Bab 10 Mencari Pesugihan

"Ini desa Pleret yang dimaksudkan, Mar!" ucap Prapto saat mereka berdua sudah sampai di desa Pleret. Desa yang dikenal angker dan banyak makhluk halus yang mencari orang-orang yang dijadikan budak. Termasuk orang-orang yang mencari pesugihan baik tuyul, maupun pesugihan lainnya. 

Antara Maryati dan Prapto sudah sama-sama memutuskan untuk mencari pesugihan supaya kaya raya. Dan Duan membantu mereka menyelesaikan segala hutang-hutang mereka dan termasuk juga ikut memberikan ongkos pada mereka untuk pergi ke desa Pleret untuk bertemu dengan sang dukun Ki Ageng Praja. Tentu saja semua karena Prapto telah membantu mencarikan gadis perawan yang tidak lain adalah adik iparnya sendiri yaitu Koniyah. Di mana saat di desa pleret itu mereka akan menjumpai juru kuncen. Pria tua itulah yang akan membantu menghubungkan mereka dengan dunia iblis untuk membantu mereka menyelesaikan urusannya.

Prapto dan istrinya berangkat ke desa itu dengan naik bus. Saat memasuki desa itu mereka naik angkutan desa sebagai alat transportasi masuk dari kota ke desa itu. Saat masuk ke desa itu, keduanya sangat beruntung. Sebuah angkutan kosong berhenti di depan mereka saat Prapto dan Maryati menunggu alat transportasi itu. Namun keanehan telah terjadi. Di mana sang sopir angkot sejak tadi diam membisu. Bahkan tanpa suara dan bertanya pada Prapto maupun Maryati tentang tujuan mereka hendak berhenti di mana.

"Mas, sopir nya kok sejak tadi diam saja yah mas?" bisik Maryati pada suaminya. Benar, sang sopir angkutan itu pandangan matanya  hanya tertuju pada depan. Bahkan tanpa sepatahpun kata yang keluar dari mulut pria itu. Wajahnya pucat berbeda dengan wajah Maryati dan Prapto. 

Prapto sebenarnya ikut merasakan kejanggalan itu. Namun mengingat istrinya sebenarnya sangat penakut, Prapto tidak mengutarakan nya pada Maryati. Prapto takut jika istrinya itu justru semakin takut. Jelas, Prapto sudah mulai hapal tempat-tempat mana yang angker. Di mana di sana selalu ada penampakan dan sesuatu yang ganjil terlihat mata. Dan sang sopir itu terlihat aneh saat mulai melintas ke perbatasan antara kota dan desa Pleret.

"Tenanglah Maryati! Pokoknya jika kamu melihat keanehan yang terjadi, kamu lebih baik diam saja. Jangan terlalu ribut. Yang penting kita selamat sampai tujuan dan tujuan kita mencari pesugihan tercapai. Masalah nya tidak semua makhluk halus maupun iblis itu mau menjadi budak kita. Lebih tepatnya mereka tidak menghendaki tuan baru yang mana mereka akan membantu urusan dunia kita," jelas Prapto dengan suara pelan. Maryati manggut-manggut mendengar penjelasan dari suaminya.

Sementara itu Ki Ageng Praja yang saat ini berada di gubuk nya merasakan aura manusia yang begitu kental mendatangi kediaman nya. Senyum seringai di wajahnya tercipta dari kedua sudut bibirnya.

"Hem, sepertinya akan ada anak manusia ingin  mencari pesugihan. Baiklah! Aku akan membantu dari sekarang menyiapkan sesajennya untuk menghubungkan makhluk lain yang mau dijadikan budak oleh manusia itu," gumam Ki Ageng Praja seraya berjalan ke belakang rumah. Pria yang berusia lebih dari lima puluh tahun itu, kini sibuk menyiapkan sesajen lengkap dengan kemenyan. Ki Ageng Praja dikenal oleh orang-orang sekitar bisa mengobati penyakit baik penyakit medis maupun penyakit lantaran dibikin seseorang. Tentu saja dengan pendekatan supranatural dan tradisional. 

