Menyedihkan!

Tiba-tiba saja sebuah suara terdengar, melenyapkan pikiran Maxim yang telah melayang jauh karena terbawa perasaan.

Drrrrt Drrrt

Suara getar sebuah ponsel. Maxim langsung tersentak, mencari tahu dari mana asal suara tersebut. Dan tatapannya terhenti pada Gino.

Gino mengeluarkan ponsel miliknya dari saku celana, ia tak lantas langsung mengangkatnya. Ia lebih memilih berjalan tertatih keluar dan meninggalkan Maxim bersama Agam di dalam toilet.

Sepertinya ia tak ingin pembicaraannya di ketahui Maxim.

"Apa?" Sayup-sayup suara Gino terdengar dari luar, namun semakin mejauh. Maxim menggelengkan kepalanya sambil menghela napas panjang dan mengalihkan pandangannya dari Gino ke Agam.

Saat tak sengaja pandangan kedua matanya menyapu lantai toilet, ia melihat sebuah kertas yang sebelumnya tak ia lihat.

Apakah kertas itu keluar dari saku celana Gino saat ia mengambil ponsel di celananya?

Sepertinya iya!

Tanpa pikir panjang, Maxim pun menjangkau kertas tersebut dan membukanya. Ia mengernyit heran ketika membuka kepalan kertas yang berbau tembakau itu.

Kedua matanya terbelalak menatap isi dari kertas tersebut.

"Tu.. Tulisan macam apa ini?"

.

.

.

