Mobil rombongan keluarga De Wilson berhenti didepan sebuah rumah yang terbilang sederhana. Rumah itu adalah rumah milik kepala desa sekaligus teman baik Jason dan Karina.
"Mama kita sudah sampai ya?" Narda.
"belum sayang... kita mampir dulu ke rumah teman lama mama untuk pamitan ya" sahut Karina yang kemudian turun dari mobil dengan Narda didalam gendongannya.
Sang pemilik rumah pun keluar untuk menemui rombongan De Wilson. mereka adalah sepasang suami istri yaitu pak Yanto dan bu Sri, mereka menatap keluarga De Wilson tajam.
"Kami datang untuk berpamitan" Jason.
"kenapa membawa anak itu kemari?!" ketus pak Yanto.
"Kami datang hanya untuk berpamitan, karena ku kira kita adalah teman baik tapi kenapa kau sama saja dengan mereka?! kau juga membenci Narda?" Jason.
"Dengar Jason! kita memang teman baik tapi itu sebelum kau mengadopsi anak haram itu!" Tegas pak Yanto sembari menunjuk Narda yang ada didalam gendongan Karina.
"Seperti itukah cara mu bicara pada anak anak?!" kesal Karina.
"Anak yang kalian adopsi itu adalah anak haram! Anak yang terlahir tanpa diharapkan!" Bu Sri ikut bersuara.
"Tapi kami mengharapkan hadirnya" Sahut Karina tegas.
"Jason jika kau tetap keras kepala ingin mengadopsi anak haram itu maka persahabatan kita selesai sampai disini" Pak Yanto.
"Baiklah jika itu mau mu, karena bagi ku Narda adalah anakku dan aku lebih memilih anakku dari pada diri mu" sahut Jason tegas.
Narda yang mendengar keributan itu menjadi takut dan mengeratkan pegangannya dileher Karina. Jason membawa keluarganya kembali ke mobil dan menuju bandara, sekilas ada kesedihan dihatinya karena harus memutuskan hubungan dengan sahabat yang sudah ia anggap seperti saudara.
Jason mengambil Narda dari gendongan Karina dan membawa Narda agar satu mobil dengannya. Sejak tadi Narda tidak bicara sedikit pun anak itu hanya diam didalam dekapan hangat sang papa.
"Adek kenapa diam saja? adek marah? atau lapar?" tanya Andrean bingung.
"Papa" Narda memanggil Jason yang tampak melamun.
"hm" Jason.
Narda memainkan kancing baju Jason dan terus memeluk botol dotnya sesekali dia akan memanggil sang papa dan kemudian diam. Andrean dan Jason juga saling diam hening dan sunyi itulah yang tergambar saat ini.
Saat mobil sudah sampai di bandara mereka hanya tinggal menunggu jadwal penerbangan mereka satu jam lagi. Narda yang tadinya hanya murung kini nampak berbinar mengagumi banyaknya pesawat yang berjajar rapi.
Karina dan Jason pergi sebentar untuk mengurus sesuatu jadi saat ini Narda dijaga oleh kedua kakaknya. Anak itu berlarian disekitar kedua kakaknya menunjuk ini dan itu, serta bertanya ini dan itu membuat Nadrean dan Evan sibuk hanya karena Narda.
"Kakak kenapa disini ramai sekali? apa mereka semua mau pulang juga sama kayak kita?" Narda.
"Mungkin" Sahut Andrean singkat.
"Kak Evan adek mau pipis" Ucap Narda malu malu.
Evan tersenyum dan menggendong Narda kemudian membawanya ke toilet. Setelah Narda selesai dengan urusan alamnya Evan membantu Narda membersihkan diri kemudian menggendongnya.
Saat Evan dan Narda keluar dari kamar mandi tiba tiba mereka diserang oleh orang tidak dikenal. Dua bodyguard yang menjaga Evan dan Narda sudah tewas ditempat, Evan melawan para penyerang itu dengan satu tangan sedangkan tangan kirinya masih menggendong adik kecilnya.
Saat kedua penyerang itu kalah beradu tembak mereka mulai menyerang dengan belati. Evan sedikit panik bukan karena takut tapi karena saat ini ada nyawa yang harus lebih ia pikirkan.
"Adek jangan banyak gerak, pegangan sama kakak" Evan mulai menyerang dengan satu tangan.
Gerakan tubuh Evan yang sangat cepat berhasil melumpuhkan kedua lawannya dia segera berlari kembali kepada Andrean.
"Ada apa?!" Andrean.
