Kun OTW Weekend

Jam pelajaran di mulai setelah itu. Semuanya berjalan seperti biasa, dan lagi-lagi Kun menggunakan kepala Randy sebagai tempat duduknya. Berkat perkataan Kun tadi, selama pelajaran, sesekali aku menoleh ke arah Dara. Apakah perempuan itu melihat ku atau tidak.

Ia duduk sejajar denganku. Aku pada barisan pertama bangku paling belakang dekat jendela, ia pada barisan ke empat dekat pintu masuk, tapi duduk paling belakang juga.

Saat aku menoleh, ia segera merunduk, terkadang menoleh ke arah lain. Ia bersikeras untuk menghindari tatapanku. Entah kenapa.

Aku yang jarang melihatnya pun kini menyadari, kalau dia cantik juga. Matanya berbinar dan pupilnya besar. Rambutnya tergerai lurus, ia biarkan salah satu rambut menutupi kupingnya, dan yang satunya memperlihatkan telinganya.

Bentuk wajahnya mungil, begitu juga dengan bibir dan hidungnya. Kulitnya putih kemerahan, rambutnya hitam namun agak kecoklatan di beberapa bagian. Kenapa juga warna rambutnya tidak rata begitu?

"Papan tulis sudah pindah, ya?" Ucap Kun hingga membuatku mengalihkan pandanganku dari Dara.

"Apa pelajarannya, ada di wajah Dara?"

"Apasih!" gumamku mendengus hanya sekedar bisik.

"Hm, Dara barusan ngomong dalam hati.." Aku langsung terkesiap, dan segera menatap Kun.

"Ngomong apa?"

"Ngapain sih, dia ngeliat gue dari tadi?" Jawab Kun meniru perkataan Dara. Logat yang dia sampaikan jadi berbeda dari logat yang biasa ia gunakan.

"Dia gak suka kamu lihat!" Ucap Kun memperjelas.

Aku tersenyum mendengarnya. Gila!! Dia gak suka aku lihat? Padahal rata-rata perempuan lain malah cari perhatian padaku. Mungkin dia salah satu perempuan aneh yang ada di bumi ini.

***

Setelah menyatat cukup panjang, hingga buku ku penuh dengan tulisan dari penjelasan yang ku dengar mengenai materi pelajaran, bel istirahat pun berbunyi. Aku tak lantas bercengkrama atau berbasa-basi pada teman sekelasku, aku segera pergi ke mushola, karena sekarang sudah masuk waktu dzuhur. Kun terbang mengikutiku tanpa bertanya. Apa dia bisa pergi ke mushola?

Namun seraya berjalan sambil menatapnya, beberapa kali aku melihat raut marah dari wajah Kun saat aku melewati beberapa orang. Apakah mereka sedang membicarakan hal buruk padaku di dalam hati? Lalu Kun mendengarnya?

Hm, sepertinya iya.

Saat aku hampir sampai ke mushola, aku mulai mengajak Kun bicara. Sepertinya tidak ada siapa-siapa lagi disini. Wajar saja, mushola selalu sepi, apa lagi jalan menuju mushola, sangat jarang di lewati siswa dan siswi di sini.

"Kun."

"Hn?"

"Ada yang ngomongin gue?"

"Kamu tahu?" Tanyanya takjub.

Ternyata benar kan. Pantas saja Kun sejak tadi kelihatan kesal. Padahal aku yang di gosipkan, tapi ia ikut kesal ketika orang berkata buruk padaku. Sepertinya Kun adalah sahabat yang baik.

"Kelietan kok dari muka lu."

"Muka saya?" Ucapnya sambil menyentuh wajahnya sendiri. Aku hanya menggeleng sambil tersenyum tipis.

"Kamu mau kemana sih?" Tanyanya sambil menurunkan tangan dari wajahnya. Ia menatapku datar.

"Mau shalat!" Ia langsung terhenti. Matanya sedikit membelalak dan kelihatan panik.

"Hah?! Shalat? Menyembah Allah?" Aku mengernyit.

"Iya, kenapa?"

"Saya bisa terbakar kalau kamu lakuin itu!" Ucapnya kalang kabut, sambil terbang ke kanan dan ke kiri.

"Jadi?"

"Lu pengen gue gak shalat gitu?"

"Dosa tau!! Bisa-bisa lu langsung di tendang ke neraka bareng gue!!" Kun kembali terhenti.

"Siapa bilang?! Kami takut Allah!! Takut dengar adzan, ngaji, air wudhu, juga zikir!"

"Terus?"

"Saya pergi dulu yang jauh, ke tempat yang tidak terdengar adzannya!"

"Terus? Gimana caranya gue nyariin elu?"

"Saya bakal dateng kalo kamu panggil, kamu bayangkan, atau kamu bicarakan dalam hati! Tapi kalau masih ada wudhu, saya ambil jarak! Kecuali kalau wudhumu batal."

"Hm, yaudah.. Sono lu pergi!! Bentar lagi adzan!"

