Bab 18 Hidup Di Kota

Prapto dan Maryati kini telah tinggal di kota. Usaha bakso serta mie ayamnya semakin hari semakin berkembang pesat. Bahkan sudah memiliki beberapa cabang-cabang di kota itu. Sekarang ini Maryati dan juga Prapto sudah memiliki pegawai yang mengurus usaha bakso dan mie ayamnya. Prapto mulai melirik usaha lain yaitu minuman kekinian yang diminati banyak orang-orang. Usaha itupun juga laris manis hingga Prapto kembali membuka cabang nya dibeberapa titik-titik mall besar untuk usaha minuman kekinian itu.

Prapto mulai melirik ke usaha lain yang keuntungan nya lebih besar lagi yaitu jual beli mobil baru maupun bekas. Dengan modal yang cukup lumayan besar, Prapto telah memiliki showroom untuk usaha jual beli mobilnya. Semakin hari usaha yang ditekuni Prapto dan Maryati telah membuahkan hasil. Kini Prapto dan Maryati benar-benar telah menjadi orang kaya di kota itu. Kabar kesuksesan Maryati dan Prapto santer terdengar di kampungnya terutama ibu dan adiknya Siska. Siska sendiri yang lebih tahu tentang perubahan nasib kakaknya di kota karena Siska sendiri tinggal bersama suaminya di kota besar.

Sore ini saat Prapto bersama istrinya Maryati berkunjung ke salah satu warung bakso dan mie ayamnya di pusat kota, dia mendapati Duan di warung bakso mie ayamnya. Bahkan Duan datang bersama istrinya yang sedang hamil muda. Betapa pertemuan antara sahabat itu menjadi ramai. Apalagi Duan melihat Prapto telah berubah drastis tidak seperti dulu keadaan nya yang kacau balau. Prapto sekarang telah sukses di bidang ekonomi nya.

Dua tahun ini Prapto dan Maryati telah merasakan kemewahan duniawi. Bahkan anak-anak nya bisa sekolah di tempat elit.

Duan duduk bersama istrinya di tempat duduk paling pojok. Prapto serta Maryati ikut bergabung di sana. Canda tawa tercipta diantara mereka.

"Wah, aku tidak bakal mengira kalau warung bakso mie ayam yang viral dan ramai ini ternyata milik kamu to. Kalau aku tidak bertemu dengan kamu, aku mesti bakal tidak tahu kalau kamu sekarang sudah sukses," ucap Duan dengan bangganya.

Dia ikut senang saat melihat sahabat nya telah sukses dengan usahanya. Bahkan istrinya Maryati terlihat lebih glowing serta banyak perhiasan ditangan serta lehernya. Maryati terlihat lebih cantik dengan dandanannya yang glamor. Prapto terkekeh mendengar ucapan Duan sahabat nya.

"Ah semua berkat kamu juga Duan. Kamulah yang sudah membantu kami. Berkat kamu kami mulai bangkit dan mulai usaha bakso mie ayam ini," sahut Prapto akhirnya. Senyum Duan dan istrinya tercipta. Mereka begitu tulus sebagai sahabat.

"Wah aku ikut senang mendengar nya. Oh iya, lain waktu aku boleh dong main ke rumah kamu, To? Aku yakin rumah kamu pasti lebih keren dan fantastik. Dilihat kesuksesan kamu seperti ini, aku yakin kamu sudah tidak ngontrak lagi bukan?" kata Duan sambil melirik ke arah istrinya yang sedang hamil.

"Tentu saja, Wan! Bila kamu tidak sedang sibuk, sekarang juga boleh ke rumahku. Tapi saat ini rumahku sedang di renovasi," ucap Prapto. Duan mengerutkan keningnya. Pria itu mulai berpikir. Sebenarnya pesugihan apa yang akhirnya didapatkan oleh Prapto hingga selama dua tahun ini bisa cepat sukses dan kaya raya.

"Hem, kami tidak sedang sibuk sih. Hanya saja istriku ini sedang hamil dan ngidam ingin bakso dan mie ayam yang sedang viral ini. Eh ternyata milik kamu sendiri. Setelah beberapa tahun yang lalu kita bertemu, ternyata kamu sudah banyak berubah. Syukur lah, Prapto," kata Duan.

"Kalau begitu apa yang kalian inginkan termasuk bakso dan mie ayam tidak usah dibayar yah. Bila perlu bungkus saja dan bawa pulang," sahut Prapto.

"Hahaha, tidak usah. Istriku paling hanya ingin mencicipi bakso mie ayam yang viral ini saja kok, To. Bagaimana kita sekarang ke rumah kamu bisa kan?" ucap Duan yang penasaran dengan rumah Prapto Maryati sekarang ini. Dan lebih membuat Duan penasaran adalah pesugihan apa yang sekarang dimiliki oleh Prapto. Tentu saja Duan ingin berbincang-bincang berdua dengan Prapto nanti setelah di rumah Prapto. Dan urusan para istri-istri biar ngobrol sendiri.