"Kami diserang! dimana mama dan papa?!" Evan masih berusaha menetralkan nafasnya.
"Ada apa ini?!" Jason datang bersama Karina dan para bodyguard mereka yang lainnya.
"Kami diserang saat keluar dari toilet dua bodyguard kami sudah tewas" sahut Evan menjelaskan.
"kalian baik baik saja?" Karina khawatir.
"Kami baik baik saja tapi ku rasa kita tidak bisa terlalu lama disini" Evan.
"Kakak..." cicit Narda didalam pelukan Evan.
Karina mengambil Narda dari gendongan Evan. Karina memeriksa tubuh putra kecilnya itu syukurlah anak itu sama sekali tidak terluka, Jason sangat marah dan menyuruh Rega untuk menyelidiki masalah ini.
"Mama tadi adek sama kakak diserang orang ditoilet... kakak peluk adek sambil pukulin orang orang itu, adek takut ma" Narda.
"jangan takut sayang, Narda aman sekarang" Karina.
Baru saja keadaan sedikit tenang mereka mendapatkan kabar buruk. Pihak bandara mengabarkan jika penerbangan mereka dibatalkan karena Captain pilot dan co pilot yang akan menerbangkan pesawat mereka tewas dibunuh.
Jason memutuskan untuk beristirahat terlebih dahulu dengan membawa keluarganya pergi ke hotel yang ada didekat bandara itu. Sementara itu Rega sibuk mencari petunjuk tentang insiden penyerangan itu.
Mereka makan siang bersama direstoran hotel, sembari dijaga ketat oleh para bodyguardnya. Narda nampak masih takut untuk berjalan jalan sendirian padahal Narda sangat ingin bermain disudut restoran yang memang ada area untuk bermain.
"Narda mau main ma" Ucap Narda kepada Karina.
"Boleh tapi jangan jauh jauh hm" Sahut Karina sembari tersenyum.
"Iya mama" Narda langsung turun dari pangkuan Karina dan berlari ke area bermain ditemani oleh lima orang bodyguard disisinya.
"siapa serangga itu?" Tanya Jason pada Rega yang baru saja sampai.
"Tuan mereka adalah suruhan si mata elang" sahut Rega.
"Mata Elang harus segera diatasi pa dia terlalu berbahaya kalau terus dibiarkan" Andrean.
"Kau uruslah serangga itu, pastikan masalah ini selesai hingga ke intinya" Jason.
"Baik pa" sahut Andrean dengan yakin.
"hati hati dengan si mata elang dia orang yang licik" Karina.
Andrean mengangguk tanda mengerti kemudia perhatian keluarga itu beralih pada Narda yang sibuk bermain. Tawa ceria Narda membuat suasana hati keluarga De Wilson yang kacau jadi membaik, Narda juga mengajak salah satu bodyguardnya untuk bermain ciluk ba.
Saat makanan datang Karina membawa Narda kembali ke pangkuannya dan menyuapi sang anak. Narda makan dengan baik meski beberapa kali dia merengek karena tidak suka dengan sayuran yang ada dimakanannya.
"mama mau dodot" ucap Narda dengan mulut yang masih terisi penuh.
"Nanti sayang, habiskan dulu makanannya" sahut Karina sembari mengelap mulut sang anak dengan tisu.
Setelah makan Narda minum air putih lalu kembali fokus pada mainan yang dia bawa dari rumah. Setelah tiga puluh menit barulah Karina mengizinkan Narda meminum susu dari dotnya.
"Mama nyam" Narda memanggil Karina dengan mulut yang masih sibuk dengan dotnya.
"iya sayang, adek bobok siang dulu ya" Karina membawa sang anak ke kamar yang sudah mereka pesan untuk menidurkannya.
Saat Narda sudah tidur Karina menidurkan sang anak diatas tempat tidur. Karina pun tak sengaja ikut tertidur disamping sang anak, hanya beberapa menit berlalu Narda kembali terbangun karen botol susunya yang sudah kosong.
Narda melihat sang mama yang sudah tidur lelap. Narda ingin membangunkan Karina untuk meminta susu tapi tidak tega ketika melihat wajah Karina yang terlihat sangat lelah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Novie Achadini
buruan narda gede jadi mafia jg trys ancurin tuh desa nya bumi hanguskan biar org2 desa jahat musnah
2025-01-10
0
Wirda Lubis
narda sudah bangun jangan keluar kamar bahaya
2023-08-14
2
♠|♪Vivian_Olivia¥|( ̄ヘ ̄)♬
anak baik 🥰
2023-08-07
4