Agam di Rasuki

Aku tak bersuara. Berharap agar Kun memberikan aku sedikit waktu untuk diam. Untuk menyerna maksud dari kalimatnya.

Toilet ini memang kosong dan sepi, namun tetap saja terasa ramai dengan berbagai teriakan teman-temanku dari luar.

Aku mendengus kasar. Merunduk seraya meletakkan kedua tangan ke pinggang. Aku menengadahkan kepalaku ke atas sambil mendengus senyum. Ku lihat Kun masih datar menatapku.

"Ada-ada aja lu, kok nyalahin gue?" Ia tak bergumam. Ia masih menatapku dengan datar.

"Jadi kesurupan ini salah gue?" Tanya ku lagi. Sesungguhnya, mengulangi kalimat sampai dua kali itu bukanlah gayaku. Tapi aku berusaha menyangkal apa yang di tuduhkan Kun padaku.

"Kamu harap ucapan saya tadi bohong?" Ucapnya, membuatku mengernyit.

"Tapi saya tidak pernah bohong padamu." Balasnya. Dan sialnya, tatapan matanya tak menyiratkan kalau ia sedang membohongiku.

"Ck!!" Aku mendecakkan lidah sambil memalingkan wajahku dan memunggunginya.

"Kenapa?" Tanyaku sambil merunduk di depan cermin. Kun menatap pantulan wajahku dari cermin.

"Kenapa bisa salah gue?" Lanjutku sambil mengangkat kepala, dan menatap Kun yang terpantul di kaca. Kami saling tatap di pantulan cermin masing-masing.

Sebenarnya hatiku tak karuan, melihat begitu banyak korban yang berjatuhan saja membuatku terasa panik dan khawatir. Aku mengumpat di dalam hati pada setiap hantu di sekolah ini. Tapi, kenapa Kun malah menyalahkan aku atas peristiwa ini? Tentu aku tak merasa ada sangkut paut apa pun.

"Sudah saya bilang kan, jangan kasih perempuan itu makanan saya!" Aku mengangkat alis tinggi-tinggi mendengarnya. Apa itu? Apa aku tidak salah dengar?

Aku mendengus senyum, sambil membalikkan tubuhku menghadap Kun. Menatap wajahnya yang berjarak tak jauh dariku.

"Lu lagi bahas gue yang ngasih Lian bunga?" Kun menelengkan kepalanya namun enggan mengangguk.

"Jadi cuma karena itu, elu ngerasukin mereka semua?"

"Kamu ini idiot!" Balasnya, membuatku tersentak dan tak terima atas ucapannya barusan. Tapi saat ini pikiranku memang sedang kacau, dan aku tak dapat berpikir dengan jernih. Yang ingin ku lakukan saat ini adalah protes pada para hantu. Termasuk Kun.

"Mana mungkin ini ulah saya, ini kan ulah kamu! Kenapa jadi menuduh saya?!"

"Ulah gue dari mana sih?"

Kun menunjuk mataku dengan telunjuknya. Ia menatapku dengan wajah yang sedikit seram saking seriusnya. Tiap ia melakukan itu dan tak menunjukkan wajah lucunya, jantungku terasa berdenyit-denyit. Hantu tetaplah hantu, selucu apa pun mereka, tetap ada sisi menyeramkan yang mereka simpan.

"Kamu ini biawak! Mantan Lian marah!!" Aku mengernyit. Hampir tersedak mendengarnya. Ekspresi menyeramkan yang ia tunjukkan tadi buyar seketika di pandanganku. Dia masihlah lucu.

"Buaya?" Koreksiku padanya. Lagi pula untuk apa aku mengoreksinya. Dia kan sedang mengejekku.

"Iya, itu!"

Aku terdiam sambil merunduk dan menatap ke lantai. Kembali menyerna perkataan Kun barusan. Sepertinya dari kemarin, tepatnya hari sabtu, Kun memang bilang kalau mantan Lian punya niat buruk padaku? Dia juga bilang kalau akan ada badai di hari senin.

"Oh, ini ulah mantan Lian?" Tebakku.

"... tapi, gimana caranya dia manggil setan?"

"Cara klasik." Aku terperangah ketika Kun menjawab.

"..Jailangkung?" Terka ku. Kun pun mengangguk. Aku langsung tersentak hebat. Tak menyangka, di zaman seperti ini, masih saja ada orang-orang kolot yang memakai cara itu untuk memanggil hantu. Dan yang masih membuatku tak percaya adalah..

Kenapa juga hantu mau di panggil dengan cara yang seperti itu?

"Ah!" Desahku kesal.