"Ayolah kalau begitu! Sekalian aku akan perlihatkan kamu showroom milik ku yah, Wan. Jadi jika kamu bosan dengan mobil kamu yang sekarang bisa ditukar yang baru di showroom mobil milik ku," ucap Prapto yang sengaja pamer dengan sahabatnya itu. Tentu saja Duan jadi melongo ketika Prapto memberitahu dirinya kalau dirinya telah memiliki showroom mobil.

"Oke, oke wah benar-benar hebat kamu sekarang, Prapto! Aku ikut senang dengan keberhasilan kamu," kata Duan sambil menepuk-nepuk pundak sahabat nya itu.

☠️☠️☠️☠️☠️

Duduk di balai bengong antara Duan dan Prapto. Mereka ngopi sembari menikmati batang rokok sesuai selera mereka. Lain halnya dengan para istri-istri yang sedang sibuk mempersiapkan menu makanan untuk santap malam mereka. Malam ini Duan dan Prapto mulai berbincang-bincang serius setelah berbicara ringan tentang usaha bisnis yang sudah dijalankan.

"Jadi, kamu mendapatkan pesugihan kandang bubrah seperti yang sudah kamu ceritakan?" Tanya Duan memastikan. Dia mulai mengerti mengapa Prapto sering merenovasi rumah maupun warung nya sebagai syarat nya. Di mana memiliki pesugihan kandang bubrah harus sering merubah tata letak maupun merenovasi bangunan miliknya.

"Benar, Wan! Seperti yang sudah kamu lihat sekarang ini. Minimal dalam satu tahun ini aku harus merubah bangunan tempat tinggal maupun warung bakso mie ayam tempat usahaku," jelas Prapto. Duan melihat sekeliling rumah Prapto yang terlihat elegan.

"Hem, cukup enteng kalau hanya sekedar merubah bangunan tempat tinggal walaupun hanya merenovasi bagian belakang saja. Ini lebih sulit jika mereka meminta tumbal dalam setiap waktu maupun setiap tahun," ucap Duan. Prapto tiba-tiba teringat akan tumbal pertama kali yang sudah dia jadikan korban. Dia adalah Minah yang merupakan adik sepupu dari Maryati.

"Ini sudah tahun kedua bagi kami memiliki pesugihan kandang bubrah dan telah bersekutu dengan iblis. Satu tahun yang lalu kami mengorbankan satu nyawa yang tidak lain masih family dekat. Tahun kedua ini aku dan Maryati berharap tidak ada lagi tumbal pesugihan dari kandang bubrah ini," ucap Prapto sambil membuang asap rokok yang sudah dihisap nya.

"Semoga saja, To. Tapi dalam suatu kerjasama dengan makhluk iblis seperti mereka, pasti tidak ada yang beresiko. Kalian siap-siap saja jika segala kemungkinan besar terjadi pada kalian. Termasuk kehilangan orang-orang yang kalian cintai. Ini mungkin saja tanpa penawaran dari kalian berdua dan tiba-tiba saja salah seorang anggota keluarga kalian tiba-tiba sakit lalu meninggal dengan tidak wajar," jelas Duan. Prapto melebar bola matanya. Dia sungguh sangat terkejut dengan pemikiran Duan.

"Hah? Tapi bukannya pesugihan kandang bubrah tidak meminta tumbal berupa nyawa seseorang? Mereka hanya menghendaki setiap waktu kami harus merenovasi rumah tinggal kita?" sahut Prapto.

"Benar, To! Tapi aku rasa mereka akan mengambil seseorang yang mereka sukai dan kehendaki setelah kita menikmati kesuksesan dan kekayaan dari bantuan mereka. Pelarisan usaha-usaha kamu karena campur tangan makhluk itu," terang Duan.

"Waduh, Wan! Aku kok tiba-tiba jadi takut yah Wan," sahut Prapto yang tiba-tiba melihat ke arah anak-anak nya yang sedang bermain game dan belum tidur.

"Kenapa? Apakah kamu takut jika salah satu dari anak-anak kamu menjadi korbannya? Mereka menyukai anak-anak kamu untuk dijadikan budak mereka?" tebak Duan. Prapto tiba-tiba saja menjadi sedih. Dia seperti hampa hidup beberapa tahun ini. Walaupun kesuksesan dan kemewahan telah ia dapatkan.

"Wan, kamu jangan menakut-nakuti aku dong Wan. Ini tidak banget kalau mereka merampas anak-anak ku satu persatu. Jika boleh menawarkan sesuatu, aku akan meminta ganti yang lain. Jangan anak-anak serta istriku," kata Prapto.

"Hahaha, aku tahu To! Semoga saja mereka tidak ingkar janji. Demikian halnya kamu juga memenuhi segala kewajiban kamu. Kalau aku sudah jelas. Aku terikat kontrak dengan ratu iblis dalam pernikahan gaib. Jika aku melanggar menikah dengan manusia, ketika istriku hamil nanti anak kami akan dijadikan tumbal," Jelas Duan. Prapto tentu saja terkejut dengan pengakuan Duan.

"Hah, apa? Jadi, istri kamu hamil itu nantinya.. Astaga, Wan! Kamu lebih kejam ternyata. Kalau tahu seperti ini kenapa kamu harus membuat hamil istri kamu," ucap Prapto.

"Mau bagaimana lagi, To. Itulah resiko nikah dan lalu hamil," sahut Duan tampa rasa bersalah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!