"Ku rasa anak anak keluarga De Wilson harus diajari sopan santun!" Albert.
"Kaulah yang seharusnya belajar sopan santun patua!" Andrean.
"Kalian hanya datang untuk memeras keluarga kami, padahal selama ini kami sudah berbaik hati membantu kalian! Kalian bahkan merencanakan pengkhianat dan berusaha membunuh anakku!
Ku rasa dengan semua kejahatan yang sudah kalian lakukan tidak ada lagi alasan untuk memaafkan kalian" Jason.
"Kau?!" Erika belum sempat melanjutkan ucapannya mereka sudah ditangkap oleh para bodyguard.
"AKU AKAN MENGADUKAN MU PADA AYAH!" Ancam Erika.
"Ayah sudah tau tentang semua ini bahkan ayah yang meminta aku untuk menghukum kalian, ayah bilang aku boleh menghabisi semuanya kecuali Daren" Sahut Jason sembari menunjuk ke anak bungsu Erika dan Albert.
"Apa?!" Albert.
"Kakek hanya menginginkan Daren karena dia bukan anak kandung kalian, Daren adalah anak yang kalian adopsi dan karena kakek begitu menyayangi Daren kalian menggunakannya untuk memeras kakek!
Dasar tidak tau malu!" Evan.
Jason memerintahkan Rega untuk melepaskan Daren dan mengantarkannya pada ayah Jason dan Erika yaitu Johan. Rega bergegas melaksanakan perintah tuannya.
Karina membawa Narda ke gendongannya dan pergi dari ruang tamu karena tidak ingin sang anak yang masih kecil melihat adegan kekerasan yang akan segera terjadi.
Jason menampar wajah Albert berulang kali dia juga menancapkan belati didada Albert tapi tidak mencabutnya. Membiarkan belati itu bersarang disana, Albert tak bisa berhenti berteriak kesakitan karena belati itu adalah belati beracun yang membuat seluruh tubuh Albert terasa seperti terbakar.
Erika berulang kali memohon agar Jason berhenti menyiksa suaminya hingga berlutut meminta maaf. Tapi Jason seakan tuli dia benar benar marah karena dirinya selama ini sudah berbaik hati pada mereka tapi yang harus Jason dapatkan malah pengkhianatan.
Jika saja saat itu Jason langsung menghabisi mereka mungkin masalah ini tak akan jadi rumit itulah yang dipikirkan Jason saat ini. Andrean mengikat Jacob ditiang dan menghajar pemuda itu habis habisan dia sangat marah pasalnya pemuda yang usianya tak berbeda jauh dengan dirinya itu tadi sudah membentak Evan adiknya.
"Aunty ku rasa perjalanan cerita jahat mu berakhir sampai disini" Evan.
Karina membawa Narda ke halaman belakang dan duduk disalah satu gazebo yang ada ditepi kolam renang. Karina memangku Narda dan membiarkan sang anak memainkan rambut panjangnya.
"Mama..." Narda.
"Hm?" Karina.
"kenapa kita kesini?" Narda.
"Biarkan papa dan kedua kakak mu melakukan tugas mereka kita disini saja, okay?" Karina.
Narda tidak begitu mengerti pun dia juga tak ingin mengerti. Narda meletakan kepalanya didada Karina dan memainkan rambut panjang sang mama dengan jemari kecilnya.
"adek lihat bulannya bagus kan?" Ucap Karina sembari menatap ke atas langit.
"Iya bagus sekali ma" Narda.
Karina mengusap lembut punggung kecil Narda dan mencium pucuk kepala sang anak. Narda memeluk Karina erat seakan tak ingin melepaskannya lagi.
Seumur hidup Narda hanya saat bersama keluarga De Wilson dia merasakan kehangatan dan juga cinta sebuah keluarga. Setiap saat sangat berharga bagi Narda, seperti saat ini dia tidak ingin memikirkan apapun kecuali kehangatan dari pelukan sosok seorang ibu yaitu Karina.
"Ma kalau nanti adek udah gede boleh gak adek tetep peluk mama?" Narda.
"Kapan pun adek ingin memeluk mama, selama mama masih hidup tentu saja boleh sayang" Karina.
"Mama harus selalu hidup, mama, papa, kak Ian, sama kak Evan harus selalu hidup untuk adek" Sahut Narda sembari mengeratkan pelukannya pada Karina.