.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Tazaina

Tazaina

gak papa max tambahin aja,gue tambah suka kok:v

2024-04-27

0

Zuhril Witanto

Zuhril Witanto

si Gino emang bener2 minta di gebukin massal

2024-02-19

0

shalsabella

shalsabella

tegang banget baca eps ini😳

2023-05-18

0

lihat semua
Episodes
1 Tantangan VS Pantangan
2 Berhenti atau Teruskan?
3 Note Author
4 Lukisan seorang lelaki Misterius
5 Bukan Lukisan Itu?!
6 Bencana di Mulai
7 Kesurupan?
8 Diikuti
9 K.U.N
10 Pertukaran Ludah
11 Cemburu
12 Senjataku Berfungsi
13 Ayo Bertukar
14 Kun OTW Weekend
15 Kun WeekEnd
16 Besok Senin
17 Badai Datang!
18 Kesurupan Massal
19 Agam di Rasuki
20 Agam di Incar
21 Maxim Beraksi
22 Adam or Agam?
23 Jailangkung
24 Penyelesaian
25 Menangis?
26 Sudah Ingat
27 Mau Kabur???
28 Danau Kaolin / Kulong Biru
29 Rumah Nenek-Kakek
30 Sudah Sampai?
31 Menghilang di Benteng Toboali
32 Hampir Mati
33 Mimpi atau Nyata?
34 Rukiah
35 Fakta Baru Masa Lalu
36 Siswi yang Menghilang
37 Misi Milikmu
38 Klakson Tiga Kali
39 Kuburan tak Berpenduduk
40 Mulai Curiga
41 Membalik Keadaan
42 Visual Karakter
43 Di Ganggu?
44 Persiapan
45 Pencarian
46 Buku Tahunan
47 Pencarian Informasi
48 Keterkaitan?
49 Ra?
50 Dia?
51 Sia-sia
52 Gaib atau Manusia?
53 "Kun Rubbuno Nuril Jukim"
54 Kiai
55 Ayah dan Agam
56 Malet dan Kepunen
57 Insiden Gladi Resik
58 Akibat Buruk
59 Bertemu Lagi
60 Reuni Akbar
61 Kekacauan!
62 Pak Wanto
63 Aku Melihatnya?
64 Kuntilanak Laki
65 Budak Gabek
66 Sebab Kecelakaan
67 Penyebab Luka
68 Kendalikan Diri
69 Ketahuan?
70 Indigo
71 Pengakuan
72 Hubungannya adalah...
73 Cerita Hidup Kun
74 Kun dan tante Arsya
75 Penyelesaian Kesalahpahaman
76 Murid Baru
77 Pertanda Buruk
78 Tragedi di Bukit Fathin Sungailiat
79 Gino
80 Berikan Jawabannya
81 Jadi Gila?
82 Beruang Kaya Raya Lagi
83 Ketahuan Ayah
84 Jejak Ayah
85 Kembalikan Saja
86 Lagu Syukur
87 Agam is protected
88 Taruhan
89 Niat buruk
90 Rencana Terselubung
91 Bunuh Agam
92 Pesan Untukmu
93 Abah tahu, siapa kamu..
94 Ketakutan Kun
95 Foto Para Korban
96 Sebut Nama Pak Wanto
97 Rencana Akhir Pekan
98 Menuju Tempat Bersejarah Muntok
99 Menumbing Muntok
100 K.O
101 Keceplosan
102 Takdir
103 Persiapan LKS
104 LKS H-1
105 LKS Pertama Sukses
106 Perempuan Berkebaya Hitam
107 Menuju LKS H-2
108 LKS H-2
109 Misi LKS H-2 Dimulai
110 Asas Kebersamaan
111 Selamat Tinggal Agam
112 Kehilangan
113 Beliau Kiai?
114 Beberapa Analisis
115 Darah
116 LKS H-3
117 Kesurupan Massal Lagi?
118 Kun di Sisiku
119 Don't Touch Agam!
120 Merelakan Pergi
121 About Maxim
122 Pengukuhan Pelantikan OSIS
123 Terkuak!
124 Makna Tersirat
125 Sudah mati
126 Reinkarnasi?
127 K.U.N is Back
128 Together
129 Kun Muslim?
130 Salah Masuk Kamar