"Kalau ada masalah sama gue, kenapa dia bawa-bawa banyak orang gini sih? Kenapa gak gue aja?!" Kun mendengus sinis mendengarnya.

"Kamu ini naif!" Singkatnya. Aku langsung menoleh ke arahnya. Benar-benar yaa, kenapa dia selalu berkata dengan pola pikirku. Dia begitu mirip denganku. Itu yang ku rasakan, setiap kali ia mengatakan sesuatu. Perkataan singkat pada lawan bicara, tapi langsung mematikan argumen orang seketika. Ia pendebat yang baik untukku.

"Jelas kamu tujuannya! Tapi kenapa hantu-hantu itu malah merasuki orang lain?" Aku terdiam. Tak dapat menjawab pertanyaan yang di lontarkan Kun padaku. Lebih tepatnya, aku menunggu ia sendiri yang menjawabnya.

"...Karena mereka tidak bisa melakukannya!" Aku tersentak kaget. Bagaimana mungkin mereka tak bisa merasukiku, sementara orang lain bisa. Ada apa? Kenapa? Apa mungkin....

Aku menatap ke arah Kun dengan tajam dan mengintimidasi. Tak sedikit pun alisku terangkat. Memandangnya dengan penuh dugaan yang memenuhi kepalaku. Ia nampak menyadarinya, dan balik menatapku.

"Elu.. ngelindungin gue kan?" Tembakku padanya. Ia tak bergeming, dan hanya menatap malas padaku.

"Kenapa kamu berpikiran begitu?"

"Jelas! Karena lu... mimisan, tepat saat gue ngerasa ada sesuatu yang masuk ke tubuh gue." Ia tersenyum mendengar jawabanku.

"Kamu tahu? Kenapa setiap bicara, kamu terdengar seperti saya?" Lanjutnya. Oh, sekarang apa lagi? Dia malah membalikkan apa yang aku pikirkan tadi. Harusnya aku yang bilang begitu kan?

"Kenapa lu mikir gitu?"

"...Karena kamu benar.. Saya memang melindungimu." jawabnya mengaku.

Ternyata benar kan.

"Tentu saya akan melindungimu dari mereka semua! Tak boleh ada yang masuk ke tubuhmu kecuali saya!" Sahutnya.

"Bahkan, tanpa jadi target pun kamu akan tetap di incar, karena apa?" Aku mengernyit tak paham.

".... Karena kamu.. udah ketempelan makhluk halus!" Seketika aku bergidik mendengarnya, yaa.. meskipun makhluk halus yang di maksud adalah Kun sendiri, tapi aku tetap saja merinding mendengarnya.

"Jadi, dirasukinya teman-temanmu adalah karena mereka gagal memasukimu!"

"Mereka semua marah!!"

"Ke gue?" Tanyaku.

"...Padamu, dan pada saya." Aku lagi-lagi terbelalak mendengarnya. Mereka juga marah pada Kun? Apa jangan-jangan...

"Karena elu ngelindungin gue?" Terka ku.

"Jelas! Bahkan hantu yang sudah mati beberapa ratus tahun yang lalu, yang seharusnya kami hormati pun saya lawan. Saya tidak punya pilihan lain!" Aku mengernyit tak percaya. Apa maksud Kun, hantu yang telah meninggal ratusan tahun itu seperti senior? Jadi harus di hormati dan tidak boleh di lawan?

"Sebenarnya saya tak mau melawan mereka! Tapi.. saya tidak bisa membiarkanmu begitu saja!"

Aku terdiam. Mungkin kalau dia tidak ada, aku sudah kerasukan seperti teman-temanku yang lain. Jadi, apakah aku harus bersyukur?

Pantas saja, semua hantu yang merasuki badan teman-temanku berteriak seperti 'Beraninya kamu!', bahkan Dara terang-terangan menunjukku. Mungkin mereka sedang menunjuk kami berdua yang telah memancing amarah mereka.

"...Saya menjaga kamu, bukan karena tidak ingin kamu di rasuki.." Aku mengernyit heran. Penuh tanda tanya? Pasti!

"Tapi karena saya yang ingin merasuki!!" Jawab Kun cepat dengan suara serak khasnya.

Ia terkikik sambil menyelesap cepat, dan melayang ke hadapanku. Tentu aku tak sempat lari. Dan lebih tepatnya tidak bisa lari.

Tubuhku kembali kaku. Tolong lah, aku cuma manusia normal yang sebelumnya tak percaya dengan cerita mistis dan hantu. Tapi begitu aku mengalaminya sendiri, aku tak mau munafik pada kalian. Kalau sesungguhnya aku juga merasa sedikit takut.

Aku membalikkan tubuhku, berusaha menghindar. Namun kalian tau apa yang kini ku rasakan??

