Mata menyaksikan hal yang membuat hati sakit. Telinga mendengarkan kata manis dan desahan cinta mereka. Mata ini terus saja menangis mengingat perselingkuhan terang terangan di depan matanya. Kamar itulah yang me jadi saksi bisu penghianatan itu.
"Hatiku menangis membayangkan kejamnya kalian padaku. Adakah rasa kasihan kalian padaku saat itu?" rintih Alice saat menyaksikan Andrew pergi sambil menggandeng mesra tangan Aerin.
Airmatanya terjatuh membasahi pipinya. Mengapa bisa sampai begitu terlukanya hati Alice? Jawabannya adalah Alice itu mudah tersentuh hatinya. Hatinya mudah jatuh cinta namun susah untuk move on dari sakit hati. Sejak awal ia memang tulus mencintai Andrew, namun saat ia mengetahui bahwa Andrew adalah salah satu pelaku utama yang merencanakan pembunuhan dengan membuat skenario kecelakaan tunggal pada dirinya.
Alice menyadari bahwa dirinya sempat terlalu mencintai Andrew sampai ia telah di tipu oleh Andrew. Alice meyakinkan dirinya untuk melupakan Andrew dan Aerin selamanya, namun rasa sakit hati yang teramat dalam membuatnya masih terngiang ngiang akan kejadian yamg hampir saja merenggut nyawanya. Ia tidak menyangka bahwa sahabat dan kekasihnya menginginkan kematiannya.
"Apa sih yang membuat kalian terobsesi menginginkan kematian ku?" gumam Alice sendiri di ruangan manager.
Kini ia harus bangkit dari kesedihan dan rasa kecewa itu. Ia harus bisa membuat hatinya lupa akan luka yang pedih ini. Tak semudah membalikkan telapak tangan, semua ini butuh proses panjang untuk bisa move on dari sakit hatinya.
Kemudian ia menghapus airmatanya dan mulai bekerja. Ia lebih memilih bekerja mengelola caffe miliknya dari pada larut dalam kesedihan. Ia memulai pekerjaannya dengan mencatat pengeluaran dan pemasukan uang yang ada di caffe itu.
Anak buahnya berjumlah 10 orang dengan penyaji makanan berjumlah 2 orang, pelayan caffe 5 orang dan di meja kasir 1 orang dan 2 lagi bertugas untuk mengantarkan makanan dan minuman.
Ia hanya ingin memajukan usahanya tanpa bantuan orang lain. Saat itu minuman yang terpopuler di cafe itu ialah minuman kopi ala korea dan beberapa cemilan ringan di caffe itu.
Caffe yang tak pernah sepi pengunjung. Selalu ramai di kunjungi orang. Sementara itu, saat di perjalanan Andrew dan Aerin inisiatif untuk membuat usaha yang sama namun beda nama dan brand nya.
Mereka pun mulai mencari lokasi yang bagus untuk usaha mereka. Andrew telah bersalah atas cinta palsunya selama ini. Andrew tak pernah jujur atas kepalsuan cintanya selama ini. Kini hati telah terlanjur mencintai Andrew, namun cinta itu bagai kan pungguk merindukan bulan. Bagaimana ini? melupakan cinta yang selama ini menghiasi hidupnya tak segampang membalikkan telapak tangan.
Alice terlihat masih bersedih atas kepergian cintanya dan Andrew lebih memilih Aerin daripada dirinya.
"Maafkan aku Andrew! Aku tidak bisa melanjutkan kontrak kerja sama kita. Karena kamu telah menipu ku mentah mentah dalam hal percintaan. Aku tak ingin kau menipu ku lagi di bidang usaha seperti kau menipu ku di bidang cinta" gumam Alice sambil memandangi kepergian Andrew bersama Aerin.
Menangisi kepergian Andrew memang terasa pahit baginya dan duka baginya, tetapi itu lebih baik dari pada mencintai sebelah pihak saja. Ia harus tegas pada hatinya. Dalam dunia percintaan jangan pernah mau lemah dan diam jika sudah di lukai dan di sakiti.