Buru-buru Kun pergi setelah ku bilang kalau sebentar lagi akan adzan. Jadi begitu ya, bangsa mereka juga takut dengan Allah, takut sekali tampaknya. Ia sampai terbang keteteran begitu. Tapi.. bagaimana dengan manusianya?? Kalian gak malu sama setan?

Aku tersenyum sambil berbalik meninggalkan Kun. Aku harus shalat sunah masjid dulu sebelum adzan.

***

*Author POV

Adzan indah berkumandang, buru-buru Yoyo, salah satu remaja masjid di sekolah meninggalkan tugasnya yang hampir selesai. Yoyo ini juga salah satu ketua rohis di sekolah. Ia benar-benar anak sholeh namun culun. Ia menutup kancing bajunya sampai menyekik leher. Ia juga mengenakan behel karena giginya sedikit maju. Rambutnya tersisir rapi, belah pinggir. Tapi di luar itu, dia adalah lelaki tampan yang berwibawa dan berkarisma.

"Ya Allah!! Gak sadar udah adzan!!" Keluhnya seperti merasa begitu bersalah. Beberapa anak-anak menatapnya yang sedang bergegas keluar kelas.

"Loh, gue pikir yang lagi adzan itu elu Yo, bukan ya?" Yoyo terhenti di depan kelas, yang merupakan tempat anak-anak dari kelas lain sering berkumpul untuk nongkrong.

"Mm.." Yoyo terdiam, menikmati lantunan adzan tersebut.

"Ini suara si Agam!" Singkatnya. Beberapa anak dari kelas lain yang sedang berkumpul terkesiap kaget. Itu karena sejak tadi mereka sibuk menggosipi Agam, perihal di kantin tadi.

"Agam? Sejak kapan dia ke mushola? Apa karena ada gosip dia bersekutu sama setan, jadi dia cari muka di mushola? Cara basi tau gak!!" Kecam Gino kesal. Yoyo langsung mengernyit sambil mengusap dadanya.

"Astaghfirullahaladzim!! Gin!! Lu gila ya!! Itu namanya fitnah! Emang lu punya bukti apa kalau dia bersekutu sama setan?" Gino terdiam.

"Dia selalu ada di mushola bareng gue! Dari pertama dia masuk sekolah malah! Dia tadarusan bareng gue juga selepas shalat!! Elu mana tau dia ke mushola atau enggak, emangnya lu pernah ke mushola juga? Enggak pernah kan?!" pekik Yoyo sedikit kesal. Gino kembali terdiam, begitu juga dengan anak-anak yang sibuk menggosipi Agam tadi.

"Pake nuduh Agam bersekutu sama setan lagi!! Kalau bener, ngapain coba dia rajin shalat gitu? Setan aja takut kali deket-deket dia!!" Yoyo mulai memperhatikan teman-teman kelasnya dan kelas lain yang masih nongkrong di depan kelas, harusnya mereka juga ikut ke masjid. Padahal mereka sendiri mendengar suara adzannya.

"Terus kalian ngapain disini? Udah adzan loh?!" Sindir Yoyo.

"Ooh, gue tau.. itu karena kalian golongan setan kan?" Ujar Yoyo sambil meninggalkan teman-temannya. Mereka hanya saling melirik selepas kepergian Yoyo.

*Author POV End

.

***

.

Aku yang baru selesai adzan pun mendengarkan suara langkah kaki. Langkah itu terdengar mendekatiku.

"Assalamualaikum.." Sapa seseorang. Aku yang baru menyudahi adzan segera berbalik untuk menyalami seseorang tersebut.

"Waalaikumsalam Yo." Ucapku sambil menyalaminya. Ternyata dia ketua rohis di sekolahku, Yoyo. Anaknya sopan, baik, dan lumayan ganteng. Dia orang yang pertama ku temui saat berada di mushola sekolah ini.

"Masih sepi aja Gam, kayak biasanya ni mushola?"

"Ya gak apa-apa, yang penting ada anak-anak rohis, jadi ada jamaah deh."

"Jadi siapa imamnya?"

"Elu aja Yo." Yoyo terkesiap kaget sekaligus malu.

"Elu yang adzan, jadi elu aja yang imam.." Tolaknya halus.

"Oh, yaudah."

Aku pun mengimami shalat dzuhur hari ini. Selepas shalat, aku dan Yoyo mengaji seperti biasanya, sambil membaca arti dari ayat yang kami baca. Aku juga banyak belajar dari Yoyo mengenai hadist dan juga amalan sunah yang di kerjakan Rasulullah.

Setelah berbagi ilmu, kami pun bergegas masuk kembali ke kelas untuk mengikuti pelajaran terakhir sebelum pulang. Terlebih bel masuk pun memang sudah berbunyi sejak tadi. Tapi.. ngomong-ngomong aku kebelet, mau pipis dulu. Waktunya benar-benar tepat, ketika aku melewati toilet.

Aku pun berbelok arah ke toilet. Masuk ke sana sambil menutup pintu toilet. Aku berdiri di hadapan kloset khusus lelaki. Di hadapanku ada cermin yang membias pantulan wajahku.