Pernah tidak kalian di tabrak sesuatu? Nah. rasanya seperti itu. Seperti ada yang menabrak tubuh bagian belakangku. Namun bedanya, kali ini aku merasa tabrakkan kencang itu masuk ke dalamku. Ke dalam tubuhku. Rasanya kejut, seperti kesetrum sesuatu. Kesemutan yang menjalar-jalar di seluruh bagian tubuhku.

Rasanya aneh!! Tubuhku terus kesemutan dan seluruh tubuhku bak ringan melayang. Namun aku tak lantas terjatuh. Aku merasa tubuhku masih kuat berdiri, dan tak oleng sama sekali. Ada sesuatu yang ku rasakan, tapi aku yakin ini bukan perasaanku. Perasaan apa ini???

Aku berusaha menggelengkan kepala untuk menyadarkanku. Tapi apa yang ku dapat? Tubuhku kembali kelu, aku tak dapat menggerakkan tubuhku, barang satu jari pun.

Aku sadar, tapi tidak dengan bagian tubuhku. Apa-apaan ini? Apa aku lumpuh?? Tapi di satu sisi, aku merasa penasaran atas apa yang terjadi padaku.

Aku berusaha bergerak. Namun lagi-lagi aku tak menggerakkan apa pun. Kesemutan ini menjalar diseluruh tubuhku. Apa aku benar-benar lumpuh?

Tapi dugaanku luntur seketika, ketika aku merasa tubuhku bergerak, tapi sungguh.. ini tidak seizinku. Aku tak memerintahkan tubuhku seperti ini!! Apa-apaan ini?? Rasanya seperti kelu dan kesemutan, tiap salah satu bagian tubuhku itu bergerak.

Kini aku merasa kesemutan ini menjalar ke bibirku.

"Kamu takut Gam?" Ucapku tiba-tiba. Membuatku heran dan terkejut. Ini suaraku? Ini ucapanku? Tapi aku tak berniat untuk bicara sedikit pun.

Tapi di satu sisi aku penasaran. Kenapa aku bisa seperti ini. Kenapa aku bicara sendiri. Tapi ini bukan aku.

Bibirku kembali merasakan kesemutan. Sama seperti saat aku berbicara tanpa perintah tadi.

"Kamu sedang saya rasuki!" Ucapku lagi.

Wah!! Gila!! Luar biasa!! Aku tersentak dan kagum!! Jadi begini rasanya kesurupan? Keren!! Tubuhku seperti di setrum ringan. Kesemutan terus menerus menjalar di seluruh tubuhku. Berdenyar-denyar melalui aliran darah dan nadiku. Apa karena energi kami saling beradu dan bertabrakan?? Makanya kesemutan ini terus ku rasakan.

Bibirku tak kelu. Apa aku bisa mengatakan sesuatu? Biar ku coba..

"Elu Kun?" Ucapku. Dan aku memang bisa sedikit mengendalikan diriku. Kuncinya cuma satu, fokus dan jangan pasrah. Lawan! Ya, itu yang ku lakukan.

"Ngapain lu ngerasukin gue?" Tanyaku.

Bak sedang bergilir, bibirku kembali kelu dan merasakan kesemutan lagi. Kali ini aku tak bisa melawannya.

"Karena saya sudah tahu, apa yang di rencanakan anak-anak nakal itu padamu." Ucapku yang sedang di kendalikan oleh Kun.

Direncanakan? Rencana apa yang Kun maksud?

"Mereka menyangkamu telah bersekutu dengan setan karena saya melindungimu waktu itu. Mereka sedang melakukan percobaan tentang dugaan mereka, biar saya sebut itu hipotesis. Hipotesis mereka adalah, jika kamu dilindungi, tentu saat mereka mengincarmu dengan memanggil para hantu, kamu tetap tidak akan kesurupan..."

"... Karena tentu saya akan melindungimu."

"Tugas saya di sini adalah, menyangkal dan mematahkan dugaan itu!" Ucapku. Maksudku, Kun, dengan menggunakan diriku.

"Anak itu cukup pintar, karena siswa disini adalah murid pilihan, dan senakal-nakalnya pun kalian, kalian tetaplah cerdas dan pintar!"

"Kecuali teman sebangkumu itu!" Tambahnya.

Haah? Dasar, sedang serius seperti ini pun masih sempat-sempatnya dia mengingat dan menghujat Randy. Tapi Randy pintar juga kok, lumayan. Entah punya dendam pribadi apa Kun pada Randy.

Aku menunggu, penasaran dengan apa yang selanjutnya akan di lakukan oleh Kun. Rasanya exited sekali, aku juga penasaran dia akan mengatakan apa lagi. Karena menggunakan tubuhku, kata-kata yang keluar juga dari mulutku. Ini pengalaman baru bagiku.

