Ayo Bertukar

Agam yang terpaku di tempat duduknya hanya terdiam membisu. Menatap Kun dengan wajah dan baju yang hampir memerah. Apakah kalau dia marah, maka dia akan berubah warna? Siluman bunglon kah??

Tapi, dari pengalaman yang ku dengar, kalau kuntilanak merah itu adalah yang terseram dalam jenisnya, juga yang tergalak.

Aku masih tertegun, terlebih lagi setelah mendengar Kun menyebut kalau tidak ada yang boleh menyentuh tuannya, yaitu aku. Dia sampai membelaku seperti itu, padahal ia belum lama ada bersamaku. Sedikit tersentuh sih. Jadi dia harus mendapatkan sesuatu dariku.

"Ini." Ucapku sambil meletakkan botol teh melati yang harusnya ku berikan pada Randy Di hadapan Kun, tapi berhubung Randy juga kabur bersama orang-orang yang lain, jadi ku berikan saja ini untuk Kun.

"Apa? Ini untuk saya?" Tanyanya sedikit kaget dan tak percaya.

"Ya."

"Terimakasih karena udah ngebela gue segitunya, lain kali.. elu gak perlu ikut campur urusan manusia. Bocah kayak gitu, gue bisa atasin sendiri kok."

"Wah, makasih... Rasa melati kan ya??" ucap Kun girang sambil memeluk botol yang baru saja ku berikan. Apa barusan dia tak menghiraukan ucapanku ya?

Berselang beberapa waktu kemudian, beberapa penjaga warung yang sibuk di dapur keluar dari warung mereka. Mereka terlihat heran, pasalnya kantin mendadak sepi. Padahal baru saja ada keraimaian disini. Terlebih lagi kini kantin sudah acak-acak dan berantakkan. Bak baru saja terjadi ****** beliung mini. Mereka pun tersentak dan mengeluarkan beberapa pertanyaan.

"Loh, kemana anak-anak yang pesan makanan tadi?"

"Ngeprank kah?"

"Mana kantinnya berantakkan lagi?"

"Apa ada yang abis tauran?"

"Atau udah bel masuk? Padahal mbok belum denger bunyi bel apa pun."

"Yang lainnya hilang? pergi kemana ya?"

"Kok cuma ada dua orang." Ucap beberapa ibu kantin padaku seraya mengedarkan pandangannya.

Merasa heran dan tak mendapatkan jawaban apa-apa dariku, mereka pun kembali masuk ke dapur dalam keadaan bingung. Tapi tunggu dulu, kenapa dia bilang ada dua orang? Bukankah Kun tak terlihat? Apakah mungkin...

Ada orang lain yang bersamaku?

Aku mulai mengedarkan pandanganku, dan nampak seorang perempuan berdiri di sudut kantin. Ia menatap lurus ke arahku. Aku tak mengerti arti dari tatapannya, yang ku tahu, ia hanya menatap ku tak berkedip.

Setelah aku membalas tatapannya, buru-buru perempuan itu mengalihkan pandangannya dariku, ia pergi dan meninggalkanku begitu cepat, dan lantas tak pernah berbalik sedikit pun padaku selepas kepergiannya. Aku jadi penasaran, kenapa di saat semua orang lari ketakutan, tapi ia masih berada di sana bersamaku. Meskipun dengan jarak dari ujung ke ujung.

"Dia.. Dara kan? Teman sekelas gue?" Gumamku sambil menatap kepergiannya.

"Dia itu.. menatapmu sepanjang pelajaran di kelas tadi." Ucap Kun hingga membuatku tersentak.

"Dara? Liat gue?" Ulangku.

Yang ku tahu, dari semua teman perempuan di kelasku, bahkan di sekolahku, hanya dia yang tak tampak tertarik denganku. Tempat duduknya tak terlalu jauh dariku, tapi diantara teman-teman kelasku, aku hanya tak pernah bicara dengannya. Dengannya saja. Dia itu sepertinya anak yang pendiam dan dingin. Jadi kesannya seperti sombong dan enggan bergaul dengan orang lain.

"Gak.. Gak mungkin.." Kun mengernyit bingung, tak paham maksudku.

"Apanya?"

"Ya, Dara gak mungkin liat gue terus kan." Balasku.

"Kenapa tidak?"

"Bukannya semua orang melihatmu. Saya dengar suara hati mereka, mereka mencintaimu, dan yang lelaki iri padamu." Aku tersentak, lalu mengernyit.

"Denger suara hati?" Kun mengangguk.

"Iya.. Saya bisa dengar suara hati manusia." Aku kembali terkesiap.

"Jadi selama ini lu bacain isi hati gue juga?!" Kun mengernyit.