Aku menurunkan resleting celanaku, mengeluarkan air yang sedari tadi ku tahan. Sambil menggeliat, aku berpikir.

"Kemana perginya si Kun?" Dalam hatiku. Tiba-tiba...

"BAAA!!" Kejut Kun dari dalam cermin. Aku tersentak dan tanpa sengaja menarik resletingku ke atas.

"Ahk!!" Keluhku sambil mengernyit dengan wajah yang pucat.

"Saya merasa terpanggil.." ucap Kun santai sambil keluar dari dalam cermin.

"Sial*n!! Punya gue kejepit ini!!" Keluhku. Kun langsung menunduk menatapnya.

"Wah, itu benda yang besar!!"

"Si*l!!" Keluhku sambil menutupnya di balik calana. Rasanya sakit sekali, hampir mau pingsan!!

"Air wudhu mu batal!" Singkatnya. Pantas saja dia langsung muncul tanpa jarak, rupanya karena barusan aku membatalkan wudhu ku. Buang air seni kan membatalkan wudhu.

"Berisik!" Keluhku singkat dan datar.

"Gam!!" Ia menyapaku yang masih terpaku karena menahan rasa sakit.

"Kenapa?"

"Pulang nanti kamu kemana?"

"Ya namanya juga pulang, ya pulang ke rumah lah!"

"Begitu ya??"

"Kenapa emangnya?"

"Saya kira kamu mau ajak saya main."

"Main?" Gumamku dalam hati.

Tak lama kemudian, muncul seseorang dari luar. Ternyata itu Maxim. Aku dan dia terdiam serentak ketika bertemu pandang. Ia masuk dengan ragu, sambil mengambil tempat di ujung kloset. Membiarkan kloset yang bagian tengahnya kosong. Ia membuat jarak denganku.

"Lu di sini ternyata?" Ucapnya.

"Kenapa?"

"Pak Somad udah masuk tuh." Aku pun berpaling, hendak meninggalkannya, karena urusanku sudah selesai.

"Eh Gam.." Sapanya sambil buru-buru menutup resletingnya. Aku pun terhenti sambil memutar kepala ke arahnya.

"Barengan!" Pintanya seraya menyusulku. Aku pun menunggu, hingga kami bisa berjalan berdampingan. Aku keluar toilet lebih dulu.

"Eh Gam! Hari ini lu ikutan rapat osis lagi ya di aula, kayak kemarin."

"Ngapain?"

"Kan hari ini pelantikkan lu jadi ketua osis, gantiin gue."

"Apa?!" Seruku kaget, sambil memutar tubuhku menghadapnya, dan tanpa sadar, ada seseorang yang menabrak tubuhku dari belakang.

Tubuh mungilnya terpelanting ketika menabrakku. Dengan sigap aku menangkapnya sebelum jatuh. Mau tak mau aku malah berhadapan dengan jarak yang dekat padanya.

"Dara?!" Gumamku heran. Ia nampak mengernyit di dalam pelukanku. Kepalanya dengan cepat menoleh ke tempat yang baru saja ku masuki tadi.

"Lu dari toilet?" Tanyanya ketus.

"Iya."

"Ngapain?!"

"Kencing lah!!" Singkatku tak kalah ketusnya.

"Iiih!!! Lu pasti gak cuci tangan kan?" Aku mengerjap.

"Lupa." Singkatku dengan jujur.

"Lepasiiiiin!!!" Pekiknya. Dan tentu saja aku menuruti keinginannya. Melepaskannya hingga terjatuh ke atas lantai.

"Cowok jorok!!" Ucap Kun. Entah itu perkataan dari Kun, atau berasal dari isi hati Dara. Sepertinya ini isi hati Dara deh. Logatnya jadi beda dengan bahasa baku yang selalu di gunakan Kun.

"Sakit?" Tanyaku ketika ia meringis. Dan dengan sigap Maxim membantu Dara berdiri.

"Nyebelin banget sih!!" Pekik Dara padaku.

"Baru tau!!" Sahutku cuek sambil mengalihkan pandanganku darinya.

"Ngapain lu di luar?" Tanya Maxim heran. Aku juga heran, harusnya dia masuk ke kelas kan sekarang. Dara hanya diam, tak bergeming. Ia merapatkan mulutnya dan menatapku dengan sengit.

"Apa?" Tanyaku hingga membuatnya berjalan terlebih dahulu meninggalkanku dan juga Maxim.

"Yaudah.. kita masuk ke kelas juga." Ajak Max sambil menepuk dan menarik pundakku mengikutinya.

***

Sepulang sekolah, aku mengikuti Maxim untuk datang ke ruang aula. Di sana, sudah ramai berkumpul teman-teman satu sekolahanku.

Maxim menjelaskan panjang lebar mengenai niatnya, yaitu mengangkatku menjadi ketua osis dan menggantikannya. Namun, aku tak serta merta menerimanya. Ya tentu saja selain tidak berminat, aku merasa tidak menyelesaikan misi darinya dengan baik. Aku kan salah menandatangani lukisan saat itu.