Sementara itu Prapto dan Maryati masih di dalam mobil angkutan dalam suasana hening karena keduanya sama-sama diam. Di kanan kiri jalanan sudah sepi karena suasana semakin gelap. Sesekali ada mobil melintas ke arah berlawanan dengan mobil mereka. Lagi-lagi Maryati menggenggam tangan suaminya karena rasa takutnya. Prapto jelas sangat tahu kalau istrinya dalam ketakutan. Tangannya dingin dan semakin dingin ketika mobil angkutan itu melintasi sebuah tempat pemakaman umum.

Bau kantil dan melati menyeruak menusuk hidung. Tiba-tiba bulu kuduk Prapto berdiri saat netra nya menangkap satu bayangan manusia berjenis kelamin wanita dengan mengenakan kebaya. Wanita itu melambaikan tangannya dari kejauhan menghentikan mobil. angkutan itu. Sang sopir angkot dengan mendadak menghentikan mobil nya. Dengan cepat dan tanpa mengeluarkan suara dari mulut nya wanita itu masuk ke dalam mobil angkutan. Tatapan matanya kosong seperti sang sopir. Maryati dibuat gemetaran dengan wanita yang membawa aroma wangi. Maryati dengan nekat melihat bagian kedua kaki sang wanita itu. Apakah telapak kakinya menyentuh ke dasar mobil angkot yang ditumpangi nya. 

Maryati dan Prapto saling berpandangan. Keduanya dalam pikiran masing-masing menduga-duga. Wanita dengan pakaian kebaya itusekarang duduk di sebelah sang sopir angkutan setelah tangannya menyentuh pundak sang sopir angkot. Seperti nya itu bahasa isyarat di mana wanita itu menyuruh sang sopir untuk berhenti. Dan ternyata wanita yang berpakaian kebaya itu ingin pindah tempat duduknya di dekat sang sopir. Tidak ada kata yang keluar dari mulut wanita itu selain tatapan matanya tajam sempat menoleh ke arah Prapto dan Maryati.

"Mas!" gumam Maryati seraya memegang kuat tangan suaminya.

"Tenang, sayang! Sebentar lagi kita akan sampai di rumah sang dukun itu," Prapto lagi-lagi menenangkan istrinya.

Tekad mereka sudah bulat untuk merubah nasib. Segala jalan akan mereka hadapi dan tempuh untuk mewujudkan mimpi mereka menjadi kaya.

*****

Sementara itu di tempat lain, Koniyah menikmati kebersamaan nya bersama Duan. Duan mengajak jalan Koniyah di restoran mewah. Dia berusaha menjerat Koniyah dengan tipu muslihat nya. Setelah itu barulah Duan mengajak Koniyah ke suatu rumah yang dijadikan tempat pemujaan dengan ratu iblisnya. Rumah itu sengaja dibuat untuk ritual pesugihan nya. Tentu saja supaya istrinya tidak mengetahui bahwasannya dirinya telah terikat perkawinan dengan bangsa jin dan hal itulah yang menyebabkan dirinya sukses segala usaha-usaha bisnisnya dan kaya raya serta banyak memiliki batang emas mulia. 

Duan mengajak Koniyah masuk ke dalam kamar. Di mana kamar itu lah yang akan dijadikan ritual persembahan dan pertemuan antara ratu iblis. Duan harus memenuhi segala keinginan ratu iblis. Termasuk melayani napsu dari ratu iblis itu yang stamina nya melebihi manusia. Apalagi setelah meminum darah perawan, ratu iblis itu akan menjadi muda dan bertambah bergairah. 

Duan mengunci pintu kamar itu setelah Koniyah ikut masuk ke dalamnya. Koniyah berpikir bahwasanya Duan akan mengajak kegiatan mesum. Namun saat melihat ruangan kamar itu yang pencahayaan nya minim, ditambah dengan bau kemenyan serta bunga-bunga, Koniyah menyipit bola matanya. Setelahnya Koniyah menatap Duan dengan tatapan penuh tanya. 

"Ini tempat apa, mas? Kok bau-bau mistis sih, mas!" tanya Koniyah pada Duan. Duan menarik lengan Koniyah dan mengajaknya mendekati tempat tidur. Tanpa protes, Koniyah mengikutinya. 

"Berbaringlah, Koni! Sebentar lagi kamu akan mengetahui nya," ucap Duan dengan lemah lembut. Tanpa menaruh curiga sedikitpun, Koniyah mengikuti apa kata Duan. Gadis itu benar-benar telah dibutakan oleh perasaan cinta nya pada Duan. Sehingga tidak bisa berpikir dengan  jernih. 

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!