"Emangnya kamu koran?"

"Terus kenapa kamu suka sekali menuduh orang?" Aku langsung menoleh cepat ke kiri dan ke kanan.

"Mana?? Yang mana orang??"

"Anggap saja saya." Aku meringis masam. Sudah jadi setan, masih mau di panggil orang. Harusnya kan, mereka di panggil jurig atau demit.

"Kamu tak bisa saya baca.. gak tahu kenapa. Mana tidak bisa di bunuh juga!" Kini gantian aku yang mengernyit.

"Bohong!! Mana mungkin sih lu ngomong bener, lu kan setan."

"Kalau saya bisa baca isi hati kamu, kenapa saya harus minta dan tanya sesuatu dulu padamu, kalau bisa.. saya baca saja isi hati dan pikiranmu, tentu saya bisa ngerti tanpa nanya-nanya dulu."

Aku terdiam. Benar juga sih. Kemarin dia juga nanya sampai ke hal yang tidak penting, seperti google dan semacamnya. Kalau dia bisa baca isi hatiku, tentu dia tahu kalau aku tidak mau menjelaskan arti google padanya karena malas, kan. Tapi dia sepertinya memang tak bisa membaca isi hatiku. Syukurlah.

Apa ini juga alasan di balik wajah marah Kun ketika mantan Lian dan teman-temannya datang?

"Jadi.. pas gerombolan tadi datang ke meja gue, lu udah baca isi hati mereka, makanya muka lu jadi berubah marah pas mereka datang?" Terka ku.

"Ya! Mereka mengumpatmu di dalam hati. Saya kesal mendengarnya."

"Terus, mereka juga punya niat buruk habis ini." Aku tersentak mendengarnya.

"Niat buruk?" Kun mengangguk.

"Niat apa itu?" Kini ia menggeleng.

"Saya gak mau kasih tahu kamu."

"Kenapa? Barusan tadi lu bilang dan mau kasih tau gue, kenapa sekarang gak mau kasih tau?"

"Saya bilang pas itu sudah terjadi kan, kalau belum terjadi, saya gak mau bilang." Aku mendecak lidah mendengarnya.

"Katanya gue tuan lu, tapi kok gak mau kasih tau."

"Kalau kamu mau, kamu bisa mendengarkan isi hati mereka sendiri." Aku mengerutkan dahi membuat alisku hampir bertautan.

".....Caranya?"

"Pertukaran ludah."

Lagi-lagi Kun mengatakan tentang hal itu. Kenapa dia terkesan begitu memaksa agar aku melakukan pertukaran itu? Apa dia punya niat buruk di balik semua itu? Apa pertukaran ludah itu semacam perjanjian? Dan aku tahu, tidak ada perjanjian yang baik jika di lakukan bersama sebangsa mereka. Itu sama saja dengan musrik, dan bersekutu dengan setan itu tidak baik.

"Gak, gue gak mau!" Tolakku untuk kesekian kalinya.

"Kenapa? Kamu bisa baca hati manusia dengan kekuatanku. Jadi kamu bisa mendengarkan apa yang mereka katakan, dan kamu bisa tahu mana yang munafik dan mana yang sungguh baik." Aku terdiam sesaat, menyerna kalimatnya.

"Itu yang gue dapetin, nah kalau gue lakuin itu, tentu lu juga pasti ingin dapetin sesuatu kan dari gue?" Di luar dugaan, Kun malah mengangguk dan tak menyangkal dugaanku sedikit pun.

"Memang."

"Jadi bener."

"Saya cuma mau merasakan perasaan manusia. Dan mendengarkan isi hatimu."

Apa benar cuma itu? Kenapa terdengar sederhana sekali niatannya? Tapi, aku tidak boleh langsung percaya pada ucapannya. Manusia yang sudah akrab dengan kita pun bisa berkhianat, apa lagi sebangsa Kun yang baru ku kenal kemarin. Kalau selepas bertukar ludah, bagaimana kalau bayarannya adalah nyawaku? Karena permintaan bangsa mereka ini biasanya tidak main-main dan mengerikan, pasti bayarannya juga setimpal dengan apa yang sudah ia berikan.

"Gak, gue gak percaya." Balasku.

"Tidak apa-apa." Sahut Kun sambil membuka botol teh dan meminumnya. Seketika baju dan kulitnya yang tadi sempat memerah, berubah memutih seketika. Seperti warna yang luntur oleh cairan pemutih. Aku hanya terkesiap dan menatapnya berulang-ulang. Terkesima dengan apa yang barusan terjadi.

"Waaah!! Air melati ini enak!! Manusia itu macam-macam ya idenya." Komennya dengan mata yang berbinar pada minuman yang ku berikan.