"Jadi, gue bermaksud untuk menolak pengangkatan ketua osis yang baru ini!" Jelasku pada teman-teman.

"Kenapa Gam?" Protes Maxim padaku.

"Jelas kan Max, gue gak nyelesain tantangan lu itu. Gue salah tanda tangan!"

"Emang iya, tapi.."

"Gue tau kok lu bertanggungjawab dan adil, lu nganggep tantangan dari lu itu berhasil, tapi gue juga butuh keadilan untuk lu." ucapku, membuat Maxim dan anak-anak lain mengernyit.

"Karena gue gak berhasil, meski udah ngelaksanain tugas dari lu, jadi gue gak pantes dong jadi ketua osis."

"Jangan berdalih deh Gam, lu mau lari?" Protes Maxim lagi.

"Bukan, gue mau keadilan.. Kalau gue, lebih pantes jadi wakil ketimbang ketua.

"Alasannya?"

"Gue anak baru, jadi gue gak bener-bener tau nilai kebersamaan dari kalian semua! Gue gak ikut MOS bareng kalian!"

"Jadi apa yang kalian harepin dari orang yang gak tau apa-apa tentang kalian?" tanyaku, membuat mereka semua bungkam.

"Tentu dia lebih tau segalanya kan? Gue lebih setuju untuk di bimbing sama Maxim menjadi wakilnya, dan mengenal kalian lebih baik. Menyukseskan visi misi dari Maxim untuk kepentingan siswa. Gue udah baca, visi misi Max yang terbaik." Ucapku sambil menunjuk ke arah Maxim.

"Dan kalau masih ada yang gak setuju Maxim jadi ketua, kalian boleh ngadep gue satu-satu."

"Kalian milih gue bukan karena jiwa pemimpin yang gue milikin.."

"Tapi, karena visualnya aja kan?" Timpalku lagi, membuat mereka semakin membisu. Terlebih lagi para siswi, tentu mereka yang sangat ingin aku menggantikan Maxim, ya karena aku ganteng, katanya.

Setelah berceramah panjang lebar, kami pun menyelesaikan rapat osis, dan tetap menunjuk Maxim sebagai ketua, dan aku wakilnya.

Maxim begitu berterimakasih padaku. Namun bagiku, ia pantas mendapatkan itu. Lagi pula dia juga baik dan bertanggungjawab. Jiwa kepemimpinannya seperti sudah mendarah daging.

Aku pun segera berjalan menuju halte seusai rapat. Seperti biasa aku menunggu angkot hitam yang biasa ku naiki. Saat angkotnya berhenti, aku pun mulai masuk ke dalam. Ku lihat ada beberapa siswi dari sekolah lain. Mereka segera berbisik ketika melihatku.

"Ganteng bangeeet!!" Ucap Kun. Pasti ia sedang meniru suara hati perempuan ini.

"Maaf, gue duduk di sini ya.." Ucapku meminta izin pada mereka.

"Oh, silahkan. Gak apa-apa kok." Aku pun duduk di dekat mereka.

"Wangi banget!!" Gumam Kun lagi, yang duduk di antara mereka.

"Ada-ada aja.." gumamku sambil menggelengkan kepala.

"Kalian dari sekolah sebelah?" Tanyaku berbasa-basi. Mereka terlihat terkejut ketika aku bertanya begitu. Karena Kun membaca suara hati mereka, ku rasa mereka akan senang jika ku ajak bicara.

"Ah, iya.." Sahut salah satu dari mereka secara malu-malu.

"Nama gue Agam, salam kenal ya!!" Lanjutku sambil mengumbar senyum.

"Aku Yola!"

"Mitha."

"Cantika" Sahut mereka cepat, namun bergiliran.

"Nama kalian cantik-cantik ya.." Lakarku hingga membuat mereka tersipu.

"Kamu ini bilang begitu, memangnya suka sama mereka?" Aku menggeleng tanpa bersuara pada Kun.

Ibuku selalu minta agar aku berbuat baik dan berkata lembut pada perempuan.

"Kalau nanti ketemu, panggil ya! Jangan sombong-sombong." Ucapku lagi membuat mereka terlihat girang dan malu-malu.

"Wuuu!! Biawak!!" Sorak Kun sambil menurunkan jari jempolnya ke bawah. Apa maksud dia buaya? Dasar setan!!

Aku melihat laju mobil begitu kencang, padahal sudah hampir dekat rumahku. Aku menepuk kursi supir sambil berkata-

"Kiri pak!!" Ucapku pada supir. Supir angkot pun menghentikan laju mobilnya.

"Duluan ya.. Yola, Mitha, Cantika.." ucapku seraya turun dan memberikan ongkosku pada supir.

"Daah Agam!!" Ucap mereka serentak, angkot yang mereka naiki pun kian berderu meninggalkanku di depan rumah.

"Kamu ini baik sama semua orang begitu?" protes Kun.

"Kenapa memangnya?"

"Kalau mereka suka kamu?" Aku menghela napas.

