Suara alarm ponsel Evan berdering nyaring membangunkan Narda dari tidurnya. Narda melihat dua orang yang tadi malam ia nantikan kini memeluknya.
Narda tak banyak bergerak karena saat ini seluruh tubuhnya terasa pegal dan sedikit nyeri belum lagi kepalanya juga pusing. Narda melihat Evan yang terlihat begitu lelah dan Andrean yang juga sama lelahnya, Narda meraih posel Evan dan mematikan alarm itu.
Evan membuka matanya dan menatap Narda yang masih ada didalam pelukannya.
"Bagaimana keadaan mu?" Tanya Evan sembari memeriksa suhu tubuh Narda dengan tangnnya.
"Adek gak apapa kok kak..." Sahut Narda sembari memiringkan tubuhnya menghadap Evan.
"adek tidak boleh tidur dilantai lagi ya, lantai itu kotor banyak kumannya lagian dilantai itu dingin dek lihat sekarang adek jadi sakit" Evan mengomeli Narda tapi adik kecilnya itu malah terkekeh sembari memeluk dirinya.
Andrean terbangun dan melihat kedua adiknya sesaat dia terdiam lalu mengusap surai rambut Narda. Menyadari itu Narda berbalik memiringkan tubuhnya pada Andrean dan memeluknya.
"sedang sakit tapi masih bisa begitu lincah hm" Andrean mencubit hidung Narda gemas.
Ponsel Andrean berdering pria itu langsung menjawabnya tapi dia tak mengucapkan apapun hanya mendengarkan orang diseberang sana berbicara. Narda tidak bisa mendengar apa yang orang itu katakan pada kakaknya tapi melihat dari ekspresi wajah Andrean Narda tau itu bukan hal yang bagus.
Setelah sambungan telpon itu terputus Andrean beranjak dari tempat tidur.
"Evan hari ini tidak usah ke rumah sakit, kau temani Narda dirumah aku dan papa akan selesaikan masalah ini" Andrean.
"Tapi kak bagaimana dengan para pasien? dan sebenarnya ada apa ini kak?" Tanya Evan bingung.
"Dokter bantuan sudah tiba... keadaan rumah sakit juga sudah terkendali, kau fokuslah pada Narda masalah ini akan jadi urusan ku" Sebelum berlalu pergi Andrean mencium kening kedua adiknya bergantian dan tersenyum.
Andrean masuk ke ruang kerja Jason untuk membicarakan masalah penyebab keracunan masal itu. Begitu Andrean masuk dia langsung meletakan beberapa barang diatas meja Jason.
"Apa ini?" Jason.
"Penyebab keracunan masal ini adalah tersebarnya produk makanan yang mengandung bahan berbahaya, dan hampir semua produk makanan itu diproduksi oleh perusahaan ortega" Andrean.
Mendengar itu Jason beranjak dari duduknya dan menatap keluar jendela ruang kerjanya. Perusahaan Ortega adalah perusahaan milik musuh lama Jason mereka tak pernah sekalipun akur terutama dalam hal berbisnis, mendengar itu Jason dapat melihat dengan jelas sebuah celah untuk menjatuhkan perusahaan Ortega dan mengambil alih kekuasaannya.
Jason dan Andrean tak ingin membuang waktu mereka bersiap untuk bertindak mengumpulkan semua bukti yang dapat semakin menyudutkan keluarga Ortega. Kegaduhan pun terjadi banyak orang berdemo didepan gedung perusahaan inti keluarga Ortega, orang orang meminta agar pihak Ortega bertanggung jawab dan menutup perusahaan mereka.
Sedangkan keluarga De Wilson mendapatkan banyak sorotan dan pujian karena memberikan bantuan alat medis dan obat obatan pada banyak rumah sakit. Keluarga De Wilson juga mendapatkan penghargaan dari pemerintah karena membantu polisi melakukan penyelidikan dalam kasus keracunan makanan ini.
Karina sebagai nyonya besar keluarga De Wilson juga menjadi sorotan karena menyantuni para keluarga yang berduka dengan datang langsung ke pemakaman keluarga yang menjadi korban dan memberikan banyak bantuan.