.

*Author POV

Di kelas Lian, nampak Lian sedang membaca novel sambil terus memegang mawar pemberian Agam. Ia tersentak begitu melihat beberapa orang berlarian masuk ke dalam kelas dengan napas yang terengah-engah.

"Kenapa sih?" Keluh Lian sambil menatap Naura yang baru saja menghempaskan tubuhnya ke kursi sambil berseloyoran, meletakkan kepalanya di atas meja.

"Gila gila!!" Ucap Naura sambil mengangkat kepalanya, dan mencondongkan tubuhnya ke arah Lian.

"Gila apanya?" Tanya Lian sambil menggerek kursinya mendekat ke arah Naura.

"Tadi, si Gino cari gara-gara sama Agam di kantin!!" Perkataan Naura langsung saja membuat Lian spontan dan menutup buku novel yang sedang ia baca, sambil beranjak dari bangkunya.

"Apaan sih!!! Maunya apa coba tuh anak?!"

"Eeeh, sabar-sabar!!" Naura menarik tangan Lian agar kembali duduk ke bangkunya.

"Terus Agam gimana? Dia gak apa-apa kan? Dia gak di pukulin Gino kan?"

"Bener-bener ya tuh orang, udah pacarannya kasar dan main tangan! Terus dia selalu aja ngehajar cowok-cowok yang ngedeketin gue!! Maunya apa coba?!!"

"Sabar Li!! Gue kan belum selesai ngomong!! Lu kayak bajaj aja, berentetan kemana-mana gak pake berenti!!" Lian pun terdiam mendengar perkataan Naura.

"Agam gak apa-apa kok." Lian segera menghela napas panjang.

"Syukur deh, aduuh.. gue jadi panik.. takut dia di pukulin Gino!" Ucap Lian sambil mengusap dadanya.

"Tadi.. sempet mau di pukulin sih, tapi.. tiba-tiba..." Lian mengernyit, sedikit kesal ketika Naura menggantung kalimatnya.

"Tiba-tiba apa?" Naura menenggak ludahnya.

"Tiba-tiba aja, angin kenceng dateng.Terus piring, cangkir, sama kursi-kursi plastik yang ada di kantin pada melayang!" Lian mengernyit heran. Merasa bingung sekaligus tak percaya dengan ucapan Naura.

"Apaan sih? Ada ****** beliung mendadak gitu di kantin?"

"Bukan gitu Li!! Tiba-tiba aja angin kenceng dateng pas Gino mau mukul Agam.. seketika, kita semua yang ada di kantin merasa merinding gitu deh.. Kayak gimana gitu rasanya!"

"Kayak gimana maksudnya?"

"Kayak ada yang ngelindungin Agam.." Bisik Naura hingga tanpa sadar membuat bulu kuduk Lian ikut berdiri.

"Iih!! Jangan nakutin deh!!"

"Beneran! Buat apa sih gue bohongin lu!! Secara ni ya, gue tuh ada di kantin tadi! Gue liat, dan gue rasain juga!" Lian terdiam.

"Sebelumnya, kemarin Agam gak masuk sekolah.. Sakit.. Terus sebelum dia gak masuk sekolah, dia kerasukkan kan di gudang.."

"Dia juga katanya udah masuk dan nandatanganin sesuatu di gudang, pakai spidol merah! Tapi kok, gak sesuai gosip, harusnya.. dia udah gak ada kan sekarang, kayak korban yang udah-udah."

"Hush!! Lu nyumpahin Agam?!" Bentak Lian pada Naura.

"Bukan itu sih inti yang gue maksud Li.."

"Maksud gue itu, apa Agam.."

"Udah deh, lu jangan ngomongin itu lagi! Gue merinding nih!! Terus badan gue jadi gak enak rasanya."

"Yaudah deh, gue diem!!"

***

Sementara itu di kelas Gino, ia sibuk menyuruh temannya untuk mengipas tangannya dengan buku. Ia merasa tangannya menjadi perih dan kesakitan.

"Belum juga nonjok, udah K.O aja lu Gin! Gimana kalau berantem beneran!"

"Lagian gua dulu se SMP sama Agam, dia kan juara silat.. Menang mulu' di turnamen, tapi pas masuk SMA, kayaknya dia fokus ke pelajaran akademis aja, dulu dia akademis sama non akademisnya jago semua. Perfect banget!!"

"Jadi maksud lu, Gino bakal beneran K.O sama dia, kalau seandainya jotos beneran?"

"Pastinya!!" Gino mengepalkan kedua tangan mendengar perkataan temannya.