"Kun, kita itu sesama manusia harus baik, kalau mereka suka.. ya mungkin itu bonus.. Lagian kan gue cuma basa-basi aja tadi, biar gak canggung!"

"Sama itu baik, tapi kok sama Dara di lepas? Itu kan tidak baik." Protes Kun, perihal di depan toilet cowok tadi.

"Dah lah, yuk masuk!" Ajakku sambil membuka pagar rumah.

"Bijaksana sekali!!" Keluh Kun dengan wajah yang meledek.

Aku masuk ke dalam rumah, dan ku lihat ibu sudah berada di ruang tv.

"Ibu? udah pulang?" Ibuku terkesiap, dan langsung menoleh ke arahku.

"Eh, Agam.. Udah Gam.. Hari ini kan sabtu. Jadi ibu pulang cepet." Aku pun menyalami ibuku.

"Agam ke kamar ya bu."

"Udah makan?"

"Udah bu!" Sahutku sambil menuju kamar, dan masuk ke dalamnya.

Masih ada waktu sebelum adzan Ashar, sebaiknya aku belajar dan mengulang materi yang tadi, sambil memeriksa apakah ada pr atau tidak. Meskipun besok hari minggu, tapi aku punya urusan lain nanti.

Aku mulai mengecek jadwal pelajaran hari senin, dan menyiapkan buku-bukunya. Sambil melihat apakah ada pr atau tidak.

"Ternyata ada banyak tugas dan pr? Ada ulangan biologi juga?" Keluhku.

"Gue harus baca sedikit, biar nggak lupa." Gumamku sambil membuka buku biologi yang tebal.

"Gam?" Sapa Kun yang tiba-tiba muncul di hadapanku. Aku tersentak kaget, hingga hampir terjungkal ke belakang. Jantungku berdetak kencang saking kagetnya.

"Bisa gak kalau muncul tuh gak kayak setan?" Keluhku geram. Badanku seketika menjadi lemas dan jantungku berdegup kencang.

"Salah saya apa? Saya kan memang setan." Sahut Kun. Dan si*lnya dia benar.

"Mau apa?" Tanyaku tanpa mengangkat kepala dari buku.

"Mau nanya."

"Apa?"

"Arti baper itu apa?" Tanya Kun hingga membuatku heran.

"Bawa perasaan." Sahutku.

"Kalau kepo?" Kini aku mengernyit.

"Mau tau aja!"

"Kalau julid?" Aku pun mengangkat kepala menatapnya.

"Lu baca WA gue ya?"

"WA itu apa?"

"Aish!!" Aku menggaruk kepala karena kesal.

"Lagian lu tau kata-kata itu dari mana?"

"Tadi nonton sama ibu.."

"Nonton? Nonton apa?"

"Itu loh, nonton yang orang di tabrak mobil, teriaknya sampai lima belas menit, tapi mobilnya gak sampai-sampai."

"Itu sinetron!" Sahutku.

"Sinetron?"

"Iya.. Lu gak boleh nonton itu!!"

"Kenapa?"

"Nanti lu jadi *****!"

"Jadi ibu ***** juga?" Ucapnya polos hingga membuatku kesal.

"Mau gue bunuh ya?"

"Buat apa? Saya kan sudah mati?" Balasnya lagi. Aku pun mengacak-acak rambutku saking kesalnya.

"Udah, entar gue ajak lu nonton bioskop. TV nya gede. Orangnya rame."

"Wah, yang benar?" Aku mengangguk.

"Kapan?"

"Besok ya!! Kita weekend!!"

"Asiiik!!"

"Tapi sekarang lu jauh-jauh dulu, jangan ganggu!" Usirku.

"Baik boss!!!" Serunya dengan girang.

.

.

.

Bersambung!!!!