Tapi kenapa kerasukan kali ini.. aku masih sadar ya? Saat pertama kali di rasuki Kun, aku malah tak ingat apa-apa. Seperti pingsan. Tapi sekarang aku sadar. Apa ini artinya, tubuh kami saling cocok satu sama lain? Kun pernah bilang, kalau tubuh kami ini cocok.. begitukah?

Aku kembali merasakan kebas di tanganku. Dan tentu saja setelah ini Kun akan menggerakkan bagian tubuhku yang menjalar-jalar seperti kesemutan itu. Mulutku juga kesemutan. Kali ini apa lagi yang ingin ia lakukan?

"Ngupil aaah!!" Ucapku sambil menusuk jariku ke dalam lubang hidung. Tentu saja itu ulah Kun. Kenapa dia masih saja bermain-main di situasi seperti ini? Sayang sekali mulutku kesemutan, aku masih di bawah kendalinya. Kalau tidak, akan ku percikkan dia dengan air wudhu. Biar kebakaran sekalian!

Kini kedua kaki ku yang terasa kebas. Sepertinya ia ingin berjalan. Tapi kemana?? Aku tak mau!! Jangan sampai dia melakukan hal yang aneh-aneh di depan orang banyak nanti. Melakukan tari ular, atau ngupil seperti barusan.

.

.

.

*Author POV

Maxim mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Yang terlihat hanyalah siswa dan siswi yang bergelimpangan di sepanjang teras lobi. Ada yang masih kesurupan, ada yang sudah sadar, namun tampak lemah dan masih berbaring.

Dara masih setengah sadar. Di antara belasan orang, Maxim seorang yang masih sadar dan tak terpengaruh dengam hantu-hantu itu. Ia masih terduduk seorang, di antara tubuh-tubuh yang bergelimpangan.

Keringat mengucur di dahinya. Ia menyekanya dengan cepat, sebelum keringat itu mengalir ke sudut matanya.

"Ah, mana nih orang-orang?? Ustadnya juga belum sampai-sampai dari tadi! Ngapain sih?? Ke sekolah jalan kaki apa?" Keluh Maxim yang mulai kesal karena merasa begitu keteteran.

Maxim menatap lurus ke toilet. Menantikan seseorang keluar dari balik pintu tersebut.

"Mana sih Agam?" Gumam Maxim.

"Lu cari Agam?? Percuma!!" Ucap seseorang hingga membuat Max menoleh dan menengadahkan kepalanya. Ia tersentak menatap Gino yang telah berdiri di belakangnya. Ia adalah mantan Lian.

"Elu?"

"Maksud lu apa?" Gino mendengus mendengarnya.

"Gue denger lu punya masalah sama Agam?" Maxim mengernyit. Tak mengerti dengan alur pembicaraan yang di lakukan Gino padanya.

"Punya masalah apa? Osis?" Tanya Max lagi, dan Gino hanya mengendikan bahunya dengan cuek.

"Itu udah selesai kok. Gue gak punya masalah apa-apa lagi sama Agam."

Gino terdiam. Dari raut wajahnya, ia nampak kecewa mendengar pernyataan Maxim barusan.

"Gak punya masalah?? Meskipun dia penyebab semua ini?!!" Pekik Gino hingga membuat Maxim tersentak kaget.

"Maksud lu apa?!"

"Rank 1 umum kan? Jadi, gak usah belagak ****!!" Dengusnya geram. Tangan Gino terkepal kuat. Menahan amarah nampaknya.

"Ada yaa, ketua osis yang ngebiarin semua pelajar menanggung ini semua gara-gara Agam?!"

"To the point aja deh!! Lu tuh mau ngomong apa sebenarnya?!" Balas Maxim.

"Selama ini, sekolah kita belum pernah kejadian kayak gini!! Gak pernah kesurupan massal!!"

"Gak! Gak sebelum Agam datang!!" Maxim membelalakkan kedua matanya.

"Apa lu belum tau? Kalau Agam itu.. udah bersekutu sama setan!!" perkataan Gino lagi-lagi membuat Maxim membelalak dan terkejut.

"Apa-apaan lo!! Jangan sembarangan ngomong deh!"

"Faktanya udah ada Max!! Lu gak usah muna deh!! Gue yakin, dalem hati lu itu, membenarkan semua dugaan gue kan?" Maxim tercekat.

"Lu gak penasaran, kenapa Agam masih hidup setelah masuk gudang dan nandatanganin lukisan itu?"

"Gak curiga?" Maxim mengernyit. Dari raut wajahnya, ia mulai membenarkan perkataan Gino barusan.