Kejam! Memang Andrew sangat kejam bukan cuma menipu nya dalam cinta. Andrew juga lelaki yang licik, dia telah berani mencuri surat kepemilikan Caffetaria untuk memilikinya dan menguasai Caffe itu.
Alice telah salah pilih kekasih hati. Ia telah melukai hatinya sendiri dengan mencintai lelaki jahat seperti Andrew. Lelaki itu tak pantas di cintai dan di sayangi. Apalagi Andrew telah bersalah atas perilakunya yang terang terang menjadi otak di balik kecelakaan tunggal yang di alaminya.
Andrew telah berbuat jahat dengan bercinta di kantornya di depan matanya bersama wanita lain. Wanita itu bukan dari kalangan orang lain, melainkan sahabat karibnya sendiri sejak SMA.
Makan sepiring berdua dengan Aerin. Semua telah mereka lalui bersama dalam suka dan duka, namun kini hanya karena suatu alasan yang tak jelas. Aerin kini telah jauh bertindak. Ia telah berani berbuat jahat bahkan ia telah membenci Alice dan menginginkan kematian Alice. Ada apa dengan Aerin? Selama ini ia tak tulus bersahabat dengan Alice.
"Musuh dalam selimut!" bentak Alice sambil menghentakkan tangan di atas meja.
Suara hentakan tangan di atas meja terdengan oleh anak buahnya di caffe itu. Anak buahnya pun mulai mengobrol dan membicarakan kejadian tadi ke sesama karyawan caffe di situ.
"Kasihan ya Bu Alice...di khianati oleh Pak Andrew! Padahal Bu Alice kurang baik apalagi coba," keluh salah satu karyawan di caffe itu.
"Iya, gue juga geram banget nih sama Mba Aerin! dia kan sahabat baik nya bu Alice. Seharusnya dia tidak bertindak sejahat itu dengan mengkhianati sahabatnya sendiri. Pengen gue penyet-penyet tuh Mba Aerin seperti Ayam penyet di siram sambel!" sahut Nies karyawati caffe itu.
"Gue tahu sih bagaimana perasaan bu alice saat ini! Nggak nyaman rasanya sakit hati dan kecewa yang terlalu dalam akibat penghianatan dari orang terdekatnya! serasa pengen teriak sekerasnya!" ucap salah satu karyawati caffe.
"Udah-udah..kita lanjutin lagi kerjanya! Ngobrol aja! Kita biarkan saja bu Alice sendirian dulu di kantornya," ujar Nies.
Lalu karyawan dan karyawati itupun kembali bekerja seperti biasanya. Mereka memiliki sifat simpatik pada Alice.
Alive pun mulai kepikiran dengan Ye joon. Alice mulai merindukan Ye joon.
"Andai saja ada Ye joon di sini..tentunya dia selalu mehiburku dan selalu ingin membuatku tersenyum. Bagaimana kah kabarnya?" gumam Alice dalam hati.
Ia sangat merindukan Ye joon.Ia ingin meminjam bahu Ye joon untuk menangis di sana. Hanya Ye joon lah yang menemaninya sekarang. Tak ada yang membuatnya merindukan seseorang selain Ye joon.
"Ye joon...aku sangat merindukanmu. Bagaimana kah kabarmu di sana? Aku benar-benar merindukanmu Ye joon." rintih Alice.
Alice tak menyadari bahwa Mustika putih yang di telannya waktu itu adalah penghubung dirinya kepada Ye joon. Ye joon bisa merasakan apa yang di rasakan Alice saat ini. Saat ini Ye joon merasakan Alice sangat sedih, dan membutuhkan dirinya di sana. Namun ia tidak bisa berjumpa dengan Alice karena saat ini ia masih di hukum di lembah kehancuran.
"Inilah..aku si hati yang berselimut luka. Akulah hati yang terluka akibat kepalsuan cinta dan penghianatan Kekasih dan sahabatku! Akulah korban keegoisan mereka! Hati ini pecah akibat pedihnya luka yang di berikan mereka secara terang terangan." ucap Alice berdiri di dekat jendela kaca sambil melipat kedua tangannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments