Saat sedang bersantai bersama Narda tiba tiba terdengar suara tembakan dilantai dasar hotel. Andrean langsung beranjak dan membawa Narda didalam gendongannya, Karina dan Evan sudah berada dilantai dasar untuk menghadapi musuh.
Jason juga ada disana kali ini penyerangan yang dilakukan oleh musuh dalam skala yang cukup besar. Karena ada kurang lebih seribu orang yang menyerang, Jason tidak mau kalah dia terus menambah anak buahnya.
Pertarungan sengit terjadi suara tembakan bersahut sahutan, denting suara pedang yang saling beradu juga terdengar dimana mana. Narda sangat takut dia menangis didalam pelukan Andrean.
"Hua... Kakak hiks hiks kakak" Tangis ketakutan Narda tak dapat ditahan lagi.
Andrean bertarung dengan sengit sesekali setiap ada kesempatan dia akan memperbaiki posisi menggendongnya. Tiba tiba ada seorang musuh yang menyerang Andrean dengan pedang hampir saja Andrean tak bisa menghindar untungnya Karina datang dan menangkis pedang musuh dengan pedangnya.
Karina memang terlihat anggun tapi dia bukanlah wanita lemah. Mengingat dirinya adalah istri dari seorang mafia maka Karina juga tidak bisa menjadi wanita yang biasa biasa saja demi melindungi keluarganya.
"Adek?!" Andrean mengecek keadaan Narda untungnya anak itu baik baik saja.
Pertarungan tetap terjadi Rega berhasil menambah anak buahnya setelah menunggu mereka sekitar lima menit lamanya. Dalam pertarungan itu tidak ada satupun anggota keluarga De Wilson yang terluka mereka juga berhasil mengalahkan musuh meski dengan persiapan seadanya.
Narda yang sejak tadi menangis ketakutan beralih dari gendongan Andrean ke gendongan Karina. Wanita cantik itu menggendong sang anak ditangan kirinya dengan tangan kanan masih menodong leher musuh dengan pedangnya.
"Kalian menyerang keluarga De Wilson sungguh sangat berani" Ucap Karina yang kemudian memenggal kepala musuh itu tanpa ragu.
Narda tidak melihat itu karen ia menangis sembari menutup matanya. Anak itu sangat ketakutan sampai tidak lagi berani membuka mata.
"Tuan saya sudah mengetahui siapa dalang dari dua penyerangan ini" Rega.
"Siapa?!" Jason.
"Mata Elang" Sahut Rega tanpa ragu.
"Siapkan pasukan mari kita temui teman lama" Andrean memberikan perintah.
"Jika mata elang tidak dibereskan selamanya dia akan menjadi duri dalam daging" Evan.
"Evan kau jaga mama dan adik mu, kami akan bereskan serangga kecil ini" Jason.
"Mama..." Narda.
"Iya sayang mama disini nak" Karina memeluk sang anak yang berada didalam gendongannya, Karina memasukan kembali pedang miliknya dan memberikan pedang itu pada Rega untuk disimpan.
"Mama adek takut ma" cicit Narda didalam pelukan Karina.
"Adek jangan takut mama akan selalu melindungi adek" Karina membawa sang anak bersamanya.
Evan, Karina, dan Narda terpaksa harus pergi dari hotel itu dan untuk sementara waktu bersembunyi ditempat yang aman. Sedangkan Jason dan Andrean sudah berada dimansion Mata Elang untuk membalas dendam.
Mansion itu tidaklah sebesar dan semewah mansion De Wilson. Bahkan para bodyguard yang berjaga juga tidak sebanyak yang diperkirakan oleh Jason sebelumnya.
Jason dan Andrean membawa Sepuluh ribu orang dengan senjata lengkap mulai dari pistol dan juga pedang. Bahkan Jason dan Andrean sendiri membawa senjata rahasia buatan Evan, yaitu jarum beracun yang bisa membunuh musuh kurang dari lima detik.
Penyerangan dilakukan secara terang terangan dan mendadak. Mata Elang dan pasukannya tidak memiliki persiapan apapun karena dia memgira jika keluarga De Wilson telah berhasil dihabisi.