"Kalau dia, pasti bersekutu dengan setan!" Maxim kembali tersentak.

"Kita lihat satu lagi bukti! Kalau sampai kejadian kesurupan ini selesai, dan dia sama sekali gak kesurupan, berarti dugaan gue bener!"

"Dia pelaku di balik kesurupan massal ini!!" Maxim menarik napas panjang mendengarnya.

Ia teringat saat Dara menunjuk Agam, dan mengatakan sesuatu seperti 'Beraninya kamu!'

Apa mungkin Agam benar-benar pelakunya? Tapi ini sudah benar-benar jelas. Agam lah pelakunya. Siapa lagi? Semua hantu menunjuknya, dan lagi, kejadian ini memang tak pernah terjadi sebelum Agam muncul dan masuk ke sekolah ini.

Sejak awal kedatangannya, Agam memang membawa keributan dan bencana untuk semua orang, pikir Maxim.

Maxim beranjak, bangkit dari duduknya. Ia menatap tajam ke arah toilet yang di masuki Agam.

"Kita cari Agam!!" Ucap Max geram. Dan Gino tersenyum menang.

.

.

.

.

Bersambung...

.

.

.

.

Note :

Hai readers semuaa!!! 😁😁😁

Disini, saya sedang membahas gimana rasanya kerasukan atau kesurupan yang sebenarnya.

Jadi, buat kalian yang udah pernah kesurupan, pasti gak asing lagi kan dengan apa yang di rasain Agam di tubuhnya, tapi author mau bagi2 rasa juga dong buat yang belum pernah kesurupan.. Kalo rasanya tuh begini looh, dan itu benar!

Jadi, yang belum pernah kesurupan, kalian bisa bayangin.. seperti itu rasanya...

Mengerikan tapi.. penasaran..

Kebas, kesemutan, sama kayak kesetrum ringan gitu..

tapi author itu cuma ngewawancarain satu orang, jadi author gak tau kalau rasa kesurupannya sama atau beda dari satu orang ke orang lainnya. Pokoknya rasanya gituu wkwkw

Daaaan, kejadian kesurupan massal ini benar-benar kisah nyata dan author alami sendiri.. Bedanya bukan saat upacara dan bukan zaman SMA..

Ini kejadiannya pas penutupan pensi 2014..

Di salah satu univ di daerah author.