"Diem lu!! Gue gak tau, tiba-tiba rasa tangan gue panas pas mau nonjok dia! Mana ada angin kenceng lagi!!"

"Bener juga lu, pas ada angin kenceng, badan gue rasanya jadi gak enak."

"Jadi kayak merinding gitu."

"Iye bener.. Kirain gue doang yang ngerasain gituan, ternyata elu juga ya?" Gino mengerjapkan mata mendengarnya.

"Bener juga, gue juga ngerasa gitu..  apa jangan-jangan..."

"Jangan-jangan apa?"

"Si Agam bersukutu ama setan lagi."

"Hush!! Jangan asal ngomong deh lu kalau gak ada bukti!"

"Lu mau bukti apa lagi? Lu tau kan kalau Agam udah nandatanganin lukisan angker di gudang, tapi gak ada yang terjadi ama dia tuh.. dia gak apa-apa sampai sekarang."

"Iya juga ya, kalau dari gosip yang beredar sih, harusnya si Agam udah mati!"

"Tapi kan dia juga sempet kerasukan kemarin, jadi gak mungkin kalau dia bersekutu kan, kalau dia gak kesurupan, baru gue yakin dia bersekutu.. Artinya emang gak ada yang terjadi ama dia.."

"Iya, cewek kelas kita aja kemarin bilang kalau Agam sakit dan gak masuk sekolah karena abis kesurupan. Artinya dia juga ngerasa efek dari tu setan!"

"Apa jangan-jangan, setannya cewek lagi, terus demen sama si Agam, jadi Agam di tempelin!!" Perkataan mereka lantas membuat Gino menghantam meja dengan kakinya.

"Apa-apaan sih kalian semua!! Jadi kalian mau bilang kalau gak cuma manusia yang demen Agam, tapi setan juga?!!" Bentak Gino tidak terima.

"Apaan sih lu Gin, sensi amat!! Kayak cewek dateng mens tau!!"

"Elu bikin kesel sih!! Lagian gue setuju ama omongan lu barusan." Temannya mengernyit tak mengerti.

"Dari pada ngeduga-duga, kenapa gak kita buktiin aja.. hm.." Ucap Gino sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Maksud lu.." Gino mengangguk.

"Iya.. Maksud gue itu."

"Ah, gila lu Gin!!"

"Gue gak mau ah!!"

"Penakut lu, brengs*k!"

"Jadi.. siapa yang mau ikutan?" Mereka saling memperhatikan satu sama lain, tanpa langsung menjawab pertanyaan Gino.

*Author POV End

***

Kun tersenyum  sendiri sambil menikmati tegukkan teh terakhirnya di botol. Aku jadi sedikit merinding kalau melihatnya tersenyum tanpa sebab seperti itu.

"Kenapa lu Kun?"

"Mereka menceritakan saya dan kamu sejak tadi." ucap Kun hingga membuatku mengernyit.

"Kok lu tau?"

"Tau lah, setiap manusia yang menceritakan bangsa kami, maka.. kami akan muncul di sekitarnya, di dekatnya. Mengacaukan perasaan mereka, dan membuat mereka bergidik." Aku mengernyit.

"Pantesan aja, setiap bercerita hantu, pasti merinding. Artinya kalian muncul di dekat kami gitu?"

"Bukan cuma bercerita saja, saat kalian membayangkan, atau mengucapkan dalam hati, maka kami akan hadir di dekat orang tersebut."

"Tapi kok lu masih disini, katanya lu bakal hadir di dekat mereka?"

"Kamu kan cerdas, pasti tau kan dengan istilah ghaib?" Aku terdiam.

"Saya ada di sini, juga di antara orang-orang yang menceritakan saya. Walau yang menceritakan saya sejauh di belahan bumi lain, maka saya tetap ada di sana juga, dan saya juga bisa tetap ada di kamu."

"Itulah ghaib kan?"

Bener juga perkataannya. Lagi pula, apa yang sedang mereka katakan? Apakah mereka curiga padaku, karena tadi Kun sempat membantuku?

"Mm, mereka ngomongin apa?"

"Kamu, bersekutu dengan setan!" Ucap Kun hingga membuat mataku terbelalak. Apa-apaan mereka? Kenapa sampai berpikiran kalau aku seperti itu?

"Apa-apaan?!!" Keluhku.

"Kenapa mereka mikir gue bersekutu dengan setan?!"

"Apa karena.. tadi elu nolongin gue?"

"Mungkin.."Singkat Kun.

"Udah gue duga, harusnya elu gak usah nolongin gue tadi."

"Kamu marah?" Aku menatap wajah polos Kun. Yah, aku hanya bisa menghela napas panjang saja. Untuk apa juga aku marah padanya, seperti anak kecil yang ngambekkan aja.