Terpopuler

Comments

Zuhril Witanto

Zuhril Witanto

🤣🤣🤣

2024-02-18

0

Zuhril Witanto

Zuhril Witanto

Mak jleb

2024-02-18

0

Apri Liani

Apri Liani

uuuuh kangen nya ma ni Kunti laki wkwk

2023-05-13

1

lihat semua
Episodes
1 Tantangan VS Pantangan
2 Berhenti atau Teruskan?
3 Note Author
4 Lukisan seorang lelaki Misterius
5 Bukan Lukisan Itu?!
6 Bencana di Mulai
7 Kesurupan?
8 Diikuti
9 K.U.N
10 Pertukaran Ludah
11 Cemburu
12 Senjataku Berfungsi
13 Ayo Bertukar
14 Kun OTW Weekend
15 Kun WeekEnd
16 Besok Senin
17 Badai Datang!
18 Kesurupan Massal
19 Agam di Rasuki
20 Agam di Incar
21 Maxim Beraksi
22 Adam or Agam?
23 Jailangkung
24 Penyelesaian
25 Menangis?
26 Sudah Ingat
27 Mau Kabur???
28 Danau Kaolin / Kulong Biru
29 Rumah Nenek-Kakek
30 Sudah Sampai?
31 Menghilang di Benteng Toboali
32 Hampir Mati
33 Mimpi atau Nyata?
34 Rukiah
35 Fakta Baru Masa Lalu
36 Siswi yang Menghilang
37 Misi Milikmu
38 Klakson Tiga Kali
39 Kuburan tak Berpenduduk
40 Mulai Curiga
41 Membalik Keadaan
42 Visual Karakter
43 Di Ganggu?
44 Persiapan
45 Pencarian
46 Buku Tahunan
47 Pencarian Informasi
48 Keterkaitan?
49 Ra?
50 Dia?
51 Sia-sia
52 Gaib atau Manusia?
53 "Kun Rubbuno Nuril Jukim"
54 Kiai
55 Ayah dan Agam
56 Malet dan Kepunen
57 Insiden Gladi Resik
58 Akibat Buruk
59 Bertemu Lagi
60 Reuni Akbar
61 Kekacauan!
62 Pak Wanto
63 Aku Melihatnya?
64 Kuntilanak Laki
65 Budak Gabek
66 Sebab Kecelakaan
67 Penyebab Luka
68 Kendalikan Diri
69 Ketahuan?
70 Indigo
71 Pengakuan
72 Hubungannya adalah...
73 Cerita Hidup Kun
74 Kun dan tante Arsya
75 Penyelesaian Kesalahpahaman
76 Murid Baru
77 Pertanda Buruk
78 Tragedi di Bukit Fathin Sungailiat
79 Gino
80 Berikan Jawabannya
81 Jadi Gila?
82 Beruang Kaya Raya Lagi
83 Ketahuan Ayah
84 Jejak Ayah
85 Kembalikan Saja
86 Lagu Syukur
87 Agam is protected
88 Taruhan
89 Niat buruk
90 Rencana Terselubung
91 Bunuh Agam
92 Pesan Untukmu
93 Abah tahu, siapa kamu..
94 Ketakutan Kun
95 Foto Para Korban
96 Sebut Nama Pak Wanto
97 Rencana Akhir Pekan
98 Menuju Tempat Bersejarah Muntok
99 Menumbing Muntok
100 K.O
101 Keceplosan
102 Takdir
103 Persiapan LKS
104 LKS H-1
105 LKS Pertama Sukses
106 Perempuan Berkebaya Hitam
107 Menuju LKS H-2
108 LKS H-2
109 Misi LKS H-2 Dimulai
110 Asas Kebersamaan
111 Selamat Tinggal Agam
112 Kehilangan
113 Beliau Kiai?
114 Beberapa Analisis
115 Darah
116 LKS H-3
117 Kesurupan Massal Lagi?
118 Kun di Sisiku
119 Don't Touch Agam!
120 Merelakan Pergi
121 About Maxim
122 Pengukuhan Pelantikan OSIS
123 Terkuak!
124 Makna Tersirat
125 Sudah mati
126 Reinkarnasi?
127 K.U.N is Back
128 Together
129 Kun Muslim?
130 Salah Masuk Kamar
131 Kamar Barend Otte
132 Terbalik
133 Tugas