Cmiwww

Terpopuler

Comments

Zuhril Witanto

Zuhril Witanto

Randy males belajar

2024-02-19

0

Jvly B

Jvly B

kalah kau Gino /CoolGuy/

2023-11-13

0

Nine

Nine

Weh

2023-06-17

0

lihat semua
Episodes
1 Tantangan VS Pantangan
2 Berhenti atau Teruskan?
3 Note Author
4 Lukisan seorang lelaki Misterius
5 Bukan Lukisan Itu?!
6 Bencana di Mulai
7 Kesurupan?
8 Diikuti
9 K.U.N
10 Pertukaran Ludah
11 Cemburu
12 Senjataku Berfungsi
13 Ayo Bertukar
14 Kun OTW Weekend
15 Kun WeekEnd
16 Besok Senin
17 Badai Datang!
18 Kesurupan Massal
19 Agam di Rasuki
20 Agam di Incar
21 Maxim Beraksi
22 Adam or Agam?
23 Jailangkung
24 Penyelesaian
25 Menangis?
26 Sudah Ingat
27 Mau Kabur???
28 Danau Kaolin / Kulong Biru
29 Rumah Nenek-Kakek
30 Sudah Sampai?
31 Menghilang di Benteng Toboali
32 Hampir Mati
33 Mimpi atau Nyata?
34 Rukiah
35 Fakta Baru Masa Lalu
36 Siswi yang Menghilang
37 Misi Milikmu
38 Klakson Tiga Kali
39 Kuburan tak Berpenduduk
40 Mulai Curiga
41 Membalik Keadaan
42 Visual Karakter
43 Di Ganggu?
44 Persiapan
45 Pencarian
46 Buku Tahunan
47 Pencarian Informasi
48 Keterkaitan?
49 Ra?
50 Dia?
51 Sia-sia
52 Gaib atau Manusia?
53 "Kun Rubbuno Nuril Jukim"
54 Kiai
55 Ayah dan Agam
56 Malet dan Kepunen
57 Insiden Gladi Resik
58 Akibat Buruk
59 Bertemu Lagi
60 Reuni Akbar
61 Kekacauan!
62 Pak Wanto
63 Aku Melihatnya?
64 Kuntilanak Laki
65 Budak Gabek
66 Sebab Kecelakaan
67 Penyebab Luka
68 Kendalikan Diri
69 Ketahuan?
70 Indigo
71 Pengakuan
72 Hubungannya adalah...
73 Cerita Hidup Kun
74 Kun dan tante Arsya
75 Penyelesaian Kesalahpahaman
76 Murid Baru
77 Pertanda Buruk
78 Tragedi di Bukit Fathin Sungailiat
79 Gino
80 Berikan Jawabannya
81 Jadi Gila?
82 Beruang Kaya Raya Lagi
83 Ketahuan Ayah
84 Jejak Ayah
85 Kembalikan Saja
86 Lagu Syukur
87 Agam is protected
88 Taruhan
89 Niat buruk
90 Rencana Terselubung
91 Bunuh Agam
92 Pesan Untukmu
93 Abah tahu, siapa kamu..
94 Ketakutan Kun
95 Foto Para Korban
96 Sebut Nama Pak Wanto
97 Rencana Akhir Pekan
98 Menuju Tempat Bersejarah Muntok
99 Menumbing Muntok
100 K.O
101 Keceplosan
102 Takdir
103 Persiapan LKS
104 LKS H-1
105 LKS Pertama Sukses
106 Perempuan Berkebaya Hitam
107 Menuju LKS H-2
108 LKS H-2
109 Misi LKS H-2 Dimulai
110 Asas Kebersamaan
111 Selamat Tinggal Agam
112 Kehilangan
113 Beliau Kiai?
114 Beberapa Analisis
115 Darah
116 LKS H-3
117 Kesurupan Massal Lagi?
118 Kun di Sisiku
119 Don't Touch Agam!
120 Merelakan Pergi
121 About Maxim
122 Pengukuhan Pelantikan OSIS
123 Terkuak!
124 Makna Tersirat
125 Sudah mati
126 Reinkarnasi?
127 K.U.N is Back
128 Together
129 Kun Muslim?
130 Salah Masuk Kamar
131 Kamar Barend Otte
132 Terbalik
133 Tugas
134 Di Larang??