"Gak kok, biasa aja."

"Kenapa?"

"Karena gue gak perduli omongan orang." Singkatku. Ku lihat kedua alis Kun terangkat, ia membuka lebar matanya menatapku. Kagum nampaknya.

"Pikiran kita sama." Singkat Kun juga.

"Ada banyak kesamaan pada kita, saya juga gak perduli omongan para hantu."

"Maksudnya?"

"Hantu juga gosipin elu? Karena main ama manusia?"

"Pintar!"

"Gilasih, setan ama manusia sama-sama hobi gosip."

"Itu kan hobi setan, manusianya aja yang ikutan. Mana gosipnya kadang fitnah lagi, di telan mentah-mentah! Lebih parah dari setan! Ucap Kun hingga membuatku terbahak.

Sumpah, dari semua teman-temanku, dari SD sampai SMA, rasanya cuma Kun yang cocok dengan pemikiranku. Sayangnya dia ini hantu, kalau manusia, mungkin aku akan mengangkatnya menjadi saudara. Pasti ibu gak keberatan, aku kan anak tunggal.

"Yah, pada dasarnya manusia suka membuang-buang waktunya untuk mikirin orang lain, bahkan saat orang itu gak mikirin mereka." Ucapku.

Aku lihat Kun terdiam menatapku. Ekspresinya tiba-tiba saja berubah. Apa ia ingin mengatakan sesuatu padaku?

"Sebenarnya, saya tidak boleh mengatakan ini.. jadi saya bingung. Tapi saya suka pemikiran kamu. Kamu cerdas."

"Mau ngomong apa emangnya?"

"Saya bisa dapat pelanggaran kalau mengatakannya langsung."

"Jadi, clue saja ya."

Mau ngomong apa sih dia? Serius sekali nampaknya.

"Hari senin nanti..

Akan ada badai."

"Dan kamu, adalah tujuannya."

.

.

.

Bersambung...

.

.

.

.

Hai readers, maap yaa, di bab kali ini author lagi gak enak badan, semoga gak mengurangi kualitas tulisan author...

Jadi happy reading yaa..