131 Kamar Barend Otte
132 Terbalik
133 Tugas
134 Di Larang??
135 Kayu Utas Bangka
136 Perjalanan ke Tujuan
137 Rara Menghilang
138 Berpencar
139 Berpencar Pt. II
140 Selamat
141 Pantangan Bukit Sakral
142 Legenda Bukit Maras dan Sitambun Tulang Bangka
143 Juru Kunci Bukit Maras
144 Paku
145 Rara di Temukan!
146 Kepulangan Rara
147 Terpanggil dan Terpilih
148 Seharian di Alam Gaib
149 Memutuskan dan Kembali
150 Undangan
151 Rumah Maxim
152 Maukah Kamu Ikut?
153 Ironi
154 Garis Polisi
155 Kasus Telah di Buka
156 Darah Beruang Kaya Raya
157 Alibi Licik Barend Otte
158 Nirwana Team
159 Keanehan Korban
160 Peraturan
161 Peraturan dari Agam
162 Pembuktian dari Realisasi Peraturan Baru
163 Lindungi Tim Nirwana
164 Caraku Melindungimu
165 Suatu Hal
166 Barend Otte Mulai Bergerak
167 Jangan Khawatir, Agam..
168 Murid Baru
169 Menghidupkan Kun
170 Menyesuaikan Diri
171 Berpisah Lagi
172 Ini Adikmu
173 Selalu Agam
174 Rumahmu, Agam
175 Anak kedua ibu Dinda
176 Penjelasan Kun
177 Kekhawatiran
178 Back to School
179 Pembelaan
180 Dara Selanjutnya?
181 Pernyataan Cinta
182 Mantan ART
183 Pesan dalam Games
184 Darah or Dara?
185 Ibu Maxim
186 Natasha
187 Maksud Terselubung Agam
188 Korban Berikutnya
189 Poor Zaki
190 Jangan Ikut Campur
191 Apa Maksud Natasha?
192 Kengerian Peristiwa Enam Belas tahun Lalu
193 Paras yang Mengejutkan
194 Mengundurkan Diri
195 Bukan Papi Maxim
196 Suganda
197 Darah Keturunan
198 Pertemuan Kedua
199 Masa Lalu Natasha
200 Bela Tertangkap
201 Kejar-kejaran
202 Ujian Nirwana
203 Dimensi Berbeda
204 Penjelasan
205 Kerja Sama
206 Pemberian Buku dan Kode Perpisahan
207 Hadiah dari Tuan
208 Kami di Jemput
209 Buku Aneh
210 Ludira
211 Bunker
212 Deskripsi Bunker
213 Lorong dari Perapian
214 Gudang Lantai Tiga
215 Max Tak Terima
216 Apa Tujuan Ludira?
217 Who's Next?
218 Youre Loser !
219 Perlawanan di Mulai
220 Lingkaran Permainan
221 Jatuhnya Korban Lagi
222 Terdesak
223 Nirwana Mulai Bergerak
224 Maxim dalam Bahaya
225 Bertemu Barend Otte
226 KUN POV
227 ABU
228 Flashback
229 Cerita Kematian Kun
230 Sebab-sebab
231 Catatan Alexander di Temukan
232 Bertemu Kembali
233 Pada Zaman Dahulu
234 Perlawanan
235 Rencana
236 Persiapan Kesekian Kalinya
237 Misi Terakhir di Dalam Bunker
238 Misi Terakhir Selesai
239 Misi sukses, dengan Beberapa Korban
240 Bercanda atau Jujur?
241 OTW Malam Jum'at Kliwon
242 Kemarahan Ludira
243 Telah Tiba
244 Agam Beraksi
245 Kekacauan Parah
246 Terbongkarnya S2
247 Kehancuran Team Nirwana
248 Pengkhianatan KUN
249 Agam Pulih
250 Perjanjian Sesungguhnya
251 Wake Up!!!
252 Kebangkitan Adgam Soeganda
253 Berhadapan dengan Ludira
254 Memanfaatkan Situasi
255 Saran Kun
256 Kami Semua Bersamamu
257 Last and Begin
Episodes