134 Di Larang??
135 Kayu Utas Bangka
136 Perjalanan ke Tujuan
137 Rara Menghilang
138 Berpencar
139 Berpencar Pt. II
140 Selamat
141 Pantangan Bukit Sakral
142 Legenda Bukit Maras dan Sitambun Tulang Bangka
143 Juru Kunci Bukit Maras
144 Paku
145 Rara di Temukan!
146 Kepulangan Rara
147 Terpanggil dan Terpilih
148 Seharian di Alam Gaib
149 Memutuskan dan Kembali
150 Undangan
151 Rumah Maxim
152 Maukah Kamu Ikut?
153 Ironi
154 Garis Polisi
155 Kasus Telah di Buka
156 Darah Beruang Kaya Raya
157 Alibi Licik Barend Otte
158 Nirwana Team
159 Keanehan Korban
160 Peraturan
161 Peraturan dari Agam
162 Pembuktian dari Realisasi Peraturan Baru
163 Lindungi Tim Nirwana
164 Caraku Melindungimu
165 Suatu Hal
166 Barend Otte Mulai Bergerak
167 Jangan Khawatir, Agam..
168 Murid Baru
169 Menghidupkan Kun
170 Menyesuaikan Diri
171 Berpisah Lagi
172 Ini Adikmu
173 Selalu Agam
174 Rumahmu, Agam
175 Anak kedua ibu Dinda
176 Penjelasan Kun
177 Kekhawatiran
178 Back to School
179 Pembelaan
180 Dara Selanjutnya?
181 Pernyataan Cinta
182 Mantan ART
183 Pesan dalam Games
184 Darah or Dara?
185 Ibu Maxim
186 Natasha
187 Maksud Terselubung Agam
188 Korban Berikutnya
189 Poor Zaki
190 Jangan Ikut Campur
191 Apa Maksud Natasha?
192 Kengerian Peristiwa Enam Belas tahun Lalu
193 Paras yang Mengejutkan
194 Mengundurkan Diri
195 Bukan Papi Maxim
196 Suganda
197 Darah Keturunan
198 Pertemuan Kedua
199 Masa Lalu Natasha
200 Bela Tertangkap
201 Kejar-kejaran
202 Ujian Nirwana
203 Dimensi Berbeda
204 Penjelasan
205 Kerja Sama
206 Pemberian Buku dan Kode Perpisahan
207 Hadiah dari Tuan
208 Kami di Jemput
209 Buku Aneh
210 Ludira
211 Bunker
212 Deskripsi Bunker
213 Lorong dari Perapian
214 Gudang Lantai Tiga
215 Max Tak Terima
216 Apa Tujuan Ludira?
217 Who's Next?
218 Youre Loser !
219 Perlawanan di Mulai
220 Lingkaran Permainan
221 Jatuhnya Korban Lagi
222 Terdesak
223 Nirwana Mulai Bergerak
224 Maxim dalam Bahaya
225 Bertemu Barend Otte
226 KUN POV
227 ABU
228 Flashback
229 Cerita Kematian Kun
230 Sebab-sebab
231 Catatan Alexander di Temukan
232 Bertemu Kembali
233 Pada Zaman Dahulu
234 Perlawanan
235 Rencana
236 Persiapan Kesekian Kalinya
237 Misi Terakhir di Dalam Bunker
238 Misi Terakhir Selesai
239 Misi sukses, dengan Beberapa Korban
240 Bercanda atau Jujur?
241 OTW Malam Jum'at Kliwon
242 Kemarahan Ludira
243 Telah Tiba
244 Agam Beraksi
245 Kekacauan Parah
246 Terbongkarnya S2
247 Kehancuran Team Nirwana
248 Pengkhianatan KUN
249 Agam Pulih
250 Perjanjian Sesungguhnya
251 Wake Up!!!
252 Kebangkitan Adgam Soeganda
253 Berhadapan dengan Ludira
254 Memanfaatkan Situasi
255 Saran Kun
256 Kami Semua Bersamamu
257 Last and Begin
Episodes