Tetap jaga kesehatan semuaa 🤗

Terpopuler

Comments

Zuhril Witanto

Zuhril Witanto

apa maksudnya geng Gino mau bikin onar ma agam

2024-02-18

0

Zuhril Witanto

Zuhril Witanto

gak usah makan melati Kun minum teh nya aja🤭

2024-02-18

0

Zuhril Witanto

Zuhril Witanto

apa cewek itu bisa liat Kun

2024-02-18

0

lihat semua
Episodes
1 Tantangan VS Pantangan
2 Berhenti atau Teruskan?
3 Note Author
4 Lukisan seorang lelaki Misterius
5 Bukan Lukisan Itu?!
6 Bencana di Mulai
7 Kesurupan?
8 Diikuti
9 K.U.N
10 Pertukaran Ludah
11 Cemburu
12 Senjataku Berfungsi
13 Ayo Bertukar
14 Kun OTW Weekend
15 Kun WeekEnd
16 Besok Senin
17 Badai Datang!
18 Kesurupan Massal
19 Agam di Rasuki
20 Agam di Incar
21 Maxim Beraksi
22 Adam or Agam?
23 Jailangkung
24 Penyelesaian
25 Menangis?
26 Sudah Ingat
27 Mau Kabur???
28 Danau Kaolin / Kulong Biru
29 Rumah Nenek-Kakek
30 Sudah Sampai?
31 Menghilang di Benteng Toboali
32 Hampir Mati
33 Mimpi atau Nyata?
34 Rukiah
35 Fakta Baru Masa Lalu
36 Siswi yang Menghilang
37 Misi Milikmu
38 Klakson Tiga Kali
39 Kuburan tak Berpenduduk
40 Mulai Curiga
41 Membalik Keadaan
42 Visual Karakter
43 Di Ganggu?
44 Persiapan
45 Pencarian
46 Buku Tahunan
47 Pencarian Informasi
48 Keterkaitan?
49 Ra?
50 Dia?
51 Sia-sia
52 Gaib atau Manusia?
53 "Kun Rubbuno Nuril Jukim"
54 Kiai
55 Ayah dan Agam
56 Malet dan Kepunen
57 Insiden Gladi Resik
58 Akibat Buruk
59 Bertemu Lagi
60 Reuni Akbar
61 Kekacauan!
62 Pak Wanto
63 Aku Melihatnya?
64 Kuntilanak Laki
65 Budak Gabek
66 Sebab Kecelakaan
67 Penyebab Luka
68 Kendalikan Diri
69 Ketahuan?
70 Indigo
71 Pengakuan
72 Hubungannya adalah...
73 Cerita Hidup Kun
74 Kun dan tante Arsya
75 Penyelesaian Kesalahpahaman
76 Murid Baru
77 Pertanda Buruk
78 Tragedi di Bukit Fathin Sungailiat
79 Gino
80 Berikan Jawabannya
81 Jadi Gila?
82 Beruang Kaya Raya Lagi
83 Ketahuan Ayah
84 Jejak Ayah
85 Kembalikan Saja
86 Lagu Syukur
87 Agam is protected
88 Taruhan
89 Niat buruk
90 Rencana Terselubung
91 Bunuh Agam
92 Pesan Untukmu
93 Abah tahu, siapa kamu..
94 Ketakutan Kun
95 Foto Para Korban
96 Sebut Nama Pak Wanto
97 Rencana Akhir Pekan
98 Menuju Tempat Bersejarah Muntok
99 Menumbing Muntok
100 K.O
101 Keceplosan
102 Takdir
103 Persiapan LKS
104 LKS H-1
105 LKS Pertama Sukses
106 Perempuan Berkebaya Hitam
107 Menuju LKS H-2
108 LKS H-2
109 Misi LKS H-2 Dimulai
110 Asas Kebersamaan
111 Selamat Tinggal Agam
112 Kehilangan
113 Beliau Kiai?
114 Beberapa Analisis
115 Darah
116 LKS H-3
117 Kesurupan Massal Lagi?
118 Kun di Sisiku
119 Don't Touch Agam!
120 Merelakan Pergi
121 About Maxim
122 Pengukuhan Pelantikan OSIS
123 Terkuak!
124 Makna Tersirat
125 Sudah mati
126 Reinkarnasi?
127 K.U.N is Back
128 Together
129 Kun Muslim?
130 Salah Masuk Kamar
