Narda sibuk bermain tanah dan lumpur bajunya yang tadi bersih sekarang sudah sangat kotor. Saat ini Narda terlihat seperti sedang mandi lumpur bahkan rambutnya juga sangat kotor.
Melihat itu Evan dan Andrean hanya tertawa geli. Menatap malaikat kecil mereka yang begitu lucu dan menggemaskan.
"Kak jika ku perhatikan lagi Narda lumayan mirip dengan kita" Evan.
"Itu karena dia sudah ditakdirkan untuk menjadi anak keluarga De Wilson" Andrean.
Andrean mendekati Narda dan mengangkat tubuh mungil itu dari kubangan lumpur. Andrean membawa Narda untuk dimandikan, Evan juga masuk ke dalam mansion melihat sang papa yang sedang duduk diruang keluarga.
"Evan" Jason.
"Iya pa" Evan.
"Kemari" Jason memanggil Evan untuk duduk disampingnya. Evan menurut dan duduk disamping sang papa.
Jason memegang tangan Evan dengan lembut. Jangan heran karena inilah Jason, dia memang mafia kejam dan tidak punya hati dihadapan para musuhnya namun dia adalah sosok ayah yang penuh kasih sayang dihadapan anak anaknya.
"Papa mau tanya tentang rumah sakit kenapa kau tidak bilang jika disana ada banyak serangga pengkhianat?" Jason.
Evan terdiam sejenak awalnya dia tidak mau memberitau Jason tentang masalah ini. Tapi sekarang malah Jason tau dari anak buahnya, Evan mengira bisa mengatasi para pengkhianat itu sendirian tapi ternyata salah mereka terlalu banyak dan mereka bersatu untuk membunuh Evan.
Mendengar itu jelas Jason sangat marah dia langsung bertindak dengan mengirim orang orang yang ia percayai untuk menangkap para serangga pengkhianat itu.
"Maaf pa" Evan.
"Dengar nak mereka terlalu berbahaya papa tau kau ingin menangani masalah ini sendiri tapi mereka tidak selemah yang kau kira, dibelakang mereka ada banyak musuh yang tidak akan bisa kau lawan sendirian" Jason memberikan pengertian pada Evan.
"awalnya aku tidak mau mereka mengusik keluarga kita, jadi aku berusaha membuat masalah ini tak terlihat oleh papa
Tapi ternyata keputusan ku salah mereka diam diam menyerang ku. Sebenarnya aku tidak yakin pa tapi ku rasa para pengkhianat itu tidak hanya mengincar rumah sakit milik keluarga De Wilson saja" Evan.
Jason tersenyum dan mengangguk dia sudah lama tau tentang itu. Awalnya Jason berniat memberikan mereka pelajaran kecil dengan serangan diam diam ke rumah para pengkhianat itu.
Tapi beberapa hari lalu Jason mendapatkan kabar jika Evan diserang saat sedang memeriksa pasien. Lengan Evan terluka walau tidak parah tapi itu cukup menyulut emosi Jason.
"sudahlah mulai sekarang masalah ini serahkan pada papa, kau fokus saja pada pasien mu" Jason.
"Tapi aku harus tau semua perkembangannya untuk jaga jaga pa" Evan.
"Tentu saja papa akan memberitau mu nanti" Jason mengusap pucuk kepala anak tengahnya itu. Jason memegang lengan Evan yang terluka dan menatap mata sang anak.
"Masih sakit?" Jason.
"Sudah membaik pa jangan khawatir" sahut Evan lembut.
Para pengkhianat itu mengira mereka bisa merencanakan serangan kedua. Mereka tidak tau bahwa saat ini nyawa mereka sedang berada diujung tanduk karena sudah berani melukai anak keluarga De Wilson.
Narda sudah selesai mandi dan sedang bermain mobil mobilan dikamarnya. Andrean menghampiri Narda lalu menggendongnya membawa Narda ke ruang keluarga bertemu yang lainnya.
Andrean mendudukan Narda disofa ruang keluarga dan memberikannya sebuah cemilan agar anak itu tidak rewel.
"Tuan ada tamu" Rega.
"Siapa?" Jason.
"Serangga yang anda tunggu" Rega.
mendengar itu Jason tersenyum dan membawa Narda ke dalam pangkuannya. Rega dan beberapa anak buah kepercayaannya berdiri dibelakang keluarga De Wilson.