135 Kayu Utas Bangka
136 Perjalanan ke Tujuan
137 Rara Menghilang
138 Berpencar
139 Berpencar Pt. II
140 Selamat
141 Pantangan Bukit Sakral
142 Legenda Bukit Maras dan Sitambun Tulang Bangka
143 Juru Kunci Bukit Maras
144 Paku
145 Rara di Temukan!
146 Kepulangan Rara
147 Terpanggil dan Terpilih
148 Seharian di Alam Gaib
149 Memutuskan dan Kembali
150 Undangan
151 Rumah Maxim
152 Maukah Kamu Ikut?
153 Ironi
154 Garis Polisi
155 Kasus Telah di Buka
156 Darah Beruang Kaya Raya
157 Alibi Licik Barend Otte
158 Nirwana Team
159 Keanehan Korban
160 Peraturan
161 Peraturan dari Agam
162 Pembuktian dari Realisasi Peraturan Baru
163 Lindungi Tim Nirwana
164 Caraku Melindungimu
165 Suatu Hal
166 Barend Otte Mulai Bergerak
167 Jangan Khawatir, Agam..
168 Murid Baru
169 Menghidupkan Kun
170 Menyesuaikan Diri
171 Berpisah Lagi
172 Ini Adikmu
173 Selalu Agam
174 Rumahmu, Agam
175 Anak kedua ibu Dinda
176 Penjelasan Kun
177 Kekhawatiran
178 Back to School
179 Pembelaan
180 Dara Selanjutnya?
181 Pernyataan Cinta
182 Mantan ART
183 Pesan dalam Games
184 Darah or Dara?
185 Ibu Maxim
186 Natasha
187 Maksud Terselubung Agam
188 Korban Berikutnya
189 Poor Zaki
190 Jangan Ikut Campur
191 Apa Maksud Natasha?
192 Kengerian Peristiwa Enam Belas tahun Lalu
193 Paras yang Mengejutkan
194 Mengundurkan Diri
195 Bukan Papi Maxim
196 Suganda
197 Darah Keturunan
198 Pertemuan Kedua
199 Masa Lalu Natasha
200 Bela Tertangkap
201 Kejar-kejaran
202 Ujian Nirwana
203 Dimensi Berbeda
204 Penjelasan
205 Kerja Sama
206 Pemberian Buku dan Kode Perpisahan
207 Hadiah dari Tuan
208 Kami di Jemput
209 Buku Aneh
210 Ludira
211 Bunker
212 Deskripsi Bunker
213 Lorong dari Perapian
214 Gudang Lantai Tiga
215 Max Tak Terima
216 Apa Tujuan Ludira?
217 Who's Next?
218 Youre Loser !
219 Perlawanan di Mulai
220 Lingkaran Permainan
221 Jatuhnya Korban Lagi
222 Terdesak
223 Nirwana Mulai Bergerak
224 Maxim dalam Bahaya
225 Bertemu Barend Otte
226 KUN POV
227 ABU
228 Flashback
229 Cerita Kematian Kun
230 Sebab-sebab
231 Catatan Alexander di Temukan
232 Bertemu Kembali
233 Pada Zaman Dahulu
234 Perlawanan
235 Rencana
236 Persiapan Kesekian Kalinya
237 Misi Terakhir di Dalam Bunker
238 Misi Terakhir Selesai
239 Misi sukses, dengan Beberapa Korban
240 Bercanda atau Jujur?
241 OTW Malam Jum'at Kliwon
242 Kemarahan Ludira
243 Telah Tiba
244 Agam Beraksi
245 Kekacauan Parah
246 Terbongkarnya S2
247 Kehancuran Team Nirwana
248 Pengkhianatan KUN
249 Agam Pulih
250 Perjanjian Sesungguhnya
251 Wake Up!!!
252 Kebangkitan Adgam Soeganda
253 Berhadapan dengan Ludira
254 Memanfaatkan Situasi
255 Saran Kun
256 Kami Semua Bersamamu
257 Last and Begin
Episodes

Updated 257 Episodes

1
Tantangan VS Pantangan
2
Berhenti atau Teruskan?
3
Note Author
4
Lukisan seorang lelaki Misterius
5
Bukan Lukisan Itu?!
6
Bencana di Mulai
7
Kesurupan?
8
Diikuti
9
K.U.N
10
Pertukaran Ludah
11
Cemburu
12
Senjataku Berfungsi
13
Ayo Bertukar
14
Kun OTW Weekend
15
Kun WeekEnd
16
Besok Senin
17
Badai Datang!
18
Kesurupan Massal
19
Agam di Rasuki
20
Agam di Incar
21
Maxim Beraksi
22
Adam or Agam?
23
Jailangkung
24
Penyelesaian
25
Menangis?
26
Sudah Ingat
27
Mau Kabur???
28
Danau Kaolin / Kulong Biru
29
Rumah Nenek-Kakek
30
Sudah Sampai?
31
Menghilang di Benteng Toboali
32
Hampir Mati
33
Mimpi atau Nyata?
34
Rukiah
35
Fakta Baru Masa Lalu
36
Siswi yang Menghilang
37
Misi Milikmu
38
Klakson Tiga Kali
39
Kuburan tak Berpenduduk
40
Mulai Curiga
41
Membalik Keadaan
42
Visual Karakter
43
Di Ganggu?
44
Persiapan
45
Pencarian
46
Buku Tahunan
47
Pencarian Informasi
48
Keterkaitan?
49
Ra?
50
Dia?
51
Sia-sia
52
Gaib atau Manusia?
53
"Kun Rubbuno Nuril Jukim"
54
Kiai
55
Ayah dan Agam
56
Malet dan Kepunen
57
Insiden Gladi Resik
58
Akibat Buruk
59
Bertemu Lagi
60
Reuni Akbar
61
Kekacauan!
62
Pak Wanto
63
Aku Melihatnya?
64
Kuntilanak Laki
65
Budak Gabek
66
Sebab Kecelakaan
67
Penyebab Luka
68
Kendalikan Diri
69
Ketahuan?
70
Indigo
71
Pengakuan
72
Hubungannya adalah...
73
Cerita Hidup Kun
74
Kun dan tante Arsya
75
Penyelesaian Kesalahpahaman
76
Murid Baru
77
Pertanda Buruk
78
Tragedi di Bukit Fathin Sungailiat
79
Gino
80
Berikan Jawabannya
81
Jadi Gila?
82
Beruang Kaya Raya Lagi
83
Ketahuan Ayah
84
Jejak Ayah
85
Kembalikan Saja
86
Lagu Syukur
87
Agam is protected
88
Taruhan
89
Niat buruk
90
Rencana Terselubung
91
Bunuh Agam
92
Pesan Untukmu
93
Abah tahu, siapa kamu..
94
Ketakutan Kun
95
Foto Para Korban
96
Sebut Nama Pak Wanto
97
Rencana Akhir Pekan
98
Menuju Tempat Bersejarah Muntok
99
Menumbing Muntok
100
K.O
101
Keceplosan
102
Takdir
103
Persiapan LKS
104
LKS H-1
105
LKS Pertama Sukses
106
Perempuan Berkebaya Hitam
107
Menuju LKS H-2
108
LKS H-2
109
Misi LKS H-2 Dimulai
110
Asas Kebersamaan
111
Selamat Tinggal Agam
112
Kehilangan
113
Beliau Kiai?
114
Beberapa Analisis
115
Darah
116
LKS H-3
117
Kesurupan Massal Lagi?
118
Kun di Sisiku
119
Don't Touch Agam!
120
Merelakan Pergi
121
About Maxim
122
Pengukuhan Pelantikan OSIS
123
Terkuak!
124
Makna Tersirat
125
Sudah mati
126
Reinkarnasi?
127
K.U.N is Back
128
Together
129
Kun Muslim?
130
Salah Masuk Kamar
131
Kamar Barend Otte
132
Terbalik
133
Tugas
134
Di Larang??
135
Kayu Utas Bangka
136
Perjalanan ke Tujuan
137
Rara Menghilang
138
Berpencar
139
Berpencar Pt. II
140
Selamat
141
Pantangan Bukit Sakral
142
Legenda Bukit Maras dan Sitambun Tulang Bangka
143
Juru Kunci Bukit Maras
144
Paku
145
Rara di Temukan!
146
Kepulangan Rara
147
Terpanggil dan Terpilih
148
Seharian di Alam Gaib
149
Memutuskan dan Kembali
150
Undangan
151
Rumah Maxim
152
Maukah Kamu Ikut?
153
Ironi
154
Garis Polisi
155
Kasus Telah di Buka
156
Darah Beruang Kaya Raya
157
Alibi Licik Barend Otte
158
Nirwana Team
159
Keanehan Korban
160
Peraturan
161
Peraturan dari Agam
162
Pembuktian dari Realisasi Peraturan Baru
163
Lindungi Tim Nirwana
164
Caraku Melindungimu
165
Suatu Hal
166
Barend Otte Mulai Bergerak
167
Jangan Khawatir, Agam..
168
Murid Baru
169
Menghidupkan Kun
170
Menyesuaikan Diri
171
Berpisah Lagi
172
Ini Adikmu
173
Selalu Agam
174
Rumahmu, Agam
175
Anak kedua ibu Dinda
176
Penjelasan Kun
177
Kekhawatiran
178
Back to School
179
Pembelaan
180
Dara Selanjutnya?
181
Pernyataan Cinta
182
Mantan ART
183
Pesan dalam Games
184
Darah or Dara?
185
Ibu Maxim
186
Natasha
187
Maksud Terselubung Agam
188
Korban Berikutnya
189
Poor Zaki
190
Jangan Ikut Campur
191
Apa Maksud Natasha?
192
Kengerian Peristiwa Enam Belas tahun Lalu
193
Paras yang Mengejutkan
194
Mengundurkan Diri
195
Bukan Papi Maxim
196
Suganda
197
Darah Keturunan
198
Pertemuan Kedua
199
Masa Lalu Natasha
200
Bela Tertangkap
201
Kejar-kejaran
202
Ujian Nirwana
203
Dimensi Berbeda
204
Penjelasan
205
Kerja Sama
206
Pemberian Buku dan Kode Perpisahan
207
Hadiah dari Tuan
208
Kami di Jemput
209
Buku Aneh
210
Ludira
211
Bunker
212
Deskripsi Bunker
213
Lorong dari Perapian
214
Gudang Lantai Tiga
215
Max Tak Terima
216
Apa Tujuan Ludira?
217
Who's Next?
218
Youre Loser !
219
Perlawanan di Mulai
220
Lingkaran Permainan
221
Jatuhnya Korban Lagi
222
Terdesak
223
Nirwana Mulai Bergerak
224
Maxim dalam Bahaya
225
Bertemu Barend Otte
226
KUN POV
227
ABU
228
Flashback
229
Cerita Kematian Kun
230
Sebab-sebab
231
Catatan Alexander di Temukan
232
Bertemu Kembali
233
Pada Zaman Dahulu
234
Perlawanan
235
Rencana
236
Persiapan Kesekian Kalinya
237
Misi Terakhir di Dalam Bunker
238
Misi Terakhir Selesai
239
Misi sukses, dengan Beberapa Korban
240
Bercanda atau Jujur?
241
OTW Malam Jum'at Kliwon
242
Kemarahan Ludira
243
Telah Tiba
244
Agam Beraksi
245
Kekacauan Parah
246
Terbongkarnya S2
247
Kehancuran Team Nirwana
248
Pengkhianatan KUN
249
Agam Pulih
250
Perjanjian Sesungguhnya
251
Wake Up!!!
252
Kebangkitan Adgam Soeganda
253
Berhadapan dengan Ludira
254
Memanfaatkan Situasi
255
Saran Kun
256
Kami Semua Bersamamu
257
Last and Begin

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!