Banyak pujian diterima oleh keluarga De Wilson bahkan Jason dan Andrean mendapatkan banyak kolega kerja baru yang sangat menguntungkan bagi perusahaan mereka. Evan juga mendapatkan banyak pujian karena kemampuannya sebagai seorang dokter, Narda juga turut menjadi sorotan.
Narda anak bungsu keluarga De Wilson ikut menjadi sorotan karena keimutan dan kelucuannya. Narda juga sering terlihat ikut dengan Karina sang mama memberikan santunan pada para korban keracunan makanan dibanyak rumah sakit kota.
"Mama lihat adek ada diberita hehehe" Narda.
"Iya adek lucu banget ya pakai baju kuning nanti mama belikan lagi baju kuning okay?" karina mencium pipi gembul Narda lalu menggendongnya.
Hari demi hari berlalu dan keluarga Ortega pun jatuh bangkrut. sedangkan keluarga De Wilson kini menjadi sorota publik selain karena banyak bisnisnya yang berkembang pesat juga karena putra bungsu mereka yang begitu menggemaskan menarik banyak pasang mata tertuju pada bocah berusia tujuh tahun itu.
Hal itu memang membuat keluarga De Wilson bahagia tapi juga waspada karena banyak musuh keluarga mereka yang kini tau titik kelemahan keluarga De Wilson.
"Adek sini" Jason memanggil Narda dan berlutut didepannya untuk menyamakan tinggi badan mereka, meskipun nyatanya Jason tetap lebih tinggi dari Narda.
"Adek dengerin papa sayang... mulai sekarang adek harus selalu hati hati, adek tidak boleh menerima apapun dari orang asing dan adek juga tidak boleh pergi kemana pun tanpa mama, papa, atau kakak kakaknya adek" Jason menasehati sang anak.
Narda bisa merasakan kekhawatiran dari tatapan mata Jason. Narda tidak tau pasti apa yang membuat sang papa begitu khawatir tapi yang dia tau adalah dia harus menurut dengan nasehat papanya.
"iya papa... tapi adek masih bolehkan main om Rega?" Narda.
"Boleh sayang" Sahut Jason lembut kemudian memeluk Narda penuh kasih.
Karina kembali datang ke rumah sakit selain untuk menemui keluarga korban dan memberikan bantuan kali ini ia datang untuk mengantarkan makanan untuk Evan. Narda juga tidak mau ketinggalan dirinya memegang erat tangan Karina dan berjalan disamping sang mama.
Narda tak sengaja melihat ada seorang anak kecil seumuran dirinya sedang memakan sebuah permen. Narda terus memperhatikan anak itu dari jauh sembari menunggu Karina selesai dengan urusannya, tak lama setelah anak itu memakan permen tadi anak itu kejang kejang dan pingsan.
Keadaan seketika menjadi panik dan berisik Karina berbalik dan langsung menggendong Narda takut sang anak ditabrak oleh orang yang berlarian berusaha menolong anak itu.
"Mama tadi adek liat dia makan permen terus kejang kejang ma" Narda.
"Adek tenang ya jangan takut ada mama disini sayang" Karina memeluk Narda yang ada digendongannya.
"Erik bukannya semua produk dari perusahaan Ortega sudah ditarik dari pasaran?" Tanya Karina bingung kepada tangan kanannya.
"Benar nyonya tapi diperkirakan masih ada beberala yang diedarkan ditoko toko kecil, karena itu saat ini pihak kepolisian masih berusaha menyelesaikannya" Sahut Erik dengan penuh hormat.
"sudah hampir dua minggu lamanya tapi masalah ini belum juga selesai, kasihan anak anak yang menjadi korban..." Karina.
Narda tiba tiba dikejutkan oleh Evan yang langsung mengambil dirinya dari gendongan Karina tanpa mengatakan apapun. Narda sempat berteriak mengira dirinya akan diculik, namun saat dia melihat Evan yang menggendongnya Narda langsung diam.
"Adek jangan teriak teriak dirumah sakit" Evan
"Abisnya kakak tiba tiba narik adek dari mama, adek kira adek mau diculik" Sahut Narda kesal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Wirda Lubis
si narda lucu
2023-08-14
1
♠|♪Vivian_Olivia¥|( ̄ヘ ̄)♬
*Membuang waktu
2023-08-09
2