Updated 257 Episodes

1
Tantangan VS Pantangan
2
Berhenti atau Teruskan?
3
Note Author
4
Lukisan seorang lelaki Misterius
5
Bukan Lukisan Itu?!
6
Bencana di Mulai
7
Kesurupan?
8
Diikuti
9
K.U.N
10
Pertukaran Ludah
11
Cemburu
12
Senjataku Berfungsi
13
Ayo Bertukar
14
Kun OTW Weekend
15
Kun WeekEnd
16
Besok Senin
17
Badai Datang!
18
Kesurupan Massal
19
Agam di Rasuki
20
Agam di Incar
21
Maxim Beraksi
22
Adam or Agam?
23
Jailangkung
24
Penyelesaian
25
Menangis?
26
Sudah Ingat
27
Mau Kabur???
28
Danau Kaolin / Kulong Biru
29
Rumah Nenek-Kakek
30
Sudah Sampai?
31
Menghilang di Benteng Toboali
32
Hampir Mati
33
Mimpi atau Nyata?
34
Rukiah
35
Fakta Baru Masa Lalu
36
Siswi yang Menghilang
37
Misi Milikmu
38
Klakson Tiga Kali
39
Kuburan tak Berpenduduk
40
Mulai Curiga
41
Membalik Keadaan
42
Visual Karakter
43
Di Ganggu?
44
Persiapan
45
Pencarian
46
Buku Tahunan
47
Pencarian Informasi
48
Keterkaitan?
49
Ra?
50
Dia?
51
Sia-sia
52
Gaib atau Manusia?
53
"Kun Rubbuno Nuril Jukim"
54
Kiai
55
Ayah dan Agam
56
Malet dan Kepunen
57
Insiden Gladi Resik
58
Akibat Buruk
59
Bertemu Lagi
60
Reuni Akbar
61
Kekacauan!
62
Pak Wanto
63
Aku Melihatnya?
64
Kuntilanak Laki
65
Budak Gabek
66
Sebab Kecelakaan
67
Penyebab Luka
68
Kendalikan Diri
69
Ketahuan?
70
Indigo
71
Pengakuan
72
Hubungannya adalah...
73
Cerita Hidup Kun
74
Kun dan tante Arsya
75
Penyelesaian Kesalahpahaman
76
Murid Baru
77
Pertanda Buruk
78
Tragedi di Bukit Fathin Sungailiat
79
Gino
80
Berikan Jawabannya
81
Jadi Gila?
82
Beruang Kaya Raya Lagi
83
Ketahuan Ayah
84
Jejak Ayah
85
Kembalikan Saja
86
Lagu Syukur
87
Agam is protected
88
Taruhan
89
Niat buruk
90
Rencana Terselubung
91
Bunuh Agam
92
Pesan Untukmu
93
Abah tahu, siapa kamu..
94
Ketakutan Kun
95
Foto Para Korban
96
Sebut Nama Pak Wanto
97
Rencana Akhir Pekan
98
Menuju Tempat Bersejarah Muntok
99
Menumbing Muntok
100
K.O
101
Keceplosan
102
Takdir
103
Persiapan LKS
104
LKS H-1
105
LKS Pertama Sukses
106
Perempuan Berkebaya Hitam
107
Menuju LKS H-2
108
LKS H-2
109
Misi LKS H-2 Dimulai
110
Asas Kebersamaan
111
Selamat Tinggal Agam
112
Kehilangan
113
Beliau Kiai?
114
Beberapa Analisis
115
Darah
116
LKS H-3
117
Kesurupan Massal Lagi?
118
Kun di Sisiku
119
Don't Touch Agam!
120
Merelakan Pergi
121
About Maxim
122
Pengukuhan Pelantikan OSIS
123
Terkuak!
124
Makna Tersirat
125
Sudah mati
126
Reinkarnasi?
127
K.U.N is Back
128
Together
129
Kun Muslim?
130
Salah Masuk Kamar
131
Kamar Barend Otte
132
Terbalik
133
Tugas
134
Di Larang??
135
Kayu Utas Bangka
136
Perjalanan ke Tujuan
137
Rara Menghilang
138
Berpencar
139
Berpencar Pt. II
140
Selamat
141
Pantangan Bukit Sakral
142
Legenda Bukit Maras dan Sitambun Tulang Bangka
143
Juru Kunci Bukit Maras
144
Paku
145
Rara di Temukan!
146
Kepulangan Rara
147
Terpanggil dan Terpilih
148
Seharian di Alam Gaib
149
Memutuskan dan Kembali
150
Undangan
151
Rumah Maxim
152
Maukah Kamu Ikut?
153
Ironi
154
Garis Polisi
155
Kasus Telah di Buka
156
Darah Beruang Kaya Raya
157
Alibi Licik Barend Otte
158
Nirwana Team
159
Keanehan Korban
160
Peraturan
161
Peraturan dari Agam
162
Pembuktian dari Realisasi Peraturan Baru
163
Lindungi Tim Nirwana
164
Caraku Melindungimu
165
Suatu Hal
166
Barend Otte Mulai Bergerak
167
Jangan Khawatir, Agam..
168
Murid Baru
169
Menghidupkan Kun
170
Menyesuaikan Diri
171
Berpisah Lagi
172
Ini Adikmu
173
Selalu Agam
174
Rumahmu, Agam
175
Anak kedua ibu Dinda
176
Penjelasan Kun
177
Kekhawatiran
178
Back to School
179
Pembelaan
180
Dara Selanjutnya?
181
Pernyataan Cinta
182
Mantan ART
183
Pesan dalam Games
184
Darah or Dara?
185
Ibu Maxim
186
Natasha
187
Maksud Terselubung Agam
188
Korban Berikutnya
189
Poor Zaki
190
Jangan Ikut Campur
191
Apa Maksud Natasha?
192
Kengerian Peristiwa Enam Belas tahun Lalu
193
Paras yang Mengejutkan
194
Mengundurkan Diri
195
Bukan Papi Maxim
196
Suganda
197
Darah Keturunan
198
Pertemuan Kedua
199
Masa Lalu Natasha
200
Bela Tertangkap
201
Kejar-kejaran
202
Ujian Nirwana
203
Dimensi Berbeda
204
Penjelasan
205
Kerja Sama
206
Pemberian Buku dan Kode Perpisahan
207
Hadiah dari Tuan
208
Kami di Jemput
209
Buku Aneh
210
Ludira
211
Bunker
212
Deskripsi Bunker
213
Lorong dari Perapian
214
Gudang Lantai Tiga
215
Max Tak Terima
216
Apa Tujuan Ludira?
217
Who's Next?
218
Youre Loser !
219
Perlawanan di Mulai
220
Lingkaran Permainan
221
Jatuhnya Korban Lagi
222
Terdesak
223
Nirwana Mulai Bergerak
224
Maxim dalam Bahaya
225
Bertemu Barend Otte
226
KUN POV
227
ABU
228
Flashback
229
Cerita Kematian Kun
230
Sebab-sebab
231
Catatan Alexander di Temukan
232
Bertemu Kembali
233
Pada Zaman Dahulu
234
Perlawanan
235
Rencana
236
Persiapan Kesekian Kalinya
237
Misi Terakhir di Dalam Bunker
238
Misi Terakhir Selesai
239
Misi sukses, dengan Beberapa Korban
240
Bercanda atau Jujur?
241
OTW Malam Jum'at Kliwon
242
Kemarahan Ludira
243
Telah Tiba
244
Agam Beraksi
245
Kekacauan Parah
246
Terbongkarnya S2
247
Kehancuran Team Nirwana
248
Pengkhianatan KUN
249
Agam Pulih
250
Perjanjian Sesungguhnya
251
Wake Up!!!
252
Kebangkitan Adgam Soeganda
253
Berhadapan dengan Ludira
254
Memanfaatkan Situasi
255
Saran Kun
256
Kami Semua Bersamamu
257
Last and Begin

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!