"Mama juga berharap begitu nak, tapi mama tidak bisa berjanji sayang... yang terpenting untuk mama adalah kalian bertiga harus aman" Ucap Karina dalam hati dan membalas pelukan Narda.
Diruang tamu mansion keluarga De Wilson sudah sangat kacau. Ada darah dimana mana karena ulah Jason dan dua anak tertuanya, Andrean memenggal kepala Jacob, Jason menembak kepala Albert hingga hancur, dan Evan menusuk Erika beberapa kali hingga wanita itu tewas.
Setelah puas mengeksekusi serangga serangga itu mereka pergi ke kamar masing masing untuk membersihkan diri. sementara sisanya akan diselesaikan oleh para bodyguard dan juga maid.
Setelah selesai Jason menghampiri Karina dan Narda. Saat Narda melihat sosok Jason seketika Narda melepaskan pelukannya dari Karina dan berlari menghampiri sang papa, senyuman manis Narda membuat hati Jason terasa hangat.
"Papa tadi adek sama mama lihat bulan itu bulannya pa" Narda menunjuk ke arah langit yang terang karena sinar sang rembulan purnama.
Jason tersenyum dan menggendong Narda melihat itu Karina hanya tersenyum dan memperhatikan dari tempatnya duduk. Sudah sangat lama rasanya semenjak kematian Jevan senyuman itu tak tergambar diwajah seorang Jason.
Senyuman bahagia saat bersama permata hati keluarga De Wilson. Hadirnya Narda adalah suatu keajaiban yang tak pernah terpikirkan oleh keluarga De Wilson sebelumnya.
Andrean dan Evan juga menyusul untuk menemui si bungsu. Namun langkah keduanya terhenti saat melihat Jason dan Narda bermain kejar kejaran dibawah sinar bulan purnama, keduanya berdiri didepan pintu dan menatap nanar pemandangan indah itu.
"Papa sudah kembali..." Evan.
"Sudah terlalu lama papa terjebak didalam kesedihan karena kematian Jevan, kini papa sudah bisa bahagia karena kehadiran malaikat kecil itu" Andrean.
"Seandainya hari itu aku menemani Jevan dirumah mungkin kejadian itu tak akan pernah terjadi kak, itu semua salah ku" Evan kembali menyesali keputusannya yang menolak menemani Jevan dihari ulang tahun Jevan.
Andrean memeluk Evan untuk menenangkannya. Bukan hanya Evan tapi semua keluarga De Wilson berduka atas kematian Jevan bahkan Jason beberapa kali hampir bunuh diri, Karina depresi, Evan sakit sakitan, dan Andrean tidak bisa mengontrol emosinya.
Namun Karena Narda kini semuanya membaik memang mereka belum bisa melupakan kejadian itu. Namun perlahan luka dihati mereka mulai terobati.
"Kakak" Narda berlari ke arah Evan dan Andrean.
Dengan sigap Andrean menangkap tubuh mungil itu dan menggendongnya. Evan berbalik sebentar untuk menghapus air matanya sendiri lalu mencubit pipi menggemaskan Narda.
"Kakak lihat bulan purnamanya bagus kan?" Narda.
"Eum bagus sekali" Andrean.
"Kak Ian adek tadi lihat ada banyak sekali om bodyguard yang lari larian, mereka kenapa si kak?" Narda.
"Tidak apa apa sayang mereka hanya sedang berganti jam jaga, makanan sudah siap ayo kita makan malam dulu" Andrean.
"Tunggu! kakak turunin adek" Narda.
Andrean menuruti permintaan Narda menurunkannya perlahan. Setelahnya Narda berjalan menuju Karina dan memegang tangannya.
"Mama ayo makan, suapin adek ma" pinta Narda sembari mengayunkan tangan Karina ke kanan dan ke kiri.
"Ayo... anak mama harus makan yang banyak biar sehat" Sahut Karina yang kemudian membawa Narda ke dalam gendongannya.
Saat dimeja makan mereka mulai menyantap makanannya masing masing. Karina juga makan sembari menyuapi Narda, terlihat jelas bagaimana Karina begitu tulus mencintai Narda meskipun anak itu tak terlahir dari rahimnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Wirda Lubis
lanjut
2023-08-14
1
♠|♪Vivian_Olivia¥|( ̄ヘ ̄)♬
*Saat
mangaaaaat 😘🥰
2023-08-09
2