131 Kamar Barend Otte
132 Terbalik
133 Tugas
134 Di Larang??
135 Kayu Utas Bangka
136 Perjalanan ke Tujuan
137 Rara Menghilang
138 Berpencar
139 Berpencar Pt. II
140 Selamat
141 Pantangan Bukit Sakral
142 Legenda Bukit Maras dan Sitambun Tulang Bangka
143 Juru Kunci Bukit Maras
144 Paku
145 Rara di Temukan!
146 Kepulangan Rara
147 Terpanggil dan Terpilih
148 Seharian di Alam Gaib
149 Memutuskan dan Kembali
150 Undangan
151 Rumah Maxim
152 Maukah Kamu Ikut?
153 Ironi
154 Garis Polisi
155 Kasus Telah di Buka
156 Darah Beruang Kaya Raya
157 Alibi Licik Barend Otte
158 Nirwana Team
159 Keanehan Korban
160 Peraturan
161 Peraturan dari Agam
162 Pembuktian dari Realisasi Peraturan Baru
163 Lindungi Tim Nirwana
164 Caraku Melindungimu
165 Suatu Hal
166 Barend Otte Mulai Bergerak
167 Jangan Khawatir, Agam..
168 Murid Baru
169 Menghidupkan Kun
170 Menyesuaikan Diri
171 Berpisah Lagi
172 Ini Adikmu
173 Selalu Agam
174 Rumahmu, Agam
175 Anak kedua ibu Dinda
176 Penjelasan Kun
177 Kekhawatiran
178 Back to School
179 Pembelaan
180 Dara Selanjutnya?
181 Pernyataan Cinta
182 Mantan ART
183 Pesan dalam Games
184 Darah or Dara?
185 Ibu Maxim
186 Natasha
187 Maksud Terselubung Agam
188 Korban Berikutnya
189 Poor Zaki
190 Jangan Ikut Campur
191 Apa Maksud Natasha?
192 Kengerian Peristiwa Enam Belas tahun Lalu
193 Paras yang Mengejutkan
194 Mengundurkan Diri
195 Bukan Papi Maxim
196 Suganda
197 Darah Keturunan
198 Pertemuan Kedua
199 Masa Lalu Natasha
200 Bela Tertangkap
201 Kejar-kejaran
202 Ujian Nirwana
203 Dimensi Berbeda
204 Penjelasan
205 Kerja Sama
206 Pemberian Buku dan Kode Perpisahan
207 Hadiah dari Tuan
208 Kami di Jemput
209 Buku Aneh
210 Ludira
211 Bunker
212 Deskripsi Bunker
213 Lorong dari Perapian
214 Gudang Lantai Tiga
215 Max Tak Terima
216 Apa Tujuan Ludira?
217 Who's Next?
218 Youre Loser !
219 Perlawanan di Mulai
220 Lingkaran Permainan
221 Jatuhnya Korban Lagi
222 Terdesak
223 Nirwana Mulai Bergerak
224 Maxim dalam Bahaya
225 Bertemu Barend Otte
226 KUN POV
227 ABU
228 Flashback
229 Cerita Kematian Kun
230 Sebab-sebab
231 Catatan Alexander di Temukan
232 Bertemu Kembali
233 Pada Zaman Dahulu
234 Perlawanan
235 Rencana
236 Persiapan Kesekian Kalinya
237 Misi Terakhir di Dalam Bunker
238 Misi Terakhir Selesai
239 Misi sukses, dengan Beberapa Korban
240 Bercanda atau Jujur?
241 OTW Malam Jum'at Kliwon
242 Kemarahan Ludira
243 Telah Tiba
244 Agam Beraksi
245 Kekacauan Parah
246 Terbongkarnya S2
247 Kehancuran Team Nirwana
248 Pengkhianatan KUN
249 Agam Pulih
250 Perjanjian Sesungguhnya
251 Wake Up!!!
252 Kebangkitan Adgam Soeganda
253 Berhadapan dengan Ludira
254 Memanfaatkan Situasi
255 Saran Kun
256 Kami Semua Bersamamu
257 Last and Begin
Episodes