Updated 257 Episodes

1
Tantangan VS Pantangan
2
Berhenti atau Teruskan?
3
Note Author
4
Lukisan seorang lelaki Misterius
5
Bukan Lukisan Itu?!
6
Bencana di Mulai
7
Kesurupan?
8
Diikuti
9
K.U.N
10
Pertukaran Ludah
11
Cemburu
12
Senjataku Berfungsi
13
Ayo Bertukar
14
Kun OTW Weekend
15
Kun WeekEnd
16
Besok Senin
17
Badai Datang!
18
Kesurupan Massal
19
Agam di Rasuki
20
Agam di Incar
21
Maxim Beraksi
22
Adam or Agam?
23
Jailangkung
24
Penyelesaian
25
Menangis?
26
Sudah Ingat
27
Mau Kabur???
28
Danau Kaolin / Kulong Biru
29
Rumah Nenek-Kakek
30
Sudah Sampai?
31
Menghilang di Benteng Toboali
32
Hampir Mati
33
Mimpi atau Nyata?
34
Rukiah
35
Fakta Baru Masa Lalu
36
Siswi yang Menghilang
37
Misi Milikmu
38
Klakson Tiga Kali
39
Kuburan tak Berpenduduk
40
Mulai Curiga
41
Membalik Keadaan
42
Visual Karakter
43
Di Ganggu?
44
Persiapan
45
Pencarian
46
Buku Tahunan
47
Pencarian Informasi
48
Keterkaitan?
49
Ra?
50
Dia?
51
Sia-sia
52
Gaib atau Manusia?
53
"Kun Rubbuno Nuril Jukim"
54
Kiai
55
Ayah dan Agam
56
Malet dan Kepunen
57
Insiden Gladi Resik
58
Akibat Buruk
59
Bertemu Lagi
60
Reuni Akbar
61
Kekacauan!
62
Pak Wanto
63
Aku Melihatnya?
64
Kuntilanak Laki
65
Budak Gabek
66
Sebab Kecelakaan
67
Penyebab Luka
68
Kendalikan Diri
69
Ketahuan?
70
Indigo
71
Pengakuan
72
Hubungannya adalah...
73
Cerita Hidup Kun
74
Kun dan tante Arsya
75
Penyelesaian Kesalahpahaman
76
Murid Baru
77
Pertanda Buruk
78
Tragedi di Bukit Fathin Sungailiat
79
Gino
80
Berikan Jawabannya
81
Jadi Gila?
82
Beruang Kaya Raya Lagi
83
Ketahuan Ayah
84
Jejak Ayah
85
Kembalikan Saja
86
Lagu Syukur
87
Agam is protected
88
Taruhan
89
Niat buruk
90
Rencana Terselubung
91
Bunuh Agam
92
Pesan Untukmu
93
Abah tahu, siapa kamu..
94
Ketakutan Kun
95
Foto Para Korban
96
Sebut Nama Pak Wanto
97
Rencana Akhir Pekan
98
Menuju Tempat Bersejarah Muntok
99
Menumbing Muntok
100
K.O
101
Keceplosan
102
Takdir
103
Persiapan LKS
104
LKS H-1
105
LKS Pertama Sukses
106
Perempuan Berkebaya Hitam
107
Menuju LKS H-2
108
LKS H-2
109
Misi LKS H-2 Dimulai
110
Asas Kebersamaan
111
Selamat Tinggal Agam
112
Kehilangan
113
Beliau Kiai?
114
Beberapa Analisis
115
Darah
116
LKS H-3
117
Kesurupan Massal Lagi?
118
Kun di Sisiku
119
Don't Touch Agam!
120
Merelakan Pergi
121
About Maxim
122
Pengukuhan Pelantikan OSIS
123
Terkuak!
124
Makna Tersirat
125
Sudah mati
126
Reinkarnasi?
127
K.U.N is Back
128
Together
129
Kun Muslim?
130
Salah Masuk Kamar
131
Kamar Barend Otte
132
Terbalik
133
Tugas
134
Di Larang??
135
Kayu Utas Bangka
136
Perjalanan ke Tujuan
137
Rara Menghilang
138
Berpencar
139
Berpencar Pt. II
140
Selamat
141
Pantangan Bukit Sakral
142
Legenda Bukit Maras dan Sitambun Tulang Bangka
143
Juru Kunci Bukit Maras
144
Paku
145
Rara di Temukan!
146
Kepulangan Rara
147
Terpanggil dan Terpilih
148
Seharian di Alam Gaib
149
Memutuskan dan Kembali
150
Undangan
151
Rumah Maxim
152
Maukah Kamu Ikut?
153
Ironi
154
Garis Polisi
155
Kasus Telah di Buka
156
Darah Beruang Kaya Raya
157
Alibi Licik Barend Otte
158
Nirwana Team
159
Keanehan Korban
160
Peraturan
161
Peraturan dari Agam
162
Pembuktian dari Realisasi Peraturan Baru
163
Lindungi Tim Nirwana
164
Caraku Melindungimu
165
Suatu Hal
166
Barend Otte Mulai Bergerak
167
Jangan Khawatir, Agam..
168
Murid Baru
169
Menghidupkan Kun
170
Menyesuaikan Diri
171
Berpisah Lagi
172
Ini Adikmu
173
Selalu Agam
174
Rumahmu, Agam
175
Anak kedua ibu Dinda
176
Penjelasan Kun
177
Kekhawatiran
178
Back to School
179
Pembelaan
180
Dara Selanjutnya?
181
Pernyataan Cinta
182
Mantan ART
183
Pesan dalam Games
184
Darah or Dara?
185
Ibu Maxim
186
Natasha
187
Maksud Terselubung Agam
188
Korban Berikutnya
189
Poor Zaki
190
Jangan Ikut Campur
191
Apa Maksud Natasha?
192
Kengerian Peristiwa Enam Belas tahun Lalu
193
Paras yang Mengejutkan
194
Mengundurkan Diri
195
Bukan Papi Maxim
196
Suganda
197
Darah Keturunan
198
Pertemuan Kedua
199
Masa Lalu Natasha
200
Bela Tertangkap
201
Kejar-kejaran
202
Ujian Nirwana
203
Dimensi Berbeda
204
Penjelasan
205
Kerja Sama
206
Pemberian Buku dan Kode Perpisahan
207
Hadiah dari Tuan
208
Kami di Jemput
209
Buku Aneh
210
Ludira
211
Bunker
212
Deskripsi Bunker
213
Lorong dari Perapian
214
Gudang Lantai Tiga
215
Max Tak Terima
216
Apa Tujuan Ludira?
217
Who's Next?
218
Youre Loser !
219
Perlawanan di Mulai
220
Lingkaran Permainan
221
Jatuhnya Korban Lagi
222
Terdesak
223
Nirwana Mulai Bergerak
224
Maxim dalam Bahaya
225
Bertemu Barend Otte
226
KUN POV
227
ABU
228
Flashback
229
Cerita Kematian Kun
230
Sebab-sebab
231
Catatan Alexander di Temukan
232
Bertemu Kembali
233
Pada Zaman Dahulu
234
Perlawanan
235
Rencana
236
Persiapan Kesekian Kalinya
237
Misi Terakhir di Dalam Bunker
238
Misi Terakhir Selesai
239
Misi sukses, dengan Beberapa Korban
240
Bercanda atau Jujur?
241
OTW Malam Jum'at Kliwon
242
Kemarahan Ludira
243
Telah Tiba
244
Agam Beraksi
245
Kekacauan Parah
246
Terbongkarnya S2
247
Kehancuran Team Nirwana
248
Pengkhianatan KUN
249
Agam Pulih
250
Perjanjian Sesungguhnya
251
Wake Up!!!
252
Kebangkitan Adgam Soeganda
253
Berhadapan dengan Ludira
254
Memanfaatkan Situasi
255
Saran Kun
256
Kami Semua Bersamamu
257
Last and Begin

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!