Tamu itupun memasuki ruangan keluarga De Wilson. Mereka adalah keluarga saudara tiri Jason yaitu Erika anak ayah Jason dengan pernikahan pertamanya, dan Albert suaminya.
Mereka juga datang bersama anak mereka yang satu seumuran dengan Andrean dan yang satu lagi berusia sekitar sepuluh tahunan. Mereka adalah keluarga penjilat sekaligus pengkhianat, dan mereka juga membantu penyerangan terhadap Evan beberapa hari lalu.
"Jason siapa itu?" Erika bertanya sembari menunjuk ke arah Narda yang sedang dipangkuan Jason.
"Anakku" sahut Jason dingin.
"Sejak kapan kau punya anak bungsu? apa kau menikah lagi? bukannya Karina sudah tidak bisa hamil setelah melahirkan Evan?" Erika.
Ucapan Erika sedikit menusuk hati Karina tapi tidak sampai membuat Karina hilang kendali.
"Bukan urusan kalian! katakan kenapa kau kemari?" Jason.
"Setidaknya izinkan kami duduk lebih dulu adik ipar" Ucap Albert ikut bicara membuat Jason ingin sekali merobek mulut mereka saat ini juga.
"Ini ruangan keluarga De Wilson" Andrean.
"Kami juga anggota keluarga De Wilson!" sahut Erika ketus.
"Kalian bukan anggota keluarga De Wilson karena tidak ada darah De Wilson pada diri kalian" Evan.
"Dasar anak anak tidak tau sopan santun! begini cara kalian bicara pada orang tua?!" Erika marah.
"Bukan anak anakku yang tidak sopan tapi kalian yang tidak tau diri" Karina.
Mendengar itu suasana hening sejenak Jason dan yang lainnya beranjak pergi ke ruang tamu. Narda tidak mengerti ada apa sebenarnya tapi dia bisa menebak jika keluarga itu tidak akan berakhir dengan baik.
"Papa mereka siapa?" Narda.
"Serangga beracun" Jason.
Mereka duduk diruang tamu dengan posisi Karina disamping Jason dan Narda dipangkuan Jason. sedangkan Andrean dan Evan duduk disofa disamping ayah mereka.
Erika dan keluarganya duduk disofa lain diruang tamu itu. Narda tidak suka dengan mereka karena terlihat jelas di mata Narda jika mereka bukan orang baik. Narda turun dari pangkuan Jason dan pindah duduk ditengah antara Andrean dan Evan.
"Kakak nanti habis makan malam bacain adek cerita ya?" Narda.
"boleh nanti akan kakak bacakan cerita untuk mu" Andrean.
"Sebagai keluarga mafia kalian terlalu memanjakannya!" kritik Albert.
Andrean hampir saja melemparkan pisau pada pria yang sedikit lebih tua dari ayahnya itu. Tapi Jason menahan putranya karena belum saatnya menghabisi Mereka.
"Katakan untuk apa kalian kesini?" Karina membuka suara.
"Beri kami uang satu miliar dolar" Erika berucap tanpa tau malu.
"tidak" sahut Jason singkat dan tenang.
"Kalau kalian tidak mau memberikan kami uang itu maka kami tidak segan segan menghancurkan rumah sakit keluarga De Wilson!
Oh iya bagaimana dengan tangan mu Evan apa sudah sembuh?" Erika berucap dengan penuh keberanian.
"Tidak perlu khawatir itu hanya luka kecil dan tidak akan berpengaruh apapun untuk kami" sahut Evan dengan tersenyum.
"Kami tidak akan memberikan uang kepada kalian sepeserpun, lagi pula rumah sakit itu dibangun oleh ayah ku dengan usahanya sendiri
Kalian sama sekali tidak berhak untuk mengancam kami! dasar manusia hina tidak tau malu!" Andrean.
"JAGA UCAPAN MU!" Jacob marah dan beranjak dari duduknya. Jacob adalah anak pertama Erika dan Albert.
"Jangan bentak kakakku!" Narda menatap Jacob dengan tatapan permusuhan dia tidak suka ada orang yang membentak kakaknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Li jiawei
Anjas 😎😎 kelas
2023-08-23
2
Wirda Lubis
narda pintar berani
2023-08-14
1
♠|♪Vivian_Olivia¥|( ̄ヘ ̄)♬
pintar , anak hebat 😍👍🏻
2023-08-08
5