Updated 257 Episodes

1
Tantangan VS Pantangan
2
Berhenti atau Teruskan?
3
Note Author
4
Lukisan seorang lelaki Misterius
5
Bukan Lukisan Itu?!
6
Bencana di Mulai
7
Kesurupan?
8
Diikuti
9
K.U.N
10
Pertukaran Ludah
11
Cemburu
12
Senjataku Berfungsi
13
Ayo Bertukar
14
Kun OTW Weekend
15
Kun WeekEnd
16
Besok Senin
17
Badai Datang!
18
Kesurupan Massal
19
Agam di Rasuki
20
Agam di Incar
21
Maxim Beraksi
22
Adam or Agam?
23
Jailangkung
24
Penyelesaian
25
Menangis?
26
Sudah Ingat
27
Mau Kabur???
28
Danau Kaolin / Kulong Biru
29
Rumah Nenek-Kakek
30
Sudah Sampai?
31
Menghilang di Benteng Toboali
32
Hampir Mati
33
Mimpi atau Nyata?
34
Rukiah
35
Fakta Baru Masa Lalu
36
Siswi yang Menghilang
37
Misi Milikmu
38
Klakson Tiga Kali
39
Kuburan tak Berpenduduk
40
Mulai Curiga
41
Membalik Keadaan
42
Visual Karakter
43
Di Ganggu?
44
Persiapan
45
Pencarian
46
Buku Tahunan
47
Pencarian Informasi
48
Keterkaitan?
49
Ra?
50
Dia?
51
Sia-sia
52
Gaib atau Manusia?
53
"Kun Rubbuno Nuril Jukim"
54
Kiai
55
Ayah dan Agam
56
Malet dan Kepunen
57
Insiden Gladi Resik
58
Akibat Buruk
59
Bertemu Lagi
60
Reuni Akbar
61
Kekacauan!
62
Pak Wanto
63
Aku Melihatnya?
64
Kuntilanak Laki
65
Budak Gabek
66
Sebab Kecelakaan
67
Penyebab Luka
68
Kendalikan Diri
69
Ketahuan?
70
Indigo
71
Pengakuan
72
Hubungannya adalah...
73
Cerita Hidup Kun
74
Kun dan tante Arsya
75
Penyelesaian Kesalahpahaman
76
Murid Baru
77
Pertanda Buruk
78
Tragedi di Bukit Fathin Sungailiat
79
Gino
80
Berikan Jawabannya
81
Jadi Gila?
82
Beruang Kaya Raya Lagi
83
Ketahuan Ayah
84
Jejak Ayah
85
Kembalikan Saja
86
Lagu Syukur
87
Agam is protected
88
Taruhan
89
Niat buruk
90
Rencana Terselubung
91
Bunuh Agam
92
Pesan Untukmu
93
Abah tahu, siapa kamu..
94
Ketakutan Kun
95
Foto Para Korban
96
Sebut Nama Pak Wanto
97
Rencana Akhir Pekan
98
Menuju Tempat Bersejarah Muntok
99
Menumbing Muntok
100
K.O
101
Keceplosan
102
Takdir
103
Persiapan LKS
104
LKS H-1
105
LKS Pertama Sukses
106
Perempuan Berkebaya Hitam
107
Menuju LKS H-2
108
LKS H-2
109
Misi LKS H-2 Dimulai
110
Asas Kebersamaan
111
Selamat Tinggal Agam
112
Kehilangan
113
Beliau Kiai?
114
Beberapa Analisis
115
Darah
116
LKS H-3
117
Kesurupan Massal Lagi?
118
Kun di Sisiku
119
Don't Touch Agam!
120
Merelakan Pergi
121
About Maxim
122
Pengukuhan Pelantikan OSIS
123
Terkuak!
124
Makna Tersirat
125
Sudah mati
126
Reinkarnasi?
127
K.U.N is Back
128
Together
129
Kun Muslim?
130
Salah Masuk Kamar
131
Kamar Barend Otte
132
Terbalik
133
Tugas
134
Di Larang??
135
Kayu Utas Bangka
136
Perjalanan ke Tujuan
137
Rara Menghilang
138
Berpencar
139
Berpencar Pt. II
140
Selamat
141
Pantangan Bukit Sakral
142
Legenda Bukit Maras dan Sitambun Tulang Bangka
143
Juru Kunci Bukit Maras
144
Paku
145
Rara di Temukan!
146
Kepulangan Rara
147
Terpanggil dan Terpilih
148
Seharian di Alam Gaib
149
Memutuskan dan Kembali
150
Undangan
151
Rumah Maxim
152
Maukah Kamu Ikut?
153
Ironi
154
Garis Polisi
155
Kasus Telah di Buka
156
Darah Beruang Kaya Raya
157
Alibi Licik Barend Otte
158
Nirwana Team
159
Keanehan Korban
160
Peraturan
161
Peraturan dari Agam
162
Pembuktian dari Realisasi Peraturan Baru
163
Lindungi Tim Nirwana
164
Caraku Melindungimu
165
Suatu Hal
166
Barend Otte Mulai Bergerak
167
Jangan Khawatir, Agam..
168
Murid Baru
169
Menghidupkan Kun
170
Menyesuaikan Diri
171
Berpisah Lagi
172
Ini Adikmu
173
Selalu Agam
174
Rumahmu, Agam
175
Anak kedua ibu Dinda
176
Penjelasan Kun
177
Kekhawatiran
178
Back to School
179
Pembelaan
180
Dara Selanjutnya?
181
Pernyataan Cinta
182
Mantan ART
183
Pesan dalam Games
184
Darah or Dara?
185
Ibu Maxim
186
Natasha
187
Maksud Terselubung Agam
188
Korban Berikutnya
189
Poor Zaki
190
Jangan Ikut Campur
191
Apa Maksud Natasha?
192
Kengerian Peristiwa Enam Belas tahun Lalu
193
Paras yang Mengejutkan
194
Mengundurkan Diri
195
Bukan Papi Maxim
196
Suganda
197
Darah Keturunan
198
Pertemuan Kedua
199
Masa Lalu Natasha
200
Bela Tertangkap
201
Kejar-kejaran
202
Ujian Nirwana
203
Dimensi Berbeda
204
Penjelasan
205
Kerja Sama
206
Pemberian Buku dan Kode Perpisahan
207
Hadiah dari Tuan
208
Kami di Jemput
209
Buku Aneh
210
Ludira
211
Bunker
212
Deskripsi Bunker
213
Lorong dari Perapian
214
Gudang Lantai Tiga
215
Max Tak Terima
216
Apa Tujuan Ludira?
217
Who's Next?
218
Youre Loser !
219
Perlawanan di Mulai
220
Lingkaran Permainan
221
Jatuhnya Korban Lagi
222
Terdesak
223
Nirwana Mulai Bergerak
224
Maxim dalam Bahaya
225
Bertemu Barend Otte
226
KUN POV
227
ABU
228
Flashback
229
Cerita Kematian Kun
230
Sebab-sebab
231
Catatan Alexander di Temukan
232
Bertemu Kembali
233
Pada Zaman Dahulu
234
Perlawanan
235
Rencana
236
Persiapan Kesekian Kalinya
237
Misi Terakhir di Dalam Bunker
238
Misi Terakhir Selesai
239
Misi sukses, dengan Beberapa Korban
240
Bercanda atau Jujur?
241
OTW Malam Jum'at Kliwon
242
Kemarahan Ludira
243
Telah Tiba
244
Agam Beraksi
245
Kekacauan Parah
246
Terbongkarnya S2
247
Kehancuran Team Nirwana
248
Pengkhianatan KUN
249
Agam Pulih
250
Perjanjian Sesungguhnya
251
Wake Up!!!
252
Kebangkitan Adgam Soeganda
253
Berhadapan dengan Ludira
254
Memanfaatkan Situasi
255
Saran Kun
256
Kami Semua Bersamamu
257
Last and Begin

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!