Jason ingat bagaimana Narda menangis ketakutan didalam gendongan Andrean saat tadi ia diserang. Tanpa ampun Jason memberikan perintah untuk menghabisi seluruh penghuni mansion itu.
Mata Elang dan keluarganya ditangkap dan tawan oleh Jason. mereka di ikat diruang tamu rumahnya sendiri, Mata Elang memiliki dua orang istri dan seorang anak yang baru berusia lima belas tahun.
Jason jelas sudah tau itu sejak lama jadi dia menghitung anggota keluarga mata elang setelah dirasa lengkap Jason memerintahkan anak buahnya untuk membakar mereka hidup hidup. Mansion itu dihancurkan oleh Jason menggunakan peledak berkekuatan tinggi, seluruh penghuninya pun tak ada yang selamat termasuk para maid.
Setelah urusan dengan serangga itu selesai Jason dan Andrean menyusul Narda dan yang lainnya.
"bajingan itu seharusnya kita habisi sejak dulu pa" Andrean.
"dulu dia masih berguna jadi papa kira akan bagus jika kita membiarkan dia hidup dan menjadikannya sebagai umpan, tapi dia malah berkhianat dan berani menyerang" kesal Jason.
"Jika tadi mama tidak melindungi kami mungkin aku dan Narda sudah tiada" Gerutu Andrean.
"Maaf ini salah papa terlambat dalam bertindak" Sesal Jason sembari memegang tangan Andrean.
Andrean juga memaafkan Jason lagi pula semua sudah berakhir dan mereka semua baik baik saja. Berita tentang hancurnya mansion Mata Elang tersebar diseluruh penjuru negeri.
Chanel tv Nasional, Chanel swasta, koran dan situs internet memberitakan tentang kasus itu. Jason tak mau ambil pusing dia lebih memilih fokus pada Narda yang saat ini demam karena Shock.
Evan bilang Narda hanya demam biasa tapi bagi Jason itu bukan hal biasa. Jason menggendong tubuh mungil Narda yang terbungkus selimut tebal karena anak itu terus menggigil kedinginan.
"Papa..." Narda menatap Jason dengan matanya yang sayu dan sedikit bengkak karena dia terus menangis.
"Iya sayang?" Jason.
"Adek takut pa, nanti mereka datang lagi" Narda.
"Tidak akan karena papa sudah membereskan mereka" Jason.
"Papa, mama, kak Ian, kak Evan" Narda menghitung anggota keluarganya menunjuk mereka satu persatu dengan jemarinya yang mungil.
"Adek tidur saja ya, istirahat biar cepat sembuh" Karina.
"Mama jangan jauh jauh, kakak juga" Sahut Narda lirih.
"tidurlah jangan banyak bicara nanti semakin sakit" Andrean.
"Kak Ian jangan pergi..." Narda memegang jas yang dikenakan Andrean mendekatkan sang kakak pada dirinya.
Andrean menggenggam tangan mungil itu lalu memasukannya kembali ke dalam selimut. Evan datang dan menempelkan plaster penurun panas didahi Narda.
"kak Evan kok ada dua?" Saat ini pandangan mata Narda berbayang dia seakan melihat ada dua Evan dihadapannya.
"Adek sayang kakak cuman ada satu kok, saat ini adek aja yang kecapean sekarang adek bobok ya" Sahut Evan dengan lembut.
Jason mencium pipi imut Narda dan menimang sang anak. Tak butuh waktu lama Narda akhirnya terlelap anak itu terlihat begitu nyenyak didalam dekapan sang papa, rasa aman, nyaman, dan hangat menyelimuti diri bocah cilik itu.
"Kalian semua istirahatlah besok kita harus kembali ke mansion" Jason.
"kita tidur disatu kamar saja jaga jaga jika Narda bangun dan menangis" Evan.
Mereka akhirnya setuju dan tidur disatu kamar yang sama. Narda beberapa kali terbangun karena merasa tidak enak diseluruh badannya, dia akan merengek bahkan menangis membuat mama, papa, dan kedua kakaknya menggendongnya bergantian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
♠|♪Vivian_Olivia¥|( ̄ヘ ̄)♬
jadi keinget yor forger di cerita spy x family 🤭
btw mangaaaaat 😘🥰😻🤩😍
